Pembimbing
Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.Ked(Oph), SpM(K)
Oleh :
VANMATHI A/P RAJU 130100441
SHOBAANESH A/L RAMARAO 130100478
GAYATTHIRI NAAIDU A/P MUNIANDY 130100476
KOGILAVANI A/P MANI 130100449
SITI NOR FAZLINA 140100240
ARVIND A/L CHELVARAY 130100463
NAMIRA AYU NATASYA 140100216
Anatomi Mata Media Refraksi
• Kornea
• Camera okuli Anterior (COA)
• Pupil
• Camera Okuli Posterior (COP)
• Lensa
Corpus vitreus
Mata sebagai potret kamera
• Sistem refraksi menghasilkan bayangan kecil terbalik di retina
• Rangsangan diterima di retina (sel batang & kerucut),
diteruskan melalui saraf optik (N II) ke cortex cerebri pusat
penglihatan, yang kemudian bayangan tersebut tampak sebagai
bayangan yang tegak.
Emetropia : Semua sinar yang sejajar datang dari jarak tak
terhingga ke mata akan dibiaskan tepat di fovea sentralis retina
(mata dalam keadaan istirahat) .Mata dalam istirahat berarti
dalam keadaan tidak berakomodasiKuliah Refraksi
• Media refraksi :
• Kornea (n = 1,376 )
• Akuos humor (n = 1,336 )
• Lensa (n = 1,386 )
• Korpus vitreus (n = 1,336)
Visus 6/6 : jarak 6 m bisa melihat obyek yang seharusnya terlihat pada 6 m
Visus 6/30 : pada jarak 6 m hanya bisa melihat obyek yang seharusnya terlihat pada 30 m
Visus 1/60 : pada jarak 1 m hanya bisa hitung jari tangan yang seharusnya terlihat pada 60 m
Visus 1/300 (HM) : pada jarak 1 m hanya dapat lihat gerakan tangan
Visus 1/~(LP) : hanya dapat bedakan gelap dan terang, harus diperiksa proyeksi arah
datangnya cahaya (proyeksi nasal /temporal /superior/ inferior)
Kelainan Refraksi
Miopia
Kelainan
Refraksi
Astigmatism Hipermetropia
1. Miopia
• Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa
(kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata
terlalu panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan
akan terletak di depan retina.
Miopia
1.a. Jenis Miopia
Miopia refraktif
• Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu
cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat)
Miopia aksial
Miopia Indeks
• Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
mellitus
• Aksial
o Merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu
anteroposterior yang pendek.
• Kurvatur
o kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di
belakang retina.
• Indeks Refraktif
o Dimana terdapat indeks bias yang kurang pada system optik mata, misalnya
pada usia lanjut lensa mempunyai indeks refraksi lensa yang berkurang.
• Pasien dengan hipermetrop sering akomodasi. Akomodasi
yang terus menerus menyebabkan mata cepat lelah, sakit
kepala, dll
• Astenopia akomodatif
• Kadang – kadang terdapat pada anak balita berkurang
secara berangsur-angsur.
• Hipermetrop > yang dibiarkan strabismus konvergensi
• Pada orang muda hipermetrop ringan – sedang dapat diatasi dengan
akomodasi.
• Pasien dengan hipermetrop diberikan kacamata positif terkuat yang
memberikan tajam penglihatan maksimal
•Pada orang tua hipermetrop ditambah dengan presbiop sangat dibutuhkan koreksi kacamata karena
sudah berkurangnya daya akomodasi untuk melihat dekat.
•Jenis-jenis hipermetrop :
1. Hipermetrop laten
oHipermetrop yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata tanpa sikloplegik
2. Hipermetrop total
oHipermetrop yang didapat setelah memberikan sikloplegik (akomodasi ditiadakan) hasilnya lebih besar
daripada hipermetrop manifest
3. Hipermetrop laten
oSelisih anatara hipermetrop total dengan hipermetrop manifes
3.Astigmatisme
DEFINISI
Kelainan refraksi dimana sinar datang
yang sejajar sumbu penglihatan tidak
dibiaskan pada satu titik, melainkan
pada banyak titik
ETIOLOGI
Pada kelainan kornea terdapat perubahan
lengkung kornea dengan atau tanpa
pemendekan atau pemanjangan diameter
anterior- posterior bola mata
Kelainan lensa
Astigmatisma biasanya bersifat diturunkan atau terjadi
sejak lahir
Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang
bulat atau sferis yang di dalam perkembangannya
terjadi keadaan yang disebut astigmatism with the rule
(astigmat lazim) → kelengkungan kornea pada bidang
vertikal bertambah atau lebih kuat atau-jari-jarinya lebih
pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horisontal.
Astigmatisma
iregularisis
ASTIGMATISMA
REGULARIS
Astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur
dari satu meridian ke meridian berikutnya
1. Simple astigmatism
Satu dari titik fokus di retina. Fokus lain
dapat jatuh di depan atau di belakang dari
retina
Simple hypermetropic astigmatism
Simple myopic astigmatism
2. Compound Astigmatism
Tidak ada dari 2 focus yang jatuh tepat di retina
tetapi keduanya terletak di depan atau di
belakang retina
compound hypermetropic
astigmatism
compound miopic astigmatism
3. Mixed Astigmatism
Salah satu fokus berada didepan retina dan yang
lainnya berada dibelakang retina, jadi refraksi
berbentuk hipermetropi pada satu arah dan miopi
pada yang lainnya
ASTIGMATISMA
IREGULARIS
Astigmatisma yang terjadi tidak memiliki 2 meridian
saling tegak lurus,
Susunan atau letak dari setiap fokus masing-masing
meridian tidak teratur, bahkan mungkin dijumpai adanya
perbedaan refraksi pada meridian yang sama
10. bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu snellen, maka mungkin
lensa positif (+) yang diberikan terlalu berat, sehingga perlu secara
perlahan-lahan dikurangi kekuatan lensa positif tersebut atau
ditambah lensa negatif
11. pasien diminta membaca kartu snellen pada saat lensa negatif
ditambah perlahan-lahan sampai tajam penglihatan menjadi 6/6.
3. Retinoskopi
Retinoskopi merupakan pemeriksaan objektif
kelainan refraksi mata. Pemeriksaan ini
terutama berguna untuk pemeriksaan koreksi
pasien yang tidak kooperatif (anak-anak)
Teknik:
- sinar dimasukkan kedalam mata
- akan terlihat refleks mata kucing
- sumbu sinar digerakkan dan dilihat pergerakan
pantulan sinar dari retina
- reflek bila bergerak dinetralisasi dengan
merubah kekuatan lensa yang tepat
4. Uji keseimbangan hijau dan merah
Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui sudah
terdapatnya penglihatan atau koreksi kacamata
yang sesuai dari mata yang diperiksa
- Pasien duduk dengan satu mata ditutup, pada jarak 6 meter dari
kartu merah hijau
- pasien diminta melihat kartu merah hijau dan megatakan huruf
diatas warna apa yang tampak lebih jelas
- hal yang sama juga dilakukan pada mata yang lainnya
Nilai:
- apabila huruf diatas warna merah tampak lebih jelas berarti mata
tersebut miopia sehingga diperlukan lensa sferis negatif untuk
menggeser warna hijau kebelakang yang mengakibatkan warna
merah juga tergeser sama dengan retina
- apabila huruf diatas warna hijau tampak lebih jelas ini berarti mata
hipermetropia dan diperlukan lensa positif untuk menggeser sinar
merah ke depan sehingga mengakibatkan jarak warna hijau yang
terletak di depan retina sama dengan jarak warna merah yang
terletak di belakang retina
5. Keratometri
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui
kelengkungan kornea untuk pemasangan lensa, untuk
melihat kelengkungan kornea dalam berbagai bidang, (1)
untuk mengetahui derajat silinder yang ada akibat
kelainan kelengkungan kornea dan (2) untuk sumbu
astigmat yang dipakai, (3) juga untuk menemukan
astigmat irreguler.
Teknik :
- sebelumnya harus diperiksa dahulu alat keratometer
karena harus disesuaikan atau ditera pada setiap
pemeriksaan
- bagian okuler harus ditetapkan sesuai dengan keadaan
mata pemeriksa. Mata pemeriksa harus tidak
berakomodasi dengan memasang okuler yang sesuai.
Hal ini bisa dengan meletakkan okuler sejauh mungkin
berlawan dengan putaran jarum jam, kemudian
perlahan-lahan diputar sejalan dengan putaran jam
sampai obyek terfokus
- lihat lingkaran obyek yang merupakan refleks kornea
- dekatkan lingkaran obyek sampai tanda (-) dan (+)
berimpit, dengan menggerakkan tombol untuk gerakan
vertikal dan horizontal
- kemudian baca skala keratometer
6. Oftalmology direct
Bila terdapat kelainan refraksi, fundus tak dapat
terlihat dengan jelas, pada funduskopi,
terkecuali jika diputarkan lensa koreksi pada
lubang penglihatannya.
Operasi
– pada kornea :
•
keratotomi radial
•
Photo Refractive Keratoplasty
•
Lasik
– pada lensa:
•
Lesa intra okuler