• Sistem Informasi Manajemen (SIM)-nya telah terintegrasi dengan
menggunakan internet. Adanya integrasi ini tidak hanya
mempermudah jalannya administrasi dalam rumah sakit itu sendiri, namun hal ini juga mempermudah para staf membuat database dari data-data pasien sebelumnya dan memberikan banyak kemudahan bagi pasien yang hendak mengunjungi rumah sakit tersebut. Pasalnya, rumah sakit yang telah terintegrasi dengan internet umumnya memiliki sebuah website tersendiri di internet yang dapat di akses dengan menggunakan gadget. Pasien hanya perlu menggunakan internet dan membuka website dari rumah sakit itu untuk dapat menemukan jadwal praktik dokter yang hendak ditemui, fasilitas rumah sakit, dan informasi penting lainnya. • perkembangan teknologi informatika keperawatan, Personal Data Asystant (PDA) merupakan salah satu terobosan baru yang berguna untuk mengakses informasi yang telah diperbaharui pada catatan keperawatan pasien. Tampilan dari PDA sendiri tidak terlalu berbeda dengan telepon genggam karena ukurannya didesain sedemikian rupa sehingga ia mudah dibawa kemana saja. Menurut penelitian, pemanfaatan PDA dapat mengurangi waktu perawat dalam mencatat kondisi pasien, meningkatkan kinerja, mengurangi terjadinya medication error, serta menghemat waktu dalam pendokumentasian. Adanya PDA dalam dunia keperawatan sangat membantu para perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian, serta mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat atau medication error. • adanya perkembangan konten dari telepon genggam membuahkan banyak sekali aplikasi kesehatan yang sangat berguna bagi penggunanya, bahkan hingga saat ini telah tersedia hingga tiga belas ribu aplikasi kesehatan yang dapat diperoleh secara mudah. Salah satu aplikasi yang sangat membantu dunia kesehatan adalah Look at Me yang merupakan aplikasi buatan Samsung, perusahaan teknologi terbesar di Korea. Aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Samsung dengan para doktor dan profesor dari Seoul National University Bundag Hospital dan Yonsei University Department of Psychology. Aplikasi yang telah rilis sejak tahun 2014 lalu ini ditujukan bagi para penderita autisme. Di dalamnya, terdapat teknologi berupa pengenal wajah, foto, dan berbagai permainan yang ditujukan untuk membantu anak-anak penderita autisme membaca emosi serta berkomunikasi dengan orang lain. Dalam percobaannya, dua puluh anak dengan autisme yang menggunakan aplikasi ini menunjukkan peningkatan konsentrasi (kontak mata) sebesar enam puluh persen. Aplikasi Look at Me tidak hanya membantu para orang tua yang kesulitan berkomunikasi dengan anaknya, namun juga meringankan biaya perawatan bagi penderita autisme yang umumnya masih tergolong mahal. Tidak hanya Look at Me, pada awal bulan Desember tahun lalu, para • peneliti dari National Taiwan University Hospital Yunlin telah merilis aplikasi berjudul The Infant Cries Translator, yakni sebuah aplikasi yang dapat membantu para orang tua untuk mengetahui penyebab bayinya menangis. Selama dua tahun, para pembuat aplikasi ini mengumpulkan setidaknya dua ratus ribu tangisan bayi yang mereka kumpulkan dalam online database. Hasilnya, pengguna aplikasi ini hanya perlu merekam tangisan bayinya selama 15 detik untuk mengetahui apakah bayinya lapar, sakit, mengantuk, atau ingin popoknya diganti. Berdasarkan timbal- balik yang diberikan oleh penggunanya, keakuratan dari aplikasi ini sudah mencapai angka 92 persen untuk bayi i bawah dua minggu dan 85 persen untuk bayi dibawah satu atau dua bulan. • munculnya berbagai gadget pengukuran digital yang sangat membantu para tenaga kesehatan, misalnya alat pengukur kadar lemak digital, alat pengukur kadar kadar gula digital, dan lain sebagainya. Selain sangat mudah, penggunaan berbagai gadget ini juga membantu keefektifan dalam memberikan diagnosa pada pasien. Misalnya, dengan adanya alat ukur lemak digital selain menghemat biaya, penggunaan alat ini sangat praktis dan menghemat waktu jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengukuran kadar lemak secara manual di laboratorium. Selain itu, terdapat juga gadget yang digunakan untuk mengukur kadar haemoglobin, yakni Haemoglobin Digital Meter. Alat ini umumnya dapat dijumpai dalam kegiatan donor