Anda di halaman 1dari 59

• Sistem Informasi Manajemen (SIM)-nya telah terintegrasi dengan

menggunakan internet. Adanya integrasi ini tidak hanya


mempermudah jalannya administrasi dalam rumah sakit itu sendiri,
namun hal ini juga mempermudah para staf membuat database dari
data-data pasien sebelumnya dan memberikan banyak kemudahan
bagi pasien yang hendak mengunjungi rumah sakit tersebut.
Pasalnya, rumah sakit yang telah terintegrasi dengan internet
umumnya memiliki sebuah website tersendiri di internet yang dapat
di akses dengan menggunakan gadget. Pasien hanya perlu
menggunakan internet dan membuka website dari rumah sakit itu
untuk dapat menemukan jadwal praktik dokter yang hendak
ditemui, fasilitas rumah sakit, dan informasi penting lainnya.
• perkembangan teknologi informatika keperawatan, Personal Data
Asystant (PDA) merupakan salah satu terobosan baru yang berguna untuk
mengakses informasi yang telah diperbaharui pada catatan keperawatan
pasien. Tampilan dari PDA sendiri tidak terlalu berbeda dengan telepon
genggam karena ukurannya didesain sedemikian rupa sehingga ia mudah
dibawa kemana saja. Menurut penelitian, pemanfaatan PDA dapat
mengurangi waktu perawat dalam mencatat kondisi pasien,
meningkatkan kinerja, mengurangi terjadinya medication error, serta
menghemat waktu dalam pendokumentasian. Adanya PDA dalam dunia
keperawatan sangat membantu para perawat dalam melaksanakan
tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien
karena dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian,
serta mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat atau medication
error.
• adanya perkembangan konten dari telepon genggam membuahkan banyak sekali
aplikasi kesehatan yang sangat berguna bagi penggunanya, bahkan hingga saat ini telah
tersedia hingga tiga belas ribu aplikasi kesehatan yang dapat diperoleh secara mudah.
Salah satu aplikasi yang sangat membantu dunia kesehatan adalah Look at Me yang
merupakan aplikasi buatan Samsung, perusahaan teknologi terbesar di Korea. Aplikasi
ini merupakan hasil kolaborasi antara Samsung dengan para doktor dan profesor dari
Seoul National University Bundag Hospital dan Yonsei University Department of
Psychology. Aplikasi yang telah rilis sejak tahun 2014 lalu ini ditujukan bagi para
penderita autisme. Di dalamnya, terdapat teknologi berupa pengenal wajah, foto, dan
berbagai permainan yang ditujukan untuk membantu anak-anak penderita autisme
membaca emosi serta berkomunikasi dengan orang lain. Dalam percobaannya, dua
puluh anak dengan autisme yang menggunakan aplikasi ini menunjukkan peningkatan
konsentrasi (kontak mata) sebesar enam puluh persen. Aplikasi Look at Me tidak hanya
membantu para orang tua yang kesulitan berkomunikasi dengan anaknya, namun juga
meringankan biaya perawatan bagi penderita autisme yang umumnya masih tergolong
mahal. Tidak hanya Look at Me, pada awal bulan Desember tahun lalu, para
• peneliti dari National Taiwan University Hospital Yunlin telah
merilis aplikasi berjudul The Infant Cries Translator, yakni sebuah
aplikasi yang dapat membantu para orang tua untuk mengetahui
penyebab bayinya menangis. Selama dua tahun, para pembuat
aplikasi ini mengumpulkan setidaknya dua ratus ribu tangisan
bayi yang mereka kumpulkan dalam online database. Hasilnya,
pengguna aplikasi ini hanya perlu merekam tangisan bayinya
selama 15 detik untuk mengetahui apakah bayinya lapar, sakit,
mengantuk, atau ingin popoknya diganti. Berdasarkan timbal-
balik yang diberikan oleh penggunanya, keakuratan dari aplikasi
ini sudah mencapai angka 92 persen untuk bayi i bawah dua
minggu dan 85 persen untuk bayi dibawah satu atau dua bulan.
• munculnya berbagai gadget pengukuran digital yang sangat membantu
para tenaga kesehatan, misalnya alat pengukur kadar lemak digital, alat
pengukur kadar kadar gula digital, dan lain sebagainya. Selain sangat
mudah, penggunaan berbagai gadget ini juga membantu keefektifan
dalam memberikan diagnosa pada pasien. Misalnya, dengan adanya
alat ukur lemak digital selain menghemat biaya, penggunaan alat ini
sangat praktis dan menghemat waktu jauh lebih banyak dibandingkan
dengan pengukuran kadar lemak secara manual di laboratorium. Selain
itu, terdapat juga gadget yang digunakan untuk mengukur kadar
