Anda di halaman 1dari 108

PENGANTAR

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

Dr. Daradjat Kartawidjaja, M.Si


Arti Kata Pengantar
 Membahas hal-hal yang bersifat mendasar (basiswetenschap) dari
suatu ilmu pengetahuan
 Membahas secara menyeluruh berbagai aspek studi ilmu
pengetahuan tapi tidak mendalam
 Memberikan gambaran secara sistematis tentang suatu studi,
mulai dari paradigma, unsur-unsur, fungsi, prinsip serta teori-
teorinya
 Menjawab secara mendasar pertanyaan-pertanyaan pendahuluan,
tentang apa dan bagaimana makna dari studi tersebut
Arti Kata Pengetahuan
 Pengetahuan (knowledge):

Segala sesuatu yang telah diketahui oleh seseorang yang


diperoleh dari hasil pendidikan, pelatihan/praktek, informasi
dari orang lain, atau pengalaman, sehingga menghasilkan
wawasan tentang sesuatu yang berguna bagi diri dan
kehidupannya.
Arti Kata Ilmu
 “Ilmu (science)

Adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara


sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang
harus dapat dikontrol (diperiksa) dan ditelaah oleh orang lain,
yang memiliki berbagai unsur (element atau komponen) yang
tergabung secara utuh yang terdiri dari : a). Pengetahuan, b).
Tersusun secara sistematis, c). Menggunakan pemikiran, d).
Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain secara kritis
(obyektif)”(Soeryono Soekanto, 1990).

Note : Setiap ilmu merupakan pengetahuan, tapi tidak


semua pengetahuan merupakan ilmu.
 Untuk memenuhi syarat sebagai sebuah ilmu, maka harus ada :
obyek yang jelas, serta memiliki terminologi,metodologi, filosofi
dan teori yang khas (Prayudi Atmosudirdjo, 1962)
 “Ilmu pengetahuan adalah suatu obyek ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsip, dalil, rumus, yang melalui percobaan
sistematis dan berulang kali, telah diuji kebenarannya, prinsip,
dalil-dalil dan rumus-rumus yang dapat dipelajari dan diajarkan”
( Sondang Siagian, 1985).
 Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh secara
sistematis, yang telah diuji (verifikasi) kebenarannya dengan
menggunakan metodologi yang yang jelas dan terbuka, sehingga
di dalamnya memuat prinsip-prinsip, dalil-dalil, rumus-rumus
yang konsisten, serta dapat dikontrol oleh setiap orang secara
obyektif. ( Daradjat Kartawidjaja)
 Conant dalam Kerlinger (1967, 6 – 7)

Dua sudut pandangan tentang ilmu yaitu sudut statis dan


sudut dinamis…..

The static view, the view that seems to influence most laymen and
student. Is that science is an activity that contributes systematized
information on the world.

The dynamic view on the other hand, regards science more as an


activity, what science do. The present state of knowledge is important
of cource. But it is important mainly, because it’s a base for further
science theory and research.
Arti Kata Seni
 Seni (arts – Inggris, artes – Yunani) secara etimologis adalah
kemahiran/keterampilan seseorang yang diperoleh dari
bakat dan pengalamannya, untuk menghasilakan cipta, rasa
dan karsa, sehingga dapat dinikmati oleh dirinya maupun
oleh orang lain.

“Arts is personal creative power skill in performance”

Seni adalah kekuatan kreatif seseorang secara individual


ditambah dengan keahlian dalam menghasilkan karyanya
((George R. Terry dalam Ricahrd D. Irwin, 1984).
Pengertian Administrasi
 Pengertian Administrasi
Ada dua pengertian administrasi yang hingga saat ini masih
berkembang di masyarakat khususnya di Indonesia

Pertama : administrasi dalam arti sempit,

Berasal dari kata administratie (Belanda), yang meliputi kegiatan


: catat-mencatat, surat-menyurat, pengarsipan, pengagendaan,
pembukuan ringan dan sebagainya yang merupakan pekerjaan
ketatausahaan (clerical work).
Kedua : administrasi dalam arti luas,
Diambil dari bahasa Inggris yaitu administration, yang
menggambarkan adanya kerjasama yang rasional dari dua
orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal tersebut dapat merujuk pada beberapa
pendapat dari para pakar ilmu administrasi dan manajemen.
Herbert A. Simon (1959), mengatakan :
“Administration can be defined as the activities of groups
cooperating to accomplish common goals”
(administrasi sebagai kegiatan dari kelompok yang
mengadakan kerjasama untuk menyelesaikan tujuan
bersama).
Stephen P. Robbins (1980), mengatakan :
“administration is the universal process of efficiently getting
activities completed with and through other people”
(administrasi merupakan proses universal untuk
menyelesaikan kegiatan-kegiatan secara efisien bersama
dan melalui orang lain).
Sondang P. Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi
(1982), mengemukakan bahwa :
”administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antara
dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya”.
Leonard D. White (1995)

“Administration is a process common to all groups efforts, publick


or private, civil or military.”

Luther Gulick (1937)