darah. Penggunaa gadget ini dapat mempercepat proses penentuan apakah darah dari calon pendonor cocok dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak. • Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kelalaian dan kecerobohan masih sering terjadi dalam penggunaan berbagai gadget tersebut, dimana hal ini dapat justru dapat merugikan kesehatan penggunanya. Pertama, pada dasarnya telepon genggam dapat meradiasikan gelombang radio. Gelombang radio merupakan salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik dapat dibagi menjadi dua, yakni yang mengion seperti sinar kosmis, x-ray, dan radon yang dapat membahayakan DNA dalam sel, dan yang tidak mengion seperti gelombang radio. Sayangnya, jaringan pada tubuh dibagian manapun akan menyerap radiasi yang diemisikan oleh telepon genggam • Sering kita jumpai informasi mengenai betapa bahayanya dari radiasi telepon genggam, tetapi pada faktanya berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai organisasi kesehatan mengenai hubungan antara radiasi telepon genggam dengan berbagai penyakit kronik ternyata tidak menemukan hasil yang konkrit. Namun perlu di ingat bahwa Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menyebutkan bahwa radiasi ini memiliki ‘kemungkinan bersifat karsinogenik’. Sehingga alangkah baiknya apabila kita menggunakan telepon genggam kita lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan. • dua, tidak jarang kita temukan orang dewasa atau bahkan remaja yang tidur sangat larut karena asik bermain gadget. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa penggunaan gadget satu jam sebelum tidur dapat menyebabkan pengurangan sekresi melatonin. Secara alamiah, pada pukul sembilan hingga sepuluh malam, tubuh akan menghasilkan hormon melatonin, yakni hormon yang dapat menyebabkan rasa kantuk dan berperan penting dalam regulasi kesehatan tubuh. Adanya cahaya biru yang dipancarkan oleh gadget dapat mengurangi produksi melatonin sehingga berimbas pada berkurangnya jam tidur dan juga dapat mengganggu jam biologis tubuh. Terganggunya jam biologis tubuh akan mempengaruhi metabolisme dan kegiatan dalam tubuh lainnya, sehingga hal ini jelas merugikan. • ecara keseluruhan, adanya perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan dapat dikatakan sebuah anugerah karena dapat mempermudah pekerjaan berbagai para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, maupun staf, dan juga memberikan sebuah solusi praktis bagi permasalahan yang biasanya memakan biaya sangat mahal seperti kelainan autisme. Namun perlu diingat kembali bahwa penggunaan teknologi tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari berbagai efek samping terhadap kesehatan tubuh yang tidak diinginkan. • Kombinasi ilmu komputer,ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk membantu manajemen dan pemrosesan data, informasi dan pengetahun keperawatan untuk menunjang praktik keperawatan dan penyampaian layanan keperawatan (Graves& Corcoran,1989) Goossen (1996) • Upaya ilmiah multidisiplin untuk analisis, formalisasi dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan mengolah data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis pengetahuan dan inferensi bagi perawatan klien, sertamenggunakan pengetahuan empirik dan berdasarkan pengalaman untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas praktik profesionalitas mereka ANA • Sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,informasi dan pengetahuan tentang standart dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan aru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi askep dan memberdayakan pasien untuk memilih askep yang diinginkan Fungsi SIK 1. Proses perawatan pasien Askep,dokumentasi,beban kerja,administrasi pasien 2. Proses manajemen bangsal Jaminan kualitas,jadwal dinas,manajemen inventarisasi,penyediaan sarana dan prasarana,manajemen finansial,kontroling infeksi • Proses komunikasi Perjanjian dan penjadwalan,review data,transformasi data • Proses pendidikan dan penelitian Keuntungan Penggunaan SIK
• Penghematan biaya pengunaan kertas
• Penghematan ruangan untuk pengarsipan • Penyimpanan data lebih lama • Pencarian informasi dan pengambilan keputusan secara cepat • Meningkatkan produktivitas kerja • Standarisasi pelaporan • Meningkatkan kualitas informasi klinik • Accessibility,legibility: mudah membaca dan mendapatkan informasi klinik pasien dalam satu lokasi Aplikasi SIK dalam Dokumentasi ASKEP
