Anda di halaman 1dari 54

USAHA DAN ENERGI

USAHA DAN ENERGI


 Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya
dan perpindahan
 Usaha yang dilakukan makin besar jika gaya yang bekerja
pada benda juga besar
 Jika gaya yang bekerja pada benda besar namun benda
belum bergerak maka tidak ada usaha
 Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
usaha
Beberapa contoh energi
 Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak dinamakan
energi kinetik
Contoh mobil yang bergerak akan memiliki energi kinetik
 Energi yang ada karena letak atau konfigurasi sistem dinamakan
energi potensial
Usaha
 Usaha disimbolkan dengan lambang W memiliki satuan Interna-
sional Joule [J]
 Jika gaya (F) konstan dan berimpit F
A B
dengan perpindahan (r) benda maka
WAB=F(r)
 Jika gaya (F) konstan dan tidak berimpit F
dengan perpindahan (r) benda maka 
 
W  F .r  F (r ) cos  A B
 Secara umum jika gaya tidak konstan dan/atau F
lintasan tidak membentuk garis lurus maka
B
B   A
WAB   F .dr .
A
Contoh

 
Gaya F  yiˆ  2 xˆj N bekerja pada sebuah partikel. Dengan gaya tersebut partikel
berpindah dari titik A(0,0) ke titik B(2,4). Hitung usaha yang dilakukan gaya tersebut jika
lintasan partikel adalah
a. Garis patah ACB
y(m)
b. Garis patah ADB
c. Garis lurus AB D B
d. Garis parabola
Usaha yang dilakukan gaya tsb
dari A ke B adalah
B
WAB   yiˆ  2 xˆj . iˆdx  ˆjdy 
A B
WAB    ydx  2 xdy  A C x(m)
A
a. Melalui lintasan ACB
C B
WAB  WAC  WCB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 
A C
( 2,0) ( 2, 4)

WAB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 


( 0, 0 ) ( 2, 0)

Untuk lintasan AC hanya koordinat x yang berubah sementara


y tetap, yaitu y=0 (dy=0), Sedangkan untuk lintasan CB koordinat x
tetap, yaitu x=2 (dx=0) dan koordinat y berubah.

( 2, 4 ) 4
WAB   2 xdy   4dy  16 J
( 2,0 ) 0
b. Melalui lintasan ADB
D B
WAB  WAD  WDB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 
A D
( 0, 4) ( 2, 4)

WAB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 


( 0,0) ( 0, 4 )

Untuk lintasan AD hanya koordinat y yang berubah sementara


x tetap, yaitu x=0 (dx=0), Sedangkan untuk lintasan DB koordinat y
tetap, yaitu y=4 (dy=0) dan koordinat x berubah.
( 2, 4 ) 2
WAB   ydx   4dy  8 J
( 0, 4 ) 0
c. Melalui lintasan garis lurus AB
Persamaan garis lurus AB adalah
y  2 x  dy  2dx
Usaha yang dilakukan melalui garis lurus AB adalah
B ( 2, 4)

WAB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 


A ( 0,0)

Ganti variabel y dan dy sesuai dengan persamaan garis AB


sehingga
2 2
WAB   2 xdx  4 xdx    6 xdx
0 0
WAB  12 J
c. Melalui lintasan garis parabola AB
Persamaan garis parabola AB adalah
y  x 2  dy  2 xdx
Usaha yang dilakukan melalui garis lurus AB adalah
B ( 2, 4 )

WAB    ydx  2 xdy     ydx  2 xdy 


A ( 0, 0 )

Ganti variabel y dan dy sesuai dengan persamaan garis para-


bola AB sehingga
2 2
WAB   x 2  4 x 2 dx   5 x 2 dx
0 0
WAB  40 / 3J
Usaha Gaya Konservatif dan Non Konservatif
 Gaya Konservatif (Fk) adalah gaya yang usahanya tidak bergantung pada
lintasan tempuh
 Gaya Non Konservatif (Fnk) adalah gaya yang usahanya bergantung pada
lintasan tempuh

 
Gaya F  yiˆ  2 xˆj N pada contoh di atas termasuk gaya non konservatif
karena usaha yang dilakukan gaya ini dari A ke B melalui tiap lintasan
berbeda-beda nilainya
 Untuk Gaya Non Konservatif (Fnk), usaha yang dilakukan gaya
ini pada suatu lintasan tertutup tidak nol,
  B   A  B   B  
C1
W   Fnk .dr   Fnk .dr   Fnk .dr   Fnk .dr   Fnk .dr  0
A B A A
C1 C2 C1 C2
A B
C2
Usaha Gaya Konservatif dan Non Konservatif (2)
Gaya gesekan juga termasuk gaya non konservatif karena gaya gesekan adalah gaya
disipasif yang usahanya selalu negatif (gaya gesekan arahnya selalu melawan
perpindahan) sehingga usahayang dilakukan gaya gesekan pada suatu lintasan tertutup
tidak akan pernah nol
Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi, gaya pegas, dan gaya Listrik.
Ketiga gaya ini usahanya tidak bergantung lintasan.

 
Gaya F  yiˆ  xˆj N adalah contoh lain gaya konservatif, karena gaya ini tidak
bergantung pada lintasan tempuh. Coba kita masukkan gaya ini pada contoh sebelumnya.
B B
  
WAB   yiˆ  2 xˆj . iˆdx  ˆjdy   ydx  xdy
A A
( 2, 4 ) ( 2, 4)

WAB   ydx  xdy   d ( xy)  8 J


( 0, 0 ) (0,0)
Daya
 Daya menyatakan seberapa cepat usaha berubah terhadap waktu atau
didefinisikan sebagai laju usaha yang dilakukan per detik

 Daya disimbolkan dengan P memiliki satuan Joule/detik atau Watt


 
dW F .dr 
P   F .v
dt dt
dengan F adalah gaya yang bekerja dan v adalah kecepatan benda

 Contoh :
Sebuah pompa air tertulis 100 Watt artinya dalam satu detik pompa tersebut memiliki
usaha 100 J. Jika dibutuhkan usaha10 KJoule untuk memompa 100 liter air dari
kedalaman 10 m maka pompa tersebut dapat memompa 100 liter dalam waktu100 detik.
Energi Kinetik
 Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak

 Energi kinetik sebanding dengan massa benda dan sebanding juga dengan
kuadrat laju benda
 Jika suatu gaya F bekerja pada benda bermassa m maka usaha yang dilakukan
gaya tsb dari A ke B adalah
B
  B 
dv
W AB   F .dr
A
A m dt .dr Ingat Hk. Newton F=ma
B

  mdv .v  1
2
mvB2  12 mv A2  Ek B  Ek A
A

dengan EkB adalah energi kinetik di B dan EkA energi kinetik di A


 Dari persamaan terakhir disimpulkan :
Usaha = Perubahan Energi Kinetik
Contoh
Sebuah benda bermassa 2 kg dilepaskan dari ketinggian 5 m. Berapa usaha yang dilakukan
gaya gravitasi dan berapa laju benda setelah sampai di tanah?

 Usaha gaya gravitasi


B
A
WAB  Wgrav   mgdy  mgh  100 J
A
mg
 Mencari kecepatan di tanah (B)
h
WAB  12 mvB2  12 mvB2
B mgh  12 mvB2
vB  10m / s
Pembahasan Usaha dari Grafik
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah satu dimensi, dan gaya tersebut
dinyatakan dalam bentuk kurva atau grafik maka usaha adalah luas daerah di
bawah kurva B
F(x) WAB   F ( x)dx
A

= luas daerah arsir

x F(N)
Contoh A B
Gaya yang bekerja pada benda 2kg 8
digambarkan dalam grafik di samping.
Jika kecepatan awal benda 2 m/s,
berapa kecepatannya setelah 6 detik?
2 4 6 X(m)
 Usaha = luas daerah di bawah kurva
WAB  8  16  8  32m
 Usaha = perubahan energi kinetik
W AB  12 mv 2  12 mv02  32  12 (2)v 2  12 (2)(2) 2  v  6m / s
Contoh 2
μk Balok 2 kg meluncur ke kanan dengan
laju 10 m/s pada lantai kasar dengan
0,5 μk seperti grafik di samping
Tentukan :
4 10 x(m)  Usaha yang dilakukan oleh gaya
gesekan dari x=0 sampai x=10 m
 Kecepatan balok saat sampai pada titik x=10 m
 Besar gaya gesekan adalah
f k   k N   k mg  20 k
Usaha yang dilakukan gaya gesekan adalah
x 10 x 10
Wges  
x 0
 f dx  20   dx
k
x 0
k

 20 x(luas daerah kurva)  20(1  3)  80 J


(tanda minus pada usaha yang dilakukan gaya gesekan disebabkan
Karena gaya gesekan berlawanan arah dengan perpindahan balok)
 Usaha=perubahan energi kinetik
Wges  12 mv 2  12 mv02
Ada gesekan menyebabkan
2 2
 80  (2)v  (2)(10)
1
2
1
2 kecepatan balok menjadi ber-
kurang (perlambatan)
v  20 m / s
Energi Potensial
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif maka usaha yang
dilakukan gaya ini tidak bergantung pada lintasan tempuh, usahanya hanya
bergantung pada titik awal dan titik akhir saja (usahanya hanya bergantung
pada posisi)
 Oleh karena itu dapat didefinisikan besaran U yang merupakan fungsi dari
posisi
B  
WAB   Fk .dr  U ( B )   U ( A) 
A

dengan U(B) adalah energi potensial di titik B dan


U(A) adalah energi potensial di titik A
 Biasanya dalam pendefinisian energi potensial digunakan titik acuan, yaitu
suatu titik yang diketahui energi potensialnya.
Energi Potensial (2)
 Misalnya dalam kasus di atas diambil titik A sebagai acuan, di
mana U(A)=0 maka
B 

WAB   Fk .dr  U ( B)   U ( A)   U ( B)
Acuan

 Dengan kata lain, untuk sembarang posisi r, energi potensial


di posisi r tersebut adalah
 
r
U (r )    Fk .dr
Acuan

Jadi energi potensial di titik r adalah usaha untuk melawan gaya Konservatif
yang bekerja pada benda agar benda berpindah dari Titik acuan ke titik r
tersebut.
Contoh
 Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada keting-gian h :
h
U (h)    mg ( ˆj ). ˆjdy  mgh
0
Titik acuan diambil di permukaan h=0 dengan energi potensial sama dengan
nol
 Energi potensial benda bermassa m yang terletak pada sistem pegas yang
teregang sejauh x :
x
U ( x)     kxdx  12 kx 2
0
Titik acuan diambil di x=0, yaitu saat pegas dalam keadaan
Kendur, dengan energi potensial sama dengan nol
Hukum Kekal Energi
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif maka usaha
yang dilakukan gaya ini dari A ke B adalah
B 

WAB   Fk .dr  U ( B )   U ( A) 
A
 Di sisi lain semua usaha yang dilakukan suatu gaya dari A ke B sama dengan
perubahan energi kinetik
 
B
WAB   Fk .dr  Ek B  Ek A
A
 Dari dua pernyataan di atas dapatdisimpulkan jika gaya yang bekerja pada
benda adalah gaya konservatif maka
Ek B  Ek A  U ( B )   U ( A) 
atau
Ek B  U ( B )  Ek A  U ( B )
Hukum Kekal Energi (2)
 Pernyataan di atas dikenal dengan Hukum Kekal Energi (HKE), yang arti fisisnya
adalah bahwa energi total di titik B sama dengan energi total di titik A (energi di
semua titik adalah sama)
Ek B  U ( B )  Ek A  U ( B )
 Energi total di suatu titik adalah jumlah semua energi potensial pada benda
tersebut ditambah energi kinetiknya
E  Ek  U (r )
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi maka hukum kekal
energi menjadi
1
2
mvB2  mghB  1
2
mv A2  mghA
dengan vB dan vA adalah kecepatan di titik B dan A, serta
hB dan hA adalah ketinggian titik B dan A
Contoh 1
Balok 2 kg meluncur pada bidang miring dari titik A tanpa kecepatan awal menuju
titik B. Jika bidang miring 37o licin dan jarak AB adalah 5 m, tentukan :
N

mgsin37
 Usaha yang dilakukan gaya
A
gravitasi dari A ke B
hA
mg  Kecepatan balok di B
x 37
o

