Anda di halaman 1dari 18

RISIKO BAHAYA BIOLOGI

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
STIKES BINAWAN
• Faktor biologi: bakteri, virus, jamur, parasit dan
mikroorganisme lain yg dibutuhkan atau dihasilkan
dr bahan-bahan.

• Contoh paparan biologi di Lab:


1. Sumber infeksi: terpapar mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, dll).

2. Bahan iritan: paparan bahan yg bs


menimbulkan iritasi kulit, misal: polimer akrilik,
larutan electropolishing, dll.
• Faktor bahaya biologi di RS (Kepmenkes,
2007) :

• 1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis


• 2. Bioaerosol : disperse jasad renik atau
bagian jasad renik di udara berupa kapang,
jamur, protozoa, virus yg menimbulkan bahan
alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.
• 3. Bakteri dan pathogen lainnya, misal
Mycobacterium tuberculosis.
• Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004:
mengidentifikasi bahaya biologi dgn pemeriksaan
setiap semester meliputi :
• konsentrasi mikroorganisme dlm udara ruang
operasi,
• pemeriksaan mikrobiologi air bersih,
• pemeriksaan usap AC,
• alat operasi dan kain linen.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1204/MENKES/ SK/X/2004

• Kualitas udara mempunyai indeks angka kuman yg


menunjukkan konsentrasi maksimum mikro
organisme per m² udara (CFU/m³) atau Colony
Forming Units/m³
PAJANAN BIOLOGI PADA PEKERJA DAPAT TERJADI AKIBAT :

• PROSES KERJA dan BAHAN KERJA


bekerja langsung dgn bahan biologi tersebut
atau merupakan hasil langsung dr proses kerja
yg dilakukan pekerja

• LINGKUNGAN KERJA
lingkungan yg tercemar pajanan biologi yg
berasal langsung dr proses kerja di tempat kerja
• Agak berbeda dr faktor2 penyebab penyakit akibat
kerja lainnya, faktor biologis dpt menular dari
seorang pekerja ke pekerja lainnya.
PENCEGAHAN dan PENGENDALIAN
Eliminasi
• Diterapkan pertama kali dgn menghilangkan objek
penyebab kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

• Objek utama yang menyebabkan penyakit akibat


kerja adalah pasien itu sendiri, jadi sangat tdk
mgkn bila menghilangkan pasien.
• maka eliminasi tdk dpt dilaksanakan.
• Substitusi
mengganti bahan dan peralatan berbahaya
dengan yang kurang berbahaya, maka
pengendalian secara substitusi tdk dpt
dilaksanakan juga.
• Kontrol teknik : pengendalian faktor bahaya
biologis dengan memisahkan alat bekas perawatan
pasien ke wadah tersendiri utk pembuangan,
pengolahan juga menghindarkan penularan dari
pasien..
• Pembuatan instalasi Heating Ventilating and Air
Conditioning (HVAC),
• mensirkulasi udara ruang,
• memfilter udara, sedangkan udara yg sudah
tersaring dimasukkan ruangan kembali dgn
pencucian dan penggantian filter udara secara
berkala.
• Kontrol administrasi :
- Menyediakan sistem kerja utk mengurangi
terpapar potensi bahaya dgn perputaran jadwal
kerja bagi pekerja yg dibagi dalam tiga shift kerja,
- Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan setelah
tindakan medis dengan sabun anti septik,
- Rotasi kerja,
- SOP.
• Pencegahan penyakit menular :
• imunisasi dgn pemberian vaksinasi atau suntikan, mutlak
dilakukan utk pekerja.

• Imunisasi dgn vaksin cacar terhadap variola, dan dgn


suntikan terhadap kolera, tipus dan paratipus.

• Bila memungkinkan diadakan pula imunisasi terhadap TBC


dgn BCG yg diberikan kepada pekerja2 dan keluarganya yg
reaksinya terhadap uji Mantaoux negatif, imunisasi
terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dr keluarga2 pekerja
sesuai dgn usaha kesehatan anak2 dan keluarganya,
sedangkan di Negara maju diberi pula imunisasi dgn virus
influenza.
• APD :
- masker,
- sarung tangan,
- penutup kepala,
REFERENSI
• Handbook of Occupational Safety and Health-National
Safety Council, CRC Press (2010)
• Geoffrey A. Taylor, Kellie Easter, Roy Hegney-Enhancing
Occupational Safety and Health (2004)
• Mark Friend (Author), James Kohn (Author)-Fundamentals
of Occupational Safety and Health-Government Institutes
(2007)
• Seppo Väyrynen, Kari Häkkinen, Toivo Niskanen (eds.)-
Integrated Occupational Safety and Health Management_
Solutions and Industrial Cases-Springer International
Publishing (2015)

Anda mungkin juga menyukai