• Tujuan : meningkatkan kualitas dan kuantitas
dokumentasi ASKEP - Mueller,et.all (2006) : kualitas dokumentasi keperawatansemakin meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses,Interventions and Outcomes (Q-DIO) Pengembangan Program Sistem Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer • Standart ASKEP mengacu NANDA,NIC dan NOC • Standart Operating Procedure (SOP) : uraian tindakan secara detail dari NIC • Jadwal dinas perawat Mempertimbangan SDM,Perawat Klinik (PK) 1,2,3 serta perencanaan cuti * Penghitungan angka kredit perawat • Referensi: • Who.int,. “WHO | Electromagnetic Fields And Public Health: Mobile Phones”. N.p., 2014. Web. 6 Jan. 2016. Diakses melalui: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs193/en/ • Hill, Simon. “Is Cell Phone Radiation Actually Dangerous? We Asked An Expert”. Digital Trends. N.p., 2015. Web. 6 Jan. 2016. Diakses melalui: http://www.digitaltrends.com/mobile/can-cell-phones-cause-brain-cancer/2/ • Consumer Reports,. “Does Cell-Phone Radiation Cause Cancer?”. Web. 6 Jan. 2016. Diakses melalui: http://www.consumerreports.org/cro/smartphones/cell-phone-radiation • Id.wikipedia.org,. “Gawai”. N.p., 2 Web. 6 Jan. 2015. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Gawai • Media, Kompas. “Samsung Kembangkan Aplikasi Untuk Autisme – Kompas.Com”. KOMPAS.com. N.p., 2014. Web. 6 Jan. 2016. Diakses dari: http://tekno.kompas.com/read/2014/12/25/12070007/Samsung.Kembangkan.Aplikasi.untuk.Autisme • ahoo.com,. “Why Is Your Baby Crying? There’S An App For That”. N.p., 2016. Web. 6 Jan. 2016. Diakses dari: https://www.yahoo.com/parenting/why-is-your-baby-crying-theres-an-app-for-that-162407711.html • Oberty, Elvi. EFEKTIFITAS DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PDA (PERSONAL DIGITAL ASSISTANT) DI PELAYANAN KEPERAWATAN. Diakses dari: http://pkko.fik.ui.ac.id/files/PENERAPAN%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DI %20BIDANG%20KEPERAWATAN.pdf • National Cancer Institute,. “Cell Phones And Cancer Risk”.. Diakses melalui: http://www.cancer.gov/about- cancer/causes-prevention/risk/radiation/cell-phones-fact-sheet • Mercola. 2014. Why You Need to Set an Electronic Curvew. Diakses melalui: http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2014/06/26/sleep-electronic-gadgets.asspx • Graves dan • Corcoran ( 1989) bahwa Informatika • keperawatan adalah kombinasi ilmu • komputer, ilmu komunikasi, dan ilmu • keperawatan yang didesain untuk • membantu manajemen dan pemprosesan • data , informasi dan pengetahuan untuk • mendukung keperawatan dan pemberian • asuhan keperawatan. • • Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah • perangkat prosedur yang terorganisasi • apabila dijalankan akan memberikan umpan • balik dan informasi kepada manajemen • tentang masukan, proses, dan keluaran dari • suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan, • pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian. • SIM merupakan sebuah sistem mesin • pemakai yang terintegrasi yang • menyediakan informasi untuk menunjang • operasi manajemen dan fungsi-fungsi • pengambilan keputusan di dalam sebuah • organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan • perangkat keras dan lunak komputer, dan • prosedur-prosedur manual;model-model • untuk analisis, perencanaan, pengawasan, • dan pengambilan keputusan; dan suatu • “database” (Gordon B.Davis dan Margareth • H.Olson, 1984). • Teknologi informasi pertama kali diterapkan • di rumah sakit El Camino, California pada • akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer • digunakan untuk mengolah seluruh data • klien yang diperoleh selama klien dirawat di • rumah sakit. Tahun 1970-an banyak institusi • kesehatan yang mengembangkan Sistem • Informasi Manajemennya (SIM) dengan • menggunakan komputer. Pada tahun 1980 • an dibuat software khusus keperawatan • untuk mempermudah pendokumentasian, • dimana dikenal dengan istilah Computer • based Patient Record System (CPRS). Di • tahun tersebut, microcomputer atau Personal • Computer (PC) juga diciptakan. Hal tersebut • menjadikan penggunaan komputer lebih • mudah digunakan oleh perawat maupun • praktisi kesehatan lainnya. • (Saba&McCormick, 1996 disitasi dari • Craven&Hirnle, 2000) • Teknologi informatika keperawatan sudah • saatnya diterapkan di pelayanan kesehatan • Indonesia. Selama ini penerapannya • terhambat karena keterbatasan dana, • ketidaksiapan sumber daya manusia yang • menggunakannya, serta terjebak dalam • kegiatan rutin sehingga malas untuk • berubah. Sistem pelayanan di ruang rawatmemiliki karakteristik khusus sehingga • dalam program software sistem informasi • keperawatan harus ada penambahan yang • menyentuh prinsip keperawatan. Penerapan • teknologi informatika di pelayanan • keperawatan akan menghemat tenaga, biaya, • dan waktu. • Akan tetapi di Indonesia, sejak 2000-an, • sebenarnya pemanfaatan teknologi informasi • untuk mendukung asuhan keperawatan • sudah mulai diwacanakan. Pada tahun 2002, • RS Charitas Palembang mulai membuat • model dokumentasi asuhan keperawatannya • dengan menggunakan komputer. Pada tahun • 2004, rumah sakit Fatmawati juga membuat • model yang hampir sama dengan RS • Charitas Palembang. Sebuah terobosan yang • luar biasa tentunya ditengah • ketidakpercayaan hampir sebagian besar • manajemen rumah sakit bahwa teknologi • informasi mampu menunjang pelayanan • keperawatan agar lebih baik dan berkualitas. • Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia • keperawatan Indonesia nampaknya masih • sangat minim, berbeda dengan di luar negeri • yang sudah berkembang pesat. • Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu • kurang terpaparnya perawat Indonesia • dengan teknologi informatika khususnya • PDA, masih bervariasinya tingkat • pengetahuan dan pendidikan perawat, dan • belum terintegrasinya sistem informasi manajemen berbasis IT dalam praktek • keperawatan di klinik. • Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari • organisasi profesi perawat bekerjasama • dengan institusi pelayanan kesehatan untuk • lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi • manajemen berbasis IT dalam memberikan • pelayanan ke pasien. Semula memang terasa • menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih • lama saat menerapkan program tersebut. • Namun setelah terbiasa terasa sangat • membantu perawat sehingga mengurangi • administrasi kertas kerja dalam asuhan • keperawatan. Seperti contohnya, perawat • tidak perlu lagi mengisi format tanda • vital/vital signs pasien (dengan pulpen • warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup • dengan langsung entry ke komputer. • Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar • kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang • cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan • keperawatan). • Salah satu tujuan yang paling menonjol dari • keperawatan modern saat ini adalah untuk • membuat body of knowledg yang berbasis • bukti yang komprehensif dan menggunakan • pengetahuan ini untuk membimbing dan • memberikan alasan untuk pelayanan • perawatan yang terbaik. Meskipun upaya • untuk membangun basis pengetahuan yang • maju, perjuangan untuk menggabungkan • pengetahuan ini ke dalam keperawatan • sehari-hari telah diidentifikasi (Dawson & • Thomas, 1999). Personal Digital Assistant (PDA) memiliki kemampuan untuk • membuat informasi berbasis bukti yang • tersedia untuk perawat kapan dan di mana • saja mereka membutuhkannya. • • PDA memiliki potensi untuk mengurangi • kesalahan dalam pengobatan dengan • menyediakan sumber referensi portabel dan • nyaman bagi penyedia layanan kesehatan. • Penelitian terhadap etiologi kesalahan • pengobatan telah menunjukkan bahwa • sebagian besar kesalahan terjadi karena • kurangnya pengetahuan tentang status • kesehatan pasien dan / atau kurangnya • pengetahuan tentang obat yang diresepkan • (Leape et al., 1995) • Manfaat dan tantangan dalam penggunaan • Personal Digital Assistant (PDA) di • Keperawatan: • 1. Dapat digunakan di mana saja / • kapan saja • 2. Memungkinkan akses mudah ke • sejumlah besar data sehingga • mengurangi kejadian medication • error. • 3. Meningkatkan komunikasi antar • perawat dan antara perawat dengan • anggota tim kesehatan lainnya. • 4. Meningkatkan efisiensi dan akurasi • dokumentasi keperawatan • 5. Sangat berguna untuk • mengumpulkan dan • mendokumentasikan data pasien • (Doran & Mylopoulos, 2008). Mengurangi penggunaan kertas • melalui transmisi nirkabel • Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh • Isabel Najera di Rumah Sakit di Puerto Rico • tahun 2007, menyatakan bahwa penggunaan • aplikasi dokumentasi PDA berbasis • keperawatan telah menunjukkan banyak • keuntungan dalam penggunaannya dan • praktis bagi perawat. Hal ini memungkinkan • bagi perawat untuk mengakses secara nyata • informasi yang telah diperbaharui pada • catatan keperawatan pasien. Menurut Isabel • bahwa pemanfaatan teknologi ini dapat • mengurangi waktu perawat dalam mencatat • kondisi pasien, meningkatkan kinerja, • mengurangi terjadinya medication error, • serta menghemat waktu dalam • pendokumentasian. Jelas terlihat bahwa dari • hasil penelitian Isabel, bahwa penggunaan • PDA dalam memberikan pelayanan • keperawatan dapat meningkatkan mutu • pelayanan keperawatan. Pekerjaan yang • dilakukan perawat menjadi cepat, tepat dan • lebih efisien, serta pasien diuntungkan • karena kemungkinan untuk kesalahan dalam • pengobatan menjadi berkurang atau malah • tidak ada sama sekali. • Sedangkan berdasarkan penelitian yang • dilakukan Greenfield (2007) pada siswa • perawat di New York, menemukan data • bahwa siswa perawat yang menggunakan • PDA dalam menghitung dosis obat lebih • cepat dan akurat dibandingkan siswa lain • yang menggunakan buku teks. Penelitian ini • ditujukan apakah teknologi PDA dapat • mengurangi kesalahan pengobatan dan • memungkinkan pelayanan keperawatan • yang diberikan lebih efektif. Hasil untuk • akurasi dan kecepatan yang baik secara • signifikan lebih tinggi pada kelompok • eksperimen dibandingkan kelompok kontrol. • Selain banyak keuntungan yang dapat • diperoleh dalam penggunaan PDA di • pelayanan keperawatan, maka ada juga hal • hal yang harus diperhatikan dalam • menggunakan PDA dalam keperawatan • yaitu: • 1. Menjaga kerahasiaan pasien, • perawat bertanggung jawab untuk • memastikan bahwa mereka • dilindungi password dan bahwa • program enkripsi data terinstal. • 2. PDA dapat terinfeksi bakteri dan • dengan demikian memiliki potensi • untuk menjadi vektor untuk infeksi • nosokomial. • Kesimpulan • Penggunaan teknologi komputer didalam • keperawatan saat ini sudah tidak asing lagi. • Banyak teknologi komputer yang bisa • digunakan termasuk salah satunya adalah • Personal Digital Assistant (PDA). Banyak • orang yang sudah melakukan penelitian • terkait dengan apa saja manfaat dan • keuntungan dalam penggunaan PDA ini di • dalam pelayanan keperawatan. Diantaranya • adalah pekerjaan yang dilakukan perawat • menjadi cepat, tepat dan lebih efisien, serta • pasien diuntungkan karena kemungkinan • untuk kesalahan dalam pengobatan menjadi • berkurang atau malah tidak ada sama sekali. • Penggunaan teknologi PDA ini sebaiknya • secara bertahap sudah mulai diterapkan di • Indonesia supaya pelayanan keperawatan • yang diberikan semakin lebih baik dan • bermutu. Akan tetapi tentu harus diimbangi • dengan kemampuan perawat itu sendiri • dalam bidang ilmu pengetahuan dan • teknologi, sehingga penggunaan teknologi • PDA tersebut betul-betul bermanfaat dan • berhasil guna. • • Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan, dimana pelayanan keperawatan menurut Gillies (1996), sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, hal ini terkait erat dengan tugas perawat yang selama 24 jam melayani klien dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu sekitar 40 -- 60 % ( Swanburg, 2000). • eperawatan melingkupi pelayanan secara otonom dan kolaboratif bagi individu dari segala usia, keluarga, kelompok, dan komunitas, sakit ataupun sehat dalam segala latar, yang mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit, cacat, atau akan meninggal. Kunci lain peran keperawatan: Pendampingan, promosi lingkungan yang aman, penelitian, partisipasi dalam pembentukan kebijakan kesehatan, manajemen klien dan sistem kesehatan, serta pendidikan (International Council of Nurses). INFORMATIKA KEPERAWATAN • Penggunaan teknologi informasi sehubungan dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan tugas mereka (perawatan klien,administrasi pendidikan dan penelitian,Hannah,1985)