Anda di halaman 1dari 17

INSPEKSI TEMPAT

KERJA
TUJUAN Umum
Program Inspeksi
UNTUK Mengidentifikasi:
 Masalah-masalah yang potensial yang tidak terantisipasi
selama proses;
 Defisiensi atau ketidakfungsian mesin dan peralatan kerja;
 Kondisi lingkungan kerja dan tindakan-tindakan tidak aman
atau tidak sesuai dengan prosedur kerja;
 Pengaruh dari perubahan proses produksi atau perubahan
material;
 Tindakan korektif yang kurang tepat yang dapat menimbulkan
masalah lain di tempat kerja;
 Ketersediaan informasi K3;
 Pengimplementasian komitmen manajemen

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 2
TUJUAN Khusus dan Sasaran
Program Inspeksi, untuk;
 Pengendalian dan pengawasan sumber-sumber bahaya
K3, Permasalahan K3 dapat dideteksi secara lebih
awal resolusi sebelum kecelakaan terjadi.

 Menjamin agar setiap tempat kerja berjalan sesuai


dengan PERPU, standar, norma maupun petunjuk teknis
yang berkaitan dengan bidang K3.

 Bahan diskusi dengan tenaga kerja terhadap isu-isu K3


yang sedang dihadapi.

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 3
Jenis-jenis inspeksi

 Inspeksi Informal
 Inspeksi Terencana
 Inspeksi Umum atau inspeksi rutin
 Inspeksi Khusus

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 4
INSPEKSI INFORMAL
 Inspeksi yang tidak direncanakan sebelumnya, dilakukan atas
kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah
K3 di dalam pekerjaannya sehari-hari.

 Masalah-masalah yang muncul langsung dapat dideteksi,


dilaporkan dan segera dapat dilakukan tindakan korektif

 Mempunyai keterbatasan dan kelemahan

 Dapat menggunakan Kartu Catatan Temuan Keselamataan dan


Kesehatan Kerja (KCTK3)

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 5
INSPEKSI RUTIN / UMUM
 Buat Standar Prosedur Inspeksi (SPI)
 Buat Standar Laporan Inspeksi (SLI)
 Segera melakukan tindak lanjut (follow-up) dan atau
resolusi terhadap masalah-masalah K3 yang telah
diidentifikasi
 Langkah-langkah perbaikan segera dilakukan

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 6
inspeksi umum VS Inspeksi khusus;

 Inspeksi umum direncanakan dengan cara walk-


through survey keseluruh area kerja dan bersifat
komprehensif.

 Inspeksi khusus direncanakan hanya untuk


diarahkan kepada kondisi-kondisi tertentu, seperti;
mesin-mesin, alat kerja, dan tempat-tempat khusus dg
potensi resiko tinggi.
OBJEK YANG HARUS
DIINSPEKSI
 Hazards yang berpotensi menyebabkan cedera atau sakit
dan masalah-masalah K3 yang ada di tempat kerja;

 PERPU bidang K3 dan standar yang berkaitan dengan


hazard, tugas-tugas, proses produksi tertentu yang
diterapkan di masing-masing perusahaan;

 Masalah-masalah K3 yang terjadi sebelumnya, meskipun


resikonya kecil.

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 8
LANGKAH-LANGKAH
INSPEKSI
1] Tahap Persiapan
 Perencanaan Inspeksi.
 Tentukan apa yang akan dilihat
 Pahami apa yang akan dicari
 Buatlah Checklist.
 Lihatlah laporan inspeksi sebelumnya
 Siapkan alat dan bahan untuk inspeksi

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 9
2). Pelaksanaan Inspeksi
 Berpedoman pada peta pabrik (Workplaces
Mapping) dan checklist.
 Carilah sesuatu atau masalah sesuai poin-poin
dalam checklist.
 Ambil tindakan perbaikan sementara.
 Jelaskan atau tulislah masalah-masalah yang
ditemukan dan ditempatkan setiap hal dengan
jelas.
 Klasifikasikan hazard menurut tingkat risiko
kekerapan (probability) dan keparahannya
(severity).
 Tentukan faktor penyebab utama adanya
tindakan dan kondisi yang tidak aman.
3). Pengembangan Upaya Perbaikan

 Pada saat inspeksi dapat langsung


melakukan tindakan seperti;
membersihkan ceceran atau tumpahan
cairan di lantai, memasang pengaman
mesin yamg dilepas, memindahkan bahan
yang tidak dipakai atau sampah dari lokasi
kerja, dll.

 Tindakan ini merupakan pengembangan


pada saat inspeksi sekaligus memberikan
contoh kepada tenaga kerja.
4). Tindakan Korektif
 Buat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang
harus dikerjakan;
 Monitoring terhadap program perbaikan dan
anggaran beaya sampai implementasi perbaikan
selesai;
 Verifikasi atau pembuktian bahwa tindakan
perbaikan dimulai sesuai jadwal yang telah
direncanakan, dan dikerjakan oleh orang yang
tepat;
 Monitoring selama pengembangan, konstruksi dan
atau modifikasi untuk menjamin bahwa apa yang
dikerjakan sesuai dengan apa yang dimaksud;
 Lakukan uji kelayakan setelah selesai implementasi
sarana perbaikan;
 Lakukan review terhadap implementasi sarana
perbaikan secara berkala.
INSPEKSI KHUSUS
 Kegiatan inspeksi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi potensial
hazard terhadap objek-objek kerja tertentu dg
resiko tinggi

 Hasilnya sebagai dasar pencegahan dan


pengendalian resiko.

 Objek-objek khusus mencakup; mesin-mesin dan


komponennya; peralatan kerja, bahan berbahaya
dan beracun; dan lokasi tempat kerja tertentu yang
membahayakan termasuk peledakan, kebakaran
dan pencemaran lingkungan

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 13
Langkah melakukan inspeksi
secara khusus
 Membuat DAFTAR INVENTARISASI
OBJEK KERJA (DIOK) yang mencakup;
seluruh lokasi tempat kerja, struktur bangunan
pabrik, mesin-mesin, peralatan kerja, bahan
berbahaya yang ada di perusahaan

 Membuat KARTU CATATAN OBJEK


INSPEKSI (KCOI)
Tarwaka-DIII/DIV-UNS 14
LAPORAN INSPEKSI
 Laporan inspeksi merupakan satu bagian
penting dari suatu sistem manajemen inspeksi.

 Laporan adalah suatu alat atau sarana yang


dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
komunikasi yang efektif.

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 15
KRITERIA PEMBUATAN
LAPORAN
 