Anda di halaman 1dari 25

ARITMIA JANTUNG

KELOMPOK 3 :
1. HASRIYANTI
2. HARDYANTI
3. LIA ADRIANI BAKMA
4. MARIA BORLAK
5. NURHAYATI
6. ST. NURUL FADILLAH
Anggota kelompok
1. Hasriyanti
1714201001

2. ST. Nurul Fadillah


1714201040
3. Hardyanti
1714201008

4. Lia Adriani Bakma


1714201016
5. Maria Borlak
1714201031

6. Nurhayati
1714201009
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Gangguan irama jantung atau aritmia
jantung merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia
atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi jantung yang disebabkan oleh
konduksi elektrolit abnormal atau otomatis.
Aritmia timbul akibat elektrofisiologi sel-sel
miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi, yaitu: rekaman grafik
aktivitas listrik sel.
Gangguan irama jantung tidak hanya
B. ETIOLOGI
1. Faktor internal : Keturunan, Penyakit
jantung bawaan
2. Faktor eksternal : merokok,
mengkomsumsi obat-obatan terlarang,
mengkomsumsi alkohol dan kafein, efek
samping obat-obatan, polusi udara, dan
juga stress secara berlebihan
C. PATOFISIOLOGI
1. Aritmia atrium
a. Iritabilitas otot atrium karena kafein,
alkohol, miokardium atrium yang teregang,
stress/kecemasan, keadaan hipermetabolik
peningkatan otomatisasi melepaskan
impuls sebelum nodus SA melepaskan impuls
kontraksi prematur atrium
berkurangnya denyut nadi (perbedaan antara
frekuensi denyut nadi dan apeks) bisa terjadi
pasien mengatakan berdebar-debar
b. Emosi, tembakau, kafein, pengobatan
simpatomimetik, alkohol peningkatan
frekuensi jantung (150-250x/menit)
penurunan curah jantung gagal jantung
Lanjutan
c. Titik fokus di atrium yang menghasilkan
impuls dan penyekat terapi pada AV
mencegah penghantaran peningkatan
frekuensi atrium (250-400x/menit)
fibrilasi ventrikel flutter atrium
d. Aterosklerotik, penyakit katup jantung
kontraksi otot atrium yang tidak
terorganisasi (350-600x/menit) dan
peningkatan respon ventikuler
mengurangi waktu pengisian volume
sekuncup denyut defisit (perbedaan
jumlah antara denyut nadi dan apeks)
Lanjutan
2. Aritmia ventrikel
a. Toksisitas digitalis, hipoglikemia,
demam, peningkatan sirkulasi katekolamin
peningkatan otomatisasi sel otot
ventrikel kontraksi prematur ventrikel
b. Penyakit jantung koroner
peningkatan iritabilitas miokard irama
ventrikel dipercepat dan takikardi ventrikel
(150-200x/menit)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Jantung berdetak lebih cepat dari normal
(takikardi)
2. Jantung berdetak lebih lambat dari normal
(bradikardi)
3. Pusing
4. Pingsan
5. Cepat lelah
6. Sesak napas
7. Nyeri dada
E. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Henti jantug mendadak
4. Kematian mendadak pada bayi
F. PENATALAKSANAAN
1. obat-obatan, yang diresepkan oleh dokter
untuk mengatasi aritmia adalah obat
antiaritmia
2. Ablasi, dengan cara memasang satu atau
lebih kateter dipembuluh darah yang
menuju ke jantung
3. Alat pacu jantung, dipasang dibawah kulit,
tepat dibawah tulang selangka. Alat pacu
tersebut berfungsi untuk mengembalikan
irama jantung yang terlalu lambat
menjadi normal.
G. PENCEGAHAN
1. Berhenti merokok
2. Mengomsumsi makanan sehat
3. Menjaga berat badan ideal
4. Berolahraga secara teratur
5. Jangan mengomsumsi minuman
beralkohol
6. Menghindari komsumsi obat terlarang,
atau komsumsi obat tanpa petunjuk
dokter
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG (elektrokardiogram)
2. Uji latih jantung
3. Echo jantung
4. Pengukuran kadar elektrolit
5. Pengukuran kadar gula darah
6. Katerisasi jantung
7. Biopsi
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGAKJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Airway
1) apakah ada peningkatan sekret?
2) adakah suara nafas : krekels ?
b. Breathing
1) adakah distress pernafasan?
2) apakah ada bunyi whezing?
3) adakah hipoksemia berat?
4) adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak
napas?
c. Circulation
1) apakah ada takikardi dan/atau takipnea?
2) apakah ada sianosis?
Lanjutan
2. Pengakjian sekunder
a. Riwayat penyakit
1) faktor resiko keluarga contoh
penyakit jantung, stroke, hipertensi
2) riwayat intra musculary sebelumnya,
GJK (gagal jantung kogestif), penyakit
katup jantung, hipertensi.
3) penggunaan obat digitalis, quinidin,
dan obat antiaritmia lainnya,
4) kondisi psikososial
Lanjutan
b. Pengakajian fisik
1) aktivitas : kelelahan umum
2) sirkulasi : perubahan tekanan darah (hipertensi atau
hipotensi), nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi
jantung, irama jantung tak teratur, bunyi ekstra denyut
