Anda di halaman 1dari 82

DINAMIKA

LITOSFER
GEOGRAFI SMA KELAS X
STRUKTUR LAPISAN
LITOSFER
Pengertian litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar berupa
batuan padat. Litosfer tersusun atas 2 lapisan, yakni kerak
dan selubung yang tebalnya sekitar 50-100 km. Litosfer
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
Secara umum tebal kerak bumi di bawah benua 20-
50 km, sedangkan di bawah samudra 10-12km. Meskupun
ketebalannya berbeda, kerak bumi masing-masing tersusun
atas lapisan yang sama yakni sial (silium dan aluminium)
serta lapisan sima (silium dan magnesium). Lapisan sial
berada di bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan
sima berada di bagian bawah kerak bumi.
Lapisan yang berada paling luar dari kerak bumi
bersifat granitis sehingga disebut lapisan granitis. Hal itu
karena penyusun lapisan yang dominan berupa batuan
granit. Lapisan granitis sekitar 10 km namun tidak terdapat
di semua tempat.
Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang
bersifat basaltis sehingga disebut lapisan basaltis. Hal itu
karena materi penyusun lapisan yang dominan berupa
materi basalt bersifat basa. Basaltis tebalnya mencapai 50
km.
BATUAN PEMBENTUK
PERMUKAAN BUMI
PENGERTIAN
Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun
utama lapisann litosfer. Batuan terdiri atas campuran
antarmineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara
gembur atau padat.
Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu
batuan cair pijar dan bersuhu sangat tinggi yang terdapat di
bawah kerak bumi. Magma mengalami beberapa proses
perubahan sehingga menjadi batuan. Berdasarkan proses
pembentukannya batuan dibedakan menjadi 3 yakni batuan
beku, batuan sendimen, dan batuan metamorf.
1. Batuan Beku
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku. Memiliki ciri-ciri homogen
dan kompak, tidak ada pelapisan dan tidak mengandung fosil.
Batuan beku dibedakan menjadi 2 kelompok yakni :
a. Berdasarkan tempat pembekuan
 Batuan Beku Dalam
 Batuan Beku Korok (Gang)
 Batuan Beku Luar
b. Berdasarkan mineral penyusun
 Batuan Beku Mineral Ringan
 Batuan Beku Mineral Berat
A1. Batuan Beku Dalam
adalah batuan beku
yang terbentuknya jauh di
bawah permukaan bumi,
yaitu pada kedalaman 15-30
km. Karena tempat
pembentukannya dekat
dengan atenosfer,
pendinginan magmanya
Contoh batuan beku dalam adalah
sangat lambat sehingga Granit
menghasilkan batuan yang
besar-besar dengan tekstur
holokristalin, yaitu semua
komposisi batuan disusun
oleh kristal yang sempurna.
Ciri-ciri batuan beku dalam
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan
batuan beku luar.
b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang
gas.
A2. Batuan Beku Korok (Gang)
adalah batuan beku yang terbentuk di daerah
korok atau celah kerak bumi sebelum magma
sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan
magma itu agak cepat sehingga membentuk batuan
yang mempunyai kristal-kristal kurang sempurna.
Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit
membeku di dalam sebuah gang akan membentuk
batuan beku yang disebut porfiri granit.
A3. Batuan Beku Luar
atau disebut batuan
lelahan adalah batuan
beku yang terbentuk di
permukaan bumi.
Contohnya riolit dan
basalt.

Contoh batuan beku luar adalah


Basalt
B1. Batuan Beku Mineral Ringan
merupakan batuan beku yang
tersusun atas mineral-mineral ringan
biasanya berwarna terang, mudah pecah,
dan banyak mengandung silikat sehingga
termasuk batuan yang bersifat asam.
B2. Batuan Beku Mineral Berat
merupakan batuan yang tersusun atas
mineral-mineral berat biasanya berwarna
gelap, sukar pecah, dan kandungan
silikatnya sedikit sehingga terbasuk batuan
yang bersifat biasa.
2. Batuan Sedimen
adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses
pengendapan (sedimentasi). Proses pembentukan batuan
sedimen disebut diagnesis. Diagnesis merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahab bentuk
(transformasi) dari bahan deposit menjadi bahan endapan.
batuan sedimen dibedakan menjadi 3 kelompok, yaiut
menurut tenaga yang mengandapkan, tempat pengendapan,
dan cara pengendapan.
a. Menurut Tenaga yang Mengendapkan
Menurut tenaga yang mengendapkan, batuan sediben
dibedakan menjadi 3 yakni :
1) Batuan Sedimen Akuatis, yakni batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air
hujan.
2) Batuan Sedimen Aeolis (Aeris), yakni batuan sedimen yang
berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
3) Batuan Sedimen Glasial, yakni batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.
b. Menurut Tempat Pengendapan
Menurut tempat pengendapan, batuan sedminen
dibedakan menjadi 5 yakni :
1) Batuan Sedimen Teristris, yakni batuan sedimen yang
diendapkan di darat.
2) Batuan Sedimen Marine, yakni batuan sedimen yang
diendapkan di laut.
3) Batuan Sedimen Limnis, yakni batuan sedimen yang
diendapkan di danau.
4) Batuan Sedimen Fluvial, yakni batuan sedimen yang
diendapkan di sungai.
5) Batuan Sedimen Glasial, yakni batuan sedimen yang
diendapkan di daerah-daerah yang terdalat es/glester.
c. Menurut Cara Pengendapan
Menurut cara pengendapannya dibedakan menjadi 3
yakni :
1) Batuan Sedimen Mekanis, yakni batuan sedimen yang
diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contoh : kerikil atau pasir
2) Batuan Sedimen Kimiawi, yakni batuan sedimen yang
diendapkan secara kimia dan terjadi perubahan susunan
kimianya. Contoh : batu kapur
3) Batuan Sedimen Organik, yakni batuan sedimen yang
diendapkan melalui kegiatan organik. Contoh : terumbu
karang
3. Batuan Malihan (Metamorf)
adalah batuan yang telah mengalami perubahan,
baik secara fisik maupun secara kimiawi sehingga menjadi
berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor uamg
mempengaruhi proses perubahan batuan adalah suhu
yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yang lama.
batuan metamorf dibedakan menjadi 3 yakni
metamord kontak (metamorf termal), metamorf dinamo
(metamorf kinetik), dan metamorf pneumatolitis kontak.
a. Metamorf Kontak (Metamorf b. Metamorf Dinamo (Metamorf
Termal) Kinetis)
Adalah batuan yang berubah Adalah batuan yang berubah
karena pengaruh suhu yang karena pengaruh tekanan yang
sangat tinggi karena letaknya sangat tinggi, dalam waktu yang
disekitar magma. sangat lama, dan diasilkan dari
Contohnya : batolit, stock, proses pembentukan kulit bumi
lakolit, sill, dan dike. oleh endogen.
Contohnya : batu lumpur
(mudstone) menjadi batu tulis
(slate).
c. Metamorf Pneumatolitis
Kontak
Adalah batuan yang berubah
karena pengaruh gas-gas dari
magma.
Contohnya : kuarsa dengan gas
borium berubah menadi
turmalin (sejenis permata) dan
kurasa dengan gas florium
berubah menjadi topas
(permata berwarna kuning)
MEKANISME BATUAN DI
ALAM
1) Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi
kristalisasi membentuk batuan beku (batuan beku dalam,
gang, dan luar)
2) Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut
dalam bentuk larutan atau bukan larutan, kemudian
diendapkan sehingga terjadi proses sementasi membentuk
batuan sedimen.
3) Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi
batuan metamorf. Selanjutnya, batuan metamorf yang
mendekati atenosfer dapat berubah lagi menjadi magma
atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku lagi
dan seterusnya.
PERKEMBANGAN BENTUK
PERMUKAAN BUMI
TEORI BENTUK PERMUKAAN
BUMI
1. Teori Kontraksi
2. Teori Laurasia-Gondwana
3. Teori Apung Benua (Continental Drift Theory)
4. Teori Konveksi
5. Teori Pergeseran Dasar Laut
6. Tori Lempeng Tektonik
1. TEORI KONTRAKSI
BY : James Dana & Elie de Baumant

Mengemukakan bahwa kerak bumi mengalami


pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi
akibat konduksi panas. Pengerutan tersebut mengakibatkan
bumi menjadi tidak rata.

