Anda di halaman 1dari 51

Usaha & Momentum

Fisika
Fisika
Tim Dosen
Fisika 1, Ganjil 2016/2017
Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
Daya
 Daya menyatakan seberapa cepat usaha berubah terhadap waktu atau
didefinisikan sebagai laju usaha yang dilakukan per detik

 Daya disimbolkan dengan P memiliki satuan Joule/detik atau Watt


 
dW F .dr 
P   F .v
dt dt
dengan F adalah gaya yang bekerja dan v adalah kecepatan benda

 Contoh :
Sebuah pompa air tertulis 100 Watt artinya dalam satu detik pompa
tersebut memiliki usaha 100 J. Jika dibutuhkan usaha10 KJoule untuk
memompa 100 liter air dari kedalaman 10 m maka pompa tersebut
dapat memompa 100 liter dalam waktu100 detik.
ENERGI KINETIK
 Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda
yang bergerak
 Energi kinetik sebanding dengan massa benda dan sebanding
juga dengan kuadrat laju benda
 Jika suatu gaya F bekerja pada benda bermassa m maka usaha
yang dilakukan gaya tsb dari A ke B adalah
B 
B   dv
WAB
A

  F .dr  m .dr
A dt
Ingat Hk. Newton F=ma

B

  mdv .v  12 mvB2  12 mvA2  EkB  Ek A
A

dengan EkB adalah energi kinetik di B dan EkA energi kinetik di A

 Dari persamaan terakhir disimpulkan:


Usaha = Perubahan Energi Kinetik
Contoh
Sebuah benda bermassa 2 kg dilepaskan dari ketinggian 5 m.
Berapa usaha yang dilakukan gaya gravitasi dan berapa laju benda
setelah sampai di tanah?

 Usaha gaya gravitasi


B
A
WAB  Wgrav   mgdy  mgh  100 J
A
mg
 Mencari kecepatan di tanah (B)
h
WAB  12 mvB2  12 mv A2
B mgh  12 mvB2
vB  10m / s
ENERGI POTENSIAL
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif maka
usaha yang dilakukan gaya ini tidak bergantung pada lintasan
tempuh, usahanya hanya bergantung pada titik awal dan titik akhir
saja (usahanya hanya bergantung pada posisi)

 Oleh karena itu dapat didefinisikan besaran U yang merupakan


fungsi dari posisi
B 
WAB   Fk .dr  U ( B )    U ( A) 
A

dengan U(B) adalah energi potensial di titik B dan


U(A) adalah energi potensial di titik A

 Biasanya dalam pendefinisian energi potensial digunakan titik


acuan, yaitu suatu titik yang diketahui energi potensialnya.
Energi Potensial
 Misalnya dalam kasus di atas diambil titik A sebagai acuan, di
mana U(A)=0 maka

B
 
WAB   Fk .dr  U ( B )    U ( A)   U ( B )
Acuan

 Dengan kata lain, untuk sembarang posisi r, energi potensial


di posisi r tersebut adalah
r
 
U (r )    Fk .dr
Acuan

Jadi energi potensial di titik r adalah usaha untuk melawan gaya


Konservatif yang bekerja pada benda agar benda berpindah dari
Titik acuan ke titik r tersebut
Contoh
 Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada ketinggian h :

h
U (h)    mg ( ˆj ). ˆjdy  mgh
0

Titik acuan diambil di permukaan h=0 dengan energi potensial


sama dengan nol

 Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada sistem


pegas yang teregang sejauh x :
x
U ( x)     kxdx  12 kx 2
0

Titik acuan diambil di x=0, yaitu saat pegas dalam keadaan


Kendur, dengan energi potensial sama dengan nol
HUKUM KEKAL ENERGI MEKANIK
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif
maka usaha yang dilakukan gaya ini dari A ke B adalah
B  
WAB   Fk .dr  U ( B)    U ( A) 
A
 Di sisi lain semua usaha yang dilakukan suatu gaya dari A ke B
sama dengan perubahan energi kinetik
B
 
WAB   Fk .dr  Ek B  Ek A
A
 Dari dua pernyataan di atas dapatdisimpulkan jika gaya yang
bekerja pada benda adalah gaya konservatif maka

Ek B  Ek A  U ( B)    U ( A) 
atau
Ek B  U ( B )  Ek A  U ( B )
Hukum Kekal Energi Mekanik
Pernyataan di atas dikenal dengan Hukum Kekal Energi Mekanik, yang
arti fisisnya adalah bahwa energi mekanik total di titik B sama dengan
energi mekanik total di titik A

Ek B  U ( B)  Ek A  U ( B )
 Energi mekanik total di suatu titik adalah jumlah semua energi
potensial pada benda tersebut ditambah energi kinetiknya

E  Ek  U (r )
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi
maka hukum kekal energi menjadi
1
2
mvB2  mghB  12 mvA2  mghA
dengan vB dan vA adalah kecepatan di titik B dan A, serta
hB dan hA adalah ketinggian titik B dan A
Contoh 1
Balok 2 kg meluncur pada bidang miring dari titik A tanpa kecepatan
awal menuju titik B. Jika bidang miring 37o licin dan jarak AB
adalah 5 m, tentukan :
N

 Usaha yang dilakukan gaya


mgsin37 gravitasi dari A ke B
A
 Kecepatan balok di B
hA
mg
x
37 o

Usaha yang dilakukan gaya gravitasi adalah


B  B

Wgrav   Fgrav.dr   mg sin 37dx  mg sin 37( AB)  (2)(10)(0,6)(5)  60 J
A A
Contoh 1
Pada balok hanya bekerja gaya gravitasi yang termasuk gaya
Konservatif sehingga untuk persoalan di atas berlaku Hukum
Kekal Energi

1
2
mvB2  mghB  12 mvA2  mghA
1
2 ( 2)vB2  0  0  2(10)hA ,  hA  ( AB) sin 37  3m
vB  60 m / s

Menentukan kecepatan balok di titik B dapat pula dicari dengan


cara dinamika (Bab II), dengan meninjau semua gaya yang
bekerja, kemudian masukkan dalam hukum Newton untuk mencari
percepatan, setelah itu cari kecepatan di B.
Contoh 2
Balok m=2 kg bergerak ke kanan
dengan laju 4 m/s kemudian me-
m nabrak pegas dengan konstanta
pegas k.
A B C
Jika jarak AB=2m, BC=0,5m dan titik C adalah titik pegas tertekan
maksimum, tentukan
 kecepatan balok saat menabrak pegas di B
 konstanta pegas k
Penyelesaian :
 Gunakan hukum kekal energi untuk titik A sampai B
1
2
mvB2  U ( B)  12 mvA2  U ( A)
karena energi potensial di A dan di B tidak ada U(A)=U(B)=0
maka kecepatan di B sama dengan kecepatan balok di A, yaitu
4 m/s
Contoh 2
 Kecepatan balok di C adalah nol karena di titik C pegas tertekan
maksimum sehingga balok berhenti sesaat sebelum bergerak
kembali ke tempat semula

Gunakan hukum kekal energi untuk titik B sampai C

1
2 mvC2  12 kxC2  12 mvB2  12 kxB2

0  12 k ( BC ) 2  12 (2)( 4) 2  0
1
2 k ( 12 ) 2  12 (2)( 4) 2
k  128 N / m
Contoh 3
C Benda bermassa m diputar dengan tali sehingga
membentuk lintasan lingkaran vertikal berjejari R
R  berapa kecepatan awal minimum di titik A
T agar m dapat mencapai ¼ lingkaran (titik B)
B
 berapa kecepatan awal minimum di titik A
agar m dapat mencapai satu putaran penuh
mg
A
Penyelesaian
 Tinjau benda m di titik B, gaya yang bekerja pada m adalah mg dan T
Usaha yang dilakukan T adalah nol karena tegak lurus perpindahan
Gunakan hukum kekal energi di titik A dan B
1
2
mvB2  mghB  12 mvA2  mghA
0  mgR  12 mvA2  0  v A  2 gR
Contoh 3
C
 Agar m dapat mencapai satu putaran penuh
mg maka saat m mencapai titik C semua komponen
R T gaya pada m yang berarah ke pusat lingkaran
harus bertindak sebagai gaya sentripetal, shg
B
vC2
T  mg  Fsp  m
R
TR
vC2   gR
A m

Gunakan Hukum kekal energi di titik A dan C

1
2 mvA2  mghA  12 mvC2  mghC
1
2 mvA2  0  12 m( TR
m  gR )  mg 2 R

v A2  TR
m  5 gR  v A min  5 gR
(ambil T=0)
Hukum Kekal Energi dalam gaya
non konservatif
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif dan gaya
non konservatif maka gaya total
  
F  Fk  Fnk
 Usaha yang dilakukan gaya total ini dari A ke B adalah
B   B  
WAB   Fk .dr   Fnk .dr
A A

WAB  U ( B )    U ( A)   Wnk
B 
Wnk   Fnk .dr
dengan adalah usaha yang dilakukan gaya non konservatif
A
 Ruas kiri WAB adalah sama dengan perubahan energi kinetik, sehingga

Ek B  U ( B)  Ek A  U ( A)  Wnk
Persamaan terakhir ini yang disebut dengan Hukum Kekal Energi
dalam gaya konservatif dan non konservatif
Contoh 1
Balok 2 kg meluncur pada bidang miring dari titik A tanpa kecepa-
tan awal menuju titik B. Jika bidang miring 37o kasar dengan μk=1/2
dan jarak AB adalah 5 m, tentukan :
N
fk  Usaha yang dilakukan gaya
mgsin37 gesekan dari A ke B
A
 Kecepatan balok di B
hA
mg
x 37 o

B
Usaha yang dilakukan gaya gesekan adalah
B   B
Wges   Fges .dr    mk mg cos 37 dx  (1 / 2)( 2)(10)(0,6)(5)  30 J
A A

Tanda minus diatas karena gesekan berlawanan arah dengan


perpindahan
Contoh 1
Gaya gesekan adalah gaya non konservatif sehingga dalam persoalan di
atas terdapat Wnk

Wnk  W ges  30 J


Selain gesekan, pada balok hanya bekerja gaya gravitasi yang
termasuk gaya Konservatif sehingga untuk persoalan di atas berlaku
Hukum Kekal Energi dalam gaya konservatif dan non konservatif]

1
2 mvB2  mghB  12 mvA2  mghA  Wnk
1
2(2)vB2  0  0  2(10)hA  30,  hA  ( AB) sin 37  3m
vB  30 m / s
Contoh 2
Balok 0,1 kg didorong pada bidang
miring dengan gaya horisontal F=1 N di
F B titik A tanpa kecepatan awal. Jika
bidang miring 37o kasar dengan μk=1/2
A dan jarak AB adalah 5 m, tentukan :
37 o

 Usaha yang dilakukan gaya gravitasi sepanjang AB


 Usaha yang dilakukan gaya gesekan sepanjang AB
 Usaha yang dilakukan gaya F sepanjang AB
 Kecepatan balok di titik B

Penyelesaian
 Usaha yang dilakukan gaya gravitasi sepanjang AB
 B B

Wgrav   Fgrav.dr   mg sin 37 dx  mg sin 37( AB)  (0,1)(10)(0,6)(5)  3 J
A A
Contoh 2
 Usaha yang dilakukan gaya gesekan sepanjang AB
B   B
Wges   Fges .dr     k (mg cos 37  F sin 37)dx
A A

Wges  (1 / 2){(0,1)(10)(0,6)  (1)(0,6)}(5)  3 J


 Usaha yang dilakukan gaya F sepanjang AB
B
  B
WF   F .dr   F cos 37dx  (1)(0,6)(5)  3 J
A A
 Kecepatan di titik B dapat dicari dengan menggunakan konsep
usaha total = perubahan energi kinetik

W AB  W grav  W ges  WF  Ek B  Ek A
W AB  3  3  3  12 (0,1)v B2  0

v B  60 m / s
Soal Latihan
1. Balok dengan massa 20 kg didorong sepanjang permukaan
mendatar tanpa gesekan dengan gaya F yang membentuk sudut
 dengan permukaan. Selama gerakannya gaya bertambah
mengikuti hubungan F=6x, dengan F dalam Newton dan x dalam
meter. Sudut  pun berubah menurut cos  = 0,7  0,02x. Berapa
kerja yang dilakukan oleh gaya bila balok bergerak dari x = 10 m
sampai x = 20 m.

2. Benda seberat 20 N didorong ke atas bidang miring yang panjang-


nya 30 cm (kemiringan 30o), tanpa gesekan dengan gaya
horizontal F. Bila laju di dasar adalah 6 cm/s dan di puncak adalah
30 cm/s,
a. berapa usaha yang dilakukan F
b. Berapa besar gaya F
c. Bila bidang adalah kasar dengan k=0,15, berapa jarak
maksimum yang dapat ditempuh benda.
Soal Latihan

3. Sebuah benda diputar dengan tali sehingga


membentuk lintasan lingkaran vertikal dengan
C jarijari R.
B a. Tentukan kecepatan minimum di titik A agar
A dapat menempuh ¼ lingkaran (titik B)
b.Tentukan kecepatan minimum di titik A agar
benda dapat mencapai satu lingkaran penuh.

4 Sebuah benda 0,1 kg ada di atas bidang


miring dengan sudut kemiringan 37o.
Pada benda ini bekerja gaya F=1 N
F
mendatar. Mulamula benda diam di A
A kemudian bergerak ke B, panjang AB=5 m.
Jika koefisien gesekan kinetis bidang
B adalah 0,5 tentukanlah kecepatan benda
ketika sampai di Bdengan cara energi
MOMENTUM LINIER
Definisi Momentum
 Momentum linier atau ditulis momentum saja adalah kuantitas
gerak yang bergantung pada massa dan kecepatan benda (v)
 Momentum adalah vektor dan besarnya disimbolkan dengan P
memiliki satuan kg m/s
 
p  mv
Definisi Impuls
 Secara matematis impuls didefinisikan sebagai integral dari
gaya yang bekerja pada benda terhadap waktu
 Impuls juga besaran vektor, disimbolkan dengan I memiliki
t 
satuan Ns 
I   Fdt
t0
Hukum Newton dalam Impuls
 
 dp
Hukum Newton dapat ditulis kembali F  d  dr 
  m 
dalam bentuk dt dt  dt 
 Jika gaya F tersebut diintegralkan untuk seluruh waktu maka
persamaan di atas menjadi

t p
     

0
Fdt  

p0
d p  p  p 0  mv  mv 0

dengan p adalah momentum akhir, p0 momentum awal, v kecepatan


akhir dan v0 kecepatan awal

 Dengan definisi impuls dan momentum maka diperoleh


   
I  p  p 0  p
 Atau dengan kata lain :

Impuls = perubahan momentum


Contoh
Benda bermassa 2 kg bergerak dengan Fx
5 (N)
kecepatan awal 2 m/s dalam arah sb x,
dan 4 m/s dalam arah sb y. Kemudian 4
pada benda bekerja gaya dalam arah 2
sb y Fy=2t N, dan gaya dalam arah sb x
t(s)
seperti gambar di samping. -5

Tentukan : a. Impuls antara t=0 sampai t=4 s


b. Kecepatan saat t=4 s

Penyelesaian
a. Impuls pada benda yang gayanya dua dimensi ditulis dalam
bentuk

I  I x iˆ  I y ˆj
dengan Ix dan Iy adalah komponen impuls dalam arah sumbu x
dan sumbu y
Contoh
 Komponen impuls dalam arah sumbu x dapat diperolah dengan
cara mencari luas daerah dari grafik, yaitu
I x  12 ( 2)(5)  12 (2)( 5)  0
 Komponen impuls dalam arah sumbu y adalah
4
4
I y   2tdt  t 2  16 Ns
0
 0
 Jadi : I  16 ˆj Ns

b. Impuls = perubahan momentum


 
   
I  p  p 0  16 j  p  2 2iˆ  4 ˆj
ˆ

p  4iˆ  24 ˆj kgm / s
Sehingga kecepatan saat t=4 s adalah

 p
v   2iˆ  12 ˆj m / s
m
Sistem Banyak Partikel
 Tinjau suatu sistem yang terdiri atas banyak partikel, katakan-
sejumlah N partikel

 Momentum total sistem adalah resultan dari momentum setiap


partikel
    
p  p1  p 2  p3    p N
 Jika pada partikel 1 dalam sistem tersebut bekerja gaya ekster-
nal Fe1 maka dinamika partikel 1 adalah

dp1  e   
 F1  F12  F13    F1N
dt
dengan F12, F13,…, F1N adalah gaya internal/interaksi antara
Partikel ke-1 dengan ke-2, dengan ke-3, ….., dengan ke-N
Sistem Banyak Partikel
 Hal yang sama akan terjadi pada partikel ke-2, ke-3, …, ke-N,
jika pada setiap partikel tsb bekerja gaya eksternal

dp2 e   
 F2  F21  F23    F2 N
dt
dp3 e   
 F3  F31  F32    F3 N
dt

dp N e   
 FN  FN 1  FN 2    FN ( N 1)
dt
 Dinamika sistem banyak partikel ini akan ditentukan oleh resultan
dari dinamika masing-masing partikel, yaitu

d    
( p1  p2  p3  ...  p N )
dt
e e e  e    
 F1  F2  F3  FN  F12  F21    F1N  FN 1
Sistem Banyak Partikel
 Pasangan gaya interaksi antar partikel saling meniadakan karena
masing-masing gaya interaksi besarnya sama dan berlawanan
arah.

 Jadi dinamika sistem hanya dipengaruhi gaya eksternal saja



dp e e e e
 F1  F2  F3  ....  FN
dt
 Jika dihubungkan dengan Impuls dan momentum maka persama-
an di atas menjadi

 
 e e e e 
  1 2 3
N
I  F  F  F  ....  FN dt  p

Impuls total yang bekerja pada sistem sama dengan perubahan


Momentum sistem
Pusat Massa (Sistem Banyak Partikel)
 Dalam sistem banyak partikel, momentum total sistem adalah
resultan dari momentum setiap partikel penyusunnya
    
p  p1  p 2  p3    p N
    
p  m1v1  m2 v 2  m3 v3    m N v N
   
 dr1 dr2 dr3 drN
p  m1  m2  m3    mN
dt dt dt dt
 Jika massa total sistem adalah M=m1+m2+m3+….+mN maka
momentum total sistem dapat ditulis
   
 1 d  m1 r1  m1 r1  m1 r1   m1 r1 
p  
M dt  M 
 
p  MV pm
Pusat Massa (Sistem Banyak Partikel)

dengan
 d 
V pm  R pm
dt
disebut dengan kecepatan pusat massa sistem banyak partikel,
dan
 d  m r  m2 r2  m3 r3    m N rN 
R pm   1 1 
dt  M 
adalah posisi pusat massa
Contoh 1
Tentukan letak pusat massa sistem yang tersusun atas empat
buah partikel yang bermassa m1=1kg, m2=2kg, m3=3kg, dan
m4=4kg. Keempat partikel terletak pada titik sudut bujur sangkar
yang memiliki panjang sisi 1 m

y Dengan sumbu koordinat seperti gambar


maka posisi pusat massa terbagi 2 kom-
m4 m3 ponen
1.0  2.1  3.1  4.0
x pm   0,5m
1 2  3  4

1.0  2.0  3.1  4.1


y pm   0,7 m
m2 x 1 2  3  4
m1
Contoh 1
Pusat massa untuk benda kontinu

Pada prinsipnya sama dengan benda yang tersusun atas banyak


Titik, hanya notasi sigma diganti dengan integral

 1 
rpm 
M  r dm
Massa total sistem

M   dm
Contoh 2
Batang yang panjangnya 10 m dibentangkan pada sumbu x dari
X=0 sampai dengan x=10 m. Jika batang tidak homogen, rapat
massanya fungsi dari posisi  =12x kg/m, tentukanlah pusat massa
Batang!

 elemen kecil batang pada posisi x yang panjangnya dx akan


memiliki elemen kecil massa dm= dx

 Massa total batang


10 10
M   dm   dx  12 xdx  600kg
0 0

 Pusat massa batang


1 20
x pm 
M  xdx 
3
m
Hukum Kekekalan Momentum
Jika resultan gaya eksternal pada benda atau sistem sama dengan
nol maka

dP 
0 atau
P  kons tan
dt

Momentum total sistem tetap (tidak berubah terhadap waktu)


Momentum tiap bagian boleh berubah, tetapi momentum total
sistem adalah tetap.

Sebagai contoh berlakunya hukum kekekalan momentum adalah


pada peristiwa tumbukan, misalnya dua buah benda bertumbukan
maka 2 benda tsb dipandang sebagai satu sistem, sehingga
momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum
sistem sesudah tumbukan
TUMBUKAN
Dalam setiap tumbukan berlaku hukum kekal momentum, meski-
pun dalam tumbukan antara 2 benda bekerja gaya yang sangat
singkat (gaya impulsif) namun jika 2 benda dipandang sebagai
satu sistem masing-masing gaya impulsif dapat dipandang se-
bagai pasangan gaya aksi-reaksi.

Ada 3 jenis tumbukan :


 Tumbukan lenting sempurna
(pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekal
energi kinetik)
 Tumbukan tidak lenting sama sekali
 Tumbukan lenting sebagian
Tumbukan Elastis Sempurna
Massa identik
Tumbukan Elastis Sempurna
Massa berbeda
Contoh 1
Benda m1=2 kg bergerak dengan kecepatan 13 m/s ke kanan me-
numbuk benda lain m2=4 kg yang sedang bergerak ke kiri dengan
laju 2 m/s. Setelah tumbukan kedua benda bersatu. Tentukan :

 Kecepatan kedua benda setelah tumbukan


 Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah peristiwa
tumbukan terjadi

Penyelesaian :
Berlaku hukum kekal momentum
Momentum awal sistem = momentum akhir sistem

m1v1  m2 v2  m1v'1  m2 v'2


2(13)  4(2)  (2  4)v'
v'  3m / s
Contoh 1
Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan

Ek1  12 m1v12  169 J


Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan

Ek2  12 m2 v22  8 J
Energi kinetik kedua benda setelah tumbukan

Ek1  12 (m1  m2 )v'2  27 J


Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
tidak sama
Contoh 2
Benda m1=2 kg bergerak dengan kecepatan 13 m/s ke kanan me-
numbuk benda lain m2=4 kg yang sedang bergerak ke kiri dengan
laju 2 m/s. Jika tumbukannya elastis sempurna, maka tentukan :

 Kecepatan kedua benda setelah tumbukan


 Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah peristiwa
tumbukan terjadi

Penyelesaian :
Berlaku hukum kekal momentum
Momentum awal sistem = momentum akhir sistem

m1v1  m2 v2  m1v '1  m2 v '2


v '1  2v '2  9
Contoh 2

Elastis sempurna berarti energi kinetik kekal


1 1 1 1
m1v1  m2 v2  m1v1  m2v2' 2
2 2 '2

2 2 2 2
v1' 2  2v2' 2  177
Soal
Latihan
1. Sebuah pesawat angkasa 1000 kg bergerak dengan kecepatan
2000 i m/s. Sebuah meteor menumbuk pesawat tsb sehingga
kecepatannya menjadi 2000 i +2000 j m/s. Berapa Impuls
tumbukkan ?

2. Sebuah bola 0,5 kg bertumbukan lenting sempurna dengan bola


kedua yang sedang diam. Bola kedua tersebut menjauh dengan
laju setengah laju awal bola. Berapa persen energi kinetik yang
dipindahkan ke bola kedua

3. Sebuah bola bilyar bergerak dengan kecepatan 4 m/s menum-


buk bola lain yang identik dalam keadaan diam. Setelah tumbu-
kan bola pertama membentuk sudut 30o terhadap arah semula.
Bila tumbukkan lenting sempurna, tentukan kecepatan masing
masing bola setelah tumbukan.
Soal
Latihan
5. Sebuah peluru bermassa m dan kecepatan v
menembus balok bermassa M, dan keluar dgn
R kecepatan v/2. Balok ini ada pada ujung tali
dengan panjang R. Berapa kecepatan
minimum peluru agar balok berayun satu
lingkaran penuh ?

6. Rakit bujur sangkar 18 m kali 18 m, dengan massa 6200 kg


digunakan sebagai perahu feri. Jika tiga mobil masingmasing
dengan massa 1200 kg diletakkan di sudut timur laut, tenggara,
dan barat daya, tentukan pusat massa dari feri.

7. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 80i +60j m/s.


Pada ketinggian tertentu peluru meledak menjadi dua bagian. Ba-
gian pertama bermassa 1/3 dari massa semula jatuh pada jarak
200 m dari titik asalnya. Kedua benda tiba di tanah pada waktu
bersamaan. Dimana letak jatuhnya bagian kedua.
Soal
Latihan
8. Sebuah roket bergerak dalam ruang bebas tanpa meda gravitasi
dengan kecepatan awal 500 i m/s. Roket menyemburkan gas
dengan laju relatif terhadap roket 1000 m/s dalam arah
berlawanan dengan gerak roket.
a. Tentukan kecepatan akhir roket ketika massanya tinggal sete-
ngah kali massa semula,
b. Berapa besar gaya dorong selama perjalanan ini bila laju
penyemburan gas adalah 10 kg/s
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai