Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yulian Ayuditya

NIM : 210321606849

Offering :D

Resume Materi 4

1. Konsep Kerja

Kerja ialah salah satu wujud interaksi tenaga antara sistem serta lingkunganya. Kerja ini bisa
diidentifikasi pada batasan interaksi, bila salah satunya pengaruh eksternal pada sistem bisa direduksi
dengan sesuatu pergantian posisi sesuatu beban. Kerja yang dicoba pada sistem oleh lingkungannya
dinyatakan positif. Kerja yang dicoba oleh sistem pada area dinyatakan negatif.
Meninjau kerja mekanik yang didefinisikan dalam mekanika. Kerja mekanik merupakan hasil
kali style eksternal yang bekerja pada batasan sistem serta jarak dari style yang bekerja selama garis
aksinya.. Untuk gerak dalam satu dimensi, kerja yang dilakukan adalah:

Dengan Fx adalah komponen gaya dalam arah perpindahan dx .Tetapi dalam termodinamika,
kerja dapat juga disebabkan oleh pengaruh lain, tidak hanya dari gerakan mekanik. Dalam mekanika,
kita memperhatikan perilaku sistem yang dikerjakan oleh gaya eksternal Ketika gaya resultan yang
bekerja pada sistem mekanis dalam arah yang sama dengan perpindahan sistem, kerja gaya
merupakan positif, pekerjaan dikatakan dicoba pada sistem, serta tenaga sistem bertambah. Supaya
termodinamika tidak berubah- ubah dengan mekanika, kita mengadopsi kesepakatan ciri yang sama
buat kerja. Jadi, kala pekerjaan dicoba pada sistem, pekerjaan dikira positif. Kebalikannya, apabila
kerja dicoba oleh sistem, kerja dikira negatif. Kesepakatan ciri ini tidak cocok dengan aplikasi
rekayasa, di mana kerja positif dicoba oleh sistem pada objek eksternal
2. Proses Kuasistatis

Suatu sistem dalam kesetimbangan termodinamika memenuhi persyaratan berikut:


persyaratan:

 Kesetimbangan mekanik. Tidak ada gaya atau torsi yang tidak seimbang yang bekerja
pada bagian manapun dari sistem atau pada sistem secara keseluruhan.
 Kesetimbangan termal. Tidak ada perbedaan suhu antar bagian sistem atau antara
sistem dan lingkungannya.
 Kesetimbangan kimia. Tidak ada reaksi kimia dalam sistem dan tidak ada gerakan
konstituen kimia apa pun dari satu bagian sistem ke bagian yang lain.

Sehabis sistem terletak dalam kesetimbangan termodinamika serta area senantiasa tidak
berganti, tidak terdapat gerakan yang terjalin serta tidak terdapat usaha yang dicoba. Tetapi, bila
jumlah gaya eksternal diganti sehingga terdapat gaya tidak balance terbatas yang bekerja pada
sistem, hingga keadaan penyeimbang mekanis tidak lagi terpenuhi serta suasana berikut yang bisa
jadi timbul:
 Gaya atau torsi yang tidak seimbang dapat terjadi di dalam sistem; akibatnya, turbulensi,
gelombang, dll., dapat terjadi. Juga, sistem secara keseluruhan dapat melakukan semacam
gerakan dipercepat
 Sebagai akibat dari turbulensi, percepatan, dll., distribusi suhu yang tidak seragam dapat
terjadi, serta perbedaan suhu yang terbatas antara sistem dan lingkungannya.
 Perubahan gaya dan suhu yang tiba-tiba dapat menghasilkan reaksi kimia atau gerakan unsur
kimia.
Proses kuasistasis adalah idealisasi yang dapat diterapkan pada semua sistem
termodinamika, termasuk sistem listrik dan magnetik. Kondisi untuk proses seperti itu tidak pernah
dapat dipenuhi secara ketat di laboratorium, tetapi mereka dapat didekati dengan hampir semua
tingkat ketepatan. Tujuan memperkenalkan proses kuasi-statis adalah untuk memungkinkan kita
membuat perhitungan tanpa mengatasi komplikasi gesekan di dalam sistem
3. Kerja sisitem Hidrostatis

Misalkan silinder memiliki luas penampang A, dan tekanan yang diberikan oleh sistem pada
permukaan piston adalah P. Oleh karena itu, gaya pada permukaan internal piston adalah PA.
Lingkungan juga memberikan gaya yang berlawanan pada piston. Piston bergerak dalam jarak kecil
tak terhingga dx selama kompresi. Maka pembulatan sekitarnya melakukan kerja positif dw yang
sangat kecil, persamaannya menjadi :

𝒅𝑾 = 𝑭𝒅𝒙 = 𝑷𝑨 𝒅𝒙 .
Selama kompresi, volume sistem berkurang = tanda minus sebelum PdV memastikan bahwadV
negatif (pemampatan) menimbulkan kerja positif yang dilakukan pada sistem
4. Diagram PV
Pada Gambar 3-2(a), tekanan dan volume berubah selama pemuaian ditunjukkan oleh
kurva I. Integral. Untuk kompresi gas, usaha diwakili oleh daerah yang diarsir di bawah kurva II pada
Gambar 3-2(b). Arah kurva I dan II berlawanan. Untuk kurva I, ekspansi, volume meningkat, dV
positif, dan integral – PdV negatif. Untuk kurva II, di mana gas dikompresi, volumenya berkurang,
jadi integral PdV adalah positif. Area di dalam gambar tertutup pada Gambar 3-2(c) jelas merupakan
perbedaan antara area di bawah kurva I dan II dan, oleh karena itu, mewakili kerja bersih yang
dilakukan dalam siklus. Siklus dilalui dalam arah sedemikian rupa sehingga kerja neto negatif, dan
kerja neto dilakukan oleh sistem. Jika arah siklus dibalik, maka ork bersih akan positif karena kerja
bersih dilakukan pada sistem
5. Kerja Bergantung Lintasan
Kerja yang dilakukan sama dengan luas area di bawah garis. Jumlah kerja hidrostatik yang
sangat kecil adalah diferensial yang tidak tepat; yaitu, dW bukan diferensial dari fungsi aktual
koordinat termodinamika. dV adalah perubahan nilai volume yang sangat kecil, sedangkan dW
adalah nilai kerja yang sangat kecil.

Perbandingan antara diferensial eksak kerja dalam mekanika serta diferensial tidak eksak
dalam termodinamika merupakan, dalam mekanika, style umumnya cuma tergantung pada koordinat
posisi, sebaliknya dalam termodinamika, tidak cuma tergantung pada koordinat volume, namun pula
tekanan. koordinat temperatur. Dampaknya, perhitungan kerja dalam termodinamika bergantung
pada sistem.

 Pertanyaan: Akankah Tekanan hidrostatis akan semakin berkurang ketika berat


jenis zat cair mengalami pengurangan?
 Problem Solving:
Gaya tegang seutas kawat logam yang panjangnya 2 m dan luasnya 1 x 10-7 m2
dinaikkan secara kuasi statik isotermik pada suhu 0 0C dan 0 N sampai 100 N. Jika
diketahui Y = 2,5x1011 N/m2. Berapa joule-kah kerja yang dilakukan?
Penyelesaian :
Langkah 1 (Diketahui):
L= 2 m
A = 1x10-7 m2

Ø = 00C

F1 = 0 N
F2 = 100 N
Y = 2,5x1011 N/m2

Ditanyakan : Berapakah kerja yang di lakukan dalam Joule


Langkah 2 : Menggambarkan keadaan fisis
Pada sistem kawat teregang, keadaannya digambarkan dengan tiga koordinat, yaitu
koordinat termodinamik gaya tegangan(F), panjang kawat (L), dan temperatur (T), masing- masing
dalam satuan N, m, dan K. Jika seutas kawat ditarik dengan gaya F panjangnya berubah dari L1 = L
menjadi. L2 = L+dL yang terjadi perubahan secara infinitisimal. Maka kerja infinitesimal yang
terjadi pada kawat:
dW- F dL

Pemuaian kawat terjadi saat dL bernilai positif, artinya kerja pasti terjadi pada kawat. Kerja yang
terjadi adalah kerja positif. Untuk perubahan panjang kawat tertentu dari Li ke Lf dirumuskan oleh
persamaan:
𝐿𝑓
𝑊 = ∫ 𝑓𝑑𝐿 (dalam satuan joule)

Dengan F menyatakan besar gaya tegangan pada setiap saat selama proses kuasistatis berlangsung
(dalam satuan N) dan W adalah kerja pada sistem. Jika kawat mengalami gerak yang melibatkan
gaya tak berimbang yang cukup besar intergalnya tidak dicari dengan memakai koordinat
termodinamika yang mengacu pada kawat secara keseluruhan. Jika gaya eksternal pada setiap saat
dipertahankan hanya sedikit berbeda dari gaya tegangnya, maka proses itu cukup kuasistatis,
sehingga dapat berlaku persamaan keadaan

Terdapat seutas kawat dengan gaya tegang (F) yang dinaikkan secara kuasistatis isotermik (suhu tetap)
dari keadaan awal F1ke keadaan akhirF2. Pada kondisi ini, panjang (L), luas penampang (A), dan
modulus Young (γ ) dari kawat sudah ditetapkan. Jika gaya tegang (F) dinaikkan atau diperbesar, maka
kerja pada sistem kawat tersebut juga akan semakin besar, karena kerja berbanding lurus dengan selisih
kuadrat perubahan gaya tegangnya ( F 2/2 – F 2/1 )
Langkah 3 : Merencanakan Penyelesesaian

W
Langkah 4 : PenyelesesaianW

W=

W=
W = 0,4 Joule

Langkah 5 : Pengecekan Hasil


Jadi kerja yang dilakukan sebesar 0,4 Joule

Anda mungkin juga menyukai