2. TEORI LAURASIA-GONDWANA
BY : Eduard Zuess & Frank B. Taylor

Mengemukakan bahwa pada mulanya terdapat 2 benua


di kedua kutub bumi. Benua tersebut diberi naka Laurentina
(Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua tersebut kemudian
bergerak perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah
membentuk benua-benua seperti sekarang.
3. TEORI APUNGAN BENUA
BY : Alfred Lothar Wenger

Mengemukakan bahwa di permukaan bumi pada awalnya terdapat


sebuah benua besar yang disebut pangea (dalam bahasa Yunani berarti
keseluruhan bumi), serta sebuah samudra bernama Panthalasa. Benua
tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat
mencapai posisi seperti sekarang.

4. TEORI KONVEKSI
BY : Harry H. Hess

Mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di


dalam lapisan atenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai
ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi merambat ke dalam kerak
bumi menyebabkan bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam
mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
5. TEORI PERGESERAN DASAR LAUT
BY : Robert Diesz
Mengemukakan bahwa makin jauh dari punggung dasar laut
umurnya makin tua. Hal ini berarti ada gerakan yang arahnya dari
punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah
East Pasific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pasific
Atlantic Ridge.

6. TEORI LEMPENG TEKTONIK


BY : Mc Kenzie & Robert Parker

Mengemukakan bahwa kerak bumi dan litosfer yang mengapung di


atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan.
Aliran konveksi keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya,
sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur
dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masknya materi tersebut
merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung
laut dan lulau vulkanis.
Macam-macam Lempeng
Utama di Permukaan Bumi
a. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan
daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
b. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah
bagian timur Lautan Atlantik, dan bagian barat Lautan
Hindia.
c. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di
Lautan Pasifik.
d. Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng
Lautan Hindia serta subkontinen India dan Australia bagian
barat.
e. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika
dan lempeng Lautan Antartika.
JENIS BATAS LEMPENG
TEKTONIK
a. Batas Konvergen (memusat), terjadi
tabrakan antar lempeng sehingga
salah satu lempeng tersebut
mengjujam ke bawah (subduction).
Oleh karena itu, bataas itu disebut
dengan batas subduksi. Adanya
subduksi antara lain dapat
menyebabkan terjadinya palung laut.
Pengunungan himalaya termasuk
dalam batas konvergen karena
merupakan hasil tabrakan 2 lempeng Gambar : Batas Konvergen
tektonik yang sangat besar yaitu
lempeng India-Australia dengan
lempeng Eurasia.
b. Batas Divergen (menyebar), terjadi karena lempeng-
lempeng bergerak saling menjauh (berlawanan). Pada batas
ini ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karena
naiknya materi dari astenosfer yang biasanya membentuk
punggung laut. Oleh karena itu, zona ini juga disebut batas
konstruktif.

Gambar : Batas Divergen


c. Batas Sesar Mendatar
Terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah
berlawanan. Pergeseran itu tidak menimbulkan penghilangan atau
pemunculan kerak bumi, tetapi di sepanjang daerah itu ditandai
adanya keretakan. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan
terjadinya gempa bumi dan pembentukan gunung.
TENAGA PENGUBAH BENTUK
PERMUKAAN BUMI
1. Tenaga Endogen
adalah tenaga yang berasak dari dalam bumi
dan bersifat membangun permukaan bumi.
Tenaga endogen terdiri atas tenaga tektonis,
vulkanis, dan gempa bumi.
a. Tenaga Tektonis
Merupakan tenaga dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya perubahan letak
lapisan permukaan bumi secara mendatar atau
vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya
hubungan batuan maupun tidak. Gerakan
tektonis dibedakan menjadi dua, yakni tektonis
epirogenesa dan tektonis orogenesa.
 TEKTONIS EPIROGENESA
adalah proses perubahan bentuk
daratan yang disebabkan oleh tenaga yang
lambat dari dalam dengan arah vertikal,
baik ke atas maupun ke bawah meliputi
wilayah yang luas. Gerakan epirogenesa ada
2 macam, yakni epirogenesa positif dan
epirogenesa negatif.
a) Epirogenesa positif adalah gerakan dengan arah ke bawah
menyababkan daratan naik. Penyebab gerakan itu adalah
tambahan beban, misalnya adalnya sedimen yang sangat
tebal di suatu lembah yang sangat luas di kulit bumi
(gosinklinal) atau karena tertutup glasial yang sangat tebal.
Contoh : Periode Pleistosen saat terjadi Zaman Es yang
meluas ke arah ekuator.
b) Epirogenesa negatif adalah gerakan dengan arah ke atas
menyebabkan naiknya permukaan daratan dan seolah-olah
permukaan laut menjadi turun. Penyebab gerakan itu adalah
pengurangan beban lapisan kerak bumi, misalnya lapisan es
yang mencair. Contohnya adalah Panti Stockholm yang naik
rata-rata 1m setiap 100 tahun.
 TEKTONIS OROGENESA
Merupakan pergerakan lempeng tektonis yang
sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Tektonik
orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau
pegunungan akibat adanya tabrakan lempeng benua,
tabrakan sesar bawah benua dengan lempeng samudra,
perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra
dengan benua.
 LIPATAN (Fault)
Struktur batuan akan mengalami pelipatan jika terkena suatu
tekanan yang lemah, tetapi berlangsung terus menerus dalam
waktu yang lama.
Bagian puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan bagian
lembah disebut sinklinal.
Terdapat 4 tipe pelipatan, yakni :
Lipatan Tegak
Lipatan Miring
Lipatan Menggantung
Lipatan Rebah
LIPATAN

Gambar : Lipatan
 Patahan (Fold)
Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan
yang kuat melampaui titik patah batuan dan berlangsung sangat
cepat. Daerah sepanjang patahan biasanya merupakan pusat
gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran.
Terdapat 3 jenis patahan yang khas akibat adanya gerakan
lempeng :
(1) Normal Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya
turun mengikuti arah gaya berat.
(2) Reserve Fault, yaitu patahan yang arah lempeng batuannya
naik berlawanan arah dengan gaya berat.
(3) Strike Slip Fault, yaitu patahan yang arah lempeng
batuannya horizontal dan berlawanan.
PATAHAN

Gambar : Patahan
Berbagai tipe patahan dapat menghasilkan bentuk
permukaan bumi sebagai berikut :
(1) Graben atau Slenk (tanah turun), yaitu suatu depresi yang
terbentuk antara dua patahan sehingga blok batuan yang
berada di tengah kedua patahan mengalami penurunan.
(2) Horst (tanah naik), yaitu jika bagian di antara dua patahan
mengalami pengangkatan lebih tinggi dari daerah
sekitarnya.
(3) Fault Scrap, yaitu dinding terjal (cliff) yang dihasilkan oleh
patahan dengan salah satu blok bergeser ke atas menjadi
lebih tinggi.

Gambar : Tipe Patahan


 Retakan (Joint)
retakan terjadi karena pengaruh gaya renggangan
sehingga batuan retak-retak, tetapi masih bersambung. Retakan
biasanya ditemukan pada batuan yang rapuh di daerah puncak
antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint.

 Plengkungan (Warping)
gerakan vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan
perubahan struktur lapisan yang semula horizontal menjadi
melengkung. Jika melengkung ke atas akan membentuk kubah
(dome), sedangkan jika melengkung ke bawah akan membentuk
cekungan (basin).
b. Tenaga Vulkanis
Merupakan suatu gejala atau akibat adanya aktivitas
magma di dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan
bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa
benda padat, cair dan gas yang berada di kerak bumi. Ilmu yang
mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi.
Terdapat 2 gerakan magma yakni :
1) Intrusi Magma, adalah proses penerobosan magma melalui
rekahan-rekahan (retakan) dan celah pada lapisan batuan
pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke luar permukaan
bumi.
2) Ekstrusi Magma, adalah proses keluarnya magma ke
permukaan bumi. Ada 2 proses keluarnya magma yakni
meleleh dan mendesak.
Gambar : Gerakan intrusi dan ekstrusi
magma
Macam-macam Gunung Berapi
(Berdasarkan Bentuknya)
1) Gunung Api Strato : berbentuk kerucut yang terbentuk
karena materi letusan gunung api merupakan campuran
antara erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Letusan tersebut
terjadi berulangulang. Contoh : Gunung Merapi di Jawa
Tengah.
2) Gunung Api Maar : berbentuk seperti danau kecil yang
disebabkan oleh letusan yang bersifat eksplosif, namun tidak
terlalu kuat dan hanya terjadi sekali. Contoh : Gunung
Lamongan di Jawa Timur.
3) Gunung Api Perisai : berbentuk seperti perisai yang
disebabkan oleh letusan gunung api dengan bahan-bahan
yang dikeluarkan berupa lava yang sangat cair. Contoh :
Gunung api di Kepulauan Hawaii.
Macam-macam Gunung Berapi
(Berdasarkan Tipe Letusannya)
1) Tipe Hawaii : magma yang dikeluarkan sangat cair dengan
tekanan gas rendah berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contoh : Gunung Kilauea dan Mauna Loa di Kepulauan
Hawaii.
2) Tipe Vulkano : magma yang dikeluarkan kental dengan
tekanan gas sedang sampai tinggi, berasal dari dapur
magma yang dangkal sampai agak dalam. Contoh : Gunung
Bromo, Semeru (Indonesia) dan Gunung Etma (Italia).
3) Tipe Stromboli : erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif,
tetapi berlangsung lama. Sering terjadi letusan kecil dan
banyak mengeluarkan eflata. Contoh : Gunung Raung (Jawa
Timur) dan Gunung Vesuvius (Italia)
4) Tipe Perret : mempunyai ledakan yang sangat dahsyat
disertai material yang menyembur ke angksa karena tekanan
gas yang sangat tinggi. Contohnya : Gunung Krakatau di Selat
Sunda.
5) Tipe Merapi : magma kental dan mengalir secara perlahan
karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk
sumbat kawah. Contohnya : Gunung Merapi di Jawa Tengah.
6) Tipe St. Vincent : magma kental dengan tekanan gas sedang
berasal dari dapur magma yang dangkal. Contoh : Gunung
Kelud di Jawa Timur dan Gunung St. Vincent di Kepulauan
Antiles.
7) Tipe Pelee : magma kental dengan tekanan gas yang tinggi
berasal dari dapur magma yang dalam. Contoh : Gunung
Pelee di Amerika Tengah.
Gambar : Tipe-tipe letusan gunung api
c. Gempa Bumi
adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi
karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam
lapisan-lapisa bumi.
Gempa bumi merupakan aktivitas lempeng tektonik yang
sering terjadi. Jika semua goncangan, mulai dari yang lemah
sampai yang keras dihitung, gempa bumi terjadi sekitar sejuta
kali setiap tahun.
Apa Penyebab Terjadinya
Gempa?
1) Gempa Tektonis : yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit
bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun
pergeseran.
2) Gempa Vulkanis : yaitu gempa yang disebabkan oleh adanya
letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung
berapi.
3) Gempa Runtuhan : gempa yang disebabkan oleh adanya
longsoran massa batuan, misalnya dari lereng gunung atau
dari atas atau sisi gua, dan adanya tanah ambles.
2. Tenaga Eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar
bumi dan bersifat merusak. Tenaga Eksogen
terdiri atas pelapukan, erosi, pengangkutan
dan sedimentasi.
a. Pelapukan
merupakan proses perusakan dan
penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh cuaca, angin,
dan organisme.
Macam-macam Pelapukan
1) Pelapukan Mekanik : merupakan proses penghancuran
batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa
mengubah susunan kimia batuan. Faktor penyebab
pelapukan mekanik yakni :
I. Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam.
II. Pembekuan air di dalam celah-celah batuan.
2) Pelapukan Kimiawi : merupakan proses penghancuran
massa batuan yang disertai perubahan struktur kimia
batuan.
3) Pelapukan Organik : merupakan proses penghancuran
massa batuan yang disebabkan oleh binatang dan
tumbuhan.
b. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses
terlepasnya partikel batuan secara alamiah
oleh tenaga pengangkut yang ada di
permukaan bumi, antara lain angin dan air.
Macam-macam Erosi
1) Erosi Aliran Permukaan : terjadi apabila intensitas dan atau
lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Maka, laju erosi
permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan turbulensi
aliran.
2) Erosi Angin : merupakan proses pengikisan batuan atau
tanah yang dilakukan oleh angin, disebut juga dengan
deflasi.
3) Erosi Gletser : disebut juga dengan erosi glasial, yakni erosi
yang terjadi akibat pengikisan massa es yang bergerak
menuruni lereng.
4) Erosi Air Laut : disebut juga dengan abrasi atau erosi
marine. Disebabkan oleh gelombang yang mampu mengikis
batuan yang ada di pantai, kemudian diendapka di sekitar
pantai tersebut.
c. Mass Wasting
Mass Wasting (tanah bergerak) adalah
perpindahan massa batuan tanah karena
pengaruh gaya berat. Proses terjadinya Mass
Wasting melalui tahapan pelepasan massa batuan
atau tanah dari batuan induknya, pemindahan
batuan yang terkikis (transportasi), dan
pengendapan (sedimentasi).
Bentuk-bentuk Mass Wasting
1) Tanah longsor (land slide).
2) Tanah amblas/ambruk (subsidence).
3) Tanah nendat (slumping) yakni proses longsoran tana yg
gerakannya terputus-putus sehingga hasilnya
memperlihatkan bentukan seperti teras.
4) Tanah mengalir (earth flow), yakni gerakan tana yang jenuh
air pada lereng-lereng yang landai.
5) Lumpur mengalir (mud flow), yakni sejenis tanah mengali
dengan kadar air yang tinggi.
6) Rayapan tanah (soil creep), yakni gerakan tanah yang sangat
lambat pada lereng yang landai.
d. Sedimentasi

adalah pengendapan material hasil


erosi karena kecepatan tenaga media
pengangkutnya berkurang (menjadi
lambat).
Macam-macam Sedimentasi
Macam-macam Sedimentasi :
1) Sedimentasi Fluvial : proses pengendapan materi-materi
yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk-
bentuk endapan Fluvial :
a) Delta : endapan di muara sungai, baik danau maupun laut.
b) Bantaran Sungai : daratan yang terdapat di tengah-tengah badan
sungai atau pada kelokan dalam sungai sebagai hasil
pengendapan.
2) Sedimentasi Aeolis : proses pengendapan materi-materi
yang dibawa atau diangkat oleh angin.
3) Sedimentasi Marine : pengendapan materi hasil abrasi di
sepanjang pantai. Bentuk sedimentasi Marine :
a) Gosong : timbunan pasir hasil pengikisan oleh air laut.
b) Tombolo : gosong yang menghubungkan pulau karang dengan
pulau utama.
BENTANG LAHAN
BERDASARKAN KETINGGIAN
1. Dataran Rendah
merupakan bagian permukaan bumi dengan
ketinggian 0500 meter di atas permukaan laut.

2. Dataran Tinggi
merupakan bagian dari permukaan bumi dengan
ketinggian antara 500-1.500 meter di atas permukaan laut.

3. Bukit
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
seperti kubah dengan ketinggian antara 200-300 meter di
daerah sekitarnya.
4. Lembah
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
seperti cekungan yang umumnya terletak di antara dua
pegunungan atau gunung. Contoh : lembah Baliem di
Papua.

5. Gunung
merupakan bagian permukaan bumi berbentuk
kerucut atau kubah dan terdiri atas satu puncak dengan
ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut.

6. Pegunungan
merupakan rangkaian gunung yang bersambung.
Contoh : pegunungan Barisan di Sumatra dan pegunungan
Sudirman di Papua
PEDOSFER (LAPISAN TANAH)
Tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis
dan terletak di permukaan bumi paling atas. Tanah
merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan
induk(anorganik) yang bercampur dengan bahan
organik.
1. Terbentuknya Tanah
Komponen Penyusun Tanah :
1) Partikel mineral berupa bahan anorganik, yaitu hasil
perombakan bahanbahan batuan dan anorganik lain yang
terdapat di permukaan bumi.
2) Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan
binatang serta berbagai kotoran binatang.
3) Air
4) Udara
5) Jasad renik
a. Bahan Induk Tanah
Macam-macam batuan mineral yang menjadi bahan induk
pembentuk tanah :

Batuan Mineral Baku meliputi granit, basalt, andesit, riolit,


dan diorit.
Batuan Mineral Bukan Baku meliputi endapan glasial dan
bahan loss.
b. Faktor-faktor yang Berperan
dalam Pembentukan Tanah
1) Matahari : merupakan sumber energi yang paling besar, tetapi
tidak semua energinya ditujukan ke bumi.
2) Air dan Udara : Air menjadi faktor yang melunakkan butiran-
butiran yang telah hancur oleh panas Matahari. Sedangkan Udara
berperan memindahkan debu-debu yang telah terbentuk dan juga
berperan dalam menggerakkan uap air di angkasa.
3) Bakteri : Terdiri dari Bakteri Heeterotrof dan Bakteri Autotrof.
4) Cendawan : berperan dalam proses pelapukan bahan induk tanah.
5) Protozoa : menambah kesuburan tanah melalui sisa-sisa tubuh
yang ditinggalkannya.
6) Serangga Tanah : melapukkan bahan-bahan organis,
meggemburkan tanah dan memperkaya kandungan bahan
organis.
7) Cacing Tanah : melapukkan dan menghancurkan bahan-bahan
organis dalam tanah, serta menyuburkan tanah.
c. Profil Tanah
adalah susunan tanah
berdasarkan lapisanlapisan
tertentu yang menunjukkan
tingkat kepadatan, ketebalan,
warna dan tekstur yang
berbeda-beda. Lapisan-lapisan
tanah tersebut dinamakan
horizon. Horizon tanah
merupakan penampang
melintang dari permukaan tanah
ingga ke bahan induk tanah.
Gambar : Profil Tanah Secara
Vertikal
1. Horizon O : Merupakan lapisan permukaan , terdapat
banyak akar tanaman dan jasad renik tanah. Lapisan ini
berwarna gelap dan kaya akan humus.
2. Horizon A : Merupakan zona eluviasi yang masih
mempunyai banyak humus. Lapisan ini warnanya keabu-
abuan dan lebih pucat. Warna pucat tersebut akibat
banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama air
hujan.
3. Horizon B : merupakan zona akumulasi yang sedikit sekali
lapisan humusnya. Disebut zona akumulasi karena lapisan ini
merupakan tempat diendapkannya sebagian mineral yang
hanyut dari horizon A.
4. Horizon C : merupakan zona terjadinya pelapukan bahan
induk tanah.
5. Horizon R : merupakan zona bahan induk tanah (padas asli).
2. Tanah di Indonesia
JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA :
1. Histosol (Gambut)
2. Alfisol (Mediteran)
3. Inceptisol (Tanah Muda)
4. Andosol (Vulkanis)
5. Antisol (Aluvial)
3. Kerusakan Tanah
Penyebab Kerusakan Tanah :
1) Hilangnya unsur hara dan bahan organik di daerah
perakaran.
2) Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasi)
3) Terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang
menjadi racun bagi tanaman.
4) Penjenuhan tanah oleh air (water logging).
a. Erosi Tanah
adalah proses pengikisan lapisan tanah oleh
tenanga air. Erosi dapat terjadi di mana saja,
terutama di daerah yang tidak memiliki vegetasi
sebagai penutup lahan.
Macam-macam Erosi Tanah :
a) Erosi Percik (Splash Erosion)
b) Erosi Lembar (Sheet Erosion)
c) Erosi Alur (Rill Erosion)
d) Erosi Parit (Gully Erosion)
 Erosi Percik (Splash Erosion)

adalah proses pengikisan tanah yang terjadi


akibat adanya percikan air hujan. Percikan tersebut
menyebabkan partikel-partikel tanah menjadi
hancur dan kemudian diendapkan di tempat lain.
 Erosi Lembar (Sheet Erosion)
adalah proses pengikisan lapisan tanah paling atas dan
tipis sehingga ketebalan tanahnya berkurang.
Ciri Erosi Lembar :
(1) Air yang mengalir di permukaan tanah berwarna keruh
(kuning kecoklatan) karena banyak mengandung partikel
tanah.
(2) Warna tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih pucat
(terang).
(3) Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah.
(4) Kesuburan tanah berkurang karena banyak unsur hara yang
hilang.
 Erosi Alur (Rill Erosion)

Ciri-ciri terjadinya erosi alur :

Pengikisan membentuk alur-alur yang amat jelas denan


bentuk yang relatif harus di daerah-daerah berlereng dan
berkelok.
 Erosi Parit (Gully Erosion)

Erosi parit umumnya terjadi di daerah-


daerah berlereng terjal. Ciri-ciri erosi antara lain
lereng-lereng yang tererosi membentuk parit-parit
yang dalam dengan penampang seperti huruf V
atau U.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
erosi tanah
a) Iklim : faktor iklim (hujan)
b) Tanah : meliputi :
o Tekstur tanah : perbandingan antara jenis liat, lempung, dan pasir.
o Struktur tanah : susunan butir-butir tanah yang terdiri dari liat,
lempung, dan pasir.
o Infiltrasi tanah : proses masuknya atau meresapnya air ke dalam
tanah melalui permukaan tanah secara vertikal.
o Kandungan bahan organik : banyaknya bahan organik dan humus
sehingga menentukan struktur tanah dan daya tahan air tanah.
c) Topografi : bentuk kemiringan dan panjang lereng yang
dapat menentukan laju aliran air di permukaan.
d) Vegetasi : berfungsi menahan jatuhnya hujan langsung ke
tanah dan menahan kecepatan aliran permukaan.
e) Campur Tangan Manusia : kegiatan manusia yang kurang
bijaksana dalam mengolah hutan dan lahan.
b. Pengaruh Erosi Terhadap Kesuburan
Tanah
Ciri-ciri penurunan tingkat kesuburan tanah
antara lain :
1) Penghanyutan partikel tanah
2) Perubahan struktur tanah
3) Penurunan kapasitas infiltrasi
4) Perubahan profil tanah
5) Lenyapnya unsur hara
c. Mengurangi dan Mencegah Kerusakan
Tanah
1) Konservasi secara agronomis : adalah dengan
memanfaatkan vegetasi (tanaman) dan sisa tanaman
untuk mengurangi laju perusakan lapisan tanah paling
atas.
2) Konservasi secara mekanis : adalah tanah yang
prinsipnya berupaya mengurangi banyaknya tanah
yang hilang akibat erosi. Contohnya : pembuatan
guludan dan terasiring.
3) Konservasi secara kimiawi : dengan memanfaatkan
bahan-bahan kimia. Bertujuan untuk memperbaiki
kemantapan struktur tanah.
4. Degradasi Lahan
adalah menurunnyakualitas lahan sehingga
berpengaruh terhadap tingkat produktivitas lahan tersebut
yang menyebabkan lahan kritis. Lahan kritis adalah lahan
yang lelah mengalami kerusakan secara fisik, kimia dan
biologis atau laha tidak mempunyai nilai ekonomis.
Apa Dampak Negatif Erosi
pada Lahan?
1. Penurunan kesuburan tanah
Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang
subur dan menyisakan tanah pada lapisan bawah
yang tidak subur.
2. Menurunnya produktivitas
Hilangnya kesuburan lahan akibat erosi sangat
berpengaruh terhadap produktivitas lahan. Hal ini
terlihat jelas pada daerah-daerah yang mengalami
erosi berat.
--- SEKIAN ---

Anda mungkin juga menyukai