“ Administration has to do with getting things done, with the


accomplishment of defined objectives”
Dari definisi-definisi di atas, terlihat bahwa terdapat
unsur-unsur pokok dari administrasi, yaitu :
1. Adanya kelompok (dua orang) manusia atau lebih
2. Adanya kerjasama dari anggota kelompok
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai, yang telah
ditetapkan bersama
4. Adanya sifat rasional
5. Adanya kegiatan dalam mencapai tujuan
6. Adanya sarana yang dipergunakan
1. Adanya kelompok (dua orang)
manusia atau lebih
Keadaan ini menunjukkan, pertama bahwa administrasi adalah
merupakan suatu fenomena sosial, yaitu perbuatan yang dilakukan
oleh manusia yang berdasarkan dorongan instink maupun rasionya
untuk memenuhi kepentingan, kebutuhan dan tujuan hidupnya.
Kedua, adanya kesadaran bahwa di samping pencapaian yang dapat
dilakukan oleh masing-masing individu, ada beberapa pemenuhan
kepentingan, kebutuhan dan tujuan hidup yang hanya akan dapat
dicapai dengan efektif dan efisien apabila dilakukan melalui kerjasama
dengan orang-orang lain yang memiliki kepentingan, kebutuhan dan
tujuan yang sama.
2. Adanya Kerja sama dari anggota kelompok
Bahwa tujuan tersebut hanya akan dapat dicapai
dengan efektif dan efisien melalui kerjasama yang solid
dari semua anggota kelompok yang terlibat. Semakin
solid kerjasama maka pencapaian tujuan akan lebih
efektif dan efisien. Untuk itu harus ada pengaturan dan
pembagian fungsi, tugas dan tanggung jawab, serta
strategi dalam pelaksanaannya. Pembagian beban
fungsi, tugas diantara anggota kelompok tidak harus
selalu sama, tetapi dapat dideferensiasi berdasarkan
tingkat kemampuan, tanggung jawab maupun imbalan
prestasi.
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Secara umum memang harus ada tujuan yang sama diantara anggota
kelompok, yang berangkat dari kepentingan dan kebutuhan yang ingin
dipenuhi. Karena tanpa didasari oleh tujuan yang sama, maka proses
kerjasama akan menjadi terhambat.
Penetapan tujuan bisa ditetapkan secara bersama-sama oleh semua
anggota kelompok, atau hanya oleh beberapa anggota saja tetapi mendapat
persetujuan dan pengakuan dari anggota-anggota kelompok yang lain.
Namun dalam kenyataannya, seringkali terdapat perbedaan tujuan yang
bersifat khusus, baik antara tujuan kelompok yang bersifat umum dengan
tujuan pribadi yang lebih bersifat spesifik, maupun antara tujuan pribadi dari
masing-masing anggota kelompok.
Kenyataan ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena latar
belakang manusia yang bersifat heterogen dan deferensial. Terpenting adalah
bagaimana memadukan secara harmonis diantara berbagai kepentingan yang
bersifat spesifik, tanpa mengorbankan pencapaian tujuan yang bersifat
umum.
4. Bersifat rasional
Yang dimaksud dengan rasional dalam administrasi
adalah bahwa kerjasama tersebut dilatarbelakangi oleh
keinginan untuk memenuhi kepentingan, kebutuhan
dan tujuan yang ingin dicapai. Seseorang hanya akan
mau bekerja sama (berkolaborasi) dengan orang lain
apabila ada harapan bahwa kepentingan, kebutuhan dan
tujuannya akan tercapai, baik tujuan yang bersifat
komersial maupun yang bersifat sosial. Oleh karena itu
yang dimaksud dengan rasionalitas adalah suatu
tindakan yang mengarah pada suatu tujuan dengan
perhitungan bahwa tujuan tersebut memungkinkan
untuk dicapai.
5. Adanya kegiatan dalam
mencapai tujuan
Disini berarti bahwa pencapaian tujuan tersebut harus
dilakukan melalui serangkaian kegiatan. Agar tujuan
dicapai dengan efektif dan efisien, maka berbagai
kegiatan tersebut harus ditata dengan baik. Untuk itu
harus dilakukan penataan kegiatan berdasarkan jenis
kegiatan, beban yang harus dikerjakan, maupun
spesifikasi kegiatan, sehingga dapat dilakukan
pembagian tugas, fungsi dan tanggung jawab secara
tepat serta penetapan imbalan yang memadai.
6. Adanya sarana yang diperlukan
dalam melakukan kegiatan
Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan
diperlukan sarana yang memadai, yang terdiri dari : paralatan
kerja (teknologi), uang (money) dan sistem kerja (method).
Jumlah dan kualitas sarana tersebut tergantung pada :
1) jumlah orang yang terlibat dalam proses tersebut
2) sifat tujuan yang hendak dicapai
3) ruang lingkup serta keanekaragaman tugas
4) bentuk kerjasama yang hendak dikembangkan. (Sondang P.
Siagian, 1980).
Keempat hal di atas dapat ditambahkan dengan jumlah, jenis
dan bobot beban/urusan yang harus dikerjakan.
Keterkaitan
Administrasi dengan Manajemen

 Terdapat perbedaan pendapat dari para ahli administrasi


dan manajemen tentang kedudukan administrasi dengan
manajemen.

Pendapat pertama, bahwa administrasi sama dengan


manajemen (administras = manajemen),

Pendapat kedua, bahwa administrasi lebih sempit dari


manajemen (administrasi < manajemen),

Pendapat ketiga, bahwa administrasi lebih luas dari


manajemen (administrasi > manajemen).
Administrasi sama dengan Manajemen
(Administrasi = Manajemen)
Kelompok pertama menganggap bahwa A=M, karena mereka melihat
bahwa dalam keduanya sama-sama melaksanakan fungsi manajemen
untuk mencapai tujuan, seperti fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan, penganggaran, pengendalian dan pelaporan.
Seperti dikemukakan oleh Sheldon Oliver (1923) dalam Dann N.
Sugandha (1992), “Administration is the function in industry concerned in
the determination of the purpose of the corporate policy, the coordination
of finance, production, distribution, the settlement of compass of the
organization, and the ultimate control of the executive”. (Administrasi
adalah fungsi di dalam industri yang menyangkut penentuan
kebijaksanaan perusahaan, pengkoordinasian, keuangan, produksi,
distribusi, penetapan arah organisasi, serta pengawasan yang terakhir oleh
eksekutif).
Selain itu Walters JE (1959) masih dalam Dann N.
Sugandha (1992), mengatakan bahwa : “Administration is
the process of planning, organizing, managing, appraising,
and controlling an entreprise” (Administrasi adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, mengendalikan,
menilai, dan mengawasi suatu perusahaan).
Para ahli yang juga berpendapat bahwa tidak ada
perbedaan antara administrasi dengan manajemen adalah
William H. Newman dalam bukunya administrative action,
serta M.E. Dimock dalam bukunya Publick
Administration.
Administrasi lebih sempit dari Manajemen
(Administrasi < Manajemen)

Kelompok kedua yang mengatakan bahwa


administrasi lebih sempit dari manajemen (A<M),
memandang administrasi dari sudut yang sempit
yaitu hanya sebatas kegiatan ketatausahaan
(clerical).
Administrasi lebih luas dari Manajemen
(Administrasi > Manajemen)
Sedangkan kelompok ketiga yang memandang
administrasi berbeda dengan manajemen dan bahkan
lebih luas dari manajemen (A>M), berdasarkan pada
pemahaman bahwa administrasi bertugas untuk
menetapkan tujuan dan kebijaksanaan yang harus
dicapai, sedangkan manajemen bertugas untuk
mencapai tujuan dan kebijakan tersebut melalui
pengendalian terhadap sumber-sumber organisasi.
Beberapa ahli administrasi dan manajemen yang
berpendapat seperti tersebut diantaranya, Dalton E.
Mc. Farland dalam bukunya management, principles
and practices (1959) sebagaimana dikutip dalam
Soewarno (1980) yang mengatakan bahwa :
“administration refers to the determination of major
aims and policies, whereas management refers to
carrying out of operations designed to accomplish the
aims and effectuate policies” (administrasi ditujukan
terhadap penentuan tujuan pokok dan
kebijaksanaannya, sedangkan manajemen ditujukan
terhadap pelaksanaan kegiatan dengan maksud
menyelesaikan/mencapai tujuan dan pelaksanaan
kebijaksanaan).
Hal yang sama dikemukakan oleh Ordway Tead yang secara
tegas membedakan antara administrasi dengan manajemen. Ia
mengatakan, “administration is the process and agency wich is
responsible for determination of the aims for which an
organization and its management are to strive.......etc.
Management is the process and agency which directs and guides
the operation of organization in the realizing of established
aims...etc.” (Administrasi adalah suatu proses dan badan yang
bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi
dan manajemen digariskan...dsb. Manajemen adalah suatu proses
dan badan yang secara langsung memberikan petunjuk,
bimbingan kegiatan dari suatu organisasi dalam merealisasikan
(melaksanakan) tujuan yang telah ditetapkan....dsb)
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sondang
P. Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi
(1980), yang mengemukakan bahwa ada dua tugas
utama administrasi, yaitu :
1) menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai
(organizational goal)
2) menentukan kebijaksanaan umum yang mengikat
seluruh organisasi (general and overall policies).
Sebaliknya manajemen berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas
kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan oleh
administrasi.
Model
Paradigma Administrasi

Komu
nikasi
Pengertian Publik
Diartikan sebagai :
- Umum
- Masyarakat
- Negara.
.
Diartikan sebagai Umum
 Public Offering (penawaran umum)
 Public Service (pelayanan umum)
 Public Ownership (kepemilikan umum)
 Public Utility (perusahaan umum)
 Public Networking (jaringan umum)
 Public Telephone (telepon umum)
Diartikan sebagai
Masyarakat
 Public Relation (hubungan masyarakat)
 Public Interest (kepentingan masyarakat)
 Public Opinion (pendapat masyarakat)
 Public Health (kesehatan masyarakat)
 Public Transfortation (transfortasi untuk masyarakat)
Diartikan sebagai Negara
 Public Authorities (kewenangan negara)
 Public Facilities (fasilitas negara)
 Public Finance (keuangan negara)
 Public Revenue (penerimaan/pendapatan negara)
 Public Accountan (akuntan negara)
Sinonim Istilah
Public Administration
Administrasi Negara

fokusnya pada negara sebagai organisasi yang melaksanakan


tugas – tugas untuk melayani kebutuhan masyarakat. Di sini
seolah-olah hanya negara yang berwenang menjalankan
pelayanan masyarakat.

Administrasi Publik

Berorientasi pada orang – orang sebagai anggota masyarakat yang


harus dilayani kebutuhannya. Pelayanannya tidak harus hanya
oleh negara semata-mata, tetapi dapat juga oleh penyelenggara
lain setelah mendapat persetujuan negara. Setiap pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan
kewenangan negara adalah administrasi publik.
Pengertian Publik
 Sejumlah manusia yang memiliki kesamaan berfikir,
berperasaan, bersikap, berpengharapan, dan bertindak yang
benar dan baik berdasarkan nilai-nilai dan norma yang
mereka miliki.

 Publik meliputi kelompok manusia yang berstatus sebagai


penduduk, masyarakat, warga negara, rakyat

 Luas lingkup administrasi publik untuk melayani


masyarakat, penduduk, warga negara dan rakyat.
Pengertian - Pengertian
 Penduduk : Sejumlah orang yang menghuni dari suatu negara
tertentu, dimana keberadaannya paling rendah hingga sering
dipecundangi dan ditenggelamkan seenaknya.
 Masyarakat : Sejumlah orang yang bersama – sama menjadi
anggota suatu negara yang harus dibina dan dilayani oleh
administrasi publik
 Warga negara : Sejumlah orang yang dinyatakan sebagai warga
oleh suatu negara tertentu, berdasarkan per UU an negara tersebut
 Rakyat : Sejumlah orang yang mempunyai hak untuk memilih dan
dipilih dalam masyarakat negara, sebagai penghargaan atas
eksistensi dan kemerdekaan hak asasinya., yang merupakan salah
satu syarat eksistensi satu negara
Pengertian Negara
 Cenderung didefinisikan sebagai sebuah organisasi,
yaitu organisasi kekuasaan yang dibentuk oleh dan
untuk warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan
dan pencapaian tujuan.
 Negara adalah suatu kelompok, persekutuan, alat,
organisasi kewilayahan/kedaerahan, sistem politik,
kelembagaan dari rakyat/keluarga/desa, yang terdiri
dari orang-orang kuat dan lemah, yang merupakan
susunan kekuasaan yang memiliki monopoli,
kewibawaan, kedaulatan, hukum, kepemimpinan dan
sistem paksa, sehingga negara memiliki keabsahan dan
pengakuan dari dalam dan luar negara
Definisi Administrasi
Publik
Definisi Para Ahli
John M. Pfiffner and Robert V. Presthus (1960, 4)

Pelaksana (implementator) untuk melaksanakan kebijakan


publik/pemerintah

Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro (1970, 21)

1. Kerja sama sekelompok orang pada lingkungan pemerintahan

2. Meliputi kegiatan kegiatan pada cabang eksekutif, legislatif dan


yudikatif

3. Berfungsi juga dalam perumusan kebijakan publik, (merupakan


bagian dari proses politik)

4. Berkaitan dengan kelompok perorangan dan swasta dalam


melaksanakan pelayanan publik
Dwight Waldo (1955)

“ Administrasi publik adalah manajemen dan organisasi dari


manusia – manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan
pemerintah”

Edward H. Lichfield (1956)

“ Administrasi publik merupakan studi mengenai bagaimana


macam – macam badan pemerintahan diorganisir,
diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan
dan dipimpin”
PERKEMBANGAN PARADIGMA
ADMINISTRASI PUBLIK
Arti dan Peranan
Paradigma
 Paradigma merupakan corak berfikir seseorang atau
sekelompok orang tentang sesuatu hal yang berlaku pada
waktu dan tempat tertentu
 Paradigma merupakan cara pandang, nilai-nilai, metode-
metode, prinsip-prinsip dasar atau cara memecahkan suatu
masalah yang dianut oleh suatu masyarakat ilmiah pada
masa tertentu (Thomas S, Kuhn, 1970)
 Memahami administrasi publik melalui pendekatan
paradigma disebabkan sering terjadi krisis definisi tentang
administrasi publik, dimana satu sama lain saling
bertentangan secara tajam
 Melalui pendekatan paradigma dapat diidentifikasi ciri-ciri
umum administrasi publik, sehingga dapat diketahui
dimana dan pada tingkatan mana paradigma tsb berada
Paradigma
Versi Nicholas Henry
Pengelompokkan berdasarkan penetapan fokus dan lokus
dimana definisi – definisi tersebut berada.