haemoglobin, yakni Haemoglobin Digital Meter. Alat ini umumnya
dapat dijumpai dalam kegiatan donor darah. Penggunaa gadget ini
dapat mempercepat proses penentuan apakah darah dari calon
pendonor cocok dengan kriteria yang dibutuhkan atau tidak.
• Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kelalaian dan
kecerobohan masih sering terjadi dalam penggunaan berbagai
gadget tersebut, dimana hal ini dapat justru dapat merugikan
kesehatan penggunanya. Pertama, pada dasarnya telepon
genggam dapat meradiasikan gelombang radio. Gelombang
radio merupakan salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik dapat dibagi
menjadi dua, yakni yang mengion seperti sinar kosmis, x-ray,
dan radon yang dapat membahayakan DNA dalam sel, dan
yang tidak mengion seperti gelombang radio. Sayangnya,
jaringan pada tubuh dibagian manapun akan menyerap radiasi
yang diemisikan oleh telepon genggam
• Sering kita jumpai informasi mengenai betapa bahayanya
dari radiasi telepon genggam, tetapi pada faktanya
berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai
organisasi kesehatan mengenai hubungan antara radiasi
telepon genggam dengan berbagai penyakit kronik
ternyata tidak menemukan hasil yang konkrit. Namun
perlu di ingat bahwa Badan Internasional untuk Penelitian
Kanker menyebutkan bahwa radiasi ini memiliki
‘kemungkinan bersifat karsinogenik’. Sehingga alangkah
baiknya apabila kita menggunakan telepon genggam kita
lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan.
• dua, tidak jarang kita temukan orang dewasa atau bahkan remaja
yang tidur sangat larut karena asik bermain gadget. Banyak
penelitian yang telah membuktikan bahwa penggunaan gadget satu
jam sebelum tidur dapat menyebabkan pengurangan sekresi
melatonin. Secara alamiah, pada pukul sembilan hingga sepuluh
malam, tubuh akan menghasilkan hormon melatonin, yakni hormon
yang dapat menyebabkan rasa kantuk dan berperan penting dalam
regulasi kesehatan tubuh. Adanya cahaya biru yang dipancarkan
oleh gadget dapat mengurangi produksi melatonin sehingga
berimbas pada berkurangnya jam tidur dan juga dapat mengganggu
jam biologis tubuh. Terganggunya jam biologis tubuh akan
mempengaruhi metabolisme dan kegiatan dalam tubuh lainnya,
sehingga hal ini jelas merugikan.
• ecara keseluruhan, adanya perkembangan teknologi
dalam bidang kesehatan dapat dikatakan sebuah
anugerah karena dapat mempermudah pekerjaan
berbagai para tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat,
maupun staf, dan juga memberikan sebuah solusi praktis
bagi permasalahan yang biasanya memakan biaya sangat
mahal seperti kelainan autisme. Namun perlu diingat
kembali bahwa penggunaan teknologi tersebut harus
disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari
berbagai efek samping terhadap kesehatan tubuh yang
tidak diinginkan.
• Kombinasi ilmu komputer,ilmu informasi dan
ilmu keperawatan yang dirancang untuk
membantu manajemen dan pemrosesan data,
informasi dan pengetahun keperawatan untuk
menunjang praktik keperawatan dan
penyampaian layanan keperawatan (Graves&
Corcoran,1989)
Goossen (1996)
• Upaya ilmiah multidisiplin untuk analisis, formalisasi
dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan
mengolah data, memproses data menjadi informasi
dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis
pengetahuan dan inferensi bagi perawatan klien,
sertamenggunakan pengetahuan empirik dan
berdasarkan pengalaman untuk memperluas
wawasan dan meningkatkan kualitas praktik
profesionalitas mereka
ANA
• Sistem informasi keperawatan berkaitan dengan
legalitas untuk memperoleh dan menggunakan
data,informasi dan pengetahuan tentang standart
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan
mendesiminasikan pengetahuan aru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
askep dan memberdayakan pasien untuk memilih
askep yang diinginkan
Fungsi SIK
1. Proses perawatan pasien
Askep,dokumentasi,beban kerja,administrasi
pasien
2. Proses manajemen bangsal
Jaminan kualitas,jadwal dinas,manajemen
inventarisasi,penyediaan sarana dan
prasarana,manajemen finansial,kontroling
infeksi
• Proses komunikasi
Perjanjian dan penjadwalan,review
data,transformasi data
• Proses pendidikan dan penelitian
Keuntungan Penggunaan SIK

