Anda di halaman 1dari 10

FARMAKOLOGI

DASAR
INTERAKSI OBAT

Nama: Mifta Huljanna Kamaru

Nim : 821318069

Kelas : C-D3 Farmasi 2018

Dosen Pengajar Dr. Widysusanti Abdulkadir, S.Si, M.Si.Apt


INTERKASI OBAT

Interaksi obat ialah perubahan efek obat


ketika di konsumsi dengan obat lain atau
dengan makanan dan minuman tertentu,
yang dapat menyebabkan obat menjadi
kurang efektif, meningkatkan reaksi
kandungan obat ataupun menyebabkan efek
samping yang tidak diinginkan.

Inkompatibilitas Farmakokinetik

Farmakodinamik
INKOMPATIBILITAS

Suatu perubahan yang


tidak diinginkan pada
DEFINISI saat mencampurkan
bahan obat dengan
bahan obat lainnya

 Serbuk menjadi lembab


PERUBAHAN  Terjadi perbahan warna
 Terjadi endapan
MEKANISME INTERAKSI INKOMPATIBILITAS

INKOMPATIBILITAS
FARMASETIK
Jika terjadi interaksi diluar tubuh INKOMPATIBILITAS
antara obat dengan obat secara TERAPEUTIK/FARMAKOLOGI
fisika dan kimia (Titik Eutektikum ; Jika terjadi interaksi didalam tubuh
titik lebur menurun dibawah suhu sehingga menyebabkan respon yg
kamar, jika dicampur: histamin + berbeda
Asetasol)
Inkompatibilitas Farmasetik
Interaksi fisik:
1. Sifat-sifat obat berubah, misalnya obat menjadi basah, contoh bahan obat
higroskopis seperti Natrii Bromidum, Kalii bromidum.
2. Terjadi absorbi obat berkhasiat dengan obat lain, contoh Norit akan
mengabsorpsi obat lain bila diberikan dengan papaverin, Atropin.

Interaksi Kimia:
3. Terbentuk zat yang toksik, Contoh Acetasol dengan Chinchonin menjadi
chinchonotoxin
4. Terbentuk garam kompleks yang tidak larut dalam cairan saluran cerna,
contoh Tetrasiklin calcii phosphas : garam kompleks yang terbentuk tidak
diabsorpsi dalam tubuh
5. Terbentuk endapan, contoh Argenti nitras dengan solusio NaCl fisiologis,
ada endapan Argenti Chlorida, tidak dapat dipakai sebagai obat tetes mata.
FARMAKOKINETIK
Interaksi dalam absorpsi :
Terjadi bila satu obat mempengaruhi 1. Perubahan pH cairan saluran cerna
absorpsi, distribusi, metabolis, dan cepat dapat menaikkan/menurunkan
ekskresi obat lain dapat menaikkah absorbs obat sesuai pH.
toksisitas dan menurunkan efek obat 2. Perubahan waktu pengosongan
lambung atau waktu transit
(motilitas saluran cerna) absorpsi
diusus halus lebih cepat dari
lambung
Interaksi dalam Distribusi :  Obat-obat yang memperpendek
1. Interaksi dalam ikatan protein plasma waktu transit menyebabkan absorpsi
satu obat dapat digeser dari ikatan obat menurun
oleh obat lain sehingga efeknya Obat-obat yang memperpanjang
meningkat waktu transit menyebabkan
2. Interaksi dalam ikatan jaringan terjadi bioavailabilitas meningkat
persaingan satu obat dengan obat lain.
Interaksi dalam Metabolisme :
1. Metabolisme obat dapat dipercepat, Interaksi dalam Ekskresi :
obat-obat larut lemak menyebabkan 1. Ekstraksi via empedu dan enterophetik
induksi sintetis enzim mikrosom hati. terjadi kompetisi antara obat dan
Contoh: Paracetamol meningkat bila metabolit obat
diberi bersama fenobarbital 2. Sekresi tubuli ginjal, terjadi kompetisi
2. Metabolisme obat dihambat. obat dan metabolit obat untuk transport
Dapat memberikan efek meningkat aktif.
atau efek toksik meningkat. Contoh 3. Perubahan pH urin menyebabkan
obat Kloramfenikol, simetidin, perubahan pembersihan ginjal
fenibutason menghasilkan perubahan jumlah
reabsorbs obat.
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
Interaksi farmakodinamik terjadi bila efek suatu obat diubah karena
adanya obat lain ditempat kerjanya. Obat-obat bias berkompotisi
langsung terhadap reseptor (misalnya beta-2 agonis seperti salbutamol
dengan beta-antagonis seperti propanolol). Interaksi yg terjadi:
1. Perubahan dalam keseimbangan ncairan dan elektrolit dapat
mengubah efek obat terutama obat-obat yang bekerja pada ginjal,
jantung
2. Gangguan mekanisme ambilan amin di ujung saraf adrenergik,.
Beberapa obat antihipertensi dapat dihambat oleh simpatomimetik
amin
3. Interaksi dengan penambahn monoamine oxidase, penghambat
MAO dengan tiramin(dalam keju, bir) dapat menyebabkan krisis
hipertensi.
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
4. Interaksi antara obat pada reseptor, tempat kerja dan sistem
fisiologik yang sama, sehingga terjadi efek aditif, sinergis atau
antagonistic.
5. Interaksi pada reseptor yang sama dapat menyebabkan antagonisme
antara agonis dan antagonis/bloker
6. Interaksi Pada sistem fisiologik yang sama dapat meningkatkan atau
menurunkan respon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai