Anda di halaman 1dari 35

TERAPI

AKTIVITAS
KELOMPOK
( TAK )
Oleh:
PENGERTIAN

Kelompok adalah kumpulan


individu yang mempunyai
hubungan satu dengan yang
llain, saling ketergantungan
serta mempunyai norma
yang sama (Stuart and
Sundeen, 1991).
TUJUAN KELOMPOK

membantu anggotanya
berhubungan dengan orang
lain serta mengubah
perilaku yang destruktif
dan maladaptive (Keliat,
B.A., 2004)
FUNGSI KELOMPOK
■ Setiap anggota kelompok dapat bertukar
pengalaman

■ Saling membantu satu sama lain

■ Merupakan proses menerima umpan balik dan


penyelesaian masalah
KOMPONEN KELOMPOK
1. Struktur kelompok
2. Besar Kelompok
3. Lamanya sesi
4. Komunikasi
5. Peran Kelompok
6. Kekuatan kelompok
7. Norma kelompok
8. Kekohesifan
Struktur kelompok

■ Struktur akan menjaga stabilitas


kelompok dan membantu
pengaturan pola perilaku dan
interaksi. Struktur ini akan diatur
oleh pemimpin dan anggota
kelompok. Komunikasi akan
dipandu oleh pemimpin, sementara
keputusan diambil secara bersama
dengan anggota kelompok.
Besar Kelompok

■ Jumlah anggota akan sangat mempengaruhi


jalannnya proses didalam kelompok. Jumlah yang
ideal untuk kelompok kecil adalah 5- 12 orang, hal
ini mengakomodir sejumlah pendapat para pakar
seperti Rawlin, William dan beck (1993) adalah 5 –
10 orang, Lancester ( 1980) adalah 10-12 orang
dan Stuart dan Laraia (2001) adalah 7 -10 orang.
Keuntungan bila jumlah anggota kelompok tidak
terlalu besar yaitu seluruh anggota kelompok
mendapat kesempatan untuk mengungkapkan
pendapat, pengalaman dan perasaannya. Akan
tetapi bila jumlahnya sangat sedikit hal itu juga
menyebabkan tidak variatifnya informasi dan
interaksi yang terjadi didalam kelompok.
Lamanya sesi

■ Waktu yang efektif untuk satu sesi adalah


20 – 40 menit bagi fungsi kelompok
rendah dan 60 – 120 menit bagi fungsi
kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia,
2001). Satu sesi terdiri dari tahap
orientasi, tahap kerja dan tahap
terminasi. Banyaknya sesi tergantung
dari tujuan kelompok dan dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
Komunikasi

■ Seorang pemimpin dalam kelompok


bertugas mengamati dan menganalisa
pola komunikasi yang terjadi dalam
kelompok. Elemen yang harus diamati,
menurut Stuart & Laraia (2001), yaitu
komunikasi itu sendiri, setting duduk,
tema yang diekspresikan, frekuensi
komunikasi, kemampuan anggota dan
proses penyelesaian masalah. Dalam
proses ini, pemimpin berperan dalam
memberikan umpan balik sehingga setiap
anggota menyadari adanya dinamika
dalam proses interaksi didalam kelompok.
Peran Kelompok
■ Terdapat tiga peran dan fungsi kelompok yang akan
ditampakkan oleh setiap anggota dalam kerja kelompok, yaitu :
– Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan
fungsi kelompok yang meliputi pendorong, penyelaras,
pemusyawarah, penjaga, pengikut, pembuat peraturan dan
penyelesai masalah.

– Task roles, yaitu focus pada penyelesaian tugas yang meliputi


pemimpin, penanya, fasilitator, penyimpul, evaluator dan pemberi
inisiatif.

– Individual roles, yaitu orientasi pada diri sendiri dan distraksi pada
kelompok yang meliputi korban, monopoli, seducer, diam, tukang
komplain, negative dan moralis. Terdapat tiga peran dan fungsi
kelompok yang akan ditampakkan oleh setiap anggota dalam kerja
kelompok, yaitu :
Kekuatan kelompok

■ Kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan


anggota kelompok dalam mempengaruhi jalannya
kegiatan kelompok. Untuk itu akan dapat dikaji
siapa yang paling banyak mendengar dan siapa
yang membuat keputusan dikelompok sehingga
dapat ditetapkan kekuatan suatu kelompok.
Norma kelompok

■ Norma adalah suatu standar perilaku


didalam kelompok yang diharapkan
timbul dalam perilaku anggota
kelompok pada masa yang akan datang
berdasarkan pengalaman masa lalu dan
saat ini. Pemahaman terhadap norma
akan mempengaruhi komunikasi dan
interaksi dalam kelompok. Kesesuaian
perilaku dengan norma akan diterima
sedangkan ketidaksesuaian akan ditolak
oleh anggota kelompok.
Kekohesifan

■ Kekohesifan merupakan kekuatan anggota


kelompok dalam bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Hal ini sangat penting karena ketertarikan
dan kepuasan terhadap kelompok akan membuat
anggota mempertahankan kelompoknya. Untuk itu
seorang pemimpin harus jeli menganalisa hal hal
yang dapat memperkuat kekohesifan kelompok.
TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK (TAK)
■ Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) merupakan
terapi yang bertujuan mengubah perilaku klien
dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Menurut Wilson dan Kneisel (1992). TAK adalah
manual, rekreasi dan teknik kreatif untuk
memfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan respon social dan harga diri.
TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK

■Terapi Aktifitas Kelompok


( TAK ) adalah aktifitas
membantu anggotanya untuk
mengatasi identitas hubungan
yang kurang efektif dan
mengubah tingkah laku yang
adaptif ( Stuart & Studeen ,
1998 )
JENIS-JENIS TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK (TAK)

■ TAK STIMULASI SENSORI


■ TAK ORIENTASI REALITAS
■ TAK SOSIALISASI
■ TAK STIMULASI PERSEPSI
TAK STIMULASI
SENSORI
■ Aktivitas digunakan untuk memberikan
stimulasi pada sensoris klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien berupa
ekspresi emosi/perasaan melalui gerakan
tubuh, ekspresi wajah (respon non-verbal).
Biasanya klien yang tidak mau
berkomunikasi secara verbal akan
terangsang sensoris emosi dan perasaannya
melalui aktifitas tertentu
■ Aktivitas berupa :
1.TAK Stimulasi sensori suara: Mendengar
musik
2.TAK Stimulasi sensori menggambar
3.TAK Stimulasi sensori menonton TV/Video
TAK ORIENTASI
REALITAS
■ Klien diorientasikan pada kenyataan yang
ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang
lain yang ada disekeliling klien atau orang
yang dekat dengan klien, lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan
dengan klien dan waktu saat ini dan
masa yang lalu.
■ Aktivitas berupa :
Sessi I : Pengenalan orang
Sessi II : Pengenalan tempat
Sessi III : Pengenalan waktu
TAK SOSIALISASI

■ Klien dibantu untuk melakukan soaialisasi dengan


individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat
pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal,
kelompok dan massa.
Lanjutan…….

■ Aktifitas yang diberikan:


Sessi I : Menyebutkan jati diri
Sessi II : Mengenali jati diri anggota kelompok
Sessi III : Bercakap-cakap dengan anggota
kelompok
Sessi IV : Menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan
Sessi V : Menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi dengan orang lain
Sessi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok
Sessi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan
TAK STIMULASI
PERSEPSI
■ Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sessi. Dalam proses ini
diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas yang diberikan

■ Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-


hari
a. Tak stimulasi persepsi : Menonton TV
b. Tak stimulasi persepsi : Membaca majalah/ koran/
artikel
c. Tak stimulasi persepsi : Gambar
Lanjutan……

■ Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan


respon yang dialami dalam kehidupan
A.Tak stimulasi persepsi : Mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
b. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku
kekerasan melalui interaksi asertif
d. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku
kekerasan melalui kepatuhan minum obat
e. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan ibadah
Lanjutan…..

■ Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan


respon yang dialami dalam kehidupan.
■ Aktivitas yang diberikan :
a. Tak stimulasi persepsi : Mengenal halusinasi
b. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi
dengan menghardik
c. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi
dengan menyusun jadwal kegiatan
d. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
e. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi
dengan minum obat yang benar
Lanjutan…..

■ Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang


menyebabkan harga diri rendah
■ Aktivitas yang diberikan :
a. Tak stimulasi persepsi : Identifikasi hal positif pada
diri
b. Tak stimulasi persepsi : Melatih positif pada diri
PENGORGANISASIAN KELOMPOK

■ Pimpinan Kelompok (Leader)


■ Co Leader
■ Fasilitator
■ Observer
Pimpinan Kelompok
(Leader)
Tugasnya :
■ Menyusun rencana aktifitas kelompok
(proposal)
■ Mengarahkan kelompok dalam mencapai
tujuan
■ Memfasilitasi setiap anggota untuk
mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberikan umpan balik
■ Sebagai “role model”
■ Memotivasi setiap anggota untuk
mengemukakan pendapat dan
memberikan umpan balik.
Co Leader

■ Tugasnya : Membantu leader dalam mengorganisir


anggota kelompok
Fasilitator

Tugasnya :
■ Membantu leader memfasilitasi anggota untuk
berperan aktif dan memotivasi anggota
■ Memfokuskan kegiatan
■ Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
Observer

Tugasnya :
■ Mengobservasi semua respon klien
■ Mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilaku klien
■ Memberikan umpan balik pada kelompok
PROGRAM ANTISIPASI MASALAH DALAM TAK

Masalah yang mungkin timbul dalam


TAK antara lain :
■ Adanya Sub Kelompok
■ Keterbukaan yang kurang
■ Resistensi baik individu atau kelompok
■ Adanya anggota kelompok yang DO
■ Penambahan anggota baru
Lanjutan…..
■ Cara mengatasi masalah ini tergantung pada
jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka
teori yang mendasari terapi aktifitas tersebut.
■ Program antisipasi masalah merupakan
intervensi keperawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan yang bersifat
emergensi dalam terapi yang dapat
mempengaruhi proses pelaksanaan TAK.
■ Misal : Klien meninggalkan permainan
■ Intervensi : Panggil nama klien, Tanyakan
mengapa meninggalkan tempat dan beri
penjelasan
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
(CONTOH):
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Karakteristik Klien
D. Masalah Keperawatan
E. Kriteria Evaluasi
F. Pengorganisasian TAK
■ Terapis
■ Peran dan fungsi:
– Leader
– Co- leader
– Observer
– Fasilitator
■ Seleksi klien
■ Nama klien yang ikut
■ Waktu
■ Tempat
■ Alat- alat
G. Proses TAK
■ Fase Orientasi
■ Fase Kerja
■ Fase Terminasi
H. Antisipasi Masalah
KENAPA TAK ? …….
■ EFEKTIF
Semua kompetensi dapat terlihat :
• Role masing-masing perawat
• Komunikasi terapeutik
klien/perawat
• Kemampuan untuk melakukan
intervensi pada klien / modifikasi
• Kemampuan soft sklill perawat
dapat terlihat ( inovasi, tanggap,
serta mampu untuk memutuskan
msl/ peran sebagai perawat
profesional )
Untuk OSCE:
1. Kasuanya pada
Pasien Halusinasi
pendengaran dan
penglihatan
2. Setiap Individu
menjadi leader sekaligus
Co Leader
3. Tidak usah
mempersiapkan

Anda mungkin juga menyukai