1. Basuh area yang digigit atau disengat dengan air dan sabun.
2. Bila ada sengat yang tertinggal di kulit (misalnya karena sengatan lebah), cabut sengat secara hati-hati.
3. Oleskan kalamin atau baking soda, pada area yang digigit. Lakukan beberapa kali sehari hingga gejala
menghilang.
4. Kompres dingin area yang digigit dengan es yang dibalut handuk, atau kain yang direndam di air dingin.
Cara ini berguna untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
5. Jangan memberi minum apa pun pada korban
6. Bila korban mengalami muntah, dudukkan dia agar tidak tersedak
02 Pengkajian Sekunder
Keluhan utama : pasien mengeluh sesak, terasa panas, nyeri, badan kaku, bentol,
bengkak, gatal
Kepala : bentuk kepala, keadaan kepala
Mata : isokor/anisokor, reaksi pupil, konjungtiva anemis/tidak anemis
Hidung : simetris, adanya polip e. Telinga : bentuk telinga, adanya serumen
Mulut : mukosa bibir, simetris.
Leher : penggunaan otot bantu pernafasan (sternokleidomastoidius), tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. H. Dada : pengembangan dada simetris, adanya suara
nafas tambahan
Abdomen : simetris, bising usus, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada massa.
Ekstremitas : akral dingin, adanya jejas, udema, kekakuan otot
Diagnosa Keperawatan
01
02
03 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas
04 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
05
fisik (gigitan/sengatan serangga)
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam - Monitor tanda dan gejala asma
berhubungan dengan hambatan diharapkan pola nafas pasien teratur dengan kriteria : - Monitor frekuensi, irama,
upaya napas - Respirasi dalam batas normal (16-20x/menit) kedalaman dan usaha dalam
- Irama pernafasan teratur bernapas
- Kedalaman pernafasan normal - Pertahankan jalan nafas yang
- Suara perkusi dada normal (sonor) paten
- Retraksi otot dada - Monitor aliran oksigen
- Tidak terdapat orthopnea - Monitor respirasi dan status O2
- Taktil fremitus normal antara dada kiri dan dada kanan - Pertahankan posisi pasien
- Ekspansi dada simetris - Monitor volume aliran oksigen
- Tidak terdapat akumulasi sputum dan jenis canul yang digunakan.
- Tidak terdapat penggunaan otot bantu - Monitor keefektifan terapi
oksigen yang telah diberikan
- Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor tingkat kecemasan
pasien yang kemungkinan
diberikan terapi O2
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan - Monitor tanda-tanda vital
(gigitan/sengatan serangga) keperawatan selama 1x24 jam - Kaji skala nyeri
diharapkan nyeri akut dapat teratasi - Atur posisi senyaman mungkin
dengan kriteria hasil : - Ajarkan Teknik relaksasi dan
- Nyeri berkurang distraksi
- Ciptakan lingkungan yang
tenang
- Anjurkan klien istirahat dengan
cukup
Kolaborasi :
- Pemeberian obat analgetik
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
3 Penurunan curah jantung berhubungan Setelah lakukan asuhan keperawatan - Monitor EKG untuk perubahan ST, jika diperlukan.
dengan perubahan kontraktilitas selama 1x24jam diharapkan masalah - Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi
penurunan curah jantung dapat teratasi perifer (Cek nadi perifer, edema,CRT, serta warna
dengan kriteria hasil : dan temperatur ekstremitas) secara rutin.
- Tekanan darah sistolik dalam batas - Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
normal - Monitor status kardiovaskuler.
- Tekanan darah diastolik dalam batas - Monitor disritmia jantung.
norma - Dokumentasikan disritmia jantung.
- Heart rate dalam batas normal - Monitor status repirasi sebagai gejala dari gagal
- Peningkatan fraksi ejeksi jantung.
- Peningkatan nadi perifer - Monitor abdomen sebagai indikasi penurunan
- Tekanan vena sentral (Central venous perfusi.
pressure) dalam batas normal - Monitor nilai laboratorium terkait (elektrolit).
- Gejala angina berkurang - Monitor fungsi peacemaker, jika diperlukan.
- Edema perifer berkurang - Evaluasi perubahan tekanan darah.
- Gejala nausea berkurang Kolaborasi :
- Tidak mengeluh dispnea saat istirahat - Sediakan terapi antiaritmia
- Tidak terjadi sianosis
- MAP dalam batas normal
- PaO2 dalam btas normal (60-80 mmHg)
- PaCO2 dalam batas normal (35-45
mmHg)
- Saturasi O2 dalam batas normal (> 95%)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
4 Hipertermia berhubungan dengan proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor tanda-tanda vita
penyakit selama 1x 24 jam diharapkan hipertermi - Monitor suhu dan warna kulit
dapat teratasi dengan kriteria: - Monitor dan laporkan adanya tanda
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 C – dan gejala dari hipertermia
37,50C) - Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Denyut nadi dalam rentang normal adekuat
- Respirasi dalam batas normal (16 – - Instruksikan pasien bagaimana
20x/menit) mencegah keluarnya panas dan
- Tidak menggigil serangan panas
- Tidak dehidrasi - Diskusikan pentingnya
- Tidak mengeluh sakit kepala termoregulasi dan kemungkinan
- Warna kulit normal Vital Sign efek negatif dari demam yang
- Tanda- tanda vital dalam rentan normal berlebihan, sesuai kebuthan
(sistolik 100-140 mmhg/ diastolik 60-90
mmhg)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
5 Kecemasan berhubungan dengan koping individu yang Setelah dilakukan tindakan - Ciptakan lingkungan yang
tidak efektif keperawatan selama 1x24 jam tenang
diharapkan kecemasan dapat - Anjurkan klien tidak panik
teratasi dengan kriteria hasil : - Berikan informasi yang cukup
- Kecemasan klien berkurang mengenai gigitan ular serta
- Klien rileks dan santai penanganan dan tindakan
yang akan dilakukan
Pelaksanaan keperawatan
Dinarti dan Yuli (2017) implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi.