MODUL BERDEBAR-DEBAR
KELOMPOK 2B
dr. Eny Arlini Wello
SKENARIO 2
Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya
karena tiba-tiba tidak sadar. Pasien ditemukan tidak sadar di sawah
beberapa jam sebelum dibawa ke Rumah Sakit. Sebelumnya pasien sudah
dikatakan sakit jantung tetapi tidak berobat teratur.
Dari tanda vital didapatkan tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba.
Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak ada.
Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran QRS lebar yang tidak teratur
dengan frekuensi 220x/menit.
KATA SULIT
Tidak ditemukan adanya kata sulit dalam skenario.
KATA KUNCI
Seorang laki-laki 40 tahun tiba-tiba tidak sadar.
Pasien ditemukan tidak sadar di sawah beberapa jam sebelum dibawa ke
Rumah Sakit.
Sebelumnya pasien sudah dikatakan sakit jantung tetapi tidak berobat
teratur.
Tanda vital didapatkan tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba.
Riwayat hipertensi dan diabetes melitus tidak ada.
Pemeriksaan EKG didapatkan gambaran QRS lebar yang tidak teratur
dengan frekuensi 220x/menit.
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan palpitasi kardiak dan non-kardiak ?
2. Apa yang menyebabkan pasien tidak sadarkan diri ?
3. Apa saja faktor resiko kejadian pada scenario ?
4. Pada kelainan apa saja gambaran QRS lebar bisa didapatkan ?
5. Apa langkah-langkah diagnosis dari kasus pada scenario ?
6. Apa diagnosis banding yang sesuai berdasarkan kasus dalam scenario ?
7. Bagaimana penatalaksanaan awal pada pasien ?
8. Apa perspektif Islam terkait kasus dalam skenario ?
PALPITASI KARDIAK DAN NON-KARDIAK
Kardio Non Kardio
Disebabkan karena Penyebab utamanya bukan dari
kerusakan di jantung itu jantung tapi merupakan pengaruh
sendiri (misalnya kerusakan dari organ lain seperti kelebihan
katup jantung, penyakit hormone tiroid, anemia, kurang
jantung koroner, gagal gula darah (hipoglikemia), demam,
jantung kongestif, masalah kekurangan cairan (dehidrasi) dan
pembuluh darah dll) tekanan darah rendah.
Aru W.Sudoyo, dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid IV. Jakarta. Internal Publishing.
PENYEBAB PASIEN TIDAK SADARKAN DIRI
Brust, J.C.M., 2007, Current Diagnosis & Treatment NEUROLOGY, International ed, Mc GrawHill, New York
Harsono 2007 Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua Cet.ke-6; Gadjah Mada University Press Yogyakarta
FAKTOR RESIKO PALPITASI
Gaya hidup
Faktor psikologis
Penyakit atau kondisi tertentu
Penyakit jantung
Obat-obatan
Wexler, et al. (2011). Outpatient Approach to Palpitations. American Family Physician, 84(1), pp. 63-69
Abbott, AV. (2005). Diagnostic Approach to Palpitations. American Family Physician, 71(4), pp. 743-750.
GAMBARAN QRS LEBAR
Ventrikel Takikardi Monomorfik
Sudoyo, A.W. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing.
GAMBARAN QRS LEBAR
Ventrikel Takikardi Polimorfik
Sudoyo, A.W. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing.
GAMBARAN QRS LEBAR
Ventrikel Fibrilasi
Sudoyo, A.W. et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Interna Publishing.
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan penunjang
sianosis perifer, dada, iktus kordis, Echocardiogram
Rincian kejadian
pulsasi kapilaer skar/bekas operasi
Riwayat pasien : Electrical system
bantalan kuku, Palpasi : mencari iktus
splinter hemorrhage, (electrophysiological)
1. Riwayat penyakit cordis, mengonfirmasi
jari tabuh karakteristis iktus testing and mapping
sebelumnya
Wajah dan leher: kordis Ejection fraction
2. Riwayat berobat konjungtiva, kelopak testing
Perkusi : menentukan
3. Riwayat penyakit mata, retina, KGB batas-batas jantung Coronary
dalam keluarga Thorax catheterization
Auskultasi :
Ekstremitas bawah : mendengar bunyi (angiogram)
tanda edema jantung dan bunyi Pemeriksaan Lab :
Denyut nadi tambahan enzim jantung,
JVP elektrolit jantung, tes
obat, tes hormon
Radiologi :
pemeriksaan foto
thorax
Endra Budi, Febri. Pendekatan Pelayana Kesehatan Dokter Keluarga ( Pendekatan Holistik Komprehensif ). Zifatama Jawara : 2019.
Diana Safitri, Karina dkk. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular Henti Jantung (Cardiac Arrest). Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Jember
DIAGNOSIS BANDING
Cardiac Arrest Ventrikel Fibrilasi Ventrikel
Takikardi
Definisi Hilangnya fungsi jantung secara
mendadak untuk
Aritmia dimana ventrikel
mengalami depolarisasi secara
Ventrikel takikardi terjadi saat
bilik atau ruangan bawah
mempertahankan sirkulasi kacau dan cepat, sehingga jantung berdetak terlalu cepat
normal darah untuk memberi ventrikel tidak berkontraksi dan tidak sinkron dengan
kebutuhan oksigen ke otak dan sebagai satu kesatuan, tetapi gerakan serambi (atrium)
organ vital lainnya akibat bergetar secara inefektif. jantung. Akibatnya, jantung
kegagalan jantung untuk tidak dapat memompa darah
berkontraksi secara efektif. secara efektif, sehingga tubuh
kekurangan oksigen.
Patofisiologi Kebanyakan
jantung
korban
diakibatkan
henti
oleh
Secara umum terdapat
mekanisme terjadinya aritmia,
3 terdapat tiga mekanisme
terjadinya aritmia, termasuk
timbulnya aritmia: fibrilasi termasuk aritmia ventrikel, yaitu aritmia ventrikel, yaitu
ventrikel (VF), takhikardi automaticity, re-entry, dan automaticity, reentrant, dan
ventrikel (VT), aktifitas listrik triggered activity. triggered activity
tanpa nadi (PEA), dan asistol.
Azka, Amwalina. 2016. Fibrilasi Ventrikel. Referat. Bagian Kardiologi Dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Blud Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh
Ludhwani, Dipesh., Amandeep Goyal, Mandar Jagtap. 2019. Ventricular Fibrillation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537120/.
Alana Biggers, MD. 2018. Ventricular fibrillation: What you need to know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/188837.
DIAGNOSIS BANDING
Cardiac Arrest Ventrikel Fibrilasi Ventrikel
Takikardi
Manifestasi klinis Ketiadaan respon; pasien tidak
berespon terhadap rangsangan
Tanggapan pasien berkurang,
pasien sudah tidak bernafas
Jantung berdebar, Sinkop, Sakit
dada, Gelisah, Hipotensi,
suara, tepukan di pundak atau hanya gasping, henti Takipneac, Tanda-tanda perfusi
ataupun cubitan. jantung yang muncul secara berkurang termasuk penurunan
Ketiadaan pernafasan normal; tiba-tiba (Sudden Cardiac kesadaran, pucat, dan
tidak terdapat pernafasan Arrest). diaphoresis (berkeringat),
normal ketika jalan pernafasan Tekanan vena jugularis
dibuka. meningkat
Tidak teraba denyut nadi di
arteri besar (karotis, femoralis,
radialis).
Aliran darah yang efektif
berhenti
Hipokasia jaringan
Metabolisme anaerobic
Terjadi akumulasi sisa
metabolisme sell
Tatalaksana Non-farmakologi:
oksigen, pasang
CPR, beri Penanganan Basic Life Support Non-farakologi : Periksan kondisi
monitor (BLS) serta Advanced Cardiac klinis pasien, lihat dan
jantung, bias VT/VF maka Live Support (ACLS) dengan kembalikan keadaan pasien
lakukan shock, bila asistol/PEA integrasi post-cardiac arrest menjadi stabil, EKG.
maka lakukan CPR 5 siklus. care. Dasar dari keberhasilan Farmakologi: infus, adenosine,
Farmakologi: Epinephrine ACLS adalah kualitas beta blocker, calcium channel
Atropine, Lidocaine, Amiodarone, Cardiopulmonary Resucitation blocker.
Dopamine, Beta blocker (CPR) yang baik dan pada VF
(atenolol, metoprolol dan maupun VT dibutuhkan
propanolol), Calcium channel defibrilasi segera pada
Michael RS, Marc DB, Robert AB, Farhan B, John EB, Clifton WC, et al. Highlights of the 2010 AHA guidelines for CPR and menit-
ECC. AHA 2010;2-5.
blockers menit awal setelah pasien
StevenJCompton. VentricularTachycardia. emedicinemedscape. 2014:1-11.
serangan.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta : Interna Publishing: 2010.p.
DIAGNOSIS BANDING
Deo R, Albert CM. Epidemiology and genetics of sudden cardiac death. Circulation [Internet]. 2012;125(4):620–37.
World Health Organization (WHO). Indonesia: WHO statistical profile [Internet]. Country statistics and global health estimates. 2015.
TATALAKSANA AWAL
Artinya :
“Niscaya benar-benar kami pegang dari pada tangan kanannya .
kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya.” (Q.S. Al-
Haqqah ayat 45-46)