– Setelah melakukan praktikum modul ini kelompok kami memahami apa itu
osiloskop dan osilator serta prosedur atau cara mengkalibrasi kedua alat
tersebut kami juga memahami apa itu sgh,mengukur frekuensi dan amplitudo
getaran harmonik yang dihasilkan oleh osiloskop
– Nilai frekuensi dan amplitudo yang dihasilkan, jika nilai yang diberikan pada
osilator semakin besar maka nilai yang ditampilkan pada osiloskop juga semakin
besar.
Referensi
Superposisi Getaran Harmonik adalah penjumlahan dua atau lebih getaran harmonik
yang dapat menlintas ruang yang sama tanpa adanya ketertarikan antara gelombang-
gelombang.
Superposisi Gerk Harmonik Sejajar meiliki 2 jenis
1. Gelombang Pelayangan merupakan gelombang yang tercipta akibat superposisi
dari dua gelombang yang memiliki selisih yang kecil(masih dalam 1 orde).
2. Gelombang Kompleks merupakan gelombnag yang tercipta akibat superposisi
dari dua gelombang yang memiliki selisish frekuensi yang besar(berbeda orde).
Pengolahan Data
Analisis
– Superposisi Getaran Harmonik adalah penjumlahan dua atau lebih getaran harmonik yang dapat
menlintas ruang yang sama tanpa adanya ketertarikan antara gelombang-gelombang.
Superposisi 2 Getaran Harmonik yang Tegak Lurus
Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar yang saling tegak lurus, misalkan sebagai berikut:
Getaran harmonik 1 : x(t) = 𝐴1 sin(2𝜋𝑓1 t + 𝛼1)
Getaran harmonik 2 : y(t) = 𝐴2 sin(2𝜋𝑓2 t + 𝛼2)
Getaran harmonik resultannya jika diplot dalam dua sumbu yang saling tegak lurus akan diperoleh gambar
Lissajous ( li-sa-ju ).
Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuperposisi akan menentukan
bentuk gambar lissajous yang diperoleh.
– Frekuensi kedua getaran harmonik sama
Bentuk lintasan ditentukan oleh amplitudo masing-masing getaran dan beda fasa
awalnya, sehingga gambar lissajous yang diperoleh dapat berbentuk garis lurus,
elips, bahkan lingkaran (irisan kerucut).
– Frekuensi kedua getaran harmonik berbeda
1
1
1
2
1
3
1
4
Pengolahan Data
Lissajous Manual
Analisis
– Dalam kenyataannya hasil gambar lissajous sangat banyak jenisnya tergantung dari frekuensi.
– Beda fasa dan amplitudo kedua gelombang yang diperbandingkan dalam kurva lissajous yang
terbentuk dari 2 gelombang yang memiliki rasio frekuensi 1:2, rasio amplitudo 1:1, beda fase=0
derajat.
– Dalam beberapa kasus, hanya kurva-kurva lissajous yang dapat dengan mudah diketahui beda fase
antara 2 gelombang pembentuknya.
– Lissajous seperti ini adalah lissajous yang 2 gelombang pe mbentuknya memiliki frekuensi yang
sama.
– Faktor-faktor yang mempengaruhi praktikum ini adalah keterbatasan alat dan juga terutama
keterbatasan pengamat saat menggambar hasil superposisi
– Perbandingan hasil praktikum kami dengan kelompok lain berbeda karena keterbatasan pengamat .
Kesimpulan