SMK
KELOMPOK 7
Siti Ainun Hamidah (4301417015)
Elyana Wahdatun N. (4301417048)
Tamalia Wahyu Utami (4301417052)
02 Pelaksanaan Pembelajaran
Hitungan Kimia 4.5 Mengolah data terkait hukum-hukum dasar kimia untuk menyelesaikan perhitungan
kimia
Larutan Asam dan basa 3.6 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan pH larutan
(asam kuatdan asam lemah, basa kuat dan basa lemah) dalam kehidupan
sehari-hari.
4.6 Membandingkan sifat sifat larutan melalui praktikum berdasarkan konsep
asam basa dan pH larutan (asam kuat dan asam lemah, basa kuat dan basa
lemah) dalam kehidupan sehari hari
KD Materi Kimia SMK Kelas X
Materi Pokok Kompetensi Dasar
Reaksi Oksidasi Reduksi 3.7 Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi oksidasi dan
reduksi.
4.7 Membandingkan antara reaksi oksidasi dengan reaksi reduksi berdasarkan hasil
perhitungan bilangan oksidasinya kasus kehidupan
Elektrokimia 3.8 Mengevaluasi proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel,
reaksi pada sel volta dan sel eletrolisa, proses pelapisan logam) yang digunakan
dalam kehidupan
4.8 Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel dengan proses yang terjadi
dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi reaksi pada sel volta dan sel
eletrolisa, proses pelapisan logam) reaksi yang digunakan dalam kehidupan
Hidrokarbon 3.9 Menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak
pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan
serta cara mengatasinya
4.9 Mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan berdasarkan hasil analisis struktur, sifat senyawa
hidrokarbon
KD Materi Kimia SMK Kelas X
Materi Pokok Kompetensi Dasar
Minyak bumi 3.10 Menganalisis proses teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya
4.10 Mempresentasikan proses teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya
Polimer 3.11 Menganalisis struktur, tata nama, sifat, penggolongan dan kegunaan polimer
4.11 Mengintegrasikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari hari dengan struktur,
tata nama, sifat, penggolongan polimer
Kondisi Pembelajaran
o Siswa kurang antusias dan cenderung mengabaikan materi yang disampaikan, karena
selama ini kegiatan pembelajaran kimia lebih banyak berupa ceramah dan siswa
cenderung bersifat pasif.
o Materi kimia yang disampaikan lebih banyak berupa teori dan jarang diadakan
kegiatan praktikum, sehingga tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Padahal karakteristik siswa SMK cenderung lebih menyukai kegiatan praktik daripada
hanya sekedar teori atau membaca teks.
o Siswa SMK akan lebih tertarik jika materi kimia dihubungkan dengan kehidupan
mereka sehari-hari (kehidupan nyata siswa) atau terkait dengan mata pelajaran
produktif.
(Hikmah et al., 2016).
Jadwal Pembelajaran
o Kimia merupakan mata pelajaran yang tergolong ke dalam kelompok mata
pelajaran pelengkap yang merupakan pengetahuan dasar-dasar bidang keahlian.
o Pelajaran kimia biasanya dilaksanakan pada jam ke 7-8 atau bahkan pada jam
terakhir (jam 9-10) setelah sebelumnya mengikuti pelajaran produktif yang lebih
menekankan pada aktivitas fisik. Pola seperti ini menyebabkan peserta didik
secara fisik sudah lelah sehingga kurang mampu mencerna dan memahami
mata pelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan berfikir.
(Faizah, 2016).
Miskonsepsi Kimia SMK
o Ilmu kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit baik oleh siswa karena untuk dapat
memahami konsep kimia dengan benar, siswa harus bisa mendeskripsikan dan mengkaitkan
aspek makroskopik (eksperimen), mikroskopik (atom, molekul, ion), dan simbolik (simbol,
rumus
, perhitungan) sehingga hal ini menyebabkan mata pelajaran kimia menjadi sangat kompleks.
o Jika siswa kurang memahami konsep dasar tertentu, maka siswa tersebut akan mengalami
kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang lebih kompleks. Apabila pemahaman yang
kurang pada materi yang dipelajari ini terus berlanjut, maka dapat menimbulkan kesalahan
konsep atau miskonsepsi.
o Pelajaran kimia yang disampaikan di SMK lebih banyak berupa teori dan jarang diadakan
kegiatan praktikum, sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Padahal
karakteristik siswa SMK cenderung lebih menyukai kegiatan praktik daripada hanya sekedar
teori atau membaca teks, hal ini turut menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa SMK karena
siswa tidak memahami konsep secara utuh (Hikmah et al., 2016).
1. Penilitian Diagnostik
Melakukan penilitian deskripsi pemahaman konsep siswa
diukur dengan memberikan soal-soal esai atau soal pilihan ganda
dalam bentuk two-tier atau three-tier yang memuat indikator-indikator
Langkah unt pemahaman konsep guna meminimalisir siswa menebak dalam
menjawab soal dan mendiagnosis materi yang mungkin mengalami
miskonsepsi oleh siswa.
uk Mengatasi 2. PDEODE
Miskonsepsi
(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain)
peserta didik dapat membentuk konsep mereka sendiri, menjelaskan
konsep yang telah mereka bangun, serta memiliki kemampuan dalam
mengaplikasikan konsep yang mereka bangun dalam beberapa
persoalan. Miskonsepsi yang mungkin terjadi dapat diminimalisir
dengan cara guru meluruskan dan menjelaskan tentang konsep yang
salah.
Langkah unt dikemas dalam bentuk animasi dengan format cassette disk (CD).
Media animasi dapat dikembangkan dengan menggabungkan animasi,
teks, grafis, audio dan video sehingga menjadi multimedia
uk Mengatasi pembelajaran yang interaktif.