Anda di halaman 1dari 8

Cara penularan virus HIV yaitu:

Jarum suntik Hubungan seksual


• Biasanya terjadi di lingkungan • saat berhubungan seksual dengan
pemakai narkotika. Alat-alat penderita HIV, terutama jika
yang digunakan untuk menindik tidak menggunakan kondom.
ataupun membuat tato yang tidak Bila air mani, cairan dari vagina,
disterilkan juga dapat menjadi atau cairan dari anus penderita
cara penularan HIV. HIV masuk ke dalam tubuh saat
berhubungan seksual, Anda
dapat terinfeksi virus HIV.
Transfusi darah Ibu ke bayinya
• Penularan HIV dapat terjadi jika • Wanita yang menderita HIV
seseorang menerima transfusi dapat menularkan virus HIV ke
darah dari penderita HIV. bayinya saat janin masih di
Namun, risiko penularan HIV kandungan maupun saat bayi
melalui transfusi darah sangat dilahirkan. Penularan HIV ke
kecil karena rumah sakit akan bayi juga dapat ditularkan
selalu memeriksa darah yang melalui ASI.
didonorkan terlebih dahulu.
1. Masa inkubasi HIV tahap awal
Gejala pada awal masa inkubasi HIV ini memang biasanya baru muncul
2-6 minggu setelah Anda terkena virus. Gejala tersebut meliputi:
• Sakit kepala
• Kelelahan
• Nyeri otot
• Radang tenggorokan
• Kelenjar getah bening membengkak
• Bercak merah yang tidak gatal, biasanya di dada
• Demam.
2. Masa inkubasi HIV tahap kedua (HIV kronis)
Ketika gejala HIV di masa inkubasi awal tidak diobati, Anda memang
akan merasa lebih baik karena gejala mirip flu itu hilang dengan
sendirinya. Tetapi, justru kondisi itu mencerminkan sistem imun Anda
sudah kalah oleh virus HIV sehingga kondisi ‘tenang’ ini disebut juga
dengan periode asimtomastis atau infeksi HIV kronis.
3. Masa inkubasi HIV tahap akhir (AIDS)
Ketika level CD4 ini berada di bawah 200 sel per milimeter
kubik darah (normalnya 500-1.600 sel/milimeter kubik), maka
itu adalah pertanda Anda tengah memasuki masa inkubasi
HIV tahap akhir atau AIDS.

Ketika terkena AIDS, Anda akan sangat rentan terkena infeksi.


Kondisi ini bisa mengancam nyawa mengingat sistem imun
Anda sudah tidak berfungsi lagi sehingga tubuh tidak bisa
melawan bakteri atau virus penyebab infeksi tersebut
sehingga Anda nyaris selalu membutuhkan pertolongan
medis.
Pencegahan HIV dan AIDS
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan
AIDS, antara lain:
• Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim vaginal
maupun anal.
• Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
• Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.
• Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari
ibu ke janin.
Pengobatan
Ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan
virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja
dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV
untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:
• Efavirenz
• Etravirine
• Nevirapine
• Lamivudin
• Zidovudin
• Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan
memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons
pasien terhadap pengobatan.
• Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis
menderita HIV, agar perkembangan virus HIV dapat
dikendalikan. Menunda pengobatan hanya akan membuat virus
terus merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko
penderita HIV terserang AIDS.
• Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum
begitu ingat, dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis
yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan dokter .

Anda mungkin juga menyukai