K3 RUMAH SAKIT and SIAGA BENCANA
K3 RUMAH SAKIT and SIAGA BENCANA
continuous
Peningkatan
Penetapan
Berkelanjutan
improvement Kebijakan K3
dan menjamin
Peninjauan
Peninjauan Ulang Komitmen
& Peningkatan
Ulang&
Peningkatan
SMK3 oleh
Manajemen
oleh manajemen
Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
1. Komitmen & Kebijakan K3 RS
ts@utps-k3
PEMBENTUKAN TIM K3
Berbentuk Surat Keputusan Kepala RS, meliputi :
Susunan organisasi
SMART
Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Timely
SMART
• Tujuan yang Anda tetapkan harus jelas dan spesifik. Jelas
Specific akan membantu menguraikan apa yang akan Anda
lakukan, sedangkan spesifik akan membuat segala upaya
Anda fokus pada target yang akan dicapai
8 dll
Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Pekerja yang
No Bahaya Potensial Lokasi
paling beresiko
BIOLOGIK : Ruang Petugas medis
Virus,jamur ,parasit ,HIV /AIDs pemeriksaan dokter/dokter gigi,
rubeola (campak) ,rubella (campak Ruang perawatan, perawat, petugas
jerman),herperviruses (herpes Ruang OK, Ruang lab, Petugas
simplek),varicella (cacar air/ herpes Bersalin,Ruang Kebersihan,
zoster),cytomegalovirus Pemeriksaan/Oper petugas
(CMV),Mycobacterium tuberculosis asi Gigi,Kamar pengumpul
(TBC) mayat, Tempat sampah, Petugas
pembuangan kamar
limbah, mayat,petugas
bangsal,laundry sanitasi, Petugas
laundry
Melalui :
Audit SMK3 RS
Kapasitas kerja
-Psikologi
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Pengendalian Faktor Risiko
Faktor Fisik :
Pengendalian yang sudah dilakukan antara lain:
penggunaan safety box limbah tajam,
kebijakan dilarang menutup kembali jarum bekas,
pemasangan keramik anti licin pada koridor dan
lantai yang miring,
pemasangan rambu “awas licin”,
pemasangan kaca film dan stiker pada dinding /
pintu kaca agar lebih kelihatan,
kebijakan penggunaan sabuk keselamatan pada
pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian lebih
dari 2 meter, dan lain-lain.
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya radiasi:
pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi,
pelatihan proteksi bahaya radiasi,
penyediaan APD radiasi,
pengecekan tingkat paparan radiasi secara
berkala dan
pemantauan paparan radiasi pada petugas
radiasi dengan personal dosimetri pada
patugas radiasi.
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya kebisingan:
substitusi peralatan dengan alat-alat baru
dengan ambang kebisingan yang lebih
rendah,
penggunaan pelindung telinga dan
pemantauan tingkat kebisingan secara
berkala oleh Instalasi Sanitasi Lingkungan
Rumah Sakit (ISLRS).
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya pencahayaan:
pemantauan tingkat pencahayaan secara
berkala oleh Instalasi Sanitasi Lingkungan
Rumah Sakit (ISLRS) dan hasil pemantauan
dilaporkan ke Direktur, Teknik dan Unit
K3 untuk tindak lanjut ruangan yang
tingkat pencahayaannya tidak memenuhi
persyaratan.
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya listrik:
kebijakan penggunaan peralatan listrik harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan harus dipasang oleh
bagian Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah Sakit
(IPSRS) atau orang yang kompeten.
Peralatan elektronik di RSUP dr Sardjito secara berkala
dilakukan maintenance oleh bagian IPSRS dan seluruh
peralatan yang layak pakai akan diberikan label layak pakai
berupa stiker warna hijau, sedangkan yang tidak layak pakai
akan diberikan stiker merah dan peralatan tersebut ditarik
oleh bagian IPSRS.
Unit K3 dan IPSRS secara berkala melakukan sosialisasi ke
seluruh satuan kerja tentang perilaku aman dalam
menggunakan listrik di rumah sakit.
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya akibat iklim kerja: resiko ini meliputi kondisi
temperatur dan kelembaban ruang kerja.
Pemantauan temperatur dan kelembaban dilakukan oleh ISLRS.
Acuan dari standar temperatur dan kelembaban mengacu pada
keputusan menteri kesehatan RI no 1402 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Masalah yang sering muncul adalah temperatur melebihi standar
seperti di Instalasi Binatu dan ruang produksi gizi, karena belum
memungkinkan untuk distandarkan pengendalian yang dilakukan
dengan pemberian minum yang cukup.
Masalah kelembaban yang tinggi beresiko terjadinya kolonisasi
kuman patogen sehingga meningkatkan angka infeksi baik bagi
pasien maupun bagi pekerja. Pengendalian secara teknis yg
dilakukan; Upaya yang dilakukan untuk menghambat kolonisasi
kuman terutama pada ruang perawatan pasien, ICU dan kamar
operasi harus dilakukan desinfeksi ruangan lebih sering dan
pemantauan angka kuman secara berkala.
Pengendalian Faktor Risiko
Bahaya biologi : resiko bahaya biologi yang paling banyak adalah
akibat kuman patogen dari pasien yang ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh, dropet dan udara.
Pengendalian resiko ini dilakukan oleh Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) akan tetapi termasuk dalam area
pemantauan Unit K3.
Resiko air borne dissease dikendalikan dengan rekayasa ruangan
tekanan negatif beserta peraturan administratif dan APD.
Resiko penularan melalui droplet dikendalikan dengan menyediakan
masker bagi petugas, pengantar pasien dan pasien yang batuk, serta
sosialisasi etika batuk oleh PPI.
Resiko blood borne dissease dikendalikasn dengan penggunaan alat-
alat single use beserta peraturan administratif dan APD.
Lanjutan pengendalian Bahaya biologi …………….
Ketua : pimpin
& koord
kegiatan org
Komunikasi rekomendasi
Peninjauan
Pada Direktur
Ulang&
Komunikasi pencegahan
KAK &Peningkatan
PAK pd pekerja,
pasien,
oleh pengunjung
manajemen Sekretaris :
pimpin & koord
kesekretariatan
Rumusan pemecahan
Masalah berdasar
Data &info berupa Anggota: laksanakan
Rekomendasi tugas org & rapat
Bahas masalah k3
Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan,
kerugian material dan penderitaan dari yang paling
ringan sampai kepada yang paling berat.
VIP Situation 0%
Infant Abduction 0%
Hostage Situation 0%
Civil Disturbance 0%
Labor Action 0%
Forensic Ac mission 0%
Bomb Threat 0%
1. Mitigasi (Mitigation)
Merupakan kajian awal yang dilakukan untuk
mengeliminasi / menurunkan derajat risiko jangka
panjang terhadap manusia / harta benda yang
diakibatkan bencana
2. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Merupakan kegiatan yang dilakukan lebih lanjut
berdasar hasil mitigasi yang mencakup
pengembangan kemampuan personil, penyiapan
prasarana, fasilitas & sistem bila terjadi kondisi
darurat atau bencana
3. Kesigapan (Response)
Merupakan kemampuan penanggulangan pada saat
terjadi darurat atau bencana yang terencana, cepat
dan tepat (SAR, pemadaman kebakaran, dll)
4. Pemulihan (Recovery)
Merupakan kegiatan jangka pendek untuk
memulihkan kebutuhan pokok minimun kehidupan
masyarakat yang terkena kondisi bencana dan
dalam waktu panjang mengembalikan
kehidupannya secara normal
D. Penyusunan Skenario Tanggap Darurat
dan Bencana
1. Pemberitahuan
2. Evakuasi
3. Penghitungan jumlah orang, peralatan,
berkas atau data yang dievakuasi
4. Penilaian keadaan darurat
5. Memindahkan korban darurat dan bencana
6. Kontak telepon awal dengan pihak luar
7. Penghentian sarana dan kegiatan tertentu
8. Membuat atau mendirikan
penghalang
9. Menyebarkan informasi kepada
penghuni RS
10. Membersihkan sisa-sisa bahan
yang digunakan untuk simulasi
11. Pekerja masuki gedung kembali
12. Pertemuan penutup (debriefing)
KESELAMATAN & KEAMANAN
PROGRAM DARURAT PROGRAM IDENTIFIKASI PROGRAM SIMULASI
2 3
1
1 2
PROGRAM
KESELAMATAN PROGRAM FIRE SAFETY PROGRAM SIMULASI
1 2 3
1 2
1 2 3