Kebudayaan Sunda
Kebudayaan Sunda
Jawa Barat
Jentreng
Tarawangsa dan Jentreng biasa dimainkan pada upacara
Ngalaksa. Upacara Ngalaksa dilaksanakan oleh masyarakat
Rancakalong sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang
melimpah. Ngalaksa ini dilakukan sekali dalam satu tahun.
Dalam naskah kuno Sewaka Darma, (1518)
kesenian Tarawangsa termasuk salah satu
dari tiga jenis seni karawitan kuno
khas sunda yang diperkirakan telah ada
di Sunda sejak masa Hindu-Budha
selain kesenian Pantun dan Goong Renteng
Peranan dalam
Kesenian Tarawangsa
1. Saehu
2. Paibuan dan piramaan
3. Saksi
4. Juru Kunci
5. Nayaga
Tarawangsa kental akan hal mistis,
termasuk sesajen.
Namun, masuknya Islam
ke Nusantara membawa
perubahan terhadap kesenian ini.
Nilai-Nilai Dalam Tarawangsa:
● Dalam upacara Ngalaksa, Tarawangsa berfungsi sebagai penghubung
antara alam gaib dengan alam manusia.
● Musik ritual Tarawangsa membawa para penari ke alam bawah
sadar hingga tak sadarkan diri. Hilangnya kesadaran ini menandakan
keberhasilan ritual tersebut karena penari-penari itu dianggap telah bersatu dengan ruh.
● Tarawangsa dikaitkan erat dengan Nyari Sri Pohaci atau Nyi Pohaci Sanghyang
Dangdayang Asri, Dewi Asri (Dewi Sri) selaku dewi padi bagi masyarakat Sunda.
● Alat musik Tarawangsa memiliki dua kawat yang melambangkan
penciptaan makhluk secara berpasangan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jika dijumlahkan dengan banyaknya dawai Jentreng, yakni tujuh buah,
hasil hitungnya adalah sembilan yang mewakili Wali Songo.
TERIMA KASIH