Pembimbing:
dr. Bagas Kumoro, Sp. M
Di tahun 2015, diperkirakan 10,4 juta kasus TB baru di seluruh dunia, dimana 5,9 juta (56%) adalah di antara
pria, 3,5 juta (34%) di antara wanita dan 1,0 juta (10%) di antara anak-anak. Indonesia berada di posisi kedua
dari 20 negara teratas dalam jumlah dan keparahan absolut dari TB. Sekitar 6,9-10,5% kasus uveitis adalah TB
intraokular tanpa diketahui penyakit sistemik dan 1,4-6,8% pasien dengan penyakit paru aktif telah terjadi
bersamaan TB okular. Akan tetapi tidak ada data tentang kejadian TB okular di Indonesia.
Anatomi dan Fisiologi Mata
Ini Berukuran Lebar 0,3 – 0,6 µm Dan Panjang 1 – 4 µm.
Dinding M.Tuberculosis Sangat Kompleks, Terdiri Dari Lapisan Lemak Cukup Tinggi (60%).
Penyusun Utama Dinding Sel M.Tuberculosis Ialah Asam Mikolat, Lilin Kompleks (Complex-
waxes), Trehalosa Dimikolat Yang Disebut “Cord Factor”, Dan Mycobacterial Sulfolipids Yang
Berperan Dalam Virulensi.
Definisi : Tuberkulosis Mata Adalah Suatu Infeksi Oleh Spesies Mycobacterium Tuberculosis
Yang Dapat Mempengaruhi Beberapa Bagian Mata (Intraokular Atau Extraokular) Tanpa Adanya
Gejala Sistemik.
Frekuensi TB Mata Pada Pasien Dengan Uveitis Dan TB Sistemik Masing-masing 0-0,16% Dan
0,27%-1,4%. Insidensi Gejala Mata Pada Pasien Yang Diketahui Memiliki TB Sistemik Hanya 1-
3%.
Demografi Dari Infeksi Bervariasi, dimana negara berkembang menanggung beban terberat dari
Penyakit Tersebut
Etiologi : Mycobacterium tuberculosis. Timbulnya manifestasi klinis pada mata dapat disebabkan
karena infeksi aktif atau reaksi imunologis yang berkaitan dengan respon delayed
hypersensitivitas atau reaksi aseptik.
Primer
TB
Okular
Sekund
er
a. Tahap 1
b. Tahap 2
c. Tahap 3
d. Tahap 4
e. Tahap 5
Tuberkulosis intraokuler melibatkan komponen dari
segmen posterior mata dengan dapat menimbulkan
kondisi vitritis, retinitis, choroiditis dan retinal vaskulitis.
Terbentuknnya lesi choroidal granuloma dapat membantu
Tuberkulosis intraocular
penegakkan diagnosis TB intrakuler. Pada beberapa
kondisi dapat terjadi neuritis optic atau papillitis jika
infeksi mencapai saraf optik hingga menyebabkan adanya
inflamasi pada saraf optic. Jika peradangan tersebut
meluas dapat pula menyebabkan endoftalmitis genous.
Serpiginous choroiditis
Uveitis Anterior disertai adanya Keratic Presipitate Iridosiklitis dengan karakteristik mutton-fat kertic prescipitate