NIM : 210321606904
Offering :D
1. SUPERPOSISI
a. Gelombang Pelayangan
dari data di atas dapat disimpulkan perbedaan amplitudo pada superposisi gelombang
pelayangan akan menghasilkan perbedaan simpangan maksimum dan minimum
gelombang. Perbedaan frekuensi dapat menghasilkan perbedaan kerapatan gelombang
atau ordonya. Dan perbedaan frekuensi dan amplitude menghasilkan simpangan dan
kerapatan gelombang berbeda.
Dari hasil pengamatan superposisi 2 getaran harmonic yang saling tegak lurus akan
menghasilkan grafik gelombang yang unik sesuai perbandngan frekuensi
https://iqbalfau.student.telkomuniversity.ac.id/superposisi-getaran-
harmonik/#:~:text=Superposisi%20adalah%20penjumlaha%20dua%20buah%20gelo
mbang%20atau%20lebih.&text=frekuensi%20(f)%20adalah%20jumlah%20getaran,a
dalah%20jumlah%20getaran%20tiap%20detik.
2. PHONON
Phonon dalam fisika merupakan kuantum - kuantum moda vibrasi pada kisi
kristal tegar, seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat disusun dari
penyelesaian, uap, lelehan atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat
tinggi oleh laju nukleasi dan pertumbuhan. Jika pertumbuhan lambat, kristal yang
terbentuk akan cukup besar, diselesaikan dengan penataan atom-atom atau molekul-
molekul yang teratur dengan berulang sehingga menghasilkan energi potensialnya
minimum. Fisika zat padat terkait erat dengan kristal dan elektron di miliki.
Konsep fonon tersirat dalam teori Debye yang sangat penting dan jauh
mencapai konsepnya. Kita telah melihat bahwa energi setiap mode terkuantisasi,
energi dari satuan kuantum menjadi ћω. Karena mode yang kita miliki adalah
gelombang elastis, yang disetujui, terkuantisasi energi gelombang suara elastis.
Prosedur ini analog dengan yang digunakan dalam mengkuantisasi energi medan
elektromagnetik, di mana sel hidup alam lapangan dengan meluncurkan foton. Dalam
kasus ini, partikel seperti entitas yang membawa unit energi elastis dalam mode
tertentu disebut Fonon. Energi fonon tersebut yaitu:
Konsep fonon merupakan salah satu yang sangat penting dalam fisika zat
padat, dan kita akan perdalam lagi dalam buku ini. Sebagai contoh, pada bagian 3.10,
kita akan mempelajari interaksi fonon dengan bentuk-bentuk lain dari radiasi, seperti
sinar-X, neutron, dan cahaya. Interaksi ini tidak hanya akan memvalidasi pers. (3.41)
and (3.42) untuk energi dan momentum Fonon, tetapi juga akan
memberikan informasi berharga tentang keadaan getaran padat.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konsep-fonon-dalam-
fisika/131746/2
Fonon dalam fisika adalah kuantum moda vibrasi pada kisi kristal tegar,
seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk dari larutan, uap, lelehan
atau gabungan dari ketiganya. Pembentukan kristal sangat dipengaruhi oleh laju
nukleasi dan pertumbuhan. Bila pertumbuhan lambat, kristal yang terbentuk akan
cukup besar, disertai dengan penataan atom–atom atau molekul-molekul secara teratur
dengan berulang sehingga sehingga energi potensialnya minimum. Fisika zat padat
sangat berkaitan erat dengan kristal dan elektron di dalamnya. Fisika zat padat
mengalami perkembangan pesat setelah ditemukan isnar –x dan keberhasilan di
dalam memodelkan susunan atom dalam kristal. Atom-atom atau molekul–molekul
dapat berbentuk kisi kristal melalui gaya tarik menarik (gaya coulomb). Kisi–kisi
tersebut tersusun secara priodik membentuk kristal. Atom–atom yang menyusun zat
padat bervibrasi terhadap posisi keseimbanganya sehingga kisi–kisi kristal pun ikut
bervibrasi. Fenomena yang muncul dari kuantisasi sistem fisika zat padat tetapi
memiliki perbedaan energi dengan panjang gelombang lebih panjang dibanding
gelombang elektromagnetik disebut fonon. Energi kuantum dari vibrasi gerak dalam
medan gelombang elastis dapat dianalogikan seperti dalam foton dalam gelombang
elektromagnetik.
Pembahasan
Hal ini berarti bahwa fonon berkaitan dengan transisi panjang gelombang yang lebih
panjang. Perambatan kisi vibrasi kristal dapat dinyatakan sebagai gelombang suara
dan kecepatan perambatannya identik dengan kecepatan suara dalam zat padat.
Gelombang suara merupakan gelombang transversal:[2]
Energi phonon
1. Vibrasi logitudinal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya searah dengan
arah rambatan.
2. Vibrasi transversal merupakan mode vibrasi yang arah vibrasinya tegak lurus arah
rambatan
Sebuah kristal kubus sederhana monoatomik [100], [110], dan [111] yang bervibrasi
mempunyai frekuensi gelombang elastis, ditinjau dari segi vektor gelombang akan
merambat secara pararel dan tegak lurus terhadap arah vektor gelombang. Setiap
perpindahan bidang (S) dari posisi keseimbangannya akan mempunyai vekktor
gelombang dengan tiga bentuk mode: satu polarisasi longitudinal dan dua polarisasi
transversal.
1. optikal
2. akustik
Respon elastis yang terjadi merupakan fungsi linear dari gaya, yang ekivalen dengan
energi, sebagai fungsi kuadrat dari perpindahan di antara dua titik dalam kristal.
Energi saat keseimbangan mencapai minimum. Gaya pada bidang S disebabkan oleh
perpindahan bidang , sehingga terdapat selisih – . Interaksi antara dua
tetangga terdekat , sehingga total gaya:
Pernyataan di atas identik dengan Hukum Law. Harga konstanta C akan berbeda
untuk gelombang longitudinal dan tranversal. Persamaan gerak untuk bidang s adalah:
Sehingga persamaan(5)menjadi:
Di mana:
{ [ ] [ ] [ ]}
[
Karena, , maka diperoleh hubungan :
( )
Akan diperoleh:
( )
di mana:
Penyebaran fonon untuk kristal sederhana diatomik atau lebih akan memberikan arah
penyebaran yang berbeda dibanding kristal monoatomik. Tiap polarisasi akan
memberikan arah hubungan penyebaran ω terhadap k dengan pola dua cabang:
akustik dan optikal. Sehingga akan diperoleh LA dan TA (longitudinal acoustic dan
transversal acoustic),serta LO dan TO (longitudinal optik dan tranversal optik).
Sel sederhana dengan P atom mempunyai 3P cabang dengan 3 cabang acoustic 3P-3
cabang optikal, jumlah cabang selanjutnya disebut derajat kebebasan. Untuk kristal
kubus diatomik dengan masa yang berbeda. Persamaan gerak dengan
anggapan tiap bidang berinteraksi hanya dengan atom tetangga terdekat dan konstanta
gaya sama, diperoleh:
Persamaan di atas dapat diselesaikan dalam bentuk gelombang berjalan yang
amplitudo keduanya berskala :
Persamaan di atas diselesaikan jika koefisien determinan yang tidak diketahui U dan
V direduksi sehingga akan diperoleh matriks:
– [ ] –
Atau:
– –
( )
( )
( )
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Fonon
3. Efek Doppler
Konsep efek doppler ditemukan pertama kali oleh fisikawan asal Austria yang
bernama Christian Johanm Doppler pada tahun 1842. Selain bermanfaat dalam ilmu
fisika, efek doppler juga sangat penting dalam disiplin ilmu lainnya,s eperti ilmu
Astronomi. Efek doppler juga mendukung teori bahwa jagat raya mengembang atau
memuai. Atau yang dijelaskan dalam efek doppler pada gelombang elektromagnetik.
Dalam geombang elektromagnetik dijelaskan bahwa gelombang yang dipancarkan
oleh sumbernya, gelombang cahaya, akan berjalan menuju pengamat atau pendengar
dan gelombang akan dikompresi, begitupun sebaliknya. Secara matematis, rumus efek
doppler sebagai berikut:
{ }
Keterangan :
Tanda dalam rumus diatas berarti dapat berlaku positif maupun negatif
Kegunaan efek doppler dalam kehidupan sehari – hari biasa digunakan pada radar,
dunia kesehatan, astronomi dan masih banyak lagi.
https://www.superprof.co.id/blog/efek-
doppler/#:~:text=Efek%20doppler%20adalah%20perubahan%20frekuensi,dari%20pe
ngamat%20maupun%20sumber%20gelombang.