Cidera Kepala Berat
Cidera Kepala Berat
BERAT
DWI ISTUTIK 19.0603.0032
ISLAMIYAH 19.0603.0033
RAFIKA RAHMAWATI 19.0603.0034
SRI RATNANI KHASANAH 19.0603.0035
ANI YULIATI 19.0603.0049
EVA APRILIA S 19.0603.0051
ENDAH DWI HARYANTI 19.0603.0052
DHIAN DWI HARTINI 19.0603.0053
PENGERTIAN
• Cidera kepala berat merupakan cidera kepala yang
mengakibatkan penurunan kesadaran dengan skor GCS
3 sampai 8, mengalami amnesia > 24 jam
• (Haddad, 2012).
• Tulang kepala
• Otak
Muttaqin, 2008)
ETIOLOGI
• Penyebabnya adalah adanya trauma pada kepala meliputi
trauma oleh benda/ serpihan tulang yang menembus
jaringan otak, efek dari kekuatan/energi yang diteruskan
ke otak dan efek percepatan dan perlambatan
(akselerasi-deselerasi) pada otak
Pengkaian Primer
1.Airway dan cervical control
Periksa kepatenan jalan nafas pasien
Cervical control dengan manual atau dengan alat
2. Breathing dan ventilation
frekuensi nafas, SpO2
3. Circulation dan hemorrhage control
Kaji tanda-tanda syok, pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah
4. Disability
yaitu tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil
5. Exposure dan Environment control
Dilakukan pemeriksaan fisik head toe toe untuk memeriksa jejas.
• Pengkajian Sekunder
1. Inspeksi keseluruhan kepala termasuk wajah-
>laserasi, adanya darah bercampur cairan otak
dari lubang hidung dan telinga
2. Palpasi keseluruhan kepala
3. Inspeksi semua laserasi kulit kepala
4. Pemeriksaan GCS dan tanda laserasi
5. Pemeriksaan vertebra servikalis, palpasi adanya
rasa nyeri dan pakaikan collar neck bila curiga
fraktur servikal
6. Penilaian luasnya cedera
7. Re-evaluasi secara kontinyu-observasi tanda-
tanda perburukan
Diagnosa keperawatan
1. Inefektif bersihan jalan nafas berhub dengan penurunan tingkat
kesadaran
Tujuan intervensi
Setelah dilakukan tindakan - Buka jalan nafas
keperawatan selama 1x24 - Lakukan penyedotan
jam masalah teratasi melalui endotrakea dan
dengan KH : nasotrakea
Tidak ada tanda dan gejala - Posisiskan klien untuk
obstruksi jalan nafas, memaksimalkan ventilasi
Pernafasan : irama , - Monitor status
kedalaman, pola nafas pernapasan dan
reguler, oksigenasi
Pasien mampu
mengeluarkan sekret
2. Gangguan perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan perubahan respon
motorik
Tujuan intervensi
Setelah dilakukan tindakan - Kaji respon verbal
keperawatan selama 1x24 - Pantau TTV
jam masalah teratasi - Sesuaikan kepala tempat
dengan KH : tidur untuk
GCS 14-15 mengoptimalkan perfusi
Tidak ada tanda dan gejala serebral.
kenaikan tekanan - Beritahu dokter untuk
intrakranial peningkatan TIK yang
tidak bereaksi sesuai
peraturan perawatan
• 3. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan
dengan cedera jaringan
Tujuan intervensi
Setelah dilakukan tindakan - Monitor warna, suhu,
keperawatan selama 1x24 udem, kelembaban dan
jam masalah teratasi kondisi area sekitar luka
dengan KH : - Monitor adanya gejala
Adanya pembentukan infeksi di area luka
jaringan parut,tidak ada - Ubah posisi setiap 1-2
tanda infeksi jam sekali untuk
mencegah penekanan
- Pastikan bahwa pasien
mendapat diet tinggi
kalori tinggi protein