Tinjauan Sejarah,
Pemikiran dan Tokoh
Harimurti “GYM FITNESS”
Referensi
1. Jeje Zaenudin, “Manhaj Salaf: Apa dan Bagaimana?” https://
www.slideshare.net/hudan2010/manhaj-salaf?from_action=s
ave
2. Farid Nu’man Hasan, “Mengenal Hizbut Tahrir dan Salafi”
https://
www.academia.edu/7651884/Mengenal_Hizbut_Tahrir_Dan_
Salafi
3. Abu Hilal, “Membedah Gerakan Salafy Modern: Latar
Belakang Munculnya, Ide-ide Substansial, Pokok-pokok
Keyakinan dan Penyimpangannya”
https://slideplayer.info/slide/14387196/
4. Sugiharto Hadi, “Gerakan Transnasional dan Pengaruhnya
di Indonesia” https://slideplayer.info/slide/13657191/
Pendahuluan
Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok (tsubaatin), atau majulah bersama-sama! (QS. An
Nisa’ (4): 71)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
Ucapan seperti ini juga ada secara mauquf sebagai ucapan Umar bin Al Khathab. (Imam Al
Hakim dalam Al Mustadrak No. 1623, katanya: shahih sesuai syarat syaikhan. Ibnu
Khuzaimah No. 2541. Syaikh Al Albani mengatakan: isnadnya shahih mauquf dan rijalnya
tsiqat. Lihat Shahih Ibnu Khuzaimah , 4/141)
Wajh Istidalal (sisi pendalilan)nya adalah jika dalam bepergian saja disyariatkan
mengangkat seorang pemimpin, maka apalagi dalam hal yang lebih urgen dari itu seperti
dakwah dan jihad. Ini diistilahkan dengan Qiyas Aula.
Fatwa-Fatwa Ulama
Fatwa Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah tentang hukum berafiliasi dengan
jamaah tertentu saja.
Beliau menjawab:
“Yang menjadi kewajiban setiap orang adalah mengikuti kebenaran, yaitu apa
yang difirmankan Allah dan disabdakan Rasul-Nya saw. Janganlah seseorang
mengikuti manhaj jamaah apapun; tidak Ikhwanul Muslimin, Ansharus Sunnah,
dan tidak pula selain mereka. Akan tetapi, dia harus mengikuti kebenaran.
Apabila dia berafiliasi kepada Ansharus Sunnah dan membantu mereka dalam
kebenaran atau kepada Ikhwanul Muslimin dan sepakat dengan kebenaran
mereka tanpa bersikap ekstrim, maka ini tidak mengapa. Adapun jika mengikuti
pendapat mereka yang benar maupun salah, maka in tidak boleh. Hendaklah
dia beredar bersama kebenaran di mana pun berada. Apabila kebenaran ada
bersama Ikhwnaul Muslimin, dia harus mengambilnya. Apabila kebenaran ada
bersama Ansharus Sunnah atau selain mereka, dia pun juga harus
mengambilnya. Hendaklah dia beredar bersama kebenaran. Dia Bantu jamaah-
jamaah lain dlam kebenaran. Tidak boleh mengikuti manhaj tertentu tanpa
boleh menyangkal keskipun batil atau salah karena ini adalah kemungkaran. Ini
tidak boleh. Akan tetapi, hendaklah dia menyertai jamaah dalam setiap
kebenaran dan tidak menyertai mereka dalam kesalahan-kesalahan mereka.”
Saat ini, yang menjadi rujukan kelompok salafi adalah Syaikh Rabi’ bin Hadi,
yang oleh pengikutnya disebut sebagai Imam Jarh wa Ta’dil, tapi tidak diakui
para ulama. Syaikh Shalih Fauzan, Syaikh Ghudyan mengatakan saat ini
tidak ada ulama Jarh wa Ta’dil, termasuk Syaikh Rabi’.
Dan, yang menjadi mainstrem salafi saat ini adalah pemikiran keras Syaikh
Rabi’ dan Syaikh Muqbil, termasuk fenomena umumnya di Indonesia.
Masuknya Salafi di Indonesia
Secara pemikiran, salafi sudah ada sejak lama, yakni dibawa
oleh Imam Bonjol di sumbar. Lalu, awal abad 20 ada
Muhammadiyah, Al Irsyad, dan Persis. Hanya saja saat itu,
mereka di sebut Wahabi oleh kalangan tradisionalis.
Bedah buku
Website di internet
C. Salafi Jihadi, seperti MMI dan Ansharut Tauhid-nya Abu Bakar Ba’asyir. Secara
pemikiran dan gerakan merupakan perpaduan antara salafi dan IM. Hanya saja
mereka anti demokrasi, sebagaimana semua kelompok salafi lainnya. Tokohnya:
seperti Abu Jibril, Aman Abdurrahman (mantan As Sofwa), Halawi Makmun, Fauzan
Anshari, dan Irfan Awwas.
Semua kelompok salafi ini saling serang, namun
untuk Wahdah Islamiyah, HASMI, dan Salafi
Jihadi, mereka cenderung akur dan kompak.