• Penghematan biaya pengunaan kertas


• Penghematan ruangan untuk pengarsipan
• Penyimpanan data lebih lama
• Pencarian informasi dan pengambilan
keputusan secara cepat
• Meningkatkan produktivitas kerja
• Standarisasi pelaporan
• Meningkatkan kualitas informasi klinik
• Accessibility,legibility: mudah membaca dan
mendapatkan informasi klinik pasien dalam
satu lokasi
Aplikasi SIK dalam Dokumentasi ASKEP

• Tujuan : meningkatkan kualitas dan kuantitas


dokumentasi ASKEP
- Mueller,et.all (2006) : kualitas dokumentasi
keperawatansemakin meningkat dengan
diterapkannya Quality of Nursing
Diagnoses,Interventions and Outcomes (Q-DIO)
Pengembangan Program Sistem Dokumentasi
Keperawatan Berbasis Komputer
• Standart ASKEP mengacu NANDA,NIC dan
NOC
• Standart Operating Procedure (SOP) : uraian
tindakan secara detail dari NIC
• Jadwal dinas perawat
Mempertimbangan SDM,Perawat Klinik (PK)
1,2,3 serta perencanaan cuti
* Penghitungan angka kredit perawat
• Referensi:
• Who.int,. “WHO | Electromagnetic Fields And Public Health: Mobile Phones”. N.p., 2014. Web. 6 Jan. 2016.
Diakses melalui: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs193/en/
• Hill, Simon. “Is Cell Phone Radiation Actually Dangerous? We Asked An Expert”. Digital Trends. N.p., 2015. Web. 6
Jan. 2016. Diakses melalui: http://www.digitaltrends.com/mobile/can-cell-phones-cause-brain-cancer/2/
• Consumer Reports,. “Does Cell-Phone Radiation Cause Cancer?”. Web. 6 Jan. 2016. Diakses melalui:
http://www.consumerreports.org/cro/smartphones/cell-phone-radiation
• Id.wikipedia.org,. “Gawai”. N.p., 2 Web. 6 Jan. 2015. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Gawai
• Media, Kompas. “Samsung Kembangkan Aplikasi Untuk Autisme – Kompas.Com”. KOMPAS.com. N.p., 2014. Web.
6 Jan. 2016. Diakses dari:
http://tekno.kompas.com/read/2014/12/25/12070007/Samsung.Kembangkan.Aplikasi.untuk.Autisme
• ahoo.com,. “Why Is Your Baby Crying? There’S An App For That”. N.p., 2016. Web. 6 Jan. 2016. Diakses dari:
https://www.yahoo.com/parenting/why-is-your-baby-crying-theres-an-app-for-that-162407711.html
• Oberty, Elvi. EFEKTIFITAS DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PDA (PERSONAL DIGITAL ASSISTANT) DI PELAYANAN
KEPERAWATAN. Diakses dari: http://pkko.fik.ui.ac.id/files/PENERAPAN%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DI
%20BIDANG%20KEPERAWATAN.pdf
• National Cancer Institute,. “Cell Phones And Cancer Risk”.. Diakses melalui: http://www.cancer.gov/about-
cancer/causes-prevention/risk/radiation/cell-phones-fact-sheet
• Mercola. 2014. Why You Need to Set an Electronic Curvew. Diakses melalui:
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2014/06/26/sleep-electronic-gadgets.asspx
• Graves dan
• Corcoran ( 1989) bahwa Informatika
• keperawatan adalah kombinasi ilmu
• komputer, ilmu komunikasi, dan ilmu
• keperawatan yang didesain untuk
• membantu manajemen dan pemprosesan
• data , informasi dan pengetahuan untuk
• mendukung keperawatan dan pemberian
• asuhan keperawatan.

• Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
• perangkat prosedur yang terorganisasi
• apabila dijalankan akan memberikan umpan
• balik dan informasi kepada manajemen
• tentang masukan, proses, dan keluaran dari
• suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan,
• pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
• SIM merupakan sebuah sistem mesin
• pemakai yang terintegrasi yang
• menyediakan informasi untuk menunjang
• operasi manajemen dan fungsi-fungsi
• pengambilan keputusan di dalam sebuah
• organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan
• perangkat keras dan lunak komputer, dan
• prosedur-prosedur manual;model-model
• untuk analisis, perencanaan, pengawasan,
• dan pengambilan keputusan; dan suatu
• “database” (Gordon B.Davis dan Margareth
• H.Olson, 1984).
• Teknologi informasi pertama kali diterapkan
• di rumah sakit El Camino, California pada
• akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer
• digunakan untuk mengolah seluruh data
• klien yang diperoleh selama klien dirawat di
• rumah sakit. Tahun 1970-an banyak institusi
• kesehatan yang mengembangkan Sistem
• Informasi Manajemennya (SIM) dengan
• menggunakan komputer. Pada tahun 1980
• an dibuat software khusus keperawatan
• untuk mempermudah pendokumentasian,
• dimana dikenal dengan istilah Computer
• based Patient Record System (CPRS). Di
• tahun tersebut, microcomputer atau Personal
• Computer (PC) juga diciptakan. Hal tersebut
• menjadikan penggunaan komputer lebih
• mudah digunakan oleh perawat maupun
• praktisi kesehatan lainnya.
• (Saba&McCormick, 1996 disitasi dari
• Craven&Hirnle, 2000)
• Teknologi informatika keperawatan sudah
• saatnya diterapkan di pelayanan kesehatan
• Indonesia. Selama ini penerapannya
• terhambat karena keterbatasan dana,
• ketidaksiapan sumber daya manusia yang
• menggunakannya, serta terjebak dalam
• kegiatan rutin sehingga malas untuk
• berubah. Sistem pelayanan di ruang rawatmemiliki karakteristik khusus sehingga
• dalam program software sistem informasi
• keperawatan harus ada penambahan yang
• menyentuh prinsip keperawatan. Penerapan
• teknologi informatika di pelayanan
• keperawatan akan menghemat tenaga, biaya,
• dan waktu.
• Akan tetapi di Indonesia, sejak 2000-an,
• sebenarnya pemanfaatan teknologi informasi
• untuk mendukung asuhan keperawatan
• sudah mulai diwacanakan. Pada tahun 2002,
• RS Charitas Palembang mulai membuat
• model dokumentasi asuhan keperawatannya
• dengan menggunakan komputer. Pada tahun
• 2004, rumah sakit Fatmawati juga membuat
• model yang hampir sama dengan RS
• Charitas Palembang. Sebuah terobosan yang
• luar biasa tentunya ditengah
• ketidakpercayaan hampir sebagian besar
• manajemen rumah sakit bahwa teknologi
• informasi mampu menunjang pelayanan
• keperawatan agar lebih baik dan berkualitas.
• Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia
• keperawatan Indonesia nampaknya masih
• sangat minim, berbeda dengan di luar negeri
• yang sudah berkembang pesat.
• Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu
• kurang terpaparnya perawat Indonesia
• dengan teknologi informatika khususnya
• PDA, masih bervariasinya tingkat
• pengetahuan dan pendidikan perawat, dan
• belum terintegrasinya sistem informasi manajemen berbasis IT dalam praktek
• keperawatan di klinik.
• Mungkin perlu ada terobosan-terobosan dari
• organisasi profesi perawat bekerjasama
• dengan institusi pelayanan kesehatan untuk
• lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi
• manajemen berbasis IT dalam memberikan
• pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
• menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih
• lama saat menerapkan program tersebut.
• Namun setelah terbiasa terasa sangat
• membantu perawat sehingga mengurangi
• administrasi kertas kerja dalam asuhan
• keperawatan. Seperti contohnya, perawat
• tidak perlu lagi mengisi format tanda
• vital/vital signs pasien (dengan pulpen
• warna biru, merah, hitam, hijau dsb), cukup
• dengan langsung entry ke komputer.
• Sehingga yang semula ada sekitar 6 lembar
• kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang
• cukup 1 saja yaitu nurses notes (catatan
• keperawatan).
• Salah satu tujuan yang paling menonjol dari
• keperawatan modern saat ini adalah untuk
• membuat body of knowledg yang berbasis
• bukti yang komprehensif dan menggunakan
• pengetahuan ini untuk membimbing dan
• memberikan alasan untuk pelayanan
• perawatan yang terbaik. Meskipun upaya
• untuk membangun basis pengetahuan yang
• maju, perjuangan untuk menggabungkan
• pengetahuan ini ke dalam keperawatan
• sehari-hari telah diidentifikasi (Dawson &
• Thomas, 1999). Personal Digital Assistant (PDA) memiliki kemampuan untuk
• membuat informasi berbasis bukti yang
• tersedia untuk perawat kapan dan di mana
• saja mereka membutuhkannya.

• PDA memiliki potensi untuk mengurangi
• kesalahan dalam pengobatan dengan
• menyediakan sumber referensi portabel dan
• nyaman bagi penyedia layanan kesehatan.
• Penelitian terhadap etiologi kesalahan
• pengobatan telah menunjukkan bahwa
• sebagian besar kesalahan terjadi karena
• kurangnya pengetahuan tentang status
• kesehatan pasien dan / atau kurangnya
• pengetahuan tentang obat yang diresepkan
• (Leape et al., 1995)
• Manfaat dan tantangan dalam penggunaan
• Personal Digital Assistant (PDA) di
• Keperawatan:
• 1. Dapat digunakan di mana saja /
• kapan saja
• 2. Memungkinkan akses mudah ke
• sejumlah besar data sehingga
• mengurangi kejadian medication
• error.
• 3. Meningkatkan komunikasi antar
• perawat dan antara perawat dengan
• anggota tim kesehatan lainnya.
• 4. Meningkatkan efisiensi dan akurasi
• dokumentasi keperawatan
• 5. Sangat berguna untuk
• mengumpulkan dan
• mendokumentasikan data pasien
• (Doran & Mylopoulos, 2008). Mengurangi penggunaan kertas
• melalui transmisi nirkabel
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
• Isabel Najera di Rumah Sakit di Puerto Rico
• tahun 2007, menyatakan bahwa penggunaan
• aplikasi dokumentasi PDA berbasis
• keperawatan telah menunjukkan banyak
• keuntungan dalam penggunaannya dan
• praktis bagi perawat. Hal ini memungkinkan
• bagi perawat untuk mengakses secara nyata
• informasi yang telah diperbaharui pada
• catatan keperawatan pasien. Menurut Isabel
• bahwa pemanfaatan teknologi ini dapat
• mengurangi waktu perawat dalam mencatat
• kondisi pasien, meningkatkan kinerja,
• mengurangi terjadinya medication error,
• serta menghemat waktu dalam
• pendokumentasian. Jelas terlihat bahwa dari
• hasil penelitian Isabel, bahwa penggunaan
• PDA dalam memberikan pelayanan
• keperawatan dapat meningkatkan mutu
• pelayanan keperawatan. Pekerjaan yang
• dilakukan perawat menjadi cepat, tepat dan
• lebih efisien, serta pasien diuntungkan
• karena kemungkinan untuk kesalahan dalam
• pengobatan menjadi berkurang atau malah
• tidak ada sama sekali.
• Sedangkan berdasarkan penelitian yang
• dilakukan Greenfield (2007) pada siswa
• perawat di New York, menemukan data
• bahwa siswa perawat yang menggunakan
• PDA dalam menghitung dosis obat lebih
• cepat dan akurat dibandingkan siswa lain
• yang menggunakan buku teks. Penelitian ini
• ditujukan apakah teknologi PDA dapat
• mengurangi kesalahan pengobatan dan
• memungkinkan pelayanan keperawatan
• yang diberikan lebih efektif. Hasil untuk
• akurasi dan kecepatan yang baik secara
• signifikan lebih tinggi pada kelompok
• eksperimen dibandingkan kelompok kontrol.
• Selain banyak keuntungan yang dapat
• diperoleh dalam penggunaan PDA di
• pelayanan keperawatan, maka ada juga hal
• hal yang harus diperhatikan dalam
• menggunakan PDA dalam keperawatan
• yaitu:
• 1. Menjaga kerahasiaan pasien,
• perawat bertanggung jawab untuk
• memastikan bahwa mereka
• dilindungi password dan bahwa
• program enkripsi data terinstal.
• 2. PDA dapat terinfeksi bakteri dan
• dengan demikian memiliki potensi
• untuk menjadi vektor untuk infeksi
• nosokomial.
• Kesimpulan
• Penggunaan teknologi komputer didalam
• keperawatan saat ini sudah tidak asing lagi.
• Banyak teknologi komputer yang bisa
• digunakan termasuk salah satunya adalah
• Personal Digital Assistant (PDA). Banyak
• orang yang sudah melakukan penelitian
• terkait dengan apa saja manfaat dan
• keuntungan dalam penggunaan PDA ini di
• dalam pelayanan keperawatan. Diantaranya
• adalah pekerjaan yang dilakukan perawat
• menjadi cepat, tepat dan lebih efisien, serta
• pasien diuntungkan karena kemungkinan
• untuk kesalahan dalam pengobatan menjadi
• berkurang atau malah tidak ada sama sekali.
• Penggunaan teknologi PDA ini sebaiknya
• secara bertahap sudah mulai diterapkan di
• Indonesia supaya pelayanan keperawatan
• yang diberikan semakin lebih baik dan
• bermutu. Akan tetapi tentu harus diimbangi
• dengan kemampuan perawat itu sendiri
• dalam bidang ilmu pengetahuan dan
• teknologi, sehingga penggunaan teknologi
• PDA tersebut betul-betul bermanfaat dan
• berhasil guna.

• Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memegang peranan penting dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan, dimana pelayanan
keperawatan menurut Gillies (1996), sangat
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit secara keseluruhan, hal ini terkait erat dengan
tugas perawat yang selama 24 jam melayani klien
dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga
kesehatan di rumah sakit yaitu sekitar 40 -- 60 %
( Swanburg, 2000).
• eperawatan melingkupi pelayanan secara otonom dan
kolaboratif bagi individu dari segala usia, keluarga,
kelompok, dan komunitas, sakit ataupun sehat dalam
segala latar, yang mencakup promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit, cacat,
atau akan meninggal. Kunci lain peran keperawatan:
Pendampingan, promosi lingkungan yang aman,
penelitian, partisipasi dalam pembentukan kebijakan
kesehatan, manajemen klien dan sistem kesehatan,
serta pendidikan (International Council of Nurses).
INFORMATIKA KEPERAWATAN
• Penggunaan teknologi informasi sehubungan
dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang
keperawatan dan dilakukan oleh perawat
dalam melaksanakan tugas mereka
(perawatan klien,administrasi pendidikan dan
penelitian,Hannah,1985)

Anda mungkin juga menyukai