Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUBERCULOSIS
PARU
Oleh:

Anggreyni Arafah - 11120191006


DEFINISI

TUBERKULOSIS adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
Sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB
Sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun
bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru)
seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.
ETIOLOGI

Terdapat 5 bakteri yang berkaitan erat dengan infeksi TB Yaitu


• Mycobacterium tuberculosis,  paling sering ditemukan, dan menular antar
manusia melalui rute udara
• Mycobacterium bovis,
• Mycobacterium africanum,
• Mycobacterium microti dan
• Mycobacterium cannettii.
TRANSMISI M.TB :

Ada 3 faktor yang menentukan transmisi M.TB :


1. Jumlah organisme yang keluar ke udara.
2. Konsentrasi organisme dalam udara, ditentukan oleh volume ruang dan ventilasi.
3. Lama seseorang menghirup udara terkontaminasi.
Faktor risiko TB
Terdapat beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi :
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.
2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
3. Perokok
4. Konsumsi alkohol tinggi
5. Anak usia <5 tahun dan lansia
6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius.
7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
8. Petugas kesehatan
PATOMEKANISME TUBERCULOSIS
TB PRIMER

• Infeksi primer terjadi pada paparan


pertama terhadap tuberkel basili.
• Terbentuknya ghon Focus
• Asimtomatik

TB PASCA PRIMER

• terjadi pada host yang sebelumnya


pernah tersensitisasi bakteri TB.
• reaktivasi kuman laten atau karena
reinfeksi
KLASIFIKASI TB
Diagnosis TB dengan konfirmasi bakteriologis atau klinis dapat diklasifikasikan berdasarkan :
BERDASARKAN BERDASARKAN
BERDASARKAN RIWAYAT HASIL UJI BERDASARKAN
LOKASI ANATOMIS PENGOBATAN KEPEKAAN OBAT STATUS HIV

TB PARU KASUS BARU KASUS TB DGN HIV +


MONORESISTEN
TB EKSTRAPARU KASUS DGN RIWAYAT
PENGOBATAN KASUS TB DGN HIV -
POLIRESISTEN
KASUS KAMBUH KASUS TB DGN HIV
TB MDR TIDAK DIKETAHUI
KASUS PENGOBATAN
SETELAH GAGAL
TB XDR
KASUS SETELAH LOSS
TO FOLLOW
TB RR
KASUS LAIN-LAIN

KASUS DGN RIWAYAT


PENGOBATAN TIDAK
KETAHUI
GEJALA KLINIS TB PARU
Gejala penyakit TB tergantung pada lokasi lesi, sehingga dapat menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:
Your Text Here
1. Batuk ≥ 2 minggu
2. Batuk berdahak
3. Batuk berdahak dapat bercampur darah
4. Dapat disertai nyeri dada
5. Sesak napas

Dengan gejala lain meliputi :


1. Malaise
2. Penurunan berat badan
3. Menurunnya nafsu makan
4. Menggigil
5. Demam
6. Berkeringat di malam hari

d appeal to your Presentations. This PowerPoint Template


has clean and neutral design that can be adapted to any
content and meets various market segments.
TERAPI

Tujuan pengobatan TB adalah :


1. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien
2. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan
3. Mencegah kekambuhan TB
4. Mengurangi penularan TB kepada orang lain
5. Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat
TERAPI
01 02
TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN TAHAP LANJUTAN
 Simple PowerPoint

Menurunkan jumlah kuman Bertujuan membunuh sisa-sisa


yang ada dalam tubuh pasien kuman yang masih ada dalam
dan meminimalisir pengaruh tubuh, khususnya kuman
dari sebagian kecil kuman persisten sehingga pasien
yang mungkin sudah resistan dapat sembuh dan mencegah
sejak sebelum pasien terjadinya kekambuhan
mendapatkan pengobatan
TERAPI

Jika tidak tersedia paduan dosis harian, dapat dipakai paduan 2RHZE/4R3H3 dengan syarat harus disertai
pengawasan yang lebih ketat secara langsung untuk setiap dosis obat (Rekomendasi B)
PEMANTAUN PENGOBATAN
WHO merekomendasi pemeriksaan sputum BTA pada akhir fase intensif
pengobatan untuk pasien yang diobati dengan OAT lini pertama baik
kasus baru maupun pengobatan ulang.
• Pemeriksaan sputum BTA dilakukan pada akhir bulan kedua
(2RHZE/4RH) untuk kasus baru.
• Akhir bulan ketiga (2RHZES/1RHZE/5RHE) untuk kasus pengobatan
ulang.
TB RO

Resistansi kuman M.tuberculosis terhadap OAT adalah keadaan saat kuman


tersebut sudah tidak dapat lagi dibunuh dengan OAT. TB resistan obat (TB-RO)
pada dasarnya adalah suatu fenomena “buatan manusia”, sebagai akibat dari
pengobatan pasien TB yang tidak adekuat maupun penularan dari pasien TB-RO
TB RO
Terdapat 5 kategori resistansi terhadap obat anti TB, yaitu

kategori Definisi
Monoresistance Resistan terhadap salah satu OAT, misalnya resistan isoniazid (H).
Polyresistance Resistan terhadap lebih dari satu OAT, selain kombinasi isoniazid (H) dan
rifampisin (R)
Multi-drug Resistan terhadap isoniazid dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini pertama
resistance (MDR) yang lain, misalnya resistan HR, HRE, HRES.
Extensive drug TB MDR disertai resistansi terhadap salah salah satu obat golongan fluorokuinolon
resistance (XDR) dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin dan amikasin).
TB resistan Resistan terhadap rifampisin (monoresistan, poliresistan, TB MDR, TB XDR) yang
rifampisin (TB RR) terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip dengan atau tanpa resistan
OAT lainnya
TB RO
TB RO
Pasien TB RO yang tidak memenuhi kriteria untuk pengobatan dengan paduan
jangka pendek akan mendapatkan paduan pengobatan individual. Paduan
individual diberikan untuk pasien:
a. TB pre-XDR
b. TB XDR
c. MDR dengan intoleransi terhadap salah satu atau lebih obat lini kedua yang digunakan pada
paduan jangka pendek
d. Gagal pengobatan jangka pendek
e. Kembali setelah putus berobat
f. TB MDR kambuh
Terima kasih
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai