Anda di halaman 1dari 12

METODE

PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN TARTILI
Isti Nur Aisyah
(18210987)
Biografi Penulis
Biologis
Methode tartili dikarang langsung oleh ustadz Syamsul
Arifin Al-Hafidz. Lebih lanjut, saya belum menemukan
biografi lebih mendalam tentang Alhafidz Ustad Syamsul
Arifin.
Intelektualnya
Ustad Syamsul Arifin Al-Hafidz adalah pengasuh PonPes
DARUL HIDAYAH, Kesilir, Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Dulu beliau pernah dipercaya sebagai coordinator
metode Qira’ati se-Wilayah Jawa dan Bali, kemudian pada
pertengahan tahun 2000 beliau menciptakan method
sendiri yang diberi nama “METODE BELAJAR AL-QUR’AN
TARTILI”.
Identifikasi Fisiologis

Fisik Buku
1. Terdiri dari 4 jilid
2. Setiap jilidnya terdiri
dari 51 halaman
3. Bervariasi warna:
• Jilid satu berwarna pink
• Jilid dua berwarna biru
• Jilid tiga berwarna oren
• Jilid empat berwarna hijau toska
Anatomi Buku
Bagian buku metode tartili terdiri dari cover yang
berjudul “Metode Belajar Al-Qur’an”, kemudian pada
bagian pertama menjelaskan tentang tata cara
pengajaran Al-Qur’an, petunjuk umum mengajar metode
tartili, pokok bahasan dan petunjuk singkat mengajar,
selanjutnya berupa isi materi buku metode tartili, dan
pada bagian terakhir berupa catatan lampiran kosong.
Identifikasi Metodologis
Latar belakang diciptakannya metode tartili
Intern
1. Dulu sebelum metode tartili muncul sudah ada
beberapa metode yang mengajarkan tentang cara
cepat belajar membaca Al-Qura’an, diantaranya
Metode Iqro’, Qira’ati, Dirosati, Tartila, Yanbu’a.
Namun karena beliau merasa metode-metode
tersebut kurang efesian, menjenuhkan, serta
memerlukan terlalu banyak waktu maka beliau
sepakat untuk menciptakan metode sendiri.
Ekstern
Pengarang metode tartili adalah orang yang dulu
pernah berjasa besar dalam mengembangkan metode
Qiro’ati wilayah Jawa dan Bali, sementara itu, metode
Qira’ati pengarangnya berada di Semarang Jawa
Tengah, sedangkan beliau menetap di daerah Jember
jawa timur sehingga beliau kesulitan mendatangkan
kitab / buku Qira’ati tersebut , lantas atas dasar itu
beliau menciptakan metode yang diberi nama Metode
Tartili.
2. Sistematika Penulisan
Kitab metode tartili ini ada penekanan-penekanan yang
diterapkan pada masing-masing jilid, yaitu

 Jilid Satu, penekanan pada:


• Huruf hijaiyah 28
• Kharokat; fathah, kasrah, dlommah
• Membacanya dengan cepat.

 Jilid Dua, penekanan pada:


• Panjang pendek yang dua ketukan(mad thabi’i)
• Huruf sambung
• Harokat; fathah tanwin, kasrah tanwin, dlommah
tanwin.
• Tidak boleh salah membaca huruf.
 Jilid Tiga, penekanan pada:
• Makhraj serta sifat huruf
• Huruf mati (sukun)
• Tidak boleh salah huruf dan panjang pendek
harus lancar

 Jilid Empat, penekanan pada:
• Bacaan dengung (ghunnah, ikhfa’, iqlab)
• Tanda waqaf (berhenti)
• Panjang lima ketukan (mad wajib)
• Membaca dengan benar sesuai dengan qaidah
tajwid Al-qur’an.
Metode Pembelajaran
talaffuzhi (suku kata)

Tipologi Tajwid
Metode tartili merupakan tipologi tajwid jazariyah
yang dimulai dengan pembelajaran tajwid dengan
mengenal makharijul huruf dan sifat lazimah lalu
dilanjutkan mengenal shifat aridhah (ahkanul
huruf) dan dilengkapi dengan pengenalan waqaf
ibtida’.
Penyebaran Metode
Geografis
Sejak pertama kali metode tartili muncul, yaitu
mulai pertengahan tahun 2000 – sekarang,
perkembangnya pesat lebih dari 850 Lembaga
Pendidikan Al-Qur’an yang memakai metode
tartili

Sosiologis
Metode tartili boleh diajarkan kepada siapapun
tidak ada batasan usia dan kalangan.
Analisis
Konten yang diajarkan oleh metode tartili ini sudah
sesuai dengan kaidah-kaidah bunyi atau huruf
pembelajaran al-Qur’an.
Bahasa penyampaiannya pun mudah dipahami.
Akhir-akhir ini dengan tuntutan untuk membuat
pembelajaran lebih cepat, tidak terlalu ketat,
menyenangkan dan tidak gampang lupa, telah lahir
metode Tartili.

Anda mungkin juga menyukai