Di susun oleh :
- + Terinfeksi virus Covid-19 pada 7-10 hari sebelumnya atau lebih awal lagi, saat ini masuk
ke fase akut infeksi mulai terlewati. Antibodi IgG yang bersifat menetap semakin
menguat.
1. Bila status saat ini OTG atau ODP, maka lakukan Karantina mandiri dan PHBS
2. Bila status PDP:
• Kondisi ringan: isolasi mandiri di rumah
• Kondisi sedang: dirujuk ke RS darurat atau isolasi di tempat penampungan khusus Covid-19
• Kondisi berat: dirujuk ke RS Rujukan Covid-19 diteruskan dengan Konfirmasi PCR
Rapid test Tanpa Konfirmasi PCR
IgM IgG Pemaknaan dan Tindak Lanjut
- - Saat ini belum ada antibodi yang terbentuk untuk Covid-19
Beberapa kemungkinan:
1. Belum pernah terinfeksi virus Covid-19
2.Sudah terinfeksi Virus Covid-19 tetapi pada fase awal, belum terbentuk antibodi
Langkah:
3. Lakukan karantina mandiri dan PHBS
4. Ulang tes setelah 7-10 hari kemudian
HASIL PENGULANGAN
IgM IgG Pemaknaan dan Tindak Lanjut
+ -/+ Telah terjadi infeksi, tindak lanjut mengikuti hasil pada tabel 1.
- - 1.Pasien tidak terpapar virus Covid-19, tetap harus berhati-hati (jaga
jarak, PHBS)
2. Kondisi Immunocompromais --> konfirmasi PCR
Pertanyaan yang sering timbul ?
• Apakah mungkin ada negatif palsu pada PCR?
– Untuk menyatakan negatif, harus dari minimal 2 sampel berbeda, agar
hasil terverifikasi.
• Apakah artinya negatif palsu pada rapid test antibodi?
– Karena tidak pada saat yang tepat, maka hasilnya negatif, padahal
belum tentu sebenarnya memang negatif.
– Maka harus tepat waktu, proses perjalanan penyakit
• Kalau sudah diulangi 2 kali, RT antibodi negatif, berarti sudah
aman dari Covid?:
– Artinya belum terinfeksi Covid-19 dan belum ada kekebalan.
– Harus hati-hati dari risiko terinfeksi Covid-19
Pemantauan klinis pasien
Fungsi : Memantau perkembangan klinis pasien karantina.
1. APD
2. Thermo Gun
3. Stetoskop
4. Rapid Test
4. Check List Pemantauan Pasien
5. Kartu Kewaspadaan
Petugas :
1. Dokter
2. Perawat
3. Analis laboratorium
Cara Kerja :
1. Pemantauan Klinis dimulai sejak pasien masuk karantina. Kartu kewaspadaan diberikan kepada pasien agar
pasien dapat mengetahui gejala apa yang perlu dilaporkan kepada petugas.
2. Perawat dan Dokter membuat identifikasi dan data awal pasien. Melakukan anamnesa mendalam termasuk
penyakit komorbid (terutama pasien perokok, immunocompromise, hipertensi dan diabetes mellitus), riwayat
pengobatan dan riwayat kontak dengan pasien positif covid.
3. Saat bertugas, petugas tetap memakai APD berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
4. Pemantauan klinis dilakukan setiap 2 kali sehari pada pagi dan malam hari. Pemantauan lebih ketat pada pasien
yang memiliki penyakit komorbid.
5. Klinis pasien dipantau dengan prinsip meminimalkan kontak dengan pasien. Saat pemantauan, perawat harus
selalu mengingatkan pasien untuk selalu menggunakan masker.
6. Setiap keadaan klinis pasien yang telah dipantau, dicatat dalam check list pemantauan klinis pasien.
7. Jika di luar jam pemantauan terdapat pengaduan pasien mengenai perubahan gejala, maka
perawat harus mengecek langsung pasien.
8. Jika saat pemantauan didapatkan gejala-gejala atau perubahan klinis baik yang menyebabkan
perubahan status pasien (OTG-ODP atau ODP ke PDP) ataupun tidak, petugas harus mengecek
langsung pasien ke dalam ruangan pasien dengan menggunakan peralatan medis yang diperlukan
dan memakai APD standar yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI.
10. Setiap gejala dan perubahan status pasien yang ada ditangani sesuai standar medis dengan
berkonsultasi dengan dokter jaga.
11. Rapid Test dilakukan oleh Analis dengan menggunakan APD standar yang telah ditentukan pada
hari ke 10 kontak sesuai anamnesa yang telah dilakukan.
12. Perubahan status pasien menjadi PDP harus segera ditangani dengan
mengevakuasi/merujuk pasien ke ruang isolasi yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan.
13. Dalam hal merujuk pasien yang berubah status menjadi PDP dilakukan sesuai dengan
SOP Rujukan atau evakuasi pasien