Fokus : mempersoalkan apa kajian (what of the field) atau


bagaimana cara memecahkan persoalan (solution)

Lokus : mempersoalkan dimana lokasi atau medan penerapan


ilmu tersebut berada (where of the field)

Henry memilah bahwa ada 5 pengelompokkan corak berfikir


para ahli ilmu administrasi publik menurut waktu dan tipenya
Paradigma 1
Dikotomi Antara Politik dan
Administrasi Publik
 Dari tahun 1900 – 1926
 Tokoh-tokohnya : Frank J.Goodnow dan Leonard D. White
dalam bukunya Politics and Administration
 Penekanan pada sisi lokus, yaitu dimana seharusnya
administrasi publik berada, yaitu pada birokrasi
pemerintahan
 Membedakan dan memisahkan fungsi dan peranan yang
berbeda antara politik sebagai pembuat kebijakan dan
administrasi negara sebagai pelaksana kebijakan
Paradigma 2
Berbasis Prinsip-Prinsip Administrasi
 Dari Tahun 1927 – 1937
 Tokoh-tokohnya : W.F. Willoughby, Luther Gulick, L.
Urwick, bukunya Principles of Public Administration
 Penekanannya pada sisi fokus, yaitu essensi dari prinsip-
prinsip tersebut yang bersifat universal
 Karena prinsip-prinsip administrasi bersifat universal, maka
prinsip-prinsip administrasi negara juga bersifat universal
tanpa mempedulikan lokus (dimana administrasi negara
tersebut diberlakukan) meskipun berbeda kerangka
institusi, fungsi, visi, misi serta lingkungannya.
Paradigma 3
Administrasi Publik Sebagai Ilmu
Politik
 Dari Tahun 1950 – 1970
 Terjadi karena banyaknya serangan terhadap paradigma 2,
bahwa tidak akan ada prinsip-prinsip yang bersifat universal,
karena penyelenggaraan tata kelola negara bersifat positif
dan dipengaruhi kondisi – kondisi dan nilai – nilai tertentu
 Penekanannya kembali pada lokus, yaitu birokrasi
pemerintahan, sedangkankan fokusnya menjadi tidak jelas
 Terjadi pelemahan pada disiplin administrasi publik, karena
ilmu politik tidak memberi perhatian yang cukup dan bahkan
meremehkan perkembanagan administrasi publik.
Paradigma 4
Administrasi Publik Sebagai Ilmu
Administrasi
 Dari tahun 1956 – 1970
 Kembali pada prinsip – prinsip administrasi yang bersifat universal
 Berorientasi pada fokus yaitu organisasi dan manajemen, tanpa
mempedulikan lokus. Tokohnya seperti : Keith M Henderson, serta
tokoh – tokoh terdahulu pada periode 2.
 Teori dan konsepnya banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
administrasi bisnis, terutama dengan munculnya teori dan konsep
Organizational Development (OD)
 Masalah muncul ketika harus membedakan penerapan pada
organisasi publik dan organisasi privat yang bersifat prinsipil
Paradigma 5
Administrasi Publik Sebagai
Administrasi Publik
 Mulai tahun 1970 sampai sekarang
 Administrasi negara tidak bisa hanya bersandar pada teori
dan konsep ilmu administrasi, karena dalam prosesnya
harus menjalankan kebijakan publik yang merupakan
fungsi politik.
 Ilmu administrasi publik merupakan ilmu hybrida yang
tumbuh dan berkembang berbasis pada ilmu administrasi
sebagai ibu (melalui teori organisasi dan manajemen), dan
ilmu politik sebagai bapak (kebijakan publik) ditambah ilmu
ilmu lain yang sangat diperlukan seperti sosiologi,
psikologi, ekonomi, hukum, budaya dsb.
Paradigma Versi
George H. Frederickson
 Paradigma Birokrasi Klasik : Max Weber, Woodrow Wilson, F. Taylor, Luther
Gulick, Llyndal Urwick
 Paradigma Birokrasi Neo Klasik : Herbert Simon, Richard M Cyert, James
G.A March
 Paradigma Kelembagaan : Charles E. Lindblom, James D. Thomson, Frederick
C. Mosher, Amitai Etzioni
 Paradigma Hubungan Kemanusiaan : Rensis Linkert, Daniel Katz, Robert
Kahn
 Paradigma Pilihan Masyarakat : Vicent Ostrom, James Buchanan, Gordon
Tullock
 Paradigma Administrasi Publik Baru : Frank Marini, George H. Frederickson
PENDEKATAN UMUM
ADMINISTRASI
Prinsip – Prinsip Pokok Administrasi (Henry Fayol)
a. Administrasi bukan hanya tugas dan tanggung jawab pimpinan organisasi, tetapi
tugas dan tanggung jawab semua anggota organisasi dari atas hingga ke bawah
sejalan dengan hirarkhi organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi, maka
harus dilaksanakan 6 fungsi/kegiatan utama, yaitu :
1) Kegiatan teknis (operations techniques) : produksi,pabrikasi, pengolahan.
2) Kegiatan komersial (operations commerciales) :jual-beli, sewa-menyewa.
3) Kegiatan finansial (operations financieres) : mencari dan
menggunakan uang.
4) Kegiatan keamanan (operations de securite) : perlindungan kekayaan
organisasi.
5) Kegiatan akunting (operations de comptabilite) : inventarisasi, neraca,
nilai harga, statistik, laporan.
6) Kegiatan manajemen (operations managiere) : meramalkan (forecast) /
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin
(commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan
(controlling).
b. Perlunya pendidikan dan latihan administrasi.

Keahlian administrasi harus dimulai dengan pendidikan dan


pengajaran pada pendidikan formal mulai tingkat dasar sampai
perguruan tinggi, setelah memasuki dunia kerja di sektor swasta
maupun publik diberikan pelatihan-pelatihan secara berjenjang
sesuai tingkat jabatan.

c. Perlu tersedianya teori administrasi.

Pendidikan dan pengajaran sangat memerlukan teori dan konsep


yang telah diuji secara ilmiah, dimana teori ini juga akan sangat
bermanfaat untuk digunakan untuk pembuatan kebijakan, peraturan,
pedoman, metode-metode, prosedur dan sebagainya.
Prinsip-prinsip umum administrasi
Dalam bukunya Fayol menetapkan 14 prinsip dalam melaksanakan
administrasi

1). Pembagian pekerjaan (division of work)

2). Kewenangan dan tanggung jawab (authority and


responsibility)

3). Disiplin (discipline)

4). Kesatuan perintah (unity of command)

5). Kesatuan arah dan tujuan (unity of direction)

6). Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan


individu (sub ordination of individual to general interest)
7). Pengupahan (remuneration)
8). Pemusatan kekuasaan (centralization)
9). Tata urutan hirarkhi (scalar chain)
10). Tata tertib (order)
11). Keadilan (equity)
12). Stabilitas jabatan (stability of tenure)
13). Prakarsa (initiative)
14).Solidaritas antara sesama kawan sekerja (esprit de corps).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang
pegawai, agar mampu mendukung tugas organisasi.

 Kualitas fisik yang sehat, kuat, giat bekerja (phisical


quality; health, vigor, address).
 Kualitas mental yang mampu belajar dan memahami
(ability to learn and understand).
 Kualitas moral yang rajin, jujur, bertanggung jawab,
berprakarsa, setia bijaksana, dan berpribadi (moral quality;
energy, firmness, responsibility, iniciative, loyalty, tact,
dignity).
 Kualitas pendidikan (educational quality).
 Kualitas pengalaman (experience quality).
Badan kerja Sama (the body corporate)
 Fayol mengatakan bahwa administrasi dalam bentuk struktur adalah
semacam badan kerja sama di antara bagian-bagian atau unit-unit
yang ada dalam organisasi. Dimana satu sama lain bersifat dinamis
dalam menyalurkan idea dan kewenangan sesuai format yang
diinginkan. Oleh karena itu ia menolak manusia dianggap sebagai
mesin administrasi yang bersifat statis dan tidak memiliki jiwa.
Setiap Pimpinan untuk setiap unit organisasi
(one head for one body)
 Maksudnya agar pada setiap unit organisasi terdapat prinsip kesatuan
komando/perintah (unity of command), serta adanya kesatuan tujuan
(unity of direction). Perintah yang datang dari berbagai pimpinan
yang berbeda-beda dapat membingungkan pekerja, yang pada
akhirnya menyebabkan in efisiensi.
Perlunya staf ahli (many brains to help)

Fungsi staf ahli adalah untuk membantu kelemahan pimpinan dalam


mengatasi beban administrasi yang dihadapinya, serta menjadi unsur
pemikir (organ of thinking), yaitu melakukan observasi pelaksanaan tugas,
membantu menyiapkan rencana kerja, mencari solusi untuk masalah yang
dihadapi.
Kekuasaan dan pertanggungjawaban
Perlu adanya keseimbangan antara kekuasaan yang dialokasikan dengan
tanggung jawab yang harus dipenuhi. Ketidakseimbangan dintara
keduanya dapat menyebabkan timbul rasa ketidakadilan, serta rasa frustasi.
The gankplank
Konsep ini untuk mengatasi hambatan komunikasi yang sering terjadi
akibat adanya garis kewenangan (line of authourity) yang telah ditetapkan
dalam struktur organisasi, yang mengakibatkan in efisiensi dan
penyelesaian tugas menjadi lama. Konsep ini dapat dilakukan tanpa harus
merusak garis kewenangan yang telah ditetapkan, dengan catatan para
pihak atasan telah mengetahui dan menyetujui dilaksanakannya konsep ini.
ORGANISASI dan
PENGORGANISASIAN
Stephen P. Robbins, (1994, 4)
Organisasi adalah kesatuan sosial (social entity),
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja dengan relatif
terus menerus, untuk mencapai tujuan bersama.
(Stephen P. Robbins, 1994, 4).
Analisis :
 Organisasi sebagai kesatuan sosial
Berarti bahwa dalam organisasi tersebut terdiri dari kelompok
orang yang satu sama lain saling berinterrelasi dan berinteraksi,
dimana pola interaksinya telah difikirkan terlebih dahulu, agar
dapat efektif mencapai tujuan.

 Dikoordinasikan dengan sadar


Artinya bahwa interaksi di antara anggota organisasi tersebut
dilakukan melalui fungsi manajemen, yaitu agar interaksi satu sama
lain bersifat seimbang dan selaras, tidak berlebihan (redundancy),
tapi dapat dipastikan mencapai tujuan.
 Batasan yang relatif dapat diidentifikasi

Dalam organisasi ada kejelasan tentang siapa yang


menjadi anggota organisasi dan yang bukan, yang
biasanya terbentuk melalui perjanjian yang mengatur
hak dan kewajiban organisasi dan anggotanya.
Batasan juga menyangkut batas organisasi dengan
organisasi lain dan dengan lingkungannya.
 Keterikatan yang terus menerus
Terus menerus di sini bukan berarti bahwa
keanggotaannya seumur hidup, tetapi selama menjadi
anggota, mereka berpartisipasi secara teratur.

 Adanya tujuan yang akan dicapai


Adalah tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
yang harus disepakati menjadi tujuan bersama.
Meskipun selain tujuan organisasi juga tetap ada tujuan
individu anggota, serta tujuan sosial, yaitu masyarakat
sebagai sasaran organisasi.
 Definisi tentang Pengorganisasian
(Organizing)

George R. Terry :
“Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among
persons so that they may work together efficiently and gain personnal
satisfaction in doing selected task under given environmental conditions
for the purpose of achieving some goal or objective”.
(Pengorganisasian adalah tindakan yang mengusahakan terciptanya
hubungan-hubungan perilaku yang efektip antara orang-orang, sehingga
mereka dapat bekerja sama secara efisien, dengan demikian memperoleh
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu).
M. Manullang :
Pengorganisasian adalah suatu proses penetapan dan
pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan
tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan
penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur
organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat
bekerja bersama seefektif mungkin untuk mencapai
tujuan. Secara singkat, pengorganisasian adalah
perbuatan diferensiasi tugas-tugas.
Paradigma Organisasi
1. Organisasi sebagai kesatuan rasional dalam mengejar tujuan
2. Merupakan koalisi dari para konstituen
3. Merupakan sistem terbuka
4. Merupakan sistem yang memproduksi arti
5. Merupakan sistem yang digabungkan secara longgar
6. Merupakan sistem politik
7. Merupakan alat dominasi
8. Merupakan unit pemrosesan informasi
9. Merupakan penjara psikhis
10. Merupakan kontrak sosial
Prinsip-prinsip organisasi (The principles of
organization)
1. Harus memiliki tujuan yang jelas (to define
clearly the objective of the organization)
2. Memiliki skala hierarkhi (the scalar principle)
3. Kesatuan perintah/komando (unity of command)
4. Pelimpahan wewenang (delegation of authority)
5. Prinsip pertanggungjawaban ( principles of
responsibility)
6. Pembagian pekerjaan (division of work)
7. Jenjang/rentang kendali (span of control)
8. Penetapan fungsi (functional defination)
9. Pemisahan kekuasaan (separation of
power)
10.Keseimbangan (principle of balances)
11.Flexibilitas (priciple of flexibility)
12.Kepemimpinan (principle of leadership)
Organisasi Publik/Pemerintah
 Adalah sebuah wadah kerja sama yang dibentuk oleh dan
berdasarkan otoritas negara/pemerintah, guna
melaksanakan tugas, kewenangan dan kewajiban negara
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat berupa
pelayanan publik (public service)dan pelayanan sipil (civil
service).
 Bentuk organisasi yang paling ideal untuk melaksanakan
tugas – tugas pemerintah adalah bentuk organisasi Birokrasi
(bureaucracy) yang diintodusir oleh Max Weber
Beberapa pengertian Tentang Birokrasi :

1) Sebagai sebuah model atau tipe organisasi,

2) Sebagai sebuah sistem organisasi,

3) Sebagai sebuah budaya atau tata nilai yang


dianut oleh sebuah kelompok masyarakat
Sebagai sebuah model atau tipe organisasi :

Birokrasi merupakan salah satu model atau tipe organisasi, yang


digunakan oleh organisasi-organisasi besar dengan tata kerja yang rumit,
seperti : organisasi pemerintahan, perusahaan-perusahaan besar, dan
lain-lain, yang menggunakan kapasitas organisasi yang relatif besar, serta
proses dan mekanisme kerja yang luas dan kompleks. Sehingga untuk itu
diperlukan penggunaan sumber daya manusia yang besar, teknologi yang
kompleks, anggaran yang besar, jejaring kerja yang luas, serta sasaran
organisasi yang tersebar dan heterogen.

Dalam karyanya The Theory of Economy and Social Organization, Weber


mengemukakan konsepnya tentang The ideal type of bureaucracy dengan
merumuskan ciri-ciri pokok organisasi birokrasi yang lebih sesuai
dengan masyarakat modern.
Ciri – Ciri Pokok Birokrasi pada Masyarakat Moderen

1. Adanya suatu struktur hirarkis yang melibatkan


pendelegasian wewenang dari atas ke bawah dalam organisasi
(a hierarcical structure involving delegation of authority from
the top to the bottom of an organization).

2. Adanya posisi-posisi atau jabatan-jabatan yang mempunyai


tugas dan tanggung jawab yang tegas (a series of official
position offices, each having prescribed duties and
responsibility).
3. Adanya aturan-aturan, regulasi-regulasi dan standar-
standar formal yang mengatur bekerjanya organisasi dan
tingkah laku para anggotanya (formal rules, regulations and
standar governing operation of the organization and behavior
of its members).

4. Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat,


yang dipekerjakan atas dasar karir, dengan promosi yang
didasarkan pada kualifikasi dan penampilan (technically
qualified personel employed an a career basis, with promotion
based on qualification and performance).
Sebagai sebuah sistem :
Birokrasi menunjukkan proses dan mekanisme yang rumit dan
luas, serta dengan dampak-dampak ikutan yang berpengaruh luas.
Birokrasi merupakan alat kekuasaan bagi yang menguasainya,
dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan
dalam kontinuitasnya.

Ditinjau dari sudut etimologi, maka perkataan birokrasi berasal


dari kata bureau dan kratia (Yunani), bureau artinya meja atau
kantor dan kratia artinya pemerintahan. Jadi birokrasi berarti
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dari meja ke meja. Max
Weber memandang Birokrasi sebagai suatu istilah kolektif bagi suatu
badan yang terdiri atas pejabat-pejabat atau sekelompok yang pasti
dan jelas pekerjaannya serta pengaruhnya dapat dilihat pada semua
macam organisasi.
Secara teoritis birokrasi adalah alat kekuasaan untuk menjalankan
keputusan-keputusan politik, namun dalam prakteknya birokrasi
telah menjadi kekuatan politik yang potensial, yang dapat
merobohkan kekuasaan. Birokrasi juga merupakan alat politik untuk
mengatur dan mewujudkan agenda-agenda politik, sifat kekuasaan
aparat birokrasi sebenarnya bukan tanpa kendali tetapi tetap
dibatasi oleh perangkat kendali dari luar dan dari dalam. Birokrasi
juga dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu tipe birokrasi klasik dan
birokrasi perilaku.

Dalam pemerintahan, kekuasaan publik dijalankan oleh pejabat


pemerintah atau para birokrat yang melaksanakan tugasnya sesuai
dengan peranan dan fungsinya dalam sistem birokrasi negara dan
harus mampu mengendalikan orang-orang yang dipimpinnya.
Birokrasi juga dimaksudkan untuk mengorganisir secara
teratur suatu pekerjaan yang dilakukan banyak orang,
birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi untuk
mencapai tugas-tugas administrasi besar dengan cara
mengkoordinasi secara sistematis atau teratur pekerjaan
dari banyak orang. Birokrasi sebagai suatu sistem
dimaksudkan sebagai sistem kerja yang berdasarkan atas
tata hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara
langsung mengenai persoalan yang formil menurut
prosedur yang berlaku dan tidak adanya rasa sentimen
tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa pamrih dan
prasangka.
Birokrasi sebagai sebuah tata nilai dalam
kehidupan
Apa yang ingin ditonjolkan disini adalah suatu tata hubungan antara
jabatan-jabatan, antar aparatur, antar unit, antar instansi serta
kementerian pemerintahan. Dalam tata hubungan ini, bagaimana
suatu penyampaian gagasan, rencana, perintah, nilai-nilai, perasaan
dan tujuan dapat diterima dengan baik oleh pihak lain sebagai
penerima, dengan cara penyampaian yang harus mudah dan tepat
serta sesuai peraturan yang berlaku. Birokrat dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya harus dilandasi persepsi dan kesadaran
hukum yang tinggi. Dalam melaksanakan birokrasi negara, setiap
pejabat dalam melaksanakan tugasnya dilengkapi dengan dua asas,
yaitu:
1. Asas Legalitas
Asas ini berarti tidak ada satu pun perbuatan atau keputusan dari
pejabat atau para birokrat yang bersangkutan, boleh dilakukan tanpa
dasar suatu ketentuan undang-undang, untuk itu para pejabat atau para
birokrat harus memperhatikan delapan unsur legalitas, yaitu peraturan
tertulis, penyebaran atau penggunaan peraturan, tidak berlaku surut,
peraturan bisa dimengerti, tidak bertentangan satu sama lain, tidak
menuntut diluar kemampuan orang, tidak sering berubah-ubah dan
sesuai antara peraturan dan pelaksanaannya.

2.  Asas Freies Ermessen atau Diskresi


Artinya pejabat atau para birokrat tidak boleh menolak mengambil
keputusan dengan alasan tidak ada peraturan, oleh karena itu diberikan
kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapatnya sendiri
asalkan tidak melanggar asas legalitas.
Dalam setiap hal yang dikerjakan oleh aparatur pemerintahan,
dapat dilihat apa yang menjadi hak, kewajiban, tanggung
jawab serta peranan setiap aparatur. Adapun hak dan
kewajiban tersebut adalah :

• Wajib atau taat pada peraturan perundang-undangan yang


berlaku;
• Wajib membuat suatu kebijaksanaan terhadap suatu hal,
meskipun tidak ada peraturan yang mengaturnya, hal ini
sesuai dengan freies ermessen;
• Harus sesuai dengan susunan pembagian tugas;
• Wajib melaksanakan prinsip-prinsip organisasi;
• Wajib melaksanakan asas-Asas umum pemerintahan yang
baik.
MANAJEMEN PUBLIK
PENGERTIAN MANAJEMEN
Management (Inggris), to manage, berasal dari
bahasa Italia yang artinya manegio, berasal dari kata
maneggiare (latin) yang berarti manus atau tangan.
Dalam Websters New Collegiate Dictionary,
disebutkan bahwa management sebagai the act or art
of managing ; conduct, direction and control, atau
kegiatan mengatur, mengelola dan mengendalikan,
agar tujuan dapat dicapai.
 Apa yang harus diatur, dikelola dan dikendalikan

Adalah semua unsur-unsur manajemen, yang terdiri dari Man,


Money, Materials, Methods, Machines and Market (the six M), yang
selanjutnya merupakan sumber daya organisasi.
 Mengapa harus diatur, dikelola dan dikendalikan

Agar semua unsur dan sumber daya tersebut dapat efektip, efisien.
Karena pada dasarnya senantiasa terdapat kesenjangan antara
sumber daya yang dimiliki dengan tuntutan kebutuhan untuk
mencapai tujuan, baik tujuan organisasi itu sendiri (TO), tujuan
individu anggota organisasi (TI), serta tujuan sosial (TS).
 Siapa yang mengatur, mengelola dan mengendalikan

Yaitu pemimpin dengan kewenangan kepemimpinannya, secara instruksi


maupun alam persuasi.
 Bagaimana cara mengatur, mengelola dan mengendalikan.

Melalui fungsi manajemen (management function), dan proses


manajemen (management process).
 Dimana diatur, dikelola dan dikendalikannya

Di dalam suatu wadah yang dinamakan dengan organisasi

Dalam konteks pemikiran ini, administrasi lebih luas dari manajemen dan
organisasi, dimana manajemen dan organisasi bukan merupakan tujuan,
tetapi hanya merupakan alat dan wadah untuk mencapai tujuan,
sedangkan tujuannya sendiri telah ditetapkan oleh administrasi.
Beberapa definisi tentang
manajemen
 Harold Koontz & O’Donnel, dalam bukunya Principles of
Management (1968), mengatakan bahwa :” Management involves
getting things done through and with other people.In bringing about
this coordinating of group activity, the manager , as a manager
plans, organizes, staffs, direct, and control the activities other
people”. (manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan
koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan
pengendalian).
 Dr. R. Makharita (1980), mengatakan bahwa : “ Management is the
utilization of available or potentials resources in achieving a given
ends”. (manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang
tersedia atau yang potensial di dalam pencapaian tujuan).
 George R. Terry (Principles of Management, 1961), mengatakan
bahwa : “ Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utiliting in each both science
and art, and followed in order to accomplish predetermined
objectives”. ( manajemen adalah suatu proses yang membeda-
bedakan atas : perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan ilmu maupun
seni, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya).
STUDI TENTANG MANAJEMEN
Paradigma manajemen (beberapa pendapat para ahli)
 Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system)
 Manajemen sebagai suatu proses (management as a process)
 Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function)
 Manajemen sebagi suatu ilmu pengetahuan (management as a science)
 Manajemen sebagai kumpulan orang ( management as group of people)
 Manajemen sebagai kegiatan yang terpisah (management as a separate
activity)
 Manajemen sebagi suatu profesi ( management as a profesion)
• Inti dari manajemen adalah pengelolaan sumber-sumber
daya organisasi (man, money, materiil, methode, market,
machines), agar dapat digunakan secara optimal, guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Untuk mencapai tujuannya, manajemen memiliki fungsi,
yaitu tugas-tugas tertentu yang spesifik, serta dilakukan
melalui proses manajemen, yaitu rangkaian kegiatan
yang sudah direncanakan dalam mencapai tujuan.
• Fungsi manajemen sering pula diartikan sebagai fungsi
pimpinan. Beberapa ahli manajemen memiliki pendapat
berbeda-beda tentang fungsi manajemen tersebut.
Henry Fayol dalam administration
industrielle et generale adalah POCCC
 Planning
 Organizing
 Commanding
 Coordinating
 Controlling
Luther Gulick dalam Papers on the
science of administration, adalah
POSDCoRB
 Planning
 Organizing
 Staffing
 Directing
 Coordinating
 Reporting
 Budgeting
George R. Terry dalam Principle of
management, adalah POAC
 Planning
 Organizing
 Actuating
 Controlling
William H. Newman
menyebutnya dengan POASCO
 Planning
 Organizing
 Assembling Resources
 Supervising
 Controlling
KEBIJAKAN PUBLIK
Arti Kebijakan (Policy)
 Dapat dilihat dari 4 perspektif, yaitu :

1. Filosofis : Merupakan serangkaian prinsip atau produk


yang diinginkan

2. Produk : Serangkaian kesimpulan atau rekomendasi

3. Proses : Untuk menggambarkan apa yang diharapkan


oleh pembuat kebijakan melalui produk kebijakan/program
yang telah ditetapkannya dan proses implementasinya

4. Kerangka Kerja : Proses tawar menawar (negosiasi) untuk


merumuskan kebijakan dan metode implementasinya

(Donovan and Jackson, 1991; 14)


Wujud Kebijakan
 Sebagai Label/Judul dari satu kegiatan
 Ekspresi / Menggambarkan suatu tujuan atau kondisi yang
diinginkan
 Usulan / Proporsal khusus
 Keputusan Pemerintah
 Otorisasi Formal
 Program
 Sebagai Out Put
 Sebagai Out Come
 Sebagai Teori atau Model
Kebijakan Publik (Public
Policy)
 Kamus Administrasi Publik : “ Kebijakan publik adalah
pemanfaatan yang bersifat strategis sumber – sumber daya
yang dimiliki untuk memecahkan masalah – masalah publik
atau pemerintah”
 Chandler dan Plano (1988;107) : “Kebijakan publik
merupakan bentuk intervensi dari pemerintah demi
kepentingan orang – orang yang tidak berdaya dalam
masyarakat agar dapat hidup dan berpartisipasi dalam
pemerintahan”
 Shafritz and Russel (1997; 47) : “ What ever a government
choose to do or not to do”.
 James Anderson (dalam Peterson, 2003;1030) :

“ a relatively stable, purposive course of action followed by an actor


or set of actors in dealing with a problem or matter of concern”

 B G Peters (dalam Peterson, 2003; 1030)

“ The sum of government activities, whether acting directly or


through agents, as it has an influence on the lives of citizens”
Bentuk – Bentuk Kebijakan Publik
 Bentuk Regulatory (mengatur perilaku orang)
 Bentuk Redistributive (mendistribusikan kekayaan pada
masyarakat, termasuk mengambil dari satu pihak dan
memberikan pada pihak lain)
 Bentuk Distributive (membagikan kekayaan dengan akses
yang sama pada semua pihak untuk sumber daya tertentu)
 Bentuk Constituent (untuk melindungi negara
Perumusan Kebijakan Publik

Versi William N. Dunn (2004)


1. Menetapkan agenda kebijakan (agenda setting)

2. Perumusan kebijakan (policy formulation)

3. Adopsi kebijakan (policy adoption)

4. Pelaksanaan kebijakan (policy implementation)

5. Penilaian kebijakan (policy assessment/ policy evaluation)


Langkah- Langkah
Analisis Kebijakan Publik
1. Strukturisasi/Identifikasi Masalah
2. Identifikasi Alternatif Pilihan
3. Seleksi Alternatif
4. Pengusulan Alternatif untuk di tetapkan
menjadi kebijakan
Pelaksanaan Kebijakan
(Policy Implementation)
Implementasi adalah proses pelaksanaan kebijakan yang
berkaitan dengan kegiatan – kegiatan :

a). Mengorganisir : mengatur sumber daya, unit-unit pelaksana,


metode kerja yang akan digunakan

b). Menginterpretasikan : menerjemahkan bahasa, istilah


program ke dalam bentuk rencana dan petunjuk – petunjuk yang
dapat diterima dan mudah difahami

c). Menerapkan : menggunakan instrumen, mengerjakan,


memberikan pelayanan, pembiayaan dsb
Dinamika Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan publik dapat digolongkan dalam 3 generasi
berdasarkan gaya implementasinya ( Goggin et all, 1990)

1. Generasi Pertama : dari karya Pressman dan Wildavsky,


implementasi bersifat top down, penilaian ditetapkan berdasarkan
pada tingkat penyimpangan (deviasi) terhadap desain kebijakan
yang telah diteteapkan.

2. Generasi Kedua : Bersifat bottom up, dengan memperhitungkan


jejaring kerja, para aktor implementator, tujuan, aksi serta strategi
yang akan digunakan (Linder dan Peter, 1987, dan Nakamura, 1987)

3. Generasi Ketiga : Kesuksesan implementasi sangat tergantung pada


desain kebijakan/program, serta jaringan lingkungannya (Goggin,
dkk, 1990).
Monitoring dan Evaluasi
Kebijakan
 Monitoring
Pengamatan langsung ke lapangan menilai efektivitas dan
efisiensi kebijakan.

 Evaluasi
Untuk menilai kegunaan dari kebijakan/program yang sedang
dilaksanakan dan kemungkinan perlu ada perbaikan atau
bahkan mengganti dengan kebijakan/program yang lain.
MANAJEMEN
PELAYANAN PUBLIK

Dr. H. ADJAT DARADJAT, MSi


MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

 Pelayanan Publik :

Merupakan fungsi negara / pemerintah untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat - kepentingan umum (individu atau kelompok), barang , jasa dan
administrasi

 Manajemen :

Proses mengelola sumber daya organisasi (organizational capacity), agar


dapat efektif - efisien - ekonomis

 Manajemen Pelayanan Publik:

“Proses pengelolaan sumber-sumber daya organisasi pemerintah dalam


rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik barang, jasa maupun
administrasi”

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK


FUNGSI NEGARA DALAM PELAYANAN PUBLIK

 Otoritas negara berasal dari persetujuan rakyat (authority is


derived from the content of the governed).
 Implikasinya:
1. Setiap WN harus dilayani dengan tidak memihak (tidak ada
perbedaan).
2. Dilaksanakan berlandaskan pada keputusan dan keinginan politik
(political decision and political will) lembaga-lembaga perwakilan.
3. Layanan tersebut harus konsisten (Kumorotomo, 1999 ; 306)

 Dampak kegagalan:
1. Turunnya kepercayaan publik terhadap eksistensi dan kredibilitas
institusi negara/pemerintah
2. Ketidakpuasan dan keputusasaan publik
3. Apriori publik terhadap pembangunan: - tingkat partisipasi – apatis –
militansi ekstrim. (Frederickson, 1994 ; 9)

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK


SKEMA PEMENUHAN KEBUTUHAN PUBLIK
-Hak memilih & dipilih
-Kedudukan yang sama dalam hukum
-Pekerjaan & Penghidupan yang layak
-Hak berserikat & mengeluarkan pendapat
-Kemerdekaan memeluk agama
Diatur dalam -Pendidikan & Pengajaran
konstitusi -Fakir miskin & anak terlantar

Harus diakui, Kebutuhan Hak Pelayanan


dihormati, Individual konstitusional civil
atau Hak civil
dilindungi,
dipenuhi Kewajiban
Negara
Pelayanan civil
HAM Kebutuhan &
Manusia Manusia Ps. 33(2) Jasa publik
Naluri UUD’45 Kewenangan
Negara
Pilihan
Harus dikontrol publik Jasa publik
agar tidak barang/jasa
merugikan
Kebutuhan
Masyarakat
Kebutuhan Dipenuhi
pribadi oleh pasar
barang/jasa
Taliziduhu Ndraha, 2003; 46-47

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK


PERBEDAAN LAYANAN PUBLIK DAN LAYANAN SIPIL
SUBSTANSI JASA PUBLIK LAYANAN CIVIL

DASAR Pasal 33 (2) UUD’45 Pilihan Masyarakat HAM, Hak Civil, Hak Eksistensial, Hak Konstitusional.

STATUS Kewenangan Pemerintah Kewajiban Pemerintah

SIFAT - Monopoli pemerintah dapat diprivatisasi - Monopoli pemerintah tidak dapat diprivatisasi
- Tarif rendah & non-profit - No Price, Kemanusiaan
- Sasaran semua masyarakat bukan hanya WN - Hanya WN
- Konsumer yang menyesuaikan diri pada - Pelaksana menyesuaikan diri pada konsumer
pelaksana - Tidak bisa dipindahtangankan
- Bisa dipindahtangankan - Harus siap pada saat dibutuhkan
- Mudah didapat pada saat dibutuhkan - Seefektif mungkin
- Mutu setinggi mungkin
- Hanya Pemerintah
PELAKSANA - Badan Publik - Bersumber pada tindakan pelaksana
- Bersumber pada penggunaan barang/jasa oleh
konsumer

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK


KARAKTERISTIK PROSES PELAYANAN PUBLIK

1. Diatur di tingkat Nasional


2. Pelayanan seadil-adilnya (Equality of treatment)
3. Tidak memihak (Impartial)
4. Sasaran pelayanan bersifat konsumeristik - layanan prima
perlindungan pelayanan
5. Tanpa pamrih - non populis - pengabdian - tanpa balas jasa -
kode etik profesi
6. Indikator keberhasilan:
 Kepercayaan konsumen pada badan penyelenggara
 Harapan masa depan yang lebih baik tidak dengan ukuran kepuasan
 Kepercayaan & harapan muncul dari proses, karena layanan publik
tidak mungkin memuaskan semua orang.

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK


KARAKTERISTIK PROSES PELAYANAN

7. Kuantitas yang memadai

8. Kelompok sasarannya tepat

9. Kualitas total sesuai dengan harapan konsumer


(input-proses-output-outcomes-benefit-impact)

10. Badan pengelola nirlaba

11. Petugas pelaksana profesional dan dibayar (tidak


sosial)

12. Aktor diseleksi dengan istimewa

13. Manajemennya fungsi-tugas, bukan manajemen


proyek
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

Anda mungkin juga menyukai