Anda di halaman 1dari 38

KALIMAT EFEKTIF

 Badudu (1984: 188)---kalimat yang baik karena apa


yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara/
penulis dapat diterima/ dipahami oleh pendengar/
pembaca.

 Parera (1983: 39)--- kalimat/ bentuk kalimat yang


dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai
daya informasi yang tepat dan baik.

 Arifin
dan Tasai (1993: 111)--- kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar atau penulis.

 Widjono (2007: 160)--- kalimat yang singkat, padat,


jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi
secara tepat.
Definisi
 Kalimat efektif adalah kalimat yang
komunikatif, mampu menyampaikan
gagasan, pesan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud
penulis atau pembicara.

 Beberapa ketentuan keefektifan kalimat.


 Struktur kalimat harus jelas
 Pilihan kata tepat
 Hubungan antarbagian logis
 Ejaan harus benar
 Dua syarat utama kalimat efektif:
 Struktur kalimat efektif
 Ciri kalimat efektif
 Struktur kalimat efektif meliputi:
 Kalimat umum
 Kalimat paralel
 Kalimat periodik
 Ciri kalimat efektif:
 Kesatuan/ kesepadanan (unity)
 Kehematan (economy)
 Penekanan/ ketegasan (emphasis)
 Kevariasian (variety)
 Kelogisan
 Kecermatan
A. Struktur Kalimat Efektif

 1.Struktur Kalimat Umum


Unsur-unsur yang membangun sebuah
kalimat dibedakan menjadi dua, yaitu:
unsur wajib dan unsur tak wajib.
 Unsur wajib adalah unsur yang harus
ada dalam sebuah kalimat (unsur
subjek dan unsur predikat).
 Unsur tak wajib adalah unsur yang
boleh ada dan boleh tidak ada (kk
bantu: harus,boleh; kt.aspek:
sudah,akan; keterangan:
tempat,waktu,cara).
Rumus: K= Sub+(Aux/Asp/Pnd)+Pred+(W/T/C)
Keterangan:
K= Kalimat
Sub= Subjek
Pred= Predikat
Aux (auxiliary)= kata bantu (harus,boleh,mau)
Asp (aspek)= sudah, akan, senang
Pnd (pendesak)= memang, tidak, hanya
W (waktu)= sebelum, sesudah, ketika
T (tempat)= di, ke, dari
C (cara)= sebab, akibat, syarat, perlawanan,
keadaan.
 Contoh Kalimat
Dia memang sudah harus pergi sore ini ke
kampus
sub pnd asp aux pred WT
untuk latihan.
C
 Unsur wajib---- Dia pergi (kalimat inti)
 2. Struktur Kalimat Paralel
Paralelisme (kesejajaran) dalam kalimat adalah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
yang dipakai dalam susunan serial.

Jika ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan


frase (kelompok kata), maka ide yang sederajat
harus dinyatakan dengan frase.

Jika ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan


kata benda (bentuk pe-an,ke-an), maka ide
yang sederajat harus dengan kata benda juga.
 Contoh kalimat (1)
Penyakit alzheimer (pikun) adalah satu segi
usia tua yang paling mengerikan dan
berbahaya. Sebab, pencegahannya dan
cara mengobatinya tak ada yang tahu.

Penyakit alzheimer (pikun) adalah satu segi


usia tua yang paling mengerikan dan
membahayakan. Sebab, pencegahannya
dan cara pengobatannya tak ada yang tahu.
 Contohkalimat (2)
Ibu menimang mesra si cilik Rani,
menyanyi, mengajak bicara, mengajak
bercanda dengan senang hati.

 Contoh kalimat (3)


Polisi sedang menangani kasus pencurian
dan pembunuhan itu.
 A. Kesejajaran bentuk
Imbuhan digunakan untuk membentuk kata,
berperan dalam menentukan kesejajaran.
Contoh kalimat (1)
Kegiatan saya meliputi pembelian buku,
membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.

1a. Kegiatan saya meliputi pembelian buku,


pembuatan katalog, dan pengaturan
peminjaman buku.
1b. Kegiatan saya meliputi membeli buku,
membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.
 B. Kesejajaran Makna
Sebuah makna dalam suatu kalimat terkandung
dalam satuan fungsional. Satuan fungsional adalah
unsur kalimat yang berkedudukan sebagai subjek,
predikat, objek, dsb. Status fungsi ditentukan oleh
relasi makna antarsatuan.

 Contoh kalimat (1)


Dia berpukul-pukulan.
Kata berpukul-pukulan bermakna ‘saling pukul’. Hal
itu berarti pelakunya harus lebih dari satu. Kata dia
bermakna tunggal.
1a. Mereka berpukul-pukulan.
1b. Dia berpukul-pukulan dengan temannya.
(ket.komitatif /penyerta).
 Contoh kalimat (2)
Adik memetiki setangkai bunga.
Kata memetiki mempunyai makna berulang-
ulang yang tentunya tidak bisa diterapkan pada
satu bunga.
2a. Adik memetiki bunga.
2b. Adik memetik setangkai bunga.
 Contoh kalimat (3)
Selain pelajar SMA, panitia juga memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa.
 Jika diuraikan:

Pelajar SMA memberikan kesempatan kepada para


mahasiswa, panitia juga memberikan kesempatan
kepada para mahasiswa.

 Maksud dari kalimat tersebut adalah.


Panitia memberikan kesempatan, baik kepada pelajar
SMA maupun kepada para mahasiswa.
Pembenaran:
Selain kepada pelajar SMA, panitia juga
memberikan kesempatan kepada para mahasiswa.
 3. Struktur Kalimat Periodik
Jika pada kalimat umum, unsur yang
dikemukakan adalah unsur inti. Jika pada
kalimat periodik, unsur tambahan yang
terlebih dahulu dikemukakan kemudian
muncul bagian intinya.

Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian


pembaca atau pembicara terhadap
pendengarnya.
 Contoh kalimat
1. Oleh mahasiswa , kemarin jenazah yang
busuk itu dikuburkan. (O-K-S-P)
2. Kemarin rombongan mahasiswa PKL dari
UNUD disambut oleh mahasiswa UGM. (K-S-P-
O)
3. Tanggal 22 Desember 2006 Hari Ibu
dirayakan oleh Dhama Wanita Universitas
Brawijaya. (K-S-P-O)
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
 A.Kesatuan/ Kesepadanan
Bentuk sebuah kalimat (inti/luas) harus
mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu
kesatuan berpikir.
Kesatuan bisa dibentuk jika ada keselarasan
antara s-p, p-o, dan p-k

 Contoh Kalimat
(1) Bangsa Indonesia menginginkan keamanan,
kesejahteraan, dan kedamaian.
(2) Kebudayaan daerah adalah milik seluruh
bangsa Indonesia.
 Bandingkan dengan kalimat ini.
(1) Kepada para mahasiswa diharapkan
mendaftarkan diri di sekretariat.
(2) Di dalam keputusan itu merupakan
kebijaksanaan yang dapat menguntungkan
umum.
(3) Pada tahun ini merupakan tahun terakhir
masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut subjeknya kurang jelas
karena diantar oleh partikel. Oleh karena itu
partikel perlu dihilangkan.
 B. Kehematan
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah
kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan
makna yang diacu.

Yang utama dalam kehematan adalah seberapa


banyak kata yang bermanfaat bagi pembaca
atau pendengar. Oleh karena itu, kata-kata yang
tidak perlu bisa dihilangkan.
1) Mengulang subjek kalimat
Penulis sering mengulang subjek dalam satu
kalimat. Pengulangan tidak membuat kalimat
menjadi jelas.
Contoh kalimat (1)
1a. Pemuda itu segera mengubah rencananya
setelah dia bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu.
1b. Pemuda itu segera mengubah rencana setelah
bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
2) Hiponim dihindarkan
Hiponim (kata khusus) adalah sebuah kata atau
frasa yang artinya tercakup di dalam kata lain.
Misalnya: merpati, gagak, elang (hiponim)
burung (hipernim /kata umum)
Contoh kalimat.
1a. Presiden SBY menghadiri Rapim ABRI hari Senin
lalu.
1b. Warna kuning dan warna ungu adalah warna
kesayangan Nina.

1c. Presiden SBY menghadiri Rapim ABRI Senin lalu.


1d. Kuning dan ungu adalah warna kesayangan
Nina.
3) Pemakaian kata depan dari dan daripada
Kata depan dalam bahasa Indonesia: dari, daripada,
di, ke.
Kata dari digunakan untuk menunjukkan arah, asal.
Kata daripada digunakan untuk membandingkan
suatu benda dengan benda lain.
Contoh kalimat.
1a. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 07.30
1b. Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.

1c. Anak dari tetangga saya, Senin ini akan dilantik


menjadi polisi.
1d. Presiden menekankan, bahwa di dalam
pembangunan ini kepentingan daripada rakyat
harus diutamakan.
 C. Penekanan/ Penegasan
Penekanan/penegasan dalam kalimat adalah upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau
pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang
diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari
pendengar atau pembaca.

 Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi


penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara:
1) Pemindahan letak frase
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu
sebuah kalimat, penulis dapat memindahkan letak
frase atau bagian kalimat itu pada bagian depan
kalimat.
Contoh kalimat.
a. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu
indikator yang menunjukkan tidak efisiennya
pertamina adalah rasio yang masih timpang antara
jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya.
(siapa)
b. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak
efisiennya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr.
Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang
antara jumlah pegawai pertamina dan produksi
minyaknya. (pendapatnya mengenai apa)
c. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
pertamina dan produksi minyaknya adalah salah satu
indikator yang menunjukkan tidak efisiennya
pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman
Yohanes. (bagaimana isi pendapatnya)
 Kalimat-kalimat
tersebut menunjukkan bahwa
ide yang dipentingkan diletakkan di bagian
awal kalimat. Kalimat tersebut mempunyai
makna yang sama, tetapi ide pokok menjadi
berbeda.
2) Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat
kadang-kadang diperlukan dengan maksud
memberi penekanan pada bagian ujaran yang
dianggap penting.
Contoh kalimat.
Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan
antara pemerintah dan swasta, keseimbangan
domestik luar negeri, keseimbangan perbankan
dan lembaga keuangan nonbank.
3) Penekanan dengan pengontrasan.
Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan
yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang
bersifat permanen.

4) Penekanan dengan menggunakan


partikel penegas.
Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan
pula.
 D. Kevariasian
Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam
struktur kalimat yang dipergunakan, dalam
penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat
yang bervariasi.
Contoh variasi pola kalimat.
1a. Dokter muda itu belum dikenal oleh
masyarakat desa Sukamaju. (S-P-O)
1b. Belum dikenal oleh masyarakat desa
Sukamaju dokter muda itu. (P-O-S)
1c. Dokter muda itu oleh masyarakat desa
Sukamaju belum dikenal. (S-O-P)
 Contoh variasi bentuk aktif-pasif.
1a. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan
mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagipula kita tidak perlu
memupuknya. Kita hanya menggali lubang,
menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
1b. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan
mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan
dipelihara. Lagipula tidak perlu dipupuk, kita
hanya menggali lubang, menanam, dan
tinggal menunggu buahnya.
 Kalimat 1a berupa kalimat aktif
 Kalimat 1b bervariasi kalimat aktif dan
pasif.
 E.Kelogisan
Kelogisan berarti kalimat yang ditulis
harus masuk akal.
 Contoh:

Yang tidak logis: Yang menitipkan


sepeda harap dikunci.
Yang logis: Sepeda yang dititipkan harap
dikunci.
 F.Kecermatan
Kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan harus tepat dalam
menggunakan diksi (pilihan kata).
 Contoh:

1a. Mahasiswa perguruan tinggi yang


terkenal itu menerima hadiah.

1b. Mahasiswa yang kuliah di perguruan


tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Penyebab Ketidakefektifan
Kalimat
 Ketidaklengkapan unsur kalimat
----Kalimat efektif harus memiliki unsur-
unsur yang lengkap (sekurang-kurangnya
harus mengandung unsur subjek dan unsur
predikat).

Contoh:
1a. Di dalam buah mangga mengandung
vitamin C. (tidak efektif)
1b. Buah mangga mengandung vitamin C.
(efektif)
 Kalimat dipengaruhi bahasa Inggris
---- Pada karangan ilmiah sering dijumpai
pemakaian bentuk-bentuk di mana, yang mana
sebagai penghubung.
---- Ramlan (1994: 35), penggunaan bentuk-bentuk
tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.

Contoh:
1a. The house where he lives very large.
1b. Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari
rumahnya.
1c. Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari
rumahnya.
* Bentuk di mana dipakai untuk menyatakan
tempat, yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat asal’.
 Kalimat mengandung makna ganda
Contoh:
1a.Dari keterangan masyarakat daerah itu
belum pernah diteliti.
----pada kalimat diatas terdapat dua
kemungkinan hal yang belum pernah diteliti,
yaitu masyarakat di daerah itu atau daerah
itu sendiri.

1b. Dari keterangan yang diperoleh,


masyarakat daerah itu belum pernah
diteliti.

1c. Dari keterangan masyarakat, daerah itu


belum pernah diteliti.
 Kalimat bermakna tidak logis
---- Kalimat efektif harus dapat diterima oleh
akal sehat atau bersifat logis.

Contoh:
1a. Dengan mengucapkan syukur
alhamdulillah selesailah makalah ini.
--- Seseorang untuk menyelesaikan sebuah
makalah harus bekerja dulu dan tidak
mungkin makalah itu akan dapat selesai
hanya dengan membaca alhamdulillah.

1b. Syukur alhamdulillah penulis panjatkan


pada Allah SWT karena dengan izin-Nya jualah
makalah ini dapat diselesaikan.
 Kalimat mengandung pleonasme
---- Kalimat yang tidak ekonomis karena
terdapat kata-kata yang sebetulnya tidak
perlu digunakan.

Contoh:
a. para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak
perlu para)
b. para bapak-bapak (jamak)
c. banyak siswa-siswa (jamak)
d. saling pukul-memukul (pukul-memukul
sudah bermakan saling)
e. Lukisan itu sangat bagus sekali. (sangat
bagus atau bagus sekali)
 Kalimat dengan struktur rancu
---- Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau
susunannya.
Sebab kalimat rancu menurut Badudu (1983: 21).
 Pemakai bahasa tidak menguasai struktur
bahasa Indonesia yang baku.
 Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa
bahasa yang baik sehingga tidak dapat
merasakan kesalahan bahasa yang dibuat.
 Contoh:

1a. Mahasiswa dilarang tidak boleh merokok di


ruang kelas.
1b. Mahasiswa dilarang merokok di ruang kelas
1c.Mahasiswa tidak boleh merokok di ruang
kelas.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai