47 - Laporan PBL Modul 2 Uronefrologi KLP 8
47 - Laporan PBL Modul 2 Uronefrologi KLP 8
• KUNCI
Wanita 30 tahun
• Produksi kencing berkurang sejak kemarin sore
• Nyeri pinggang, lemas, sering muntah dan nafsu makan menurun
• Riwayat minum obat Ibuprofen setiap hari selama 1 minggu terakhir
karena sakit kepala
• TD 110/80 mmHg
PERTANYAAN
1. Jelaskan patomekanisme produksi urin menurun !
2. Tuliskan penyakit-penyakit apa saja yang disertai gejala produksi urin menurun sesuai dengan
scenario !
3. Jelaskan patomekanisme gejala pada skenario !
4. Jelaskan penatalaksanaan awal pada scenario !
5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis !
6. Jelaskan hubungan minum obat Ibuprofen dengan skenario !
7. Jelaskan diagnosis banding dari scenario !
8. Jelaskan perspektif Islam berdasarkan scenario !
1.Jelaskan patomekanisme produksi urin menurun !
Cerda J. Oliguria: an earlier and accurate biomarker of acute kidney injury. Kidney Int. 2011;80(7):699-70
2. Tuliskan penyakit-penyakit apa saja yang disertai gejala
produksi urin menurun sesuai dengan scenario !
Gagal Ginjal Akut
Gagal Ginjal Kronik
Glomerulonefritis Akut
Unfeksi Urogenitalia
Pielonefritis Akut
3. Jelaskan patomekanisme gejala pada skenario !
PATOMEKANISME MUNTAH
Guyton & Hall,John E et all. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi Revisi Berwarna Ke-12. Elsevier.
NAFSU MAKAN MENURUN
Meutia, Nuraiza. 2015. Peran Ghrelin dalam Meningkatkan Nafsu Makan. Universitas Sumatera Utara, Hal. 3-5
LEMAH
John H. Holbrook. 2010. Weakness and Fatigue. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. Edisi ketiga. Boston.
Hubungan nyeri pinggang dengan oligouria
Kelenjar paratiroid
Kalsium darah Meningkatkan kadar PTH akan
melepaskan hormon
terlalu rendah kalsium darah menurunkan
PTH
kalsium tulang
Konstan kalsium
akan melemahhkan
tulang
Menimbulkan nyeri
4. Penatalaksanaan Awal
Aki Prarenal
- Komposisi cairan pengganti untuk pengobatan GGA pra-renal akibat hipovolemik harus
disesuaikan dengan komposisi cairan yang hilang.
Aki Instrinsik Renal
-Pemberian glukokortikoid
Aki Post Renal
-Pemasangan Kateter pada suprapubik atau transurethral
Variabel Katabolisme
Ringan Sedang Berat
Contoh keadaan klinis Toksik Karena Obat Pembedahan +/- infeksi ARD sepsis, S, MODS
Rute pemberian Nutrisi Oral Enteral +/- parenteral Enteral +/- Parenteral
Sumber energy Glukosa 3-5 g/KgBB/hari Glukosa 3-5 g/kgBB/hari Glukosa 3-5 g/kgBB/Hari
Lemak 0.5-1 g/kgBB/hari Lemak 1,2 g/kgBB/hari
Pemberian Nutrisi makanan Formula enteral Glukosa 50- Formula enteral Glukosa 50-
70% 70%
Lemak 10-20% Lemak 10-20%
AA 6,5-10% Mikronutrien AA 6,5 -10 % mikronutrien
5. Jelaskan langkah-langkah diagnosis !
Berdasarkan skenario:
PEM. FISIK
• Keadaan Umum Pasien Urolithiasis :
• Pemeriksaan Ginjal - ditemukan nyeri supra
simfisis
• Pemeriksaan Buli-buli - Batu yang besar yang dapat
• Pemeriksaan Genitalia diraba bimanual.
Eksterna
• Pemeriksaan Neurologi Urolithiasis :
- miksi tiba-tiba terhenti
disertai rasa sakit
Irawanto Eko. 2017. Buku Manual Keterampilan Klinik Topik Keterampilan Pemeriksaan Kulit. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Halaman 15 -37
Purnomo, B. Basuki. 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Seto
Acute Kidney Injury :
- Anuria akut atau oliguria berat
- Osmolalitas urin (mmol/kgH.0) >500
PEM. • Urinalisis - Kadar natrium urin (mmol/L) >10 (>20)
PENUNJANG • Pemeriksaan Darah Urolithiasis :
- pH >7.6
• Kultur Urine Chronic Kidney Disease :
• Patologi Anatomi • Ureum darah dan kreatinin serum meninggi
• Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
• Tes Fungsi Ginjal
• Foto Polos Abdomen Chronic Kidney Disease :
• USG • anemi dan hipoalbuminemia
• jumlah retikulosit menurun
• CT SCAN & MRI
Urolithiasis :
• tampak susunan batu berlapis-lapis seperti
bawang
Irawanto Eko. 2017. Buku Manual Keterampilan Klinik Topik Keterampilan Pemeriksaan Kulit. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Halaman 15 -37
Purnomo, B. Basuki. 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Seto
6. Jelaskan hubungan minum obat Ibuprofen dengan
skenario !
ibuprofen bekerja pada hipotalamus, menghambat pembentukan prostaglandin ditempat terjadinya radang, dan mencegah sensitisasi reseptor
rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi.
Ibuprofen akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan demam. Demam yang menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua mekanisme
kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di dalam susunan syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek interleukin-1
pada hipotalamus.
Sebagai antiinflamasi, efek inflamasi dari ibuprofen dicapai apabila penggunaan pada dosis 1200-2400 mg sehari
Farmakokinetik Ibuprofen
Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam.
Onset sekitar 30 menit. Durasi ibuprofen berkisar antara 6-8 jam.Absorpsi jika diberikan secara oral mencapai 85%.
Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi dimetabolisme dihati untuk dua metabolit utama aktif yang dengan cepat dan lengkap
dikeluarkan oleh ginjal.
Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau konyugata (1%
sebagai obat bebas), beberapa juga diekskresi melalui feses.
Ibuprofen masuk ke ruang synovial dengan lambat. Konsentrasinya lebih tinggi di ruang synovial dibandingkan di plasma.
7. Jelaskan diagnosis banding dari scenario !
Acute kidney injury
(AKI)
Definisi
Acute Kidney Injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi
glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk
mengekskresi sisa metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapi nutrisi
Ringan Sedang Berat
Contoh Toksik karena Pembedahan +/- Sepsis, ARDS,
keadaan klinis obat infeksi MODS
Dialisis Jarang Sesuai Sering
kebutuhan
Rute pemberian Oral Enteral +/- Enteral +/-
Asidosis metabolic
Hiperfosfatemia
Hipokalsemia
• Istilah medis yang digunakan untuk batu yang terbentuk pada traktus urinarius
Definisi
• Cystinuria
• Hiperoksaluria
• Hiperurikosuria
Etiologi
• operasi bypass intestinal, atau operasi ostomy
Dilatasi tubulus
ginjal
GGK
Terbentuk batu (kristalisasi)
Batu kecil
Batu besar
Ureter
Nyeri Obstruksi saluran kemih
Keluar lewat urine
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Rumus Kockroft-Gaul
LFG (ml/mnt/1,73m2) = (140 – umur) x berat badan
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
•Pada perempuan dikalikan 0,85
•Wanita : 97-137 ml/menit/1,73, Pria : 88-128 ml/menit/1,73
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan stadium atau klasifikasi penyakit ginjal
kronis
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Klasifikasi CKD atas Dasar Derajat Penyakit
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Etiologi
Etiologi:
Glomerulonefritis
Diabetes
Infeksi pielonefritis
Kelainan bawaan
Penyakit vaskuler
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Gejala Klinis
Ginjal dan sistem urin: lesu, lelah, mual, mulut kering, retensi natrium
Jantung dan sirkulasi darah: TD tinggi
Pernapasan: Akumulasi cairan, pneumonia
GI: Nafas bau amonia, nafsu makan menurun, mual muntah
Kulit: pucat
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Diagnosis CKD
Gambaran klinis
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Gambaran Laboratoris
a.Sesuai penyakit yang mendasari
b.Penurunan fungsi ginjal Peningkatan kadar ureum kreatinin serum, penurunan LFG.
c.Kelainan biokimiawi darah ( penurunan Hb, peningkatan kadar asam urat, hiper/hipokalemia,
hiponatremia, hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.
d. Kelainan urinalisis ( proteinuria, hematuria, leukosuria, cast, isostenuria )
3. Gambaran Radiologis
USG ginjal tampak kecil bilateral
Ginjal bisa tampak besar pada policystic kidney disease, diabetic nefropathy, HIV yang
berhubungan dengan nefropati, multiple myeloma, amiloidosis, obstruktif uropati
4. Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal
Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yg masih mendekati normal, dimana
diagnosis secara noninvasif tidak bisa ditegakkan.Tujuannya mengetahui etiologi,
terapi, dan prognosis
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
TERAPI
Terapi spesifik terhadap penyakitnya
Waktu paling tepat adalah sebelum terjadi penurunan LFG sehingga pemburukan fungsi ginjal tidak terjadi.
Pada ukuran ginjal masih normal secara USG, biopsi dan pemeriksaan histopatologi dapat menentukan indikasi yang
tepat terhadap terapi spesifik.
Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
Perlu pencatatan kecepatan penurunan LFG, untuk mengetahui kondisi komorbid. Faktor komorbid antara lain
gangguan keseimbangan cairan, hipertensi tidak terkontrol, infeksi tract. urinarius, obstruksi tract urinarius, obat
–obatan nefrotoksik, bahan kontras atau peningkatan penyakit dasarnya.
Menghambat perburukan fungsi ginjal
Faktor utama : hiperfiltrasi glomerulus, ada 2 cara untuk menguranginya yaitu ;
a. Pembatasan Asupan Protein mulai dilakukan LFG < 60 ml/mnt. Protein diberikan 0,6 - 0,8/kgBB/hr.
Jumlah kalori 30-35 kkal/kgBB/hr.
b. Terapi farmakologis pemakaian OAH, untuk megurangi hipertensi intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus.
Beberapa OAH terutama ACEI, sebagai antihipertensi dan antiproteinuria.
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Terapi Non Farmakologi
a. Pembatasan Protein
-Pasien non dialisi 0,6-0,75 gram/kgBB/hr sesuai CCT dan tolerasni pasien
b. Engaturan asupan Kalori: 35 ka/kgBBideal/hr
c. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari total kalori
d. Pengaturan asupa KH: 50-60%
e. Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml (Insensible water loss)
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
Terapi farmakologis :
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
4. Pencegahan dan terapi thd penyakit kardiovaskuler
Meliputi pengendalian DM, hipertensi, dislipidemia, anemia, hiperfosfatemia dan terapi kelebihan cairan dan
gangguan keseimbangan elektrolit
Dalam, P. A. P., & UI, F. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2161-2166
8. Jelaskan perspektif Islam berdasarkan scenario !
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai
kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh
sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Tirmidzi)
خ ُل ال َْج ََنة ّـَّ اَِالّـ َّ ن َ ِظيْ ٌف
ُ الَيَ ْد َّ اَالِ ْسال َ ُم ن َ ِظيْ ٌف َفتَن َفَُظ ّـَّْوا َفاِ َُنه ّـ
”Agama Islam itu adalah agama yang bersih atau suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan.
Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang suci”. (HR. Baihaqiy)