Anda di halaman 1dari 24

Memahami Covid_19, Rapid

Test, Swab Test

Di susun oleh :

dr. hendra Nopriansyah


Pedoman Kemenkes
Revisi 4 tanggal
23 Maret 2020
Pilihan Metode Pemeriksan pada Pandemi Covid-19
PCR/TCM RT Antigen RT Antibodi
Metode Molekuler Serologi Antigen Serologi Antibodi

Sampel Swab Swab Darah

APD pengambilan sampel Baju kerja (scrub) lengan panjang, face-


Cover all, masker N95, goggle, Cover all, masker N95, goggle, shield, masker bedah, sarung tangan
Face-shield Face-shield

Sarpras minimal BSL-2, BSC-2A BSL-2, BSC-2A BSL-1

SDM Pelatihan khusus


pengambilan sampel dan Pelatihan khusus untuk Standar Ahli Teknologi
pemeriksaan pengambilan sampel Laboratorium

Waktu kerja + 20 menit1


1 diluar pengerjaan sampel
+ 6 jam (PCR)1 + 15-20 menit (darah lengkap)
+ 1 jam (TCM) 1 + 1 jam (serum, sejak pengambilan
sampel
Tanpa atau sebelum ada gejala, Setelah timbul gejala, perkiraan
Waktu pengambilan yang sesuai Tanpa, sebelum, atau sudah perkiraan waktu kontak maksimal waktu kontak minimal 7 hari
ada gejala 7 hari sebelumnya sebelumnya
PCR/TCM untuk Covid-19
• Spesifik, tapi berpotensi kurang sensitif.
– Bila ada hasil positif: langsung dapat dipastikan adanya SARS
CoV 2
– Bila negatif: harus hati-hati karena ada faktor-faktor yang dapat
menyebabkannya: pengambilan sampel, pengelolaan,
pengiriman, dst.
– Karena itu untuk menetapkan negatif, harus minimal dari 2
sampel
– Termasuk untuk menetapkan bebas dari virus, juga harus sudah
ada 2 kali hasil negatif berturut-turut selang 2 hari.
Rapid Test untuk Covid-19
• Spesifik dan sensitif (dengan batasan tertentu) asal dilakukan pada saat yang tepat
– Bila tidak pada saat yang tepat, bisa mengaburkan hasilnya dan memberikan informasi yang
“salah”
• Pemaknaan harus hati-hati dan oleh yang berkompeten, agar optimal fungsinya:
– Pemaknaan secara tidak selayaknya, bisa menimbulkan interpretasi yang keliru, termasuk
keputusan yang keliru
• Walau relatif sederhana, standar pengambilan sampel dan pemeriksaan harus
tetap mengacu standar safety dan oleh tenaga berkompeten
– Tidak sembarangan di sembarang tempat.
– Harus ada standar yang dijaga.
• Sampel terbaik SERUM, urutan berikutnya PLASMA, bila adanya darah kapiler,
masih bisa digunakan.
Rapid Test dengan Konfirmasi PCR
PCR IgM IgG Pemaknaan
+ TD TD Terdapat virus, dalam masa inkubasi, belum atau tidak timbul
gejala, berisiko penularan
+ TD TD Terdapat virus, belum atau tidak timbul gejala. Ditindak lanjuti
sesuai definisi operasional, berisiko penularan
+ + +/- Terdapat virus, timbul gejala, fase akut.

+ - + Masih terdapat virus, melewati fase akut, masih ada gejala

- - + Bila sebelumnya sudah pernah terbukti ada RNA virus, kemudian


IgM dan/atau IgG, maka menandakan menuju fase penyembuhan,
atau sudah pernah terinfeksi dan sudah sembuh, sudah ada
kekebalan

TD - - Belum pernah terpapar, belum ada kekebalan.

Tata laksana mengikuti Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19


TD = Tidak diperiksa
Rapid test Tanpa Konfirmasi PCR
IgM IgG Pemaknaan dan Tindak Lanjut
+ -
Terinfeksi virus Covid-19 pada 7-10 hari sebelumnya, saat ini masuk ke fase akut
infeksi. Antibodi IgM bersifat sementara
+ + Terinfeksi virus Covid-19 pada 7-10 hari sebelumnya atau lebih awal lagi, saat ini masuk
ke fase akut infeksi. Mulai muncul Antibodi IgG yang bersifat menetap.

- + Terinfeksi virus Covid-19 pada 7-10 hari sebelumnya atau lebih awal lagi, saat ini masuk
ke fase akut infeksi mulai terlewati. Antibodi IgG yang bersifat menetap semakin
menguat.

1. Bila status saat ini OTG atau ODP, maka lakukan Karantina mandiri dan PHBS
2. Bila status PDP:
• Kondisi ringan: isolasi mandiri di rumah
• Kondisi sedang: dirujuk ke RS darurat atau isolasi di tempat penampungan khusus Covid-19
• Kondisi berat: dirujuk ke RS Rujukan Covid-19 diteruskan dengan Konfirmasi PCR
Rapid test Tanpa Konfirmasi PCR
IgM IgG Pemaknaan dan Tindak Lanjut
- - Saat ini belum ada antibodi yang terbentuk untuk Covid-19
Beberapa kemungkinan:
1. Belum pernah terinfeksi virus Covid-19
2.Sudah terinfeksi Virus Covid-19 tetapi pada fase awal, belum terbentuk antibodi
Langkah:
3. Lakukan karantina mandiri dan PHBS
4. Ulang tes setelah 7-10 hari kemudian
HASIL PENGULANGAN
IgM IgG Pemaknaan dan Tindak Lanjut
+ -/+ Telah terjadi infeksi, tindak lanjut mengikuti hasil pada tabel 1.
- - 1.Pasien tidak terpapar virus Covid-19, tetap harus berhati-hati (jaga
jarak, PHBS)
2. Kondisi Immunocompromais --> konfirmasi PCR
Pertanyaan yang sering timbul ?
• Apakah mungkin ada negatif palsu pada PCR?
– Untuk menyatakan negatif, harus dari minimal 2 sampel berbeda, agar
hasil terverifikasi.
• Apakah artinya negatif palsu pada rapid test antibodi?
– Karena tidak pada saat yang tepat, maka hasilnya negatif, padahal
belum tentu sebenarnya memang negatif.
– Maka harus tepat waktu, proses perjalanan penyakit
• Kalau sudah diulangi 2 kali, RT antibodi negatif, berarti sudah
aman dari Covid?:
– Artinya belum terinfeksi Covid-19 dan belum ada kekebalan.
– Harus hati-hati dari risiko terinfeksi Covid-19
Pemantauan klinis pasien
Fungsi : Memantau perkembangan klinis pasien karantina.

Hal yang perlu diperhatikan : Menerapkan prinsip kehati-hatian dengan menganggap


pasien karantina adalah pasien terduga positif covid sampai dibuktikan tidak sehingga
perlu meminimalkan kontak dan physical distancing. APD yang digunakan sesuai
petunjuk yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan.
Batasan : Hanya untuk pasien karantina di rumah sehat. Pasien yang harus dilakukan
isolasi di rumah sakit menjadi wewenang Rumah Sakit dalam SOP.
Alat :

1. APD
2. Thermo Gun
3. Stetoskop
4. Rapid Test
4. Check List Pemantauan Pasien
5. Kartu Kewaspadaan
Petugas :

1. Dokter
2. Perawat
3. Analis laboratorium
Cara Kerja :

1. Pemantauan Klinis dimulai sejak pasien masuk karantina. Kartu kewaspadaan diberikan kepada pasien agar
pasien dapat mengetahui gejala apa yang perlu dilaporkan kepada petugas.

2. Perawat dan Dokter membuat identifikasi dan data awal pasien. Melakukan anamnesa mendalam termasuk
penyakit komorbid (terutama pasien perokok, immunocompromise, hipertensi dan diabetes mellitus), riwayat
pengobatan dan riwayat kontak dengan pasien positif covid.

3. Saat bertugas, petugas tetap memakai APD berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

4. Pemantauan klinis dilakukan setiap 2 kali sehari pada pagi dan malam hari. Pemantauan lebih ketat pada pasien
yang memiliki penyakit komorbid.

5. Klinis pasien dipantau dengan prinsip meminimalkan kontak dengan pasien. Saat pemantauan, perawat harus
selalu mengingatkan pasien untuk selalu menggunakan masker.

6. Setiap keadaan klinis pasien yang telah dipantau, dicatat dalam check list pemantauan klinis pasien.
7. Jika di luar jam pemantauan terdapat pengaduan pasien mengenai perubahan gejala, maka
perawat harus mengecek langsung pasien.

8. Jika saat pemantauan didapatkan gejala-gejala atau perubahan klinis baik yang menyebabkan
perubahan status pasien (OTG-ODP atau ODP ke PDP) ataupun tidak, petugas harus mengecek
langsung pasien ke dalam ruangan pasien dengan menggunakan peralatan medis yang diperlukan
dan memakai APD standar yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI.

9. Selain gejala fisik perlu juga dipantau gejala psikologis.

10. Setiap gejala dan perubahan status pasien yang ada ditangani sesuai standar medis dengan
berkonsultasi dengan dokter jaga.

11. Rapid Test dilakukan oleh Analis dengan menggunakan APD standar yang telah ditentukan pada
hari ke 10 kontak sesuai anamnesa yang telah dilakukan.
12. Perubahan status pasien menjadi PDP harus segera ditangani dengan
mengevakuasi/merujuk pasien ke ruang isolasi yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan.

13. Dalam hal merujuk pasien yang berubah status menjadi PDP dilakukan sesuai dengan
SOP Rujukan atau evakuasi pasien

14. Setiap selesai melakukan pemantauan klinis, selalu menerapkan CTPS.

Anda mungkin juga menyukai