Gas Turbine Fundamental
Gas Turbine Fundamental
combustor material:
high fatigue resistance ( Nimonic 75, 80 dan 90) yakni campuran antara nikel dan
chromium serta titanium carbide sebagai tambahan
smoke:
terjadi karena campuran bahan bakar dan udara pada liner / chamber
terlalu kaya
cara mengatasinya dengan menyuplai udara yang lebih banyak ke dalam
chamber / liner
Hydrocarbon dan Carbon Monoxide:
terjadi karena pembakaran yang kurang sempurna
faktor ini dapat diminimalisir dengan mengusahakan pencampuran udara
dan bahan bakar agar lebih homogen
serta dengan meningkatkan local temperatur dalam liner / chamber
oxide of Nitrogen, dapat diminimalisir dengan:
menurunkan peak flame temperatur dengan mengusahakan campuran
menjadi miskin
menginjeksikan steam atau air untuk menurunkan temperatur
pembakaran (firing temperature)
menginjeksikan gas inert ke dalam combustor
Pembakaran pada turbin gas, menghasilkan
beberapa polutan, yaitu :
Smoke : disebabkan pembakaran campuran kaya
Hydrocarbon & CO : disebabkan pembakaran
yang tidak sempurna
Nitrogen Oksida (Nox) : Hasil pembakaran
menghasilkan 90% NO dan 10%NO2
• Untuk menyelesaikan masalah emisi tersebut
maka cara yang dapat dilakukan yaitu
1. Staged Combustion : Pembagian zona
pembakaran pada Combustion Chamber.
Dipergunakan untuk mengurangi emisi NOx
dan smoke yang dihasilkan
2. Lean Premix Prevaporize (LPP) : Dapat
menghasilkan ultralow level dari NOx
3. The rich-burn/quick-quench/lean-burn
(RQL) combustor
4. Catalytic Combustor : Paling efektif dalam
mereduksi NOx
1. Staged Combustion
• Ruang Bakar dibagi
menjadi 2 zona.
• Zona I merupakan zona
persiapan campuran fuel-
air (campuran yang
dipakai yaitu campuran
miskin φ=0.6)
• Zona II merupakan zona
pembakaran campuran
yang telah disiapkan
pada zona I.
• Penggunaan campuran
miskin ini untuk
mengurangi kadar CO,
HC, dan Nox.
2. Lean Premix
Prevaporize (LPP)
• Cara ini digunakan untuk
menghindari terjadinya
pembakaran droplet bahan bakar
terlebih dahulu (sebelum
saatnya)
• Dengan tidak adanya
pembakaran tersebut maka
temperatur flame yang
dihasilkan akan semakin tinggi,
• NOx dapat diminimalkan dengan
temperatur tinggi.
• Pembakaran terjadi dengan
campuran miskin.
3. The rich-burn/quick-quench/lean-burn
(RQL) combustor
• Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan
tambahan udara. Tambahan udara tersebut
akan dengan cepat bergabung (mixing)
dengan bahan bakar.
• Apabila pencampuran berhasil, maka
pembakaran akan menjadi lebih sempurna
dan emisi yang dihasilkan akan baik.
• Keberhasilan cara ini ditentukan oleh
kecepatan mixing udara-bahan bakar
tersebut.
4. Catalytic Combustor
• Campuran udara bahan
bakar melewati catalytic.
• Catalyst tersebut dapat
membuat pembakaran
terjadi pada konsentrasi
fuel yang sangat rendah ( <
the lean flamability limit).
• Oleh karena itu temperatur
reaksi yang dihasilkan akan
rendah, mengakibatkan
konsentrasi NOx yang
dihasilkan juga rendah.
Axial-flow turbines kebanyakan digunakan
dalam aplikasi yang melibatkan fluida
kompresibel.
Dalam banyak penggunaan, efisiensi Axial-
flow turbines lebih tinggi dibandingkan
radial-inflow turbin.
Aliran dalam turbin diindikasikan
dalam gambar disamping ini:
Dimana:
0 = masukan nozzle
1 = masukan rotor
2 = keluaran rotor
Kecepatan fluida merupakan
parameter penting untuk
menganalisis aliran dan transfer
energy dalam turbin.
Kecepatan fluida relative
terhadap titik stationer
dinamakan kecepatan absolute
(V). hal ini penting untuk
menganalisis aliran yang
melewati stationery blade
(nozzle).
Degree of reaction
Degree of reaction dalam Axial-flow turbines
mempunyai kecepatan axial konstan dan rotor
dengan radius constan: