Anda di halaman 1dari 20

“DIET SERAT UNTUK PENGOBATAN

DIABETES MELITUS TIPE II :


SEBUAH STUDI META ANALISIS”

OLEH :
DR. BUDI ENOCH, SP. PD
IDENTITAS JURNAL
• JUDUL : DIET SERAT UNTUK PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE II :
SEBUAH STUDI META ANALISIS
• JOURNAL AMERICAN BOARD FAMILY MEDICINE 2012, VOLUME : 25,
HALAMAN : 16 –23.
• PENULIS : ROBERT E. POST, ARCH G. MAINOUS III, DANA E. KING, DAN KIT N.
SIMPSON
LATAR BELAKANG
Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang terus
meningkat di Amerika Serikat1,2.

Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tahun 2010
18,8 juta orang menderita DM dan 7 juta lainnya : penderita diabetes
yang tidak terdiagnosis1.

Diabetes akan meningkatkan kematian sebesar 2 kali lipat dan


meningkatkan kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 2-3 kali
lipat2.

1. Centers for Disease Control and Prevention. National diabetes fact sheet, 2011. Available at
http://www.cdc.gov/diabetes/pubs/pdf/ndfs_2011.pdf.
2. Saydah SH, Eberhardt MS, Loria CM, Brancati FL. Age and the burden of death attributable to diabetes in the United States.
Am J Epidemiol 2002;156:714–9.
LATAR BELAKANG (LANJUTAN...)
Bagian penting untuk manajemen diabetes  Modifikasi gaya hidup
 “terapi nutrisi medis”3.

Terapi nutrisi medis bertujuan : meningkatkan kontrol tingkat glukosa


darah, profil lipid, dan tekanan darah untuk menurunkan risiko
kardiovaskular pada pasien DM tipe II3-5.

The American Diabetes Association merekomendasikan usaha


preventif sekunder dan tersier untuk pasien DM tipe II  diet khusus
sebagai bagian dari terapi nutrisi medis : makanan-makanan kaya
serat4.

3. American Diabetes Association, Bantle JP, Wylie-Rosett J, Albright AL, et al. Nutrition recommendations and interventions for diabetes: a
position statement of the American Diabetes Association. Diabetes Care 2008;31(Suppl 1):S61–78.
4. Pastors JG, Franz MJ, Warshaw H, Daly A, Arnold MS. How effective is medical nutrition therapy in diabetes care? J Am Diet Assoc
2003;103:827–31.
5. Yu-Poth S, Zhao G, Etherton T, Naglak M, Jonnalagadda S, Kris-Etherton PM. Effects of the National Cholesterol Education Program’s Step I
and Step II dietary intervention programs on cardiovascular disease risk factors: a meta-analysis. Am J Clin Nutr 1999;69:632– 46.
LATAR BELAKANG (LANJUTAN...)
Serat sudah diteliti sebagai pengobatan untuk diabetes selama bertahun-tahun karena peningkatan
kandungan serat dapat menurunkan indeks glikemik dari makanan  menurunkan tingkat glukosa
darah dan kadar HbA1c6,7.

Hubungan antara konsumsi makanan dengan serat tinggi dan penurunan risiko diabetes  bukti
antara kedua hal ini masih simpang siur.
Secara khusus : banyak studi yang fokus pada kedua hal ini  hasil yang bertentangan (ada yang
menunjukkan perbaikan dalam kontrol diabetes, ada yang tidak menunjukkan perbaikan) 8.9.

Tujuan studi ini : melakukan studi meta analisis  seberapa jauh peningkatan diet serat dalam
mempengaruhi kadar HbA1c dan gula darah puasa pada pasien dengan Diabetes Melitus tipe II.

6. Anderson JW, Midgley WR, Wedman B. Fiber and diabetes. Diabetes Care 1979;2:369 –77.
7. Jenkins AL, Jenkins DJ, Zdravkovic U, Wursch P, Vuksan V. Depression of the glycemic index by high levels of beta-glucan fiber in two
functional foods tested in type 2 diabetes. Eur J Clin Nutr 2002;56: 622–8.
8. Pick ME, Hawrysh ZJ, Gee MI, Toth E, Garg ML, Hardin RT. Oat bran concentrate bread products improve long-term control of diabetes: a
pilot study. J Am Diet Assoc 1996;96:1254–61.
9. Priebe MG, van Binsbergen JJ, de Vos R, Vonk RJ. Whole grain foods for the prevention of type 2 diabetes mellitus. Cochrane Database Syst
Rev 2008;(1):CD006061.
METODE
Ekstraksi data :
Sumber data dan riset :
- Data diekstraksi dari masing-masing studi
Dilakukan pencarian studi-studi Seleksi studi :
dan dimasukkan  Excel spreadsheet
pada tanggal 9 Februari 2011 dari: Kriteria inklusi : (Microsoft, Corp., Redmond, WA).
PubMed, the Cochrane Clinical - Studi dengan uji acak terkontrol - Faktor demografi yang dinilai : populasi
Register of Controlled Trials yang melibatkan peningkatan diet sampel, umur rata-rata, indeks massa tubuh
(OVID), dan Cumulative Index to serat sebagai intervensi rata-rata, dan distribusi jenis kelamin dari
Nursing and Allied Health
- Evaluasi HbA1c dan atau gula grup kontrol dan grup yang diberikan diet
Literature (CINAHI)  studi-studi
darah puasa sebagai hasil akhir, serat.
yang diterbitkan dari tanggal 1
Januari 1980 – 31 Desember 2010, - Sampel : pasien dengan Diabetes - Penilaian kualitas studi : GRADE
dengan kata kunci : “dietary fiber” Melitus tipe II assessment (the Cochrane Handbook), dan
dan “diabetes mellitus” terbagi menjadi : tinggi, moderat, rendah,
- Ditulis dalam bahasa Inggris
dan sangat rendah.

Analisis data :
- Meta analisis untuk perbedaan rata-rata :
Review Manager (version 5.0.23, The Nordic
Cochrane Center, Copenhagen, Denmark).
- Analisis terpisah dilakukan pada gula darah
puasa dan HBA1c.
Sumber :
Post, RE., Mainous AG., King DE., Simpson
KN. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2
Diabetes Mellitus: A Meta-Analysis. 2012. J
Am Board Fam Med. 2012;25(1):16 –23

Gambar 1. Alur diagram untuk menseleksi studi-studi yang


di-meta analisis.
HASIL

Studi Demografi

- Jumlah total sampel yang menggunakan


- Dari 15 studi  5 studi yang merupakan studi
dengan uji acak terkontrol dan uji acak silang. gula darah puasa adalah 400 dan HbA1c
- Dari 15 studi  13 studi berisi data untuk gula adalah 324.
darah puasa yang dapat diekstraksi, dan 10 studi - Rentang umur dari 52,1-69,1 tahun.
berisi data untuk HbA1c yang dapat diekstraksi - Proporsi sampel wanita : 7.7% - 73.4%.
- Dengan menggunakan The GRADE - Indeks massa tubuh : 23.4 - 32.5.
assessment, 11 dari studi merupakan studi Intervensi serat yang diberikan : 4-40
dengan kualitas tinggi dan 4 lainnya merupakan
g/hari serat tambahan, dengan peningkatan
studi dengan tingkat sedang (moderat).
rata-rata serat untuk intervensi : 18.3 g/hari.
Tabel 1. Rincian intervensi dari studi-studi yang di-meta analisis

Sumber :
Post, RE., Mainous AG., King DE., Simpson
KN. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2
Diabetes Mellitus: A Meta-Analysis. 2012. J
Am Board Fam Med. 2012;25(1):16 –23
Tabel 2. Demografi dari studi-studi yang di-meta analisis

NR = Not reported, RCT = Randomized controlled trial, RXO = Randomized crossover trial.

Sumber :
Post, RE., Mainous AG., King DE., Simpson KN. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus: A Meta-Analysis.
2012. J Am Board Fam Med. 2012;25(1):16 –23
HASIL (LANJUTAN...)

Hemoglobin terglikosilasi
Gula darah puasa
(HbA1c)

Secara keseluruhan : pemberian serat lebih


efektif dibandingkan dengan placebo dalam
menurunkan gula darah puasa.
Pemberian serat untuk penurunan HbA1c
lebih efektif dibandingkan dengan plasebo
dengan keseluruhan penurunan : 0,26% (95%
Perbedaan rata-rata penurunan gula darah CI, 0.02– 0.51).
puasa oleh pemberian serat jika dibandingkan
placebo : 0,85 mmol/L (95% CI, 0.46 –1.25) :
15,32 mg/dL (95% CI, 8.29–22.52).
Gambar 3. Forest plot untuk kadar gula puasa. Mean, Standar Deviasi, dan Mean Difference
menggunakan mmol/L
Sumber :
Post, RE., Mainous AG., King DE., Simpson KN. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2 Diabetes
Mellitus: A Meta-Analysis. 2012. J Am Board Fam Med. 2012;25(1):16 –23
Gambar 4. Forest plot untuk Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c).

Sumber :
Post, RE., Mainous AG., King DE., Simpson KN. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2 Diabetes
Mellitus: A Meta-Analysis. 2012. J Am Board Fam Med. 2012;25(1):16 –23
DISKUSI
Hasil studi ini : Pemberian intervensi berupa peningkatan jumlah serat pada diet
pasien-pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II  perbaikan gula darah darah
puasa dan HbA1c = peningkatan yang signifikan secara statistik.

Efek HbA1c lebih rendah jika dibandingkan gula darah puasa  penyebab :
8 dari 10 studi untuk HbA1c, intervensi pemberian serat yang diberikan
kurang dari 12 minggu, sedangkan HBA1c ini mewakili kontrol indeks
glikemik untuk 12 minggu  disarankan evaluasi studi : efek pemberian
serat pada HbA1c dengan durasi yang lebih lama.
Beberapa penelitian : efek pemberian serat pada HbA1c walaupun secara statistik signifikan tapi
secara klinis tidak signifikan.
Metformin : efek mereduksi kadar HbA1c berkisar 0,2% - 2%10.
Serat : mereduksi HbA1c sekitar 0,26%  follow-up jangka pendek  serat mungkin benar-
benar memberi efek yang besar dalam menurunkan HbA1c dibandingkan yang sudah dilaporkan.

Hasil penelitian ini menyarankan : peningkatan jumlah serat dalam diet pasien dengan
Diabetes Melitus Tipe II  menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai strategi manajemen
penyakit.
Penambahan jumlah serat ke dalam diet : strategi manajemen penyakit  lebih mudah
dibandingkan perubahan gaya hidup yang lain.
Rata-rata peningkatan serat yang diberikan mencapai18 gram/hari.
Untuk melaksanakannya : menyajikan semangkuk sereal tinggi serat dan menambahkan
porsi sayuran setiap harinya.

10. Bennett WL, Wilson LM, Bolen S, et al. Oral diabetes medications for adults with type 2 diabetes: an
update. Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2011.
Studi ini juga menganalis
penggunaan berbagai jumlah serat
The American Diabetes Association
(gram/hari) yang digunakan sebagai
dan Departemen Pertanian Amerika
tindakan intervensi  berkisar
Serikat merekomendasikan
antara 4 gram/hari – 40 gram/hari
konsumsi serat paling sedikit 14
Jumlah serat paling sering gram/1000 kcal/hari atau berkisar
digunakan : 15 gram/hari. antara 25-30 gram/hari3.
The American Dietetic Association
merekomendasikan konsumsi serat :
30-50 gram/hari11.

3. American Diabetes Association, Bantle JP, Wylie-Rosett J, Albright AL, et al. Nutrition recommendations and interventions for
diabetes: a position statement of the American Diabetes
11. American Dietetic Association. Position of the American Dietetic Association: health implications of dietary fiber. J Am Diet
Assoc 2008;108:1716 –31.
Konsumsi serat juga dihubungkan dengan penurunan risiko gangguan koroner secara
signifikan  studi epidemiologi pada pasien dengan dan tanpa diabetes12,13.

Contoh : Nurses Health Study  wanita yang mengkonsumsi serat tinggi (rata-rata 22,9
gram/hari)  50 % lebih rendah dibandingkan dengan wanita dalam kelompok konsumsi
rendah serat (11,5 gram/hari)12.
Studi lain : konsumsi serat lebih dari 20 gram/hari berhubungan dengan risiko penurunan
risiko penyakit jantung koroner pada wanita13.

Studi lebih lanjut mengenai pemberian jumlah serat yang lebih besar sebagai intenvensi pada
pasien Diabetes Melitus Tipe II akan membantu untuk melihat  diperlukan atau tidak
sebagai rekomendasi pengobatan terbaru untuk para penderita Diabetes Melitus Tipe II.

12. Stampfer MJ, Hu FB, Manson JE, Rimm EB, Willett WC. Primary prevention of coronary heart disease in women
through diet and lifestyle. N Engl J Med 2000;343:16 –22.
13. Wolk A, Manson JE, Stampfer MJ, et al. Long-term intake of dietary fiber and decreased risk of coronary heart disease
among women. JAMA 1999;281:1998–2004.
KETERBATASAN PENELITIAN

• Para penulis dalam studi ini hanya menggunakan data-


data yang sudah dipublikasi saja dan studi-studi yang
menggunakan bahasa Inggris = bias publikasi  studi
yang hasilnya negatif biasanya tidak dipublikasikan 
mungkin tidak mengambarkan keadaan yang sebenarnya .
KESIMPULAN
Intervensi berupa penambahan jumlah serat untuk pasien dengan
Diabetes Melitus Tipe II dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan
HbA1c.

Studi lebih lanjut yang diperlukan :


- Efek lamanya pemberian serat (lebih dari 12 minggu) terhadap
penurunan HbA1c.
- Studi yang melibatkan pemberian serat dalam jumlah besar dalam
diet untuk pasien Diabetes Melitus Tipe II  diperlukan atau tidak
sebagai rekomendasi pengobatan terbaru untuk para penderita
Diabetes Melitus Tipe II.

Anda mungkin juga menyukai