Tahun : 2020
Pendahuluan
Indonesia merupakan daerah TB-endemik, di mana TBC pasien menderita kekurangan gizi
(BMI <18,5 kg / m 2 ), tinggal di daerah yang ramai, dan pengangguran .Pada 2017, WHO
memperkirakan bahwa kejadian TB di Indonesia adalah 446.732 kasus .Namun, 425.089 kasus
dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia ,yang lebih tinggi dari yang dilaporkan pada
2016 dengan 351.893 kasus .Pada tahun 2018, kejadian TB di Indonesia dilaporkan 321 per
100.000 populasi Jawa Timur, salah satu provinsi terbesar di Indonesia, juga memiliki kasus TB
yang tinggi. Pada tahun 2017, kasus TB di Jawa Timur adalah yang tertinggi setelah Jawa Barat
dengan 48.323 kasus. Kasus TBC tertinggi di Jawa Timur terjadi di Kota Surabaya diikuti oleh
Kabupaten Jember dengan 2.153 kasus pada tahun 2016 .Selain itu, kasus TB di Situbondo
dilaporkan menjadi 595 kasus
Tujuan
Tabel 4 menyajikan BMI rata-rata pada kelompok perlakuan dan kontrol pada minggu ke
0–4. Mean BMI pada kelompok perlakuan pada minggu 0-4 dilaporkan menjadi 17,43 kg / m 2 ,
17,65 kg / m 2 , 17.90 kg / m 2 , 18,04 kg / m 2 , dan 18,22 kg / m 2 , masing-masing. Data ini
menunjukkan bahwa rata-rata BMI antara responden pada kelompok perlakuan meningkat 0,79
kg / m 2 dari minggu 0 4. Sementara itu, rata-rata BMI pada kelompok kontrol pada minggu 0-4
dilaporkan menjadi 17,20 kg / m 2 , 17,36 kg / m 2 , 17,57 kg / m 2 , 17,71 kg / m 2 , dan 17,96
kg / m 2masing-masing. Berdasarkan uji statistik, nilai p pada kelompok perlakuan dan kontrol
adalah <0,05. Itu menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam BMI antara sebelum dan sesudah
perawatan.
Indeks massa tubuh (BMI) biasanya digunakan untuk mengukur status gizi di antara
populasi. BMI juga banyak digunakan sebagai faktor risiko untuk beberapa masalah kesehatan di
seluruh dunia , dan BMI yang lebih tinggi adalah faktor pelindung terhadap
tuberkulosis . Efek suplementasi Channa striata pada indeks massa tubuh ditunjukkan pada
Tabel 3 . Distribusi BMI di antara responden tinggi dalam ketipisan parah dengan 35% pada
minggu 0, sedangkan jumlah total responden dengan ketipisan berat pada kelompok perlakuan
lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol dengan 38,83%. Namun, uji statistik pada
minggu 0 menunjukkan hasil yang tidak signifikan .
Kesimpulan