menurun, sianosis, pucat, berkeringat, penurunan curah
jantung.
3) integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas,
takut, menolak, marah, gelisah, menangis.
4) makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak
toleran terhadap makanan, mual, muntah, perubahan berat
badan, perubahan kelembaban kulit.
5) nyeri : nyeri dada ringan sampai berat.
6) pernafasan : penyakit paru kronis, napas pendek, batuk,
perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi), gagal jantung kiri (edema
paru), fenomena tromboembolitik pulmonal (inflamasi, eritema)
B. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan hambatan upaya napas
2. Nyeri akut berhubungan denganagen penceera
fisiologis ditandai dengan pola napas berubah
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
adanya nyeri yang terus menerus
4. Perfusi perifer berhubungan dengan penurunan
aliran arteri dan/atau vena
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan irama jantung, perubahan frekuensi
jantung, perubahan kontraktilitas.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Katidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hambatan
uapaya nafas
Kriteria hasil :
a. Tekanan inspirasi dan ekspirasi membaik
b. Dispnea dan ortopnea menurun atau tidak ada
c. Pernafasan cuping hidung tidak ada
Intervensi :
a. Observasi
1) monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
2) monitor adanya sumbatan jalan napas
b. Terapeutik
1) atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
c. Edukasi
1) jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan pola napas berubah.
Kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Pola napas membaik
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
a. Observasi
1) identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, skala, kualitas,
intensitas nyeri.
b. Terapeutik
1) berikan teknik nonfarmakologis (mis. Terapi pijat, kompres air
hangat/dingin)
2) kontrol lingkungan yang memperberat dan memperingan rasa nyeri
c. Edukasi
1) jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) anjurkan memonitoring nyeri secara mandiri
3) ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
1) kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri yang
terus menerus
Kriteria hasil :
a. Keluhan sulit tidur menurun dan tidak ada
b. Keluhan pola tidur yang berubah, tidak ada
Intervensi
a. Observasi
1) identifikasi pola aktivitas dan tidur
2) identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
3) identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
(mis. Kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum
banyak air sebelum tidur)
b. Terapeutik
1) batasi waktu tidur siang, jika perlu
2) fasilitas menghilangkan stress sebelum tidur
3) tetapkan jadwal tidur rutin
c. Edukasi
1) anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu
tidur
4. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan aliran arteri dan/atau vena
Kriteria hasil :
a. Denyut nadi perifer dalam batas normal
b. Turgor kulit dan akral membaik
c. Tekanan sistolik dan diastolik dalam batas normal
Intervensi
a. Observasi
1) periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kapiler, warna, suhu, anklebrachial index)
2) monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
3) monitor perubahan kulit
b. Edukasi
1) anjurkan berhenti merokok
2) anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung,
perubahan frekuensi jantung, perubahan kontraktilitas
Kriteria hasil :
a. Edema menurun
b. Dispnea menurun
c. Batuk menurun
Intervensi :
a. Observasi
1) identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung (meliputi
dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroximal nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
2) identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomega, distensi vena jugularis, palpitalis,
ronki basah, onguria, batuk, kulit pucat)
3) monitor intake dan output cairan
4) monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
b. Terapeutik
1) posisikan pasien semi-fowler atau fowler
2) anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
c. Kolaborasi
1) kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. 2019. aritmia jantung. Diunduh 19
maret 2020 dari
http://www.alodokter.com/2019/08/aritmia
jantung
Referensi Sehat (2015, March). Aritmia
Jantung. Diunduh 19 Maret 2016 Dari
http://www.referensisehat.com/2015/03/defi
nisi
, Penyebab aritmia jantung.htm
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai