Anda di halaman 1dari 52

UNSUR-UNSUR KIMIAWI DI LAUT

By. WAEP
Klasifikasi Komponen Kimia di Laut

Air laut yang merupakan campuran dari sejumlah


unsur atau komponen kimia yang terbagi atas
beberapa fase :
1. Solid (> 0,45 µm)
a. Partikel organik (detritus tumbuhan)
b. Partikel anorganik (mineral-mineral)

2. Gas
a. Konservatif (N2, Ar dan Xe)
b. Non koservatif (O2, CO2)
3. Koloid (< 0,45 µm) tapi tidak larut
a. Organik
b. Anorganik

4. Komponen terlarut
a. Komponen anorganik terlarut
Major (> 1 ppm)
Minor (< 1 ppm)
b. Komponen organik terlarut
Klasifikasi elemen berdasarkan konsentrasinya :

1.Major elements (0,05-750 mM)


Hanya 14 elemen (O, H, Cl, Na, Mg, S, Ca, K, Br, C, Sr, B, Si dan F)
yang memiliki konsentrasi > 1 ppm. Sebagian besar (kecuali Si)
umumnya merupakan elemen nonreaktif (baik secara kimia
maupun biologi) (Bersifat konservatif).
2.Minor elements (0,05-50 µM). Sisanya tergolong elemen minor,
mencakup anorganik dan reaksi biologi di laut.
3.Trace elements (0,05-50 nM)
a. Esensial Sebagian besar
b. Non esensial adalah logam

Penentuan dalam pengelompokkan unsur mayor/minor


biasanya dilihat dalam konsentrasinya. Perhatikan gambar
berikut.
Klasifikasi elemen dalam air laut
Faktor Penyebab Perubahan komponen
mayor

Komponen Mayor : Konservatif Element : Elemen


dengan variasi konsentrasi kecil karena sifatnya
yang tidak reaktif.

Walaupun komponen mayor air laut relatif


konstan, sejumlah faktor dapat menyebabkan
mereka menjadi non konservatif.
Beberapa zona berikut, kondisi salinitasnya
sangat dipengaruhi oleh bermacam proses
(presipitasi, pelarutan, evaporasi, dan
oksidasi) :

Estuaria
Hydrothermal vent
Evaporated Basins
VARIASI SALINITAS
• Salinitas tertinggi terdapat di daerah subtropis yang terletak di
lintang 200 Lu dan 200 LS, kemudian menurun kembali pada
daerah lintang tinggi. Hal ini disebabkan di daerah sub tropis
curah hujan tidak terlalu tinggi sedangkan penguapan relatif
tinggi karena sedikitnya awan.

• Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara


23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih
besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi
(penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter
nilai salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara
monotonik terhadap kedalaman.

• Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah


subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan
bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman.
• Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih
rendah daripada di kedalaman bawah akibatnya tingginya
presipitasi (curah hujan).

• Di daerah katulistiwa salinitasnya rendah karena curah hujan


di daerah ekuator tinggi. Sehingga lautan yang secara
keseluruhan berada di daerah khatulistiwa mempunyai
salinitas yang terbilang rendah daripada daripada daerah
kutub. Misalnya Samudera Hindia yang memilki salinitas yang
terendah dibandingkan samudera lainnya.
Terdapat 3 tipe halocline
dari kedalaman
percampuran-1000 m :

Pada lintang tinggi :


Salinitas meningkat seiring
bertambahnya kedalaman

Pada daerah lintang tengah


dan lintang rendah :
Salinitas menurun seiring
bertambahnya kedalaman.

Dibawah kedalaman 1000


m, salinitas umumnya
berkisar 34-35 ppt

Halocline : Zona vertikal di dalam laut dimana salinitas berubah dengan cepat
sejalan dengan perubahan kedalaman.
KONSEP RESIDENCE TIME

Lautan dalam keadaan steady state dalam waktu yang lama


yang berarti laju penambahan unsur-unsur terlarut ke dalam
air laut seimbang dengan laju pengeluarannya sehingga
konsentrasinya tidak berubah terhadap waktu.

Residence Time (waktu tinggal) :


Waktu rata-rata yang dibutuhkan suatu elemen atau substansi
berada dalam badan air sebelum akhirnya hilang karena
proses pengendapan atau proses adsorpsi.

Total massa terlarut dalam lautan


σ=
Suplai/pemasukan per tahun
Besar kecilnya konsentrasi suatu elemen kimia di laut disebabkan
oleh 2 hal :

 Elemen tersebut sangat reaktif, sehingga dapat berpindah secara


cepat ke dalam sedimen.
 Elemen tersebut memang telah berada dalam konsentrasi yang
rendah dari sumbernya (ex. Batuan kristal atau gas-gas yang keluar
dari dalam bumi)

Contohnya Al3+, walaupun merupakan salah satu unsur utama


dominan pada batuan igneous (batuan beku karena perapian),
tetapi merupakan elemen minor di laut karena tingkat
kereaktifannya yang tinggi, sehingga mengurangi
konsentrasinya.
Sedangkan CS+, memiliki konsentrasi yang rendah dalam air
laut karena pada sumbernya sendiri (batuan kristal) memang
berada dalam konsentrasi yang rendah.

Elemen-elemen diketahui masuk ke laut melalui 3 cara:


 jatuhan bahan-bahan dari atmosfir (the fallout of
substances from atmosfere)
 masukan dari air sungai (influx of river water)
 dari dalam bumi (Interior of earth)

Waktu tinggal beberapa unsur lebih lama dibandingkan


dengan waktu percampuran laut (± 500 tahun). Baik unsur
konservatif maupun non konservatif memiliki waktu tinggal
lebih lama (> 105 tahun) dibandingkan waktu percampuran
laut.
Trace Element
• Trace elements in seawater
• Definition: Those elements that do not contribute to salinity
• All elements less than 1 mg kg-1 (<1 ppm)

• Why are they important?


• 1. many are micronutrients (e.g. Fe, Cu) – speciation is important
• 2. others are toxic (e.g. Cu, Hg)
• 3. some are tracers for redox conditions (Mn, Fe, Cr, I, Re, Mo, V, U)
• 4. some are enriched in economic deposits such as manganese nodules (e.g.
Cu, Co, Ni, Cd)
• 5. some have man made sources and are tracers of pollution (e.g. Pb, Pu,
Ag)
Distribusi Trace Elemen di Laut
1. Conservative profile (Tipe konservatif) : Elemen yang memiliki
variasi konsentrasi yang kecil karena sifatnya yang tidak reaktif.
Terdiri dari hampir semua komponen mayor dan beberapa
trace metal (Rb+, Cs+, MoO42+, WO42-).
2. Nutrient type profile (Tipe Sebaran Nutrien) : Tipe sebaran
elemen kimia yang mirip dengan sebaran unsur hara
(konsentrasinya kecil di permukaan dan mengalami
pengkayaan pada kedalaman di bawahnya).
Elemen-elemen tersebut turun ke lapisan kedalaman di
bawahnya melalui plankton dan aktivitas biologi kemudian
diregenerasi oleh bakteri oksidasi. Regenerasi di perairan
dangkal tersebut menyerupai nitrat dan fosfat serta silikat
yang terdapat dalam jaringan tubuh makhluk hidup.
Gambar pola sebaran konservatif
Gambar pola sebaran tipe nutrien
3. Surface enrichment and depletion at depth (Pengkayaan
di permukaan dan mengalami penurunan pada lapisan
dibawahnya)

Elemen tipe ini berasal dari atmosfer, sungai dan daratan


yang masuk melalui permukaan laut dan segera release
(hilang) dari badan air. RTnya sangat singkat.
Contoh : Pb di Bermuda, konsentrasi Pb yang masuk
mengalami penurunan seiring berlalunya waktu.
Contoh : Mn yang masuk melalui sungai dan mengalami
pengurangan (release) melalui badan sedimen.
Reduksi logam di permukaan disebabkan oleh proses biologi
dan fotokimia.
Gambar Surface enrichment and depletion at depth
4. Mid-depth minima
(Tipe minimum di lapisan pertengahan)

Dihasilkan dari masukan permukaan dan regenerasi di


dekat/dasar atau scavenging ketika melewati kolom air.

Masukan di permukaan perairan berasal dari jatuhan debu


atmosfer yang berasal dari benua atau daratan. Misalnya
masukan dari debu Gurun Sahara ke Samudera Atlantik lebih
besar dibandingkan dari Gurun Gobi.
Contoh : Cu, Sn dan Al

Al lebih cepat mengalami scavenging dari permukaan perairan


melalui adsorbsi atau up take oleh tumbuhan. Partikel tersebut
turun menuju laut dalam dan diendapkan di sedimen.
Resuspensi dan perubahan Al dari sedimen memiliki peranan
penting pada peningkatan konsentrasi di lapisan bawah.
Gambar Mid-depth minima
(Tipe minimum di lapisan kedalaman)
5. Mid-depth maxima
(Tipe maximum di lapisan kedalaman)

Tipe ini dihasilkan dari masukan hidrothermal


dari sistem mid oceanic ridge.
Contoh : Mn dan He
Perubahan yang terus menerus dari elemen
ini yang berasal dari lubang-lubang
hidrotermal digunakan untuk menemukan
jejak mereka di laut dalam.
Gambar Mid-depth maxima
(Tipe maximum di lapisan kedalaman)
6. Mid-depth maxima or minima in the sub oxic layer (~ 1 km)
(Tipe maximum atau minimum di kedalaman sub oxic)

Sub oxic layer : Lapisan kedalaman dengan konsentrasi oksigen


rendah yang terdapat di beberapa bagian Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia.

Proses reduksi dan oksidasi dalam kolom air atau berbatasan dengan
sedimen dapat menghasilkan pengurangan maksimum bentuk Fe
dan Mn serta pengurangan minimum jika dalam bentuk tak larut
atau mengalami scavenging oleh fase padat (Cr).
7. Maxima and minima in anoxic waters

Pada daerah dengan sirkulasi terbatas seperti Laut Hitam


dan Fjords , air dapat menjadi anoksik karena
menghasilkan amoniak (H2S).

Dekat daerah perbatasan dua massa air, proses reduksi


oksidasi dapat terjadi yang menyebabkan maxima atau
minima dari perubahan kelarutan beberapa spesies.
Contohnya Fe dan Mn yang maximum karena peristiwa
reduksi dan oksidasi Fe dan Mn dekat daerah peralihan
kondisi oksik dan anoksik.
Gambar Maxima and minima in anoxic waters
Sebagian besar dari logam yang dipelajari memiliki konsentrasi yang
tinggi di Pasifik dibandingkan di Atlantik kecuali Pb dan Al. Angka
yang tinggi di lapisan dalam Pasifik dihubungkan dengan lebih
lamanya akumulasi dari permukaan perairan.

Untuk Pb dan Al, masukan dari permukaan yang lebih tinggi di


Atlantik memiliki peranan penting dalam peningkatan konsentrasi di
lapisan dalam Atlantik.

Karena logam-logam ini cepat mengalami pengurangan (Scavenged)


dari badan air, logam tersebut tidak diakumulasi di lapisan dalam
Pasifik.

Konsentrasi sebagian besar dari logam berat di dasar selat


menunjukkan sumbernya (sungai atau sedimen) sedangkan
konsentrasi yang tinggi di Atlantik mengindikasikan masukan dari
atmosfer (dari gurun di Afrika).
Faktor Yang Mempengaruhi Distribusi Trace
Element di Laut

• 1. Run off dari darat


• 2. Aktifitas vulkanik bawah laut
• 3. Aktifitas Antropogenik
• 4. Interaksi trace element dengan mahluk
hidup
INTERAKSI BIOLOGI
Terdapat korelasi antara konsentrasi elemen dalam
tubuh organisme dengan konsentrasi elemen di
perairan.
1. Cl- tidak di serap oleh organisme
2. Konsentrasi Na, Mg, Br dan SO42- dalam tubuh
organisme hampir sama dengan konsentrasi di
air laut
3. Sebagian besar elemen dengan pengecualian
gas mulia terkonsentrasi tinggi dalam jaringan
hidup.
4. Urutan daya afinitas Plankton thd logam :
Fe>Al>Ti>Cr>Ga>Zn>Pb>Cu>Mn>Co>Cd

5. Logam berat biasanya terkonsentrasi di pencernaan


atau ginjal.
Karakteristik Fisik Estuaria kaitannya
dengan distribusi elemen kimia

Tipe-tipe sirkulasi arus di perairan estuari ditentukan


oleh beberapa faktor:
1. Energi massa air pasang (tide level),
2. Masukan debit sungai (river inflow),
3. Bentuk garis pantai (coastal physiography),
4. Bentuk dasar perairan (bottom configuration)
5. Kedalaman (depth).
.

Tipe-tipe percampuran (mixing) massa


air di estuaria yang dipengaruhi oleh
dua faktor pembangkit energi utama,
yaitu massa air pasang dan aliran
masuk atau debit sungai
a. Debit Sungai > Pasang Surut
Debit sungai >> daripada energi pasang surut.
1. Sirkulasi massa air didominasi oleh energi massa
air yang masuk dari sungai.
2. Terbentuk gradien densitas nyata (steep density
gradient) pada batas pertemuan massa air sungai
dan massa air pasang yang disebut dengan baji
garam atau ”salt wedge”. Kondisi ini akan
mereduksi proses pengadukan (turbulance) dan
percampuran (mixing) massa air.
3. Terbentuk gradien salinitas yang nyata.
Salt wedge estuary
Debit air sungai > Arus pasang

Zona percampuran Zona air tawar


Arus pasang

Zona air laut

Air Sungai

Salt wedge (Lapisan bajih garam)

Air Laut

Sirkulasi massa air di estuari dimana terbentuk lapisan pemisah


densitas (salt wedge – discontinuity layer)
Debit Sungai ≥ Pasang Surut
Energi debit sungai yang sedikit lebih besar atau sebanding
dengan energi pasang akan menstimulir terjadinya
pengadukan dan percampuran kedua massa air sungai dan
laut di estuari.
Ciri-cirinya :
1. Tidak terbentuk gradien densitas antara massa air
sungai dan massa air pasang.
2. Terjadinya proses intrusi air laut pada lapisan
pertemuan massa air sungai dan air laut, yang disebut
dengan proses entrainment (incorporate)
3. Terjadinya proses pengadukan dan percampuran kedua
massa air pada skala terbatas. Hal ini akan
meningkatkan salinitas massa air sungai di estuari.
4. Terjadi peningkatan salinitas massa air sungai.
Partially mixed estuary

Debit air sungai > Arus pasang

Arus pasang Zona air tawar


Zona air laut

Zona percampuran

Air Sungai

Lapisan haloklin

Air Laut

Sirkulasi massa air di estuari dimana proses pengadukan


dan pencampuran mulai berperan
Debit Sungai < Pasang Surut
Energi pasang yang lebih besar daripada energi debit sungai
mengakibatkan suatu proses pengadukan dan percampuran
aktif kedua massa air yang berbeda salinitas tersebut.
Fenomena sirkulasi massa air yang terjadi di perairan
estuari adalah sebagai berikut:

1. Terjadi pengadukan dan percampuran vertikal masa air


secara aktif hingga kedalaman mencapai dasar.
Intensitas percampuran tersebut tergantung besarnya
perbedaan energi pasang dan debit sungai yang
masuk.
2. Salinitas meningkat sejalan dengan bertambahnya
kedalaman dalam proses mencapai homogenisasi
Vertically homogenous estuary

Debit air sungai < Arus pasang

Arus pasang
Zona air tawar
Zona air laut

Zona percampuran

Air Sungai

Air Laut

Proses pengadukan dan pencampuran yang intensif


akibat energi pasang yang besar
Elemen konservatif adalah :
Elemen yang menunjukkan variasi konsentrasi yang sangat
kecil karena sifatnya yang tidak reaktif. Sebagian besar
komponen kimia di laut tergolong konservatif.

Scavenging : Hilangnya elemen dari badan air


melalui proses adsorbsi, absorpsi, biological uptake
dan pengendapan.

Proses Fotokimia : Proses-proses yang terjadi


sebagai hasil dari penyerapan cahaya.
Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada
suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film
(lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut.
Proses ini disebabkan adanya kombinasi proses
fisika dan kimia

Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida terserap


oleh fuida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Hydrothermal vent terbentuk apabila air laut yang
sejuk meresap ke dalam rekahan di permukaan
kerak bumi. Air ini kemudian dipanaskan oleh
magma yang terdapat di bagian dalam kerak bumi
yang panas, sebelum meledak keluar melalui
lubang yang ada di lantai laut.

Anda mungkin juga menyukai