Dinamika Litosfer
Dinamika Litosfer
LITOSFER
GEOGRAFI SMA KELAS X
STRUKTUR LAPISAN
LITOSFER
Pengertian litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar berupa
batuan padat. Litosfer tersusun atas 2 lapisan, yakni kerak
dan selubung yang tebalnya sekitar 50-100 km. Litosfer
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
Secara umum tebal kerak bumi di bawah benua 20-
50 km, sedangkan di bawah samudra 10-12km. Meskupun
ketebalannya berbeda, kerak bumi masing-masing tersusun
atas lapisan yang sama yakni sial (silium dan aluminium)
serta lapisan sima (silium dan magnesium). Lapisan sial
berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan
sima berada di bagian bawah kerak bumi.
Lapisan yang berada paling luar dari kerak bumi
bersifat granitis sehingga disebut lapisan granitis. Hal itu
karena penyusun lapisan yang dominan berupa batuan
granit. Lapisan granitis sekitar 10 km namun tidak terdapat
di semua tempat.
Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang
bersifat basaltis sehingga disebut lapisan basaltis. Hal itu
karena materi penyusun lapisan yang dominan berupa
materi basalt bersifat basa. Basaltis tebalnya mencapai 50
km.
BATUAN PEMBENTUK
PERMUKAAN BUMI
PENGERTIAN
Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun
utama lapisann litosfer. Batuan terdiri atas campuran
antarmineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara
gembur atau padat.
Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu
batuan cair pijar dan bersuhu sangat tinggi yang terdapat di
bawah kerak bumi. Magma mengalami beberapa proses
perubahan sehingga menjadi batuan. Berdasarkan proses
pembentukannya batuan dibedakan menjadi 3 yakni batuan
beku, batuan sendimen, dan batuan metamorf.
1. Batuan Beku
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku. Memiliki ciri-ciri homogen
dan kompak, tidak ada pelapisan dan tidak mengandung fosil.
Batuan beku dibedakan menjadi 2 kelompok yakni :
a. Berdasarkan tempat pembekuan
Batuan Beku Dalam
Batuan Beku Korok (Gang)
Batuan Beku Luar
b. Berdasarkan mineral penyusun
Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan Beku Mineral Berat
A1. Batuan Beku Dalam
adalah batuan beku
yang terbentuknya jauh di
bawah permukaan bumi,
yaitu pada kedalaman 15-30
km. Karena tempat
pembentukannya dekat
dengan atenosfer,
pendinginan magmanya
Contoh batuan beku dalam adalah
sangat lambat sehingga Granit
menghasilkan batuan yang
besar-besar dengan tekstur
holokristalin, yaitu semua
komposisi batuan disusun
oleh kristal yang sempurna.
Ciri-ciri batuan beku dalam
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan
batuan beku luar.
b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang
gas.
A2. Batuan Beku Korok (Gang)
adalah batuan beku yang terbentuk di daerah
korok atau celah kerak bumi sebelum magma
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan
magma itu agak cepat sehingga membentuk batuan
yang mempunyai kristal-kristal kurang sempurna.
Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit
membeku di dalam sebuah gang akan membentuk
batuan beku yang disebut porfiri granit.
A3. Batuan Beku Luar
atau disebut batuan
lelahan adalah batuan
beku yang terbentuk di
permukaan bumi.
Contohnya riolit dan
basalt.
2. TEORI LAURASIA-GONDWANA
BY : Eduard Zuess & Frank B. Taylor
4. TEORI KONVEKSI
BY : Harry H. Hess
Gambar : Lipatan
Patahan (Fold)
Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan
yang kuat melampaui titik patah batuan dan berlangsung sangat
cepat. Daerah sepanjang patahan biasanya merupakan pusat
gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran.
Terdapat 3 jenis patahan yang khas akibat adanya gerakan
lempeng :
(1) Normal Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya
turun mengikuti arah gaya berat.
(2) Reserve Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya
naik berlawanan arah dengan gaya berat.
(3) Strike Slip Fault, yaitu patahan yang arah lempeng
batuannya horizontal dan berlawanan.
PATAHAN
Gambar : Patahan
Berbagai tipe patahan dapat menghasilkan bentuk
permukaan bumi sebagai berikut :
(1) Graben atau Slenk (tanah turun), yaitu suatu depresi yang
terbentuk antara dua patahan sehingga blok batuan yang
berada di tengah kedua patahan mengalami penurunan.
(2) Horst (tanah naik), yaitu jika bagian di antara dua patahan
mengalami pengangkatan lebih tinggi dari daerah
sekitarnya.
(3) Fault Scrap, yaitu dinding terjal (cliff) yang dihasilkan oleh
patahan dengan salah satu blok bergeser ke atas menjadi
lebih tinggi.
Plengkungan (Warping)
gerakan vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang semula horizontal menjadi
melengkung. Jika melengkung ke atas akan membentuk kubah
(dome), sedangkan jika melengkung ke bawah akan membentuk
cekungan (basin).
b. Tenaga Vulkanis
Merupakan suatu gejala atau akibat adanya aktivitas
magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan
bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa
benda padat, cair dan gas yang berada di kerak bumi. Ilmu yang
mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi.
Terdapat 2 gerakan magma yakni :
1) Intrusi Magma, adalah proses penerobosan magma melalui
rekahan-rekahan (retakan) dan celah pada lapisan batuan
pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke luar permukaan
bumi.
2) Ekstrusi Magma, adalah proses keluarnya magma ke
permukaan bumi. Ada 2 proses keluarnya magma yakni
meleleh dan mendesak.
Gambar : Gerakan intrusi dan ekstrusi
magma
Macam-macam Gunung Berapi
(Berdasarkan Bentuknya)
1) Gunung Api Strato : berbentuk kerucut yang terbentuk
karena materi letusan gunung api merupakan campuran
antara erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Letusan tersebut
terjadi berulangulang. Contoh : Gunung Merapi di Jawa
Tengah.
2) Gunung Api Maar : berbentuk seperti danau kecil yang
disebabkan oleh letusan yang bersifat eksplosif, namun tidak
terlalu kuat dan hanya terjadi sekali. Contoh : Gunung
Lamongan di Jawa Timur.
3) Gunung Api Perisai : berbentuk seperti perisai yang
disebabkan oleh letusan gunung api dengan bahan-bahan
yang dikeluarkan berupa lava yang sangat cair. Contoh :
Gunung api di Kepulauan Hawaii.
Macam-macam Gunung Berapi
(Berdasarkan Tipe Letusannya)
1) Tipe Hawaii : magma yang dikeluarkan sangat cair dengan
tekanan gas rendah berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contoh : Gunung Kilauea dan Mauna Loa di Kepulauan
Hawaii.
2) Tipe Vulkano : magma yang dikeluarkan kental dengan
tekanan gas sedang sampai tinggi, berasal dari dapur
magma yang dangkal sampai agak dalam. Contoh : Gunung
Bromo, Semeru (Indonesia) dan Gunung Etma (Italia).
3) Tipe Stromboli : erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif,
tetapi berlangsung lama. Sering terjadi letusan kecil dan
banyak mengeluarkan eflata. Contoh : Gunung Raung (Jawa
Timur) dan Gunung Vesuvius (Italia)
4) Tipe Perret : mempunyai ledakan yang sangat dahsyat
disertai material yang menyembur ke angksa karena tekanan
gas yang sangat tinggi. Contohnya : Gunung Krakatau di Selat
Sunda.
5) Tipe Merapi : magma kental dan mengalir secara perlahan
karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk
sumbat kawah. Contohnya : Gunung Merapi di Jawa Tengah.
6) Tipe St. Vincent : magma kental dengan tekanan gas sedang
berasal dari dapur magma yang dangkal. Contoh : Gunung
Kelud di Jawa Timur dan Gunung St. Vincent di Kepulauan
Antiles.
7) Tipe Pelee : magma kental dengan tekanan gas yang tinggi
berasal dari dapur magma yang dalam. Contoh : Gunung
Pelee di Amerika Tengah.
Gambar : Tipe-tipe letusan gunung api
c. Gempa Bumi
adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi
karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam
lapisan-lapisa bumi.
Gempa bumi merupakan aktivitas lempeng tektonik yang
sering terjadi. Jika semua goncangan, mulai dari yang lemah
sampai yang keras dihitung, gempa bumi terjadi sekitar sejuta
kali setiap tahun.
Apa Penyebab Terjadinya
Gempa?
1) Gempa Tektonis : yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit
bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun
pergeseran.
2) Gempa Vulkanis : yaitu gempa yang disebabkan oleh adanya
letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung
berapi.
3) Gempa Runtuhan : gempa yang disebabkan oleh adanya
longsoran massa batuan, misalnya dari lereng gunung atau
dari atas atau sisi gua, dan adanya tanah ambles.
2. Tenaga Eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar
bumi dan bersifat merusak. Tenaga Eksogen
terdiri atas pelapukan, erosi, pengangkutan
dan sedimentasi.
a. Pelapukan
merupakan proses perusakan dan
penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin,
dan organisme.
Macam-macam Pelapukan
1) Pelapukan Mekanik : merupakan proses penghancuran
batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa
mengubah susunan kimia batuan. Faktor penyebab
pelapukan mekanik yakni :
I. Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam.
II. Pembekuan air di dalam celah-celah batuan.
2) Pelapukan Kimiawi : merupakan proses penghancuran
massa batuan yang disertai perubahan struktur kimia
batuan.
3) Pelapukan Organik : merupakan proses penghancuran
massa batuan yang disebabkan oleh binatang dan
tumbuhan.
b. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses
terlepasnya partikel batuan secara alamiah
oleh tenaga pengangkut yang ada di
permukaan bumi, antara lain angin dan air.
Macam-macam Erosi
1) Erosi Aliran Permukaan : terjadi apabila intensitas dan atau
lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Maka, laju erosi
permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan turbulensi
aliran.
2) Erosi Angin : merupakan proses pengikisan batuan atau
tanah yang dilakukan oleh angin, disebut juga dengan
deflasi.
3) Erosi Gletser : disebut juga dengan erosi glasial, yakni erosi
yang terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak
menuruni lereng.
4) Erosi Air Laut : disebut juga dengan abrasi atau erosi
marine. Disebabkan oleh gelombang yang mampu mengikis
batuan yang ada di pantai, kemudian diendapka di sekitar
pantai tersebut.
c. Mass Wasting
Mass Wasting (tanah bergerak) adalah
perpindahan massa batuan tanah karena
pengaruh gaya berat. Proses terjadinya Mass
Wasting melalui tahapan pelepasan massa batuan
atau tanah dari batuan induknya, pemindahan
batuan yang terkikis (transportasi), dan
pengendapan (sedimentasi).
Bentuk-bentuk Mass Wasting
1) Tanah longsor (land slide).
2) Tanah amblas/ambruk (subsidence).
3) Tanah nendat (slumping) yakni proses longsoran tana yg
gerakannya terputus-putus sehingga hasilnya
memperlihatkan bentukan seperti teras.
4) Tanah mengalir (earth flow), yakni gerakan tana yang jenuh
air pada lereng-lereng yang landai.
5) Lumpur mengalir (mud flow), yakni sejenis tanah mengali
dengan kadar air yang tinggi.
6) Rayapan tanah (soil creep), yakni gerakan tanah yang sangat
lambat pada lereng yang landai.
d. Sedimentasi
2. Dataran Tinggi
merupakan bagian dari permukaan bumi dengan
ketinggian antara 500-1.500 meter di atas permukaan laut.
3. Bukit
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
seperti kubah dengan ketinggian antara 200-300 meter di
daerah sekitarnya.
4. Lembah
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
seperti cekungan yang umumnya terletak di antara dua
pegunungan atau gunung. Contoh : lembah Baliem di
Papua.
5. Gunung
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
kerucut atau kubah dan terdiri atas satu puncak dengan
ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut.
6. Pegunungan
merupakan rangkaian gunung yang bersambung.
Contoh : pegunungan Barisan di Sumatra dan pegunungan
Sudirman di Papua
PEDOSFER (LAPISAN TANAH)
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis
dan terletak di permukaan bumi paling atas. Tanah
merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan
induk(anorganik) yang bercampur dengan bahan
organik.
1. Terbentuknya Tanah
Komponen Penyusun Tanah :
1) Partikel mineral berupa bahan anorganik, yaitu hasil
perombakan bahanbahan batuan dan anorganik lain yang
terdapat di permukaan bumi.
2) Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan
binatang serta berbagai kotoran binatang.
3) Air
4) Udara
5) Jasad renik
a. Bahan Induk Tanah
Macam-macam batuan mineral yang menjadi bahan induk
pembentuk tanah :