Usaha yang dilakukan gaya gravitasi adalah


B

B
Wgrav   Fgrav .dr   mg sin 37dx  mg sin 37( AB)  (2)(10)(0,6)(5)  60 J
A A
Pada balok hanya bekerja gaya gravitasi yang termasuk gaya Konservatif sehingga
untuk persoalan di atas berlaku Hukum Kekal Energi

1
2
mvB2  mghB  12 mv A2  mghA
1
2 (2)vB2  0  0  2(10)hA ,  hA  ( AB) sin 37  3m
vB  60 m / s

Menentukan kecepatan balok di titik B dapat pula dicari dengan cara dinamika (Bab II),
dengan meninjau semua gaya yang bekerja, kemudian masukkan dalam hukum Newton
untuk mencari percepatan, setelah itu cari kecepatan di B.
Contoh 2
Balok m=2 kg bergerak ke kanan dengan laju 4
m/s kemudian menabrak pegas dengan
m konstanta pegas k.
A B C
Jika jarak AB=2m, BC=0,5m dan titik C adalah titik pegas tertekan maksimum,
tentukan :
 kecepatan balok saat manabrak pegas di B
 konstanta pegas k
Penyelesaian :
 Gunakan hukum kekal energi untuk titik A sampai B
1
2 mvB2  U ( B)  12 mv A2  U ( A)
karena energi potensial di A dan di B tidak ada U(A)=U(B)=0 maka kecepatan di
B sama dengan kecepatan balok di A, yaitu 4 m/s
 Kecepatan balok di C adalah nol karena di titik C pegas tertekan
maksimum sehingga balok berhenti sesaat sebelum bergerak
kembali ke tempat semula
Gunakan hukum kekal energi untuk titik B sampai C
1
2 mvC2  12 kxC2  12 mvB2  12 kxB2

0  12 k ( BC ) 2  12 (2)(4) 2  0
1
2 k ( 12 ) 2  12 (2)(4) 2
k  128 N / m
Contoh 3 C Benda bermassa m diputar dengan tali sehingga
membentuk lintasan lingkaran vertikal berjejari R
R  berapa kecepatan awal minimum di titik A
T agar m dapat mencapai ¼ lingkaran (titik B)
B
 berapa kecepatan awal minimum di titik A
agar m dapat mencapai satu putaran penuh
mg
A
Penyelesaian
 Tinjau benda m di titik B, gaya yang bekerja pada m adalah mg dan T
Usaha yang dilakukan T adalah nol karena tegak lurus perpindahan
Gunakan hukum kekal energi di titik A dan B
1
2
mvB2  mghB  12 mv A2  mghA
0  mgR  12 mv A2  0  v A  2 gR
C
 Agar m dapat mencapai satu putaran penuh
mg maka saat m mencapai titik C semua komponen
R T gaya pada m yang berarah ke pusat lingkaran
B harus bertindak sebagai gaya sentripetal, shg
vC2
T  mg  Fsp  m
R
TR
A vC2   gR
m
Gunakan Hukum kekal energi di titik A dan C
1
2
mv A2  mghA  12 mvC2  mghC
1
2 mv A2  0  12 m( TR
m  gR )  mg 2 R

v A2  TR
m  5 gR  v A min  5 gR (ambil T=0)
Hukum Kekal Energi dalam gaya non konservatif
 Jika gaya yang bekerja pada benda adalah gaya konservatif dan gaya non konservatif
maka gaya total   
F  Fk  Fnk
 Usaha yang dilakukan gaya total ini dari A ke B adalah
B  B 
 
WAB   Fk .dr   Fnk .dr
A A

WAB  U ( B )   U ( A)   Wnk
B  
dengan Wnk   Fnk .dr adalah usaha yang dilakukan gaya non konservatif
A
 Ruas kiri WAB adalah sama dengan perubahan energi kinetik, sehingga
Ek B  U ( B)  Ek A  U ( A)  Wnk
Persamaan terakhir ini yang disebut dengan Hukum Kekal Energi
dalam gaya konservatif dan non konservatif
Contoh 1
Balok 2 kg meluncur pada bidang miring dari titik A tanpa kecepatan awal menuju
titik B. Jika bidang miring 37o kasar dengan μk=1/2 dan jarak AB adalah 5 m,
tentukan : N
fk
mgsin37  Usaha yang dilakukan gaya
A gesekan dari A ke B
hA
 Kecepatan balok di B
mg
x 37 o

Usaha yang dilakukan gaya gesekan adalah


 
B B
Wges   Fges .dr    mk mg cos 37 dx  (1 / 2)(2)(10)(0,6)(5)  30 J
A A
Tanda minus diatas karena gesekan berlawanan arah dengan perpindahan
Gaya gesekan adalah gaya non konservatif sehingga dalam per-
soalan di atas terdapat Wnk
Wnk  W ges  30 J
Selain gesekan, pada balok hanya bekerja gaya gravitasi yang
termasuk gaya Konservatif sehingga untuk persoalan di atas berlaku
Hukum Kekal Energi dalam gaya konservatif dan non konservatif
1
2 mvB2  mghB  12 mv A2  mghA  Wnk
1
2 (2)vB2  0  0  2(10)hA  30,  hA  ( AB) sin 37  3m

vB  30 m / s
Contoh 2
Balok 0,1 kg didorong pada bidang
F B miring dengan gaya horisontal F=1 N
di titik A tanpa kecepatan awal. Jika
A bidang miring 37o kasar dengan μk=1/2
37
o
dan jarak AB adalah 5 m, tentukan :
 Usaha yang dilakukan gaya gravitasi sepanjang AB
 Usaha yang dilakukan gaya gesekan sepanjang AB
 Usaha yang dilakukan gaya F sepanjang AB
 Kecepatan balok di titik B
Penyelesaian
 Usaha yang dilakukan gaya gravitasi sepanjang AB
B  
B
Wgrav   Fgrav .dr   mg sin 37dx  mg sin 37( AB )  (0,1)(10)(0,6)(5)  3 J
A A
 Usaha yang dilakukan gaya gesekan sepanjang AB
B   B
Wges   Fges .dr     k (mg cos 37  F sin 37)dx
A A

Wges  (1 / 2){(0,1)(10)(0,6)  (1)(0,6)}(5)  3 J


 Usaha yang dilakukan gaya F sepanjang AB
B  B

WF   F .dr   F cos 37dx  (1)(0,6)(5)  3 J
A A

 Kecepatan di titik B dapat dicari dengan menggunakan konsep


usaha total = perubahan energi kinetik
W AB  W grav  Wges  WF  Ek B  Ek A
W AB  3  3  3  12 (0,1)v B2  0

v B  60 m / s
Soal
1. Balok dengan massa 20 kg didorong sepanjang permukaan mendatar tanpa
gesekan dengan gaya F yang membentuk sudut  dengan permukaan. Selama
gerakannya gaya bertambah mengikuti hubungan F=6x, dengan F dalam
Newton dan x dalam meter. Sudut  pun berubah menurut cos  = 0,7  0,02x.
Berapa kerja yang dilakukan oleh gaya bila balok bergerak dari x = 10 m
sampai x = 20 m.

2. Benda seberat 20 N didorong ke atas bidang miring yang panjangnya 30 cm


(kemiringan 30o), tanpa gesekan dengan gaya horizontal F. Bila laju di dasar
adalah 6 cm/s dan di puncak adalah 30 cm/s,
a. berapa usaha yang dilakukan F
b. Berapa besar gaya F
c. Bila bidang adalah kasar dengan k=0,15, berapa jarak maksimum
yang dapat ditempuh benda.
3. Sebuah benda diputar dengan tali sehingga
C membentuk lintasan lingkaran vertikal dengan
Bjarijari R.
A a. Tentukan kecepatan minimum di titik A agar
dapat menempuh ¼ lingkaran (titik B)
b.Tentukan kecepatan minimum di titik A agar
benda dapat mencapai satu lingkaran penuh.
4 Sebuah benda 0,1 kg ada di atas bidang
miring dengan sudut kemiringan 37o.
F
Pada benda ini bekerja gaya F=1 N
A
mendatar. Mulamula benda diam di A
kemudian bergerak ke B, panjang AB=5 m.
B
Jika koefisien gesekan kinetis bidang
adalah 0,5 tentukanlah kecepatan benda
ketika sampai di Bdengan cara energi
MOMENTUM LINIER
IMPULS DAN MOMENTUM LINIER
Definisi Momentum
 Momentum linier atau ditulis momentum saja adalah kuantitas gerak yang
bergantung pada massa dan kecepatan benda (v)
 Momentum adalah vektor dan besarnya disimbolkan dengan P memiliki satuan
kg m/s  
p  mv
Definisi Impuls
 Secara matematis impuls didefinisikan sebagai integral dari gaya yang
bekerja pada benda terhadap waktu
 Impuls juga besaran vektor, disimbolkan dengan I memiliki satuan Ns
 t 
I   Fdt
t0
Hukum Newton dalam Impuls
 Hukum Newton dapat ditulis kembali  dp d 
dalam bentuk
F  mr 
dt dt
 Jika gaya F tersebut diintegralkan untuk seluruh waktu maka persamaan di
atas menjadi 
t  p
    
0
F dt 

p0
 dp  p  p 0  mv  mv 0

dengan p adalah momentum akhir, p0 momentum awal, v kecepatan


akhir dan v0 kecepatan awal
 Dengan definisi impuls dan momentum maka diperoleh
   
I  p  p 0  p
 Atau dengan kata lain :
Impuls = perubahan momentum
Contoh
Benda bermassa 2 kg bergerak dengan kecepatan awal 2 Fx (N)
5
m/s dalam arah sb x, dan 4 m/s dalam arah sb y. Kemudian
pada benda bekerja gaya dalam arah sb y Fy=2t N, dan gaya 4
dalam arah sb x seperti gambar di samping. 2 t(s)
-5
Tentukan : a. Impuls antara t=0 sampai t=4 s
b. Kecepatan saat t=4 s
Penyelesaian
a. Impuls pada benda yang gayanya dua dimensi ditulis dalam
bentuk 
I  I x iˆ  I y ˆj
dengan Ix dan Iy adalah komponen impuls dalam arah sumbu x
dan sumbu y
 Komponen impuls dalam arah sumbu x dapat diperolah dengan
cara mencari luas daerah dari grafik, yaitu
I x  12 (2)(5)  12 (2)(5)  0
 Komponen impuls dalam arah sumbu y adalah
4
2 4
I y   2tdt  t  16 Ns
0
0
 Jadi : I  16 ˆj Ns
b. Impuls = perubahan momentum
   

I  p  p 0  16 j  p  2 2iˆ  4 ˆj
ˆ 

p  4iˆ  12 ˆj kgm / s
Sehingga kecepatan
 saat t=4 s adalah
 p
v   2iˆ  6 ˆj m / s
m
Sistem Banyak Partikel
 Tinjau suatu sistem yang terdiri atas banyak partikel, katakan sejumlah N
partikel
 Momentum total sistem adalah resultan dari momentum setiap partikel
    
p  p1  p 2  p3    p N

 Jika pada partikel 1 dalam sistem tersebut bekerja gaya eksternal Fe1 maka
dinamika partikel 1 adalah

dp1  e   
 F1  F12  F13    F1N
dt
dengan F12, F13,…, F1N adalah gaya internal/interaksi antara
Partikel ke-1 dengan ke-2, dengan ke-3, ….., dengan ke-N
Sistem Banyak Partikel (2)
 Hal yang sama akan terjadi pada partikel ke-2, ke-3, …, ke-N, jika pada
setiap partikel tsb bekerja gaya eksternal
 e   
dp2
 F2  F21  F23    F2 N
dt
dp3 e   
 F3  F31  F32    F3 N
dt
 e   
dp N
 FN  FN 1  FN 2    FN ( N 1)
dt
 Dinamika sistem banyak partikel ini akan ditentukan oleh resultan dari dinamika
masing-masing partikel, yaitu
d    
( p1  p2  p3  ...  p N )
dt
e e e e    
 F1  F2  F3  FN  F12  F21    F1N  FN 1
Sistem Banyak Partikel (3)
 Pasangan gaya interaksi antar partikel saling meniadakan karena
masing-masing gaya interaksi besarnya sama dan berlawanan
arah.
 Jadi dinamika sistem hanya dipengaruhi gaya eksternal saja

dp e e e e
 F1  F2  F3  ....  FN
dt
 Jika dihubungkan dengan Impuls dan momentum maka persama-
an di atas menjadi
 e e e e
  1 2 3
I  F  F F  ....  FN dt  p


N
Impuls total yang bekerja pada sistem sama dengan perubahan
Momentum sistem
Pusat Massa
 Dalam sistem banyak partikel, momentum total sistem adalah
resultan dari momentum setiap partikel penyusunnya
    
p  p1  p 2  p3    p N
    
p  m1v1  m2 v 2  m3 v3    m N v N
   
 dr dr d r d r
p  m1 1  m2 2  m3 3    m N N
dt dt dt dt
 Jika massa total sistem adalah M=m1+m2+m3+….+mN maka
momentum total sistem dapat ditulis
   
 1 d  m1 r1  m1 r1  m1 r1   m1 r1 
p  
M dt  M 
 
p  MV pm
Pusat Massa (2)
dengan
 d 
V pm  R pm
dt
disebut dengan kecepatan pusat massa sistem banyak partikel,
dan
 d  m r  m2 r2  m3 r3    m N rN 
R pm   1 1 
dt  M 
adalah posisi pusat massa
Contoh
Tentukan letak pusat massa sistem yang tersusun atas empat
buah partikel yang bermassa m1=1kg, m2=2kg, m3=3kg, dan
m4=4kg. Keempat partikel terletak pada titik sudut bujur sangkar
yang memiliki panjang sisi 1 m
y Dengan sumbu koordinat seperti gambar
maka posisi pusat massa terbagi 2 kom-
m4 m3
ponen
1.0  2.1  3.1  4.0
x pm   0,5m
1 2  3  4

1.0  2.0  3.1  4.1


m1 m2 x y pm   0,7m
1 2  3  4
Pusat massa untuk benda kontinu
Pada prinsipnya sama dengan benda yang tersusun atas banyak
Titik, hanya notasi sigma diganti dengan integral

 1 
rpm 
M  r dm

Massa total sistem

M   dm
Contoh
Batang yang panjangnya 10 m dibentangkan pada sumbu x dari
X=0 sampai dengan x=10 m. Jika batang tidak homogen, rapat
massanya fungsi dari posisi  =12x kg/m, tentukanlah pusat massa
Batang!
 elemen kecil batang pada posisi x yang panjangnya dx akan
memiliki elemen kecil massa dm= dx
 Massa total batang
10 10
M   dm   dx  12 xdx  600kg
0 0

 Pusat massa batang


1 20
x pm 
M  xdx 
3
m
Hukum Kekal Momentum
Jika resultan gaya eksternal pada benda atau sistem sama dengan
nol maka
 
dP
0 atau P  kons tan
dt
Momentum total sistem tetap (tidak berubah terhadap waktu)
Momentum tiap bagian boleh berubah, tetapi momentum total
sistem adalah tetap.
Sebagai contoh berlakunya hukum kekal momentum adalah pada
peristiwa tumbukan, misalnya dua buah benda bertumbukan maka
2 benda tsb dipandang sebagai satu sistem, sehingga momentum
total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum sistem
sesudah tumbukan
Tumbukan
Dalam setiap tmbukan berlaku hukum kekal momentum, meski-
pun dalam tumbukan antara 2 benda bekerja gaya yang sangat
singkat (gaya impulsif) namun jika 2 benda dipandang sebagai
satu sistem masing-masing gaya impulsif dapat dipandang se-
bagai pasangan gaya aksi-reaksi.

Ada 3 jenis tumbukan :


 Tumbukan lenting sempurna
(pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekal
energi kinetik)
 Tumbukan tidak lenting sama sekali
 Tumbukan lenting sebagian
Contoh
Benda m1=2 kg bergerak dengan kecepatan 13 m/s ke kanan me-
numbuk benda lain m2=4 kg yang sedang bergerak ke kiri dengan
laju 2 m/s. Setelah tumbukan kedua benda bersatu. Tentukan :
 Kecepatan kedua benda setelah tumbukan
 Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah peristiwa
tumbukan terjadi
Penyelesaian :
Berlaku hukum kekal momentum
Momentum awal sistem = momentum akhir sistem
m1v1  m2 v2  m1v'1  m2 v'2
2(13)  4(2)  (2  4)v'
v'  3m / s
Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan

Ek1  12 m1v12  169 J


Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan
2
Ek 2  m v  8 J
1
2 2 2

Energi kinetik kedua benda setelah tumbukan

Ek1  12 (m1  m2 )v'2  27 J


Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
tidak sama
Soal
1. Sebuah pesawat angkasa 1000 kg bergerak dengan kecepatan
2000 i m/s. Sebuah meteor menumbuk pesawat tsb sehingga
kecepatannya menjadi 2000 i +2000 j m/s. Berapa Impuls
tumbukkan ?
2. Sebuah bola 0,5 kg bertumbukan lenting sempurna dengan bola
kedua yang sedang diam. Bola kedua tersebut menjauh dengan
laju setengah laju awal bola. Berapa persen energi kinetik yang
dipindahkan ke bola kedua
3. Sebuah bola bilyar bergerak dengan kecepatan 4 m/s menum-
buk bola lain yang identik dalam keadaan diam. Setelah tumbu-
kan bola pertama membentuk sudut 30o terhadap arah semula.
Bila tumbukkan lenting sempurna, tentukan kecepatan masing
masing bola setelah tumbukan.
5. Sebuah peluru bermassa m dan kecepatan v
R
menembus balok bermassa M, dan keluar dgn
kecepatan v/2. Balok ini ada pada ujung tali
dengan panjang R. Berapa kecepatan minimum
peluru agar balok berayun satu lingkaran penuh ?
6. Rakit bujur sangkar 18 m kali 18 m, dengan massa 6200 kg
digunakan sebagai perahu feri. Jika tiga mobil masingmasing
dengan massa 1200 kg diletakkan di sudut timur laut, tenggara,
dan barat daya, tentukan pusat massa dari feri.
7. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 80i +60j m/s.
Pada ketinggian tertentu peluru meledak menjadi dua bagian. Ba-
gian pertama bermassa 1/3 dari massa semula jatuh pada jarak
200 m dari titik asalnya. Kedua benda tiba di tanah pada waktu
bersamaan. Dimana letak jatuhnya bagian kedua.
8. Sebuah roket bergerak dalam ruang bebas tanpa meda gravitasi
dengan kecepatan awal 500 i m/s. Roket menyemburkan gas
dengan laju relatif terhadap roket 1000 m/s dalam arah berlawanan
dengan gerak roket.
a. Tentukan kecepatan akhir roket ketika massanya tinggal sete-
ngah kali massa semula,
b. Berapa besar gaya dorong selama perjalanan ini bila laju
penyemburan gas adalah 10 kg/s

Anda mungkin juga menyukai