Mulut ke Mulut (Word of Mouth and Diffusion Process) dalam Strategi Pemasaran
Kelompok 6 Pengertian Word of Mouth (WOM)
“Komunikasi dari mulut ke mulut (Word of mouth
(WOM)) merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal.” Jenis-Jenis Word of Mouth
Menurut Sernovitz (2006:6), Word of Mouth terdiri dari
dua jenis, yaitu: 1. Organic Word of Mouth adalah pembicaraan yang bersemi secara alami dari kualitas positif dari perusahaan anda. 2. Amplified Word of Mouth adalah pembicaraan yang dimulai oleh kampanye yang disengajakan untuk membuat orang-orang berbicara. Proses Komunikasi WOM
Dalam pandangan tradisional, proses komunikasi WOM
dimulai dari informasi yang disampaikan melalui media masa, kemudian informasi itu ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini disampaikan kepada pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. WOM Negatif
Word of mouth (WOM) adalah dua sisi mata pedang
yang dapat memotong pemasar dengan dua sisi itu. Diskusi yang negatif mengenai suatu merk produk dapat mempunyai bobot yang lebih besar bagi konsumen daripada hal-hal yang positif. Pembicaraan dari mulut ke mulut akan sangat cepat tersebar dan bahkan berita ini sudah tidak seperti asalnya lagi. Hal yang baik akan menjadi lebih baik dan hal yang buruk akan sangat cepat menjadi lebih buruk. Kepemimpinan Opini (Opinion Leadership) Kebanyakan konsumen menerima informasi dari orang lain. Biasanya informasi yang kita terima berasal dari orang yang kita yakini bahwa dia memiliki informasi yang benar. Orang yang kita tanyai dan mintai informasinya disebut sebagai pemimpin opini. Pemimpin opini merupakan orang yang sangat sering mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Sifat kepemimpinan opini
– Berkompeten dan dapat dipercaya karena mereka
memiliki dan membawa kekuatan keahlian – Pemimpin opini melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi tanpa bias, sehingga mereka mempunyai kekuatan pengetahuan. – Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi dengan orang lain akan lebih banyak. • Pemimpinopinilebihterlibatdenganklubdankomunitastertentu,lebihind Karakteristikgayahidup ependent,lebihsadarharga, danlebihsadargaya. • Pemimpinopinisangatmungkinpercayadiridalammenilaikategoriproduk KarakteristikKepribadian • Merekasangatmungkinaktifsecarasosial • Konsumendenganpendapatantinggimempunyailebihbanyakwaktuuntu KarakteristikDemografi kmemperolehinformasiprodukdanmempunyaistatus yanglebihdalamberasosiasidengankonsumenlain • Pemimpinopinilebihmendapatpaparaninformasidarimajalah,koran,tele visi, dan PenggunaanMedia radiosehinggamempunyaikelebihandalammengaksesinformasidaripad apembeliyangmengikutinya • Lebihmempunyaipengetahuanmengenaikategoriproduk • Lebihterlibatdalamkategoriproduk Hubungannyadenganproduk • Lebihaktifdalampenerimaankomunikasimengenaiprodukdarisumberpr ibadi Karakteristik kepemimpinan opini Aplikasi Strategis Komunikasi Word of Mouth – Merangsang komunikasi WOM Pemasang iklan bisa menerapkan komunikasi WOM dengan mencoba secara langsung menyampaikan kata atau kalimat yang mendorong konsumen untuk menyampaikan informasi yang diterimanya kepada teman, keluarga, dan orang lain. Misalnya menggunakan kata-kata “katakan pada teman Anda untuk selalu menggunakan …” – Menggunakan pemimpin opini sebagai komunikator Strategi yang sering digunakan oleh pemasar adalah menggunakan pemimpin opini sebagai bintang iklan untuk menyampaikan informasi produk kepada konsumen. Biasanya pemasar menggunakan para professional di bidang masing- masing. Misalnya produk obat dan kesehatan menggunakan dokter atau apoteker. Pengertian Difusi
“Difusi merupakan proses penyebaran inovasi
yang dilakukan perusahaan kepada konsumen. Dalam proses difusi, konsumen melakukan adopsi inovasi, ada juga konsumen yang sangat lambat mengadopsi inovasi.” Penelitian Difusi dan Strategi Pemasaran
MATURITY
GROWTH DECLINE
INTRODUCTION
GRAFIK 1 : TIME OF ADOPTION OF INNOVATIONS
– Riset Difusi meniru persebaran penerimaann produk melalui siklus hidupnya. – Grafik tadi menunjukkan fase siklus hidup produk dari fase pengenalan sampai fase penurunan dan kategori terkait pada adopsi produk dari masa waktu adopsi. Proses difusi mengenali inovator (innovators) dalam periode pengenalan pada siklus hidup, pengadopsi awal (early adopter) pada tahap pertumbuhan (growth), pengadopsi mayoritas (majority adopter) pada fase kematangan (mature) dan pengadopsi yang terlambat (laggard) selama fase penurunan. – Fase adopsi penting karena menunjukkan strategi pemasaran yang berbeda. Strategi Pemasaran yang seperti apa sih? (lih. Grafik 1) – Inroductory Phase : perusahaan mencoba melakukan pendiriann distribusi, membangun pengetahuan merek, dan mendorong percobaan selama proses difusi. – Growth Phase : setelah memasuki fase pertumbuhan, perusahaan dapat menentukan sasaran utamanya, yaitu pengadopsi awal (early adopters). Perusahaan mencoba untuk memperkuat tumpuan pada pasar dengan memindahkan dari tujuan menciptakan pengetahuan ke salah satu dari perluasan produk yang menarik dan ketersediaan produk. – Maturity Phase : ketika merek mulai mengalami fase kematangan, memperkuat persaingan dan menstabilkan penjualan. Perusahaan mulai menekan harga yang menarik perhatian dan promosi penjualan dan mulai mempertimbangkan beberapa modifikasi produk untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Pada tahap ini, pengadopsi mayoritas (majority adopter) memasuki pasar, berdasarkan besarnya pengaruh dari pengadopsi awal (early adopter) tadi. – (Lanjutan Maturity Phase) .... Sejak yang lainnya telah pergi melalui sebuah proses adopsi, pengadopsi mayoritas tidak perlu mengandalkan media massa sebagai informasi. – Decline Phase : ketika merek sudah memasuki fase penurunan, harga terendah menjadi lebih lazim. Perusahaan mulai mempertimbangkan apakah melakukan revitalisasi merek atau menghilangkannya. Pada titik ini, pengadopsi yang terlambat (later adopter) memasuki pasar. Langkah – Langkah dalam Proses Difusi – Keputusan Adopsi ( The Adoption Decision) adopsi inovasi memerlukan individu atau kelompok konsumen untuk membuat keputusan mengenai produk baru. Jika pengadopsi (adopter) mempengaruhi yang lainnya untuk membeli, dalam kelompok referensi (reference group) dan lintas kelompok (across group), dimulai lah proses difusi. Maka, logis untuk berpikir bahwa adopsi adalah langkah pertama dalam proses difusi. Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi 2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir) 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu. Komunikasi pada proses difusi adalah elemen kunci yang terakhir pada definisi difusi. Proses difusi memerlukan persebaran informasi lintas kelompok (across group). Konteks Budaya dalam Difusi
– Norma kebudayaan (culture norms) mempengaruhi penerimaan produk baru
dan difusi. Konsumen bisa saja menolak produk tersebut karena tidak sesuai dengan budaya mereka. – Dua konsep yang membantu kita mengerti difusi pada inovasi dalam budaya yang berbeda adalah cultural context dan cultural homogeneity. Hall memperkenalkan konsep cultural context ke dalam ddua kelompok : yaitu low- context culture (mengandalkan komunikasi verbal dan tertulis) dan high-context culture (mengandalkan komunikasi non-verbal seperti tanda, ekspresi). – Konsep homophilous dan heterophilous bisa diperluas dengan mengidentifikasi keseragaman budaya dengan sedikit perbedaan pada norma, nilai, dan status ekonomi antar kelompok (homophilous) dengan budaya yang sangat terpisah dengan perbedaan yang lebih luas antar kelompok (heterophilous). Inovasi dan Proses Difusi – Inovasi mengacu pada kecenderungan konsumen mengadopsi produk lebih awal daripada kebanyakan orang. Selanjutnya kita melihat dari karakteristik yang mengadopsi lebih awal dan mengarah pada mereka sebagai inovator, menyadari bahwa mereka mewakili klasifikasi Roger yaitu true innovator group (2,5% lebih awal mengadopsi) dan early adopter group (13,5% persen mengadopsi). – Berdasarkan karakteristik inovator, seorang inovator untuk produk serupa mungkin sekali menjai seorang inovator untuk produk teknologi lain yang berubungan. – Menurut Forrester, kepala perusahaan riset berbasis web, pemasar membutuhkan tipologi baru untuk menangkap sikap konsumen inovasi yang berteknologi tinggi. Kemudian Forrester mengusulkan tehcnographics. Technographics adalah pendekatan untuk melakukan segmentasi konsumen menurut motivasi mereka, keinginan dan kemampuan untuk investasi pada prouk teknologi. Atas dasar ini, Forrester menentukan 20 segmen pada dua dimensi : (1) pengetahuan konsumen dan sikap mengenai teknologi dan (2) apakah konsumen menggunakan teknologi untuk tujuan Aplikasi Strategi dalam Teori Difusi
– ADOPSI : perusahaan menggunakan beragam strategi untuk mempengaruhi konsumen
untuk mengadopsi inovasi. Seperti yang telah disebutkan, mereka mencoba untuk mendorong percobaan melalui sampel bebas (free samples) dan promosi harga. Apabila percobaan tidak masuk akal , perusahaan menggunakan media periklanan untuk menciptakan pengetahuan merek (brand awareness) dan untuk menyampaikan fitur fitur produk. – RATE OF DIFFUSION : terdiri dari dua strategi yaitu skimming strategy (pemasar memproyeksikan angka rata-rata difusi yang rendah. Akhirnya, harga harus ibuat leih tinggi di awal untuk menopang biaya promosi) dan penetration strategy (pemasar mendorong terjadinya difusi yang cepat an tersebarluas dengan memperkenalkan produk pada harga rendah) THANK YOU
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu