Anda di halaman 1dari 22

PAPARAN

KEPALA BIDANG ANGGARAN


BPKAD PROVINSI SULAWESI TENGAH
TENTANG
TATA CARA PENYUSUNAN RKAS BERDASARKAN
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 903/1043/SJ
TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENGELOLAAN DANA BOS SATUAN
PENDIDIKAN MENENGAH NEGERI DAN SATUAN
PENDIDIKAN MENENGAH KHUSUS NEGERI YANG
DISELENGGARAKAN PEMERINTAH PROVINSI PADA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

OLEH : A. HARIS, SE.,MM

2017
ALOKASI DANA PENDIDIKAN UNTUK PROVINSI
SULAWESI TENGAH TAHUN 2017

Total Belanja APBD 2017 Rp. 3.715.599.923.361

Dinas Pendidikan: BTL Rp. 564.564.003.034,13

BL Rp. 278.745.657.641,74

Hibah Pendidikan untuk


Kabupaten/Kota Rp. 480.701.708.852
SD/SMP

Bantuan Bidang Pendidikan Rp. 2.594.000.000

Total Rp. 1.326.605.369.527

Alokasi Biaya Pendidikan Sebesar 35%


DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKA
SEKOLAH :
SURAT EDARAN MENDAGRI NOMOR 903/1043/SJ

BERDASARKAN ALOKASI DANA BOS YANG TERCANTUM DALAM


KEPUTUSAN GUBERNUR tentang DAFTAR PENERIMA DAN JUMLAH
DANA BOS SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA ANGKA 1 KEPALA
SATDIKMEN NEGERI DAN SATDIKSUS NEGERI MENYUSUN RENCANA
KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DANA BOS.

KEPALA SATDIKMEN NEGERI DAN KEPALA SATDIKSUS NEGERI


MENYAMPAIKAN RKAS DANA BOS SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
ANGKA 6 KEPADA KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(SKPD) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI.
BERDASARKAN RKAS DANA BOS SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
ANGKA 7, KEPALA SKPD DINAS PENDIDIKAN PROVINSI MENYUSUN
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SKPD (RKA-SKPD), YANG
MEMUAT RENCANA BELANJA DANA BOS PADA KELOMPOK BELAJA
LANGSUNG, PROGRAM DANA BOS, KEGIATAN DANA BOS, YANG
DIURAIKAN KEDALAM JENIS BELANJA :
a. Jenis Belanja Pegawai, obyek belanja pegawai BOS,Rincian
Obyek Belanja Pegawai Bos
b. Jenis Belanja Barang dan Jasa, obyek belanja barang dan jasa
BOS, dan rincian belanja barang dan jasa BOS;
c. Jenis belanja modal yang dirinci ke dalam :
1) obyek belanja modal peralatan dan mesin, rincian obyek
belanja modal peralatan dan mesin BOS;
2) obyek belanja modal aset tetap lainnya, rincian obyek
belanja modal aset tetap lainnya BOS.

RKA SKPD SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA ANGKA 8,


DIPERGUNAKAN SEBAGAI DASAR PENCANTUMAN ANGGARAN
BELANJA DANA BOS DALAM PERDA TENTANG APBD TAHUN
ANGGARAN BERKENAAN SESUAI PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
SUBSTANSI SURAT EDARAN
MENDAGRI NOMOR 903/1043/SJ

A. PENGANGGARAN DANA BOS

B. PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN


DANA BOS

C. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN


DANA BOS
PRINSIP PENYUSUNAN RKAS
1. SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN BERDASARKAN URUSAN DAN
KEWENANGAN SEKOLAH
2. TERTIB TAAT PADA KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN, EFISIEN, EKONOMIS,
EFEKTIF, TRANSPARAN DAN BERTANGGUNG JAWAB

3. TEPAT WAKTU
4. PARTISIPATIF
STRUKTUR RKAS

Yaitu Belanja yang terkait Langsung dengan


BELANJA LANGSUNG produktivitas kegiatan atau terkait langsung
dengan tujuan organisasi
Pengeluaran yang merupakan kompensasi
BELANJA PEGAWAI
terhadap Pegawai dalam bentuk uang berupa
honorarium
BELANJA BARANG Pengeluaran untuk menampung pembelian
DAN JASA barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa serta belanja
perjalanan dinas

BELANJA MODAL Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam


rangka memperoleh atau menambah aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi
RINCIAN OBYEK RKAS

BELANJA PEGAWAI
Honorarium Non PNS
Honorarium Pegawai honorer/Tidak Tetap

BELANJA BARANG DAN JASA


Belanja Bahan Pakai Habis
Belanja Bahan/Material
Belanja Jasa Kantor
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
Belanja Cetak dan Penggandaan
Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
Belanja Makanan dan Minuman
Belanja Perjalanan Dinas
RINCIAN OBYEK RKAS

BELANJA MODAL
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Kantor
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Komputer
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat Studio
Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
Peraga/Praktek Sekolah
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya – Pengadaan Buku
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN
1. Kepala SKPD Dinas Pendidikan menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD
(DPA-SKPD) sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Berdasarkan DPA-SKPD, bendahara pengeluaran SKPD mengajukan permintaan
pencairan Dana BOS kepada BUD melalui mekanisme UP/TU sesuai peraturan
perundang-undangan.
3. Besaran UP/TU disesuaikan dengan besaran penyaluran setiap tahapan
penyaluran Dana BOS dari RKUN ke RKUD Provinsi untuk Satdikmen Negeri dan
Satdiksus Negeri tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur mengenai besaran UP/TU Dana BOS.
4. Dana BOS kemudian disalurkan kepada masing-masing rekening Satdikmen
Negeri dan Satdiksus Negeri paling lama 1 (satu) hari kerja setelah diterima pada
rekening Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi. Bukti
penyaluran menjadi dokumen pendukung permintaan pencairan Dana BOS tahap
berikutnya.
5. Untuk menyelenggarakan fungsi perbendaharaan, atas usul Kepala SKPD Dinas
Pendidikan melalui PPKD, Gubernur menetapkan Bendahara Dana BOS pada
masing-masing Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri yang ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
LANJUTAN..
6. Bendahara Dana BOS pada masing-masing Satdikmen Negeri dan Satdiksus
Negeri membuka rekening Dana BOS atas nama Satdikmen Negeri atau Satdiksus
Negeri sesuai peraturan perundang-undangan pada bank yang ditetapkan oleh
Gubernur.
7. Bendahara Dana BOS pada masing-masing Satdikmen Negeri dan Satdiksus
Negeri mencatat transaksi Dana BOS pada Buku Kas Umum dan Buku Pembantu
sekurang-kurangnya : Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu Bank, Buku
Pembantu Pajak, Buku Pembantu Rincian Objek Belanja.
8. Dalam hal terdapat bunga dan/atau jasa giro dalam pengelolaan Dana BOS, maka
disetor langsung ke RKUD Provinsi sesuai peraturan perundang-undangan.
9. Dalam hal sampai dengan berakhirnya tahun anggaran, terdapat sisa Dana BOS
maka tetap berada di rekening bendahara Dana BOS dan dilaporkan kepada PPKD
melalui SKPD Dinas Pendidikan Provinsi, selanjutnya digunakan kembali pada
tahun anggaran berikutnya dengan berpedoman pada Juknis Penggunaan Dana
BOS yang berlaku.
10. Apabila terdapat paket kegiatan yang menurut peraturan perundang-undangan
di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah perlu dilakukan
perikatan/perjanjian dengan pihak ketiga, kepala satdikmen dan satdiksus
diusulkan sebagai KPA oleh Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melalui
PPKD yang ditetapkan dengan keptusan Gubernur untuk melaksanakan fungsi
sebagai Pejabat Pembuat komitmen.
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

 Bendahara Dana BOS pada Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri melaporkan
realisasi belanja Dana BOS setiap bulan kepada Kepala Satdikmen Negeri dan
Satdiksus Negeri.
 Berdasarkan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu yang telah mendapat
pengesahan, Bendahara Dana BOS menyusun Laporan Realisasi Belanja Dana BOS
masing-masing Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri setiap semester.
 Bendahara menyampaikan Laporan Realisasi Belanja Dana BOS kepada Kepala
Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri untuk selanjutnya disampaikan kepada
Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melalui Bendahara Pengeluaran SKPD
Dinas setiap semester, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah
semester yang bersangkutan berakhir.
 Penyampaian Laporan Realisasi Belanja Dana BOS dilampiri Surat Pernyataan
Tanggungjawab Kepala Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri.
 Dalam hal realisasi belanja Dana BOS oleh masing-masing Satdikmen
Negeri/Satdiksus Negeri menghasilkan aset tetap dan aset lainnya serta
menghasilkan barang persediaan berdasarkan hasil stok opname akhir tahun,
dilaporkan kepada Kepala SKPD Dinas Pendidikan Provinsi untuk dicatat sebagai
Barang milik Daerah sesuai peraturan perundang-undangan.
LANJUTAN…

 Berdasarkan Laporan Realisasi Belanja Dana BOS yang disampaikan oleh


masing-masing Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri sampai dengan semester
II tahun berkenaan dan bukti penyaluran Dana BOS sampai dengan akhir
tahun anggaran oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Pendidikan Provinsi,
PPK SKPD Dinas Pendidikan Provinsi melakukan rekonsiliasi sebagai bahan
penyusunan Laporan Keuangan SKPD Dinas Pendidikan Provinsi.
 Kepala Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri bertanggungjawab secara formal
dan material atas belanja Dana BOS yang dikelola oleh masing-masing Satuan
Pendidikan.
KETENTUAN PENGGUNAAN
BOS PADA SMA/SMALB

1. Pengembangan Perpustakaan;
2. Penerimaan Peserta Didik Baru;
3. Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakulikuler;
4. Kegiatan Evaluasi Pembelajaran;
5. Pengelolaan Sekolah;
6. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, serta
Pengembangan Manajemen Sekolah;
7. Langganan Daya dan Jasa;
8. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah;
9. Pembayaran Honor;
10. Pembelian Alat Multimedia Pembelajaran.
Larangan Penggunaan BOS
BOS yang diterima oleh sekolah tidak diperbolehkan untuk :

1. Disimpan dengan maksud dibungakan;


2. Dipinjamkan kepada pihak lain;
3. Membeli Software/perangkat lunak untuk pelaporan
keuangan BOS atau Software sejenis;
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah
dan memerlukan biaya besar, antara lain study banding,
Tour study (karya wisata), dan sejenisnya;
5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh
UPTD Kecamatan/Kebupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau
pihak lainnya, kecuali untuk biaya transportasi dan
konsumsi peserta didik/pendidik/tenaga kependidikan
yang mengikuti kegiatan tersebut;
6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
7. Membiayai akomodasi kegiatan antara lain sewa hotel,
sewa ruang sidang, dan lainnya;
Lanjutan..
8. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk
kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah);
9. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
10.Membangun gedung/ruang baru, kecuali pada SD/SDLB yang belum
memiliki prasarana jamban/WC dan kantin sehat;
11.Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak
mendukung proses pembelajaran;
12.Menanamkan saham;
13.Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah secara penuh/wajar;
14.Membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan operasional
sekolah, antara lain membiayai iuran dalam rangka upacara
peringatan hari besar nasional, dan upacara/acara keagamaan;
15.Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/
pendampingan terkait program BOS/Perpajakan program BOS yang
diselenggarakan lembaga di luar dinas pendidikan provinsi/
kabupaten/kota dan/atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
CONTOH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai