Anda di halaman 1dari 27

Diskusi Kasus Kompleks Periodonsia

‘’Kerusakan Periodontal yang Cepat pada Orang Dewasa


dengan Diabetes yang Tidak Terkontrol: Laporan 2
Kasus”

Nama Mahasiswa:
Novita Herdianti Effendi 160112130070

Pembimbing :
drg. Indra Mustika Setia Pribadi, Sp.Perio
ABSTRAK

 Gambaran umum:
 12 pasien diabetes lanjut
usia  kerusakan  Pasien mengalami kerusakan periodontal 
periodontal yg pesat dgn: tidak menyadari/tidak mampu mengendalikan
kondisi diabetesnya walaupun sudah
 2 kasus tertua: periode
dilakukan perawatan periodontal
tindak lanjut 19th dan
16th  Pasien merespon pengobatan periodontal
setelah kadar glukosa darahnya sudah
terkontrol

 Pada kasus hiperglikemiamenunjukkan


kerusakan periodontal yang pesat
 Penelitian ada hubungan antara kerusakan
periodontal yang cepat dan kadar glukosa darah
yang meningkat
 Mengamati radiografi (panoramik dan intraoral)
secara berkala dgn interval waktu hanya beberapa
tahun
Diabete • defisiensi insulin akibat disfungsi sel
pankreas
s • resistensi insulin pada hati atau otot

melitus
Gingivitis

Diabetes tidak Proses


Periodontiti penyembuhan
s terkontrol
pasca operasi

Abses
Komplikasi DM

Rongga Periodontal
Mulut

Xerostomia
Sindrom mulut terbakar
Karies Mobiliti gigi
Stomatitis Kehilangan gigi geligi
Geographic tounge Kehilangan tulang alveolar
Glossitis
Fisssured tounge
Traumatik ulser
Lichen planus
Angular cheilitis
Indra pengecapan
Bentuk Penyakit Periodontal
Gingivitis Periodontitis
Kelainan jaringan pendukung
Proses peradangan gingiva gigi yang telah melibatkan
tanpa kehilangan epitelium kerusakan pada ligamen
juncional dan kerusakan periodontal (Attachment loss)
tulang alveolar maupun resorbsi dari tulang
alveolar (Bone loss)

KLASIFIKASI PERIODONTITIS
TINGKAT KEPARAHAN DAN INDIKATOR KLINIS
(AAP) :
GINGIVITIS:  Periodontitis Kronis
 Gingivitis Ringan nampak ada inflamasi ditandai: eritema
 Periodontitis Agresif
ringan, dan berkurangnya stipling, terjadi perdarahan ringan  Periodontitis sebagai
setelah dilakukan probing
Manifestasi Penyakit Sistemik
 Gingivitis Sedang inflamasi terlihat nyata, pembesaran kearah
lateral dan terbentuk poket gingival ditandai: eritema dan edema
yang nyata, hilangnya stipling, hemorrhage setelah probing
sulkus
 Gingivitis Berat poket gingival terlihat nyata, diikuti
hiperplastik udema dan pembengkakan gingiva ditandai: ulserasi
papila interdental dan perdarahan spontan
Tahap Patofisiologi Penyakit Periodontal
Pembuluh ini mulai bocor dan kolagen
perivaskuler mulai menghilang
digantikan beberapa sel inflamasi, sel
plasma dan limfosit terutama limfosit T
cairan jaringan dan protein serum

4 5
2-3 minggu 
menjadi gingivitis Tahap gingivitis awal
yang cukup parah
3 jika deposit plak masih
tetap ada perubahan
2 inflamasi tahap awal akan
berlanjut disertai dengan
Perubahan terlihat pertama meningkatnya aliran
cairan gingiva dan migrasi
1 kali di sekitar pembuluh
darah gingiva yang kecil Polymorphonuclear
disebelah apikal dari Neutrophils (PMN)
Lesi awal timbul 2- epitelium jungtional
4 hari diikuti
gingivitis tahap
awal
4. Tahap
2. Tahap Pemeliharaan
Fungsional
Perawatan
Penyakit
Periodontal
(Glickmn)
3. Tahap Sistemik

1. Tahap
Jaringan Lunak
Penyakit periodontal
Gingivitis Inflamasi yang terjadi hanya pada gingiva

Inflamasi yang meluas pada jaringan pendukung


Periodontitis gigi dan menyebabkan destruksi jaringan dan
tulang alveolar

Abses dan kondisi periodontal


pada pasien diabetes melitus tidak
terkontrol.
Hubungan timbal balik diabetes melitus dan
periodontitis.
Cara Perawatan Periodontal

Kuretase:
Root Planning:
Scaling: Mengeruk dinding gingiva dari
Menghaluskan
Mengeluarkan deposit kantung gusi untuk membuang
permukaan akar gigi
dari permukaan gigi, jaringan lunak yang tidak sehat.
untuk mengeluarkan
utamanya permukaan Mengeluarkan jaringan lunak yang
bagian gigi yg
gigi yg nampak dalam meradang dan merupakan dinding
nekrotik dan tidak
rongga mulut lateral dari poket
sehat
Kuretase
Pocket supraboni Kesulitan teknis dan
Kontur gingiva relatif baik aksesibilitas yang
2 1 tidak memadai
1
Oedematous, inflamasi, non
fibrotik
3
Dinding poket
Pocket dangkal ±moderat (3-5
mm)
4 2 fibrotic

Ada kontra indikasi


bedah perio lanjut
5 KONTRA 3 Poket yang dalam
INDIKASI
INDIKASI
Recall visit untuk
maintenance poket yang 6
1
rekuren
4 Keterlibatan furkasi
Pasien yang kontraindikasi 7
perawatan bedah 8
periodontal flap
Pasien yang
menderita penyakitsiste
mik
Teknik Kuretase

Kelanjutan
skeling dan
1 root Menghilangkan
planning jaringan granulasi
2

Membuat
3 luka baru

Closed method /
4 blind method
Kasus I 3
Kunjungan II (Mei 1967):
1  Pasien datang kembali  abses periodontal
Laki-laki, 51th, labial gigi C kiri atas
diabetes  Perawatan : root planing dan kuretase pd gigi
yang terkena
 Pemeriksaan RO seluruh gigi  kehilangan
2 Kunjungan I (Agst tulang yang parah M3 kiri atas
1965):
 Pasien dirujuk u/
perawatan
periodontal
 Gigi secara
menyeluruh di
scaling dan OHI
dan KIE
 Pasien kembali ke
dokter umum
Kasus I 5
Kunjungan IV (Des 1970)
4  Pemeriksaan RO diulang
 Kerusakan periodontal berkembang
Kunjungan III (1969): sangat cepat  C dan P kanan RA,
 Pemeriksaan & perawatan
M2 dan M3 kanan RB
tidak teratur Status  Gigi P kanan RA mobiliti vertikal
periodontal : dan gangguan oklusi
 Permukaan akar kembali  Semua gigi di scaling & pasien
dibersihkan & root planing diinstruksikan menggunakan sikat
 Dilakukan gingivektomi & interdental
bedah flap  Terlepas dari perawatan medisnya
 Pasien dirujuk u/ kadar glukosa darah hanya sekali
pemeriksaan medis turun hingga 140 mg% (7,7 mmol/l)
menyeluruh krn respon
obat buruk
 Kadar glukosa darah 202
mg% (11. 1 mmol/l)
Panoramik:
• Meskipun perawatan periodontal  kehilangan tulang yang parah di sekitar
beberapa gigi
• Pasien ditemukan memiliki kadar glukosa darah tinggi
6
Kunjungan V (Nov 1973):
 Pemeriksaan RO berikutnya P1 kanan RA telah tanggal. melibatkan M2 dan
M3 RA dan mandibula M2 kanan dan M3 diekstraksi
 Gigi yang tersisa diukur kembali & dilihat kembali oklusi gigi
 OH sudah ,penggunaan sikat interdental
 Pasien sulit mengkontrol kadar glukosa darah dalam batas normal
meningkat lagi 175 mg% (9,7 mmol /).

Setelah kesulitan
mengendalikan kadar
glukosa darah &
kebersihan mulut
kerusakan perlekatan
gigi terus berlanjut
7
Kunjungan VI (1974):
• OH sudah sangat baik
• Kadar glukosa darah setinggi 194 mg% (10,7mmol/l)
• Bedah flap dilakukan RA, gigi I1 kanan diekstraksi, dan dibuat
full bridge dengan 3 kantilever pontik
• Sensitivitas permukaan akar yang terbuka  kumur klorhexidine

8
Kunjungan VII (Sept 1975)
 Pemeriksaan RO  tidak
ada lagi kehilangan
perlekatan gigi
 Tingkat glukosa darah
hingga 150 mg% (8, 3
mmol / l) & kebersihan
mulut menjadi sangat baik.
Pasien telah mengontrol diabetes dan kebersihan
mulutnya. Gigi RA yang hilang telah diganti gigi
tiruan
9
Kunjungan VIII (1978)
• Setelah kontrol berkala 3-4 kali/tahun ke
spesialis periodonti situasi terkendali
• Kadar gula darah tetap meningakat walau
sedikit, tetapi tidak ada kerusakan
periodontal lebih lanjut
10
Kunjungan IX (1984)
 Pasien sudah berusia 70
tahun, masih merasa
nyaman dengan keadaan
giginya walaupun pada th
1983 bridgenya sudah
dilepas
 Kadar glukosa terkendali
Recall visit 1978. secara klinis terlihat gigi C kiri
RA setelah bedah dan perawatan prostodonti
perawatan pemeliharaan dapat diterima
Kasus II 2 Kunjungan I (Mei 1967):
 Perawatan periodontal keluhan utama perdarahan
1 gingiva
Wanita, 57th,
 Gigi-gigi secara menyeluruh di scaling, root planing dan
diabetes
OHI dan KIE
 Dilakukan foto RO:
 Kehilangan tulang horizontal lebih dari 1/2 panjang akar
 Kehilangan tulang vertikal mesial RB M1 kiri

Radiografi intraoral : adanya


gambaran radiolusen difus pada
Kehilangan tulang horizontal tl alveolar di regio kanan P dan
M1
Kasus II
3
Kunjungan II (Feb 1970):
 Kehilangan tulang yang cepat terjadi
 M1 kanan RB telah kehilangan sebagian besar dukungan tulangnya
 Semua gigi kembali diskeling dan root planing

Radiografi intraoral: keterlibatan yang


Terlepas dari perbaikan klinis setelah perawatan parah dari akar mesial M1 kanan RB
periodontal, kehilangan tulang dg cepat dalam
waktu < 3 tahun
4 Kunjungan IV (Sept 1971):
• Kontrol RO kembali adanya poket periodontal yg dalam & mobiliti di
beberapa gigi
• Krn kerusakan tulang yg substansial hanya dalam wkt 19 bulan pasien
dirujuk pemeriksaan medis kadar glukosa darah sedikit 155 mg% (8,7
mmol/l)
• RA M1 dan P2 kanan dan kedua I1 serta RB M1 kanan  diekstraksi
• Pasien kooperatif baik berkaitan dengan perawatan di rumah oral dan
perawatan kondisi diabetesnya
• Gigi tiruan fixed bridge dgn pontik kantiliver menggantikan gigi RA yg
hilang
• Feb 1972 kadar glukosa 110mg%

Terlihat kegagalan perawatan


periodontal. Pemeriksaan medikal
kondisi diabetes belum terlihat. I1 RA,
M1, dan P2 kanandiekstraksi.
Pemakaian alat bridge sementara untuk
mengganti gigi yg hilang
5 Kunjungan V (Feb 1972):
• Tingkat glukosa darah 110 mg% (6. 1 mmol / l)
• Setelah kontrol teratur dan penscalingan 2 kali setahun, pemeriksaan
panoramik 1973 perkembangan kerusakan periodontal telah melambat
• Hanya M1 RB kiri dengan keterlibatan endodontik dan furkasinya 
diekstraksi
• Dilakukan bedah flap di RB u/ menghilangkan beberapa poket yang masih
tetap ada pd regio anterior

Panoramik 1973. setelah kontrol


keberhasilan antara kondisi diabetes
dan oral hyginenya, kehilangan gigi RA
ditempatkan fixed bridge th 1972. M1
kiri RB diekstraksi
6 Kunjungan VI (1974)
• Pasien dirujuk kembali ke drg untuk perawatan pemeliharaan dan hanya
terlihat sesekali
• Pemeriksaan terakhir 1984  pasien usia 74 tahun dan masih baik-baik
saja
• 1 Gigi I1 RB telah hilang secara tidak sengaja dan diganti dengan jembatan
akrilik sementara

Panoramik Mei 1984, 10 th


kemudian, I1 RB kiri hilang dan
diganti dengan bridge akrilik
sementara. Respon lainnya,
dukungan tulang sekitar sisa gigi
pada dasarnya tidak berubah.
regenerasi tulang telah terjadi distal
P1 kanan RB
Diskusi
Respon perawatan sistemik merupakan faktor terpenting dalam evaluasi penyakit
periodontal

Kedua kasus ini hasil rujukan untuk ke spesialis periodontis untuk perawatan

Perawatan terdiri dari scaling, root planing dan bedah

Langkah klinis ini menghasilkan kondisi perbaikan hanya setelah kondisi diabetes dapat
terkontrol dengan baik

Pengamatan ini mendukung temuan sebelumnya  respons yang baik thdp perawatan
periodontal di antara pasien diabetes muda yang kadar glukosa darahnya telah berhasil
dijaga dalam batas normal
Bay & Ainamo, 1974
Beberapa kasus kami  bahwa sedikit saja peningkatan kadar glukosa darah dapat
mengakibatkan gangguan respon host terhadap penyakit periodontal

2 dari pasien, setelah pemeriksaan medis pertama mereka diberitahu bahwa kadar
glukosa darah mereka dalam batas normal

pasien yang sama diberi perhatian medis hanya setelah kadar glukosa darah yang lebih
tinggi diamati pada pemeriksaan berikutnya 1 dan 3 tahun kemudian

Dengan cepat kehilangan perlekatan gigi pada orang paruh baya atau lanjut usia dapat
mewakili salah satu tanda pertama timbulnya diabetes dewasa

Hasil setiap kontrol perkembangan dari kerusakan periodontal dilihat dari hasil foto
panoramik dan intraoral

Bay & Ainamo, 1974


Dalam hal ini,pasien yg memiliki glukosa darah lebih tinggi dari normal, asalkan
pengobatan kondisi sistemik menghasilkan keberhasilan pengendalian hiperlikemia,
prognosis pasien dapat ditingkatkan sehubungan dgn periodontal serta masalah
diabetesnya.

pasien yang sama diberi perhatian medis hanya setelah kadar glukosa darah yang lebih
tinggi diamati pada pemeriksaan berikutnya 1 dan 3 tahun kemudian

Dengan cepat kehilangan perlekatan gigi pada orang paruh baya atau lanjut usia dapat
mewakili salah satu tanda pertama timbulnya diabetes dewasa

Bay & Ainamo, 1974


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai