PKN Kelompok 4 XII MIA 2
PKN Kelompok 4 XII MIA 2
- Aisyah Nur .A
- Amelia Putri Dinamika Persatuan dan
- Deliana .A
- Hanif .N
Kesatuan Bangsa dalam Konteks
- Mikael E.W NKRI
- M. Agung .S
- M. Malik A
- Sharfina Zahra
- Shinta Kusuma
XII IPA 2
Materi
Pembahasan Hakikat Negara Kesatuan
01 Republik Indonesia
Perkembangan sistem
02 pemerintahan Indonesia
Gerakan-gerakan
03 separatis yang pernah
mengancam keutuhan
NKRI
1. Hakikat Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
Konsep Negara Kesatuan (unitarisme)
Menurut C.F. Strong dalam bukunya yang berjudul A History of Modern Political
Constitution, negara kesatuan adalah bentuk negara yang wewenang legislatif tertinggi
dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala
aspek pemerintahan.
Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yang pertama adalah Sentralisasi dimana
semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah menjalankan dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat, daerah tidak berwenang membuat peraturan-
peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya sendiri.
Yang kedua adalah Desentralisasi dimana daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri (otonomi). Untuk memenuhi aspirasi masyarakat daerah, terdapat
parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan
tertinggi.
Karakteristik Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh
wilayah nusantara agar menjadi negara yang besar dan kokoh dengan kekuasaan
negara yang bersifat sentralistik.
Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 25 A yang berbunyi ”Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.”
Pasukan DI/TII ini juga muncul di Jawa Tengah semenjak adanya Majelis Islam yang di
pimpin oleh seseorang bernama Amir Fatah. Amir Fatah adalah seorang komandan Laskar
Hizbullah yang berdiri pada tahun 1946, menggabungkan diri dengan pasukan TNI Battalion 52,
dan bertempat tinggal di Berebes, Tegal.
Pada bulan Oktober 1950 terjadi sebuah pemberontakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas
(KRyT) yang di pimpin oleh seorang mantan letnan dua TNI bernama Ibnu Hajar. Dia bersama
kelompok KRyT menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi DI/TII yang berada di
Jawa Barat.
Pemberontakan ini diseebabkan oleh status Aceh, yang semula menjabat sebagai Daerah
Istimewa, setelah operasi penyederhanaan wilayah, status Aceh pun berubah menjadi daerah
keresidenan yang di kuasai oleh provinsi Sumatera Utara. Kejadiaan ini sangat mengecewakan
Daud Beureuh (mantan gubernur Aceh), dan akhirnya Daud Beureuh membuat sebuah keputusan
yang bulat untuk bergabung dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang di pimpin oleh
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Pemberontakan ini diatasi oleh pemerintah dengan cara menggunakan kekuatan senjata
dan operasi militer dari TNI, Tentara Nasional Indonesia-pun memberikan pencerahan kepada
penduduk setempat untuk menghindari kesalah pahaman dan mengembalikan kepercayaan
kepada pemerintahan Republik Indonesia
Gerakan-gerakan separatis yang pernah
mengancam keutuhan NKRI
e. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII ini juga terjadi di Sulawesi Selatan yang di pimpin oleh Kahar
Muzakar, organisasi yang sudah di dirikan sejak tahun 1951 tersebut baru bisa di runtuhkan oleh
pemerintah pada Tahun 1965.
Pemerintahan Republik Indonesia mengadakan operasi penumpasan DI/TII ini bersama
anggota Tentara Republik Indonesia
Gerakan ini didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang akan
membawa mereka ke suasana aman dan tentram serta memerintah dengan adil dan bijaksana.
Tujuan gerakan APRA : untuk memepertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan
memiliki tentara sendiri pada negara bagian RIS.
Pembrontakan APRA berhasil ditumpas melalui operasi militer yang dilakukan oleh pasukan
siliwangi
Gerakan-gerakan separatis yang pernah
mengancam keutuhan NKRI
3. Andi Aziz di Makasar
Pemberontakan ini terjadi diawali dengan adanya demostrasi dari kelompok masyarakat
antu-federal dengan golongan yang mendukung terbentuknya negara federal pada bulan April
1950.
Upaya pemerintah : mengeluarkan perintah bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Aziz harus
melaporkan diri ke Jakarta dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pemerintah juga
mengirim pasuka untuk melalukan operasi militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E.
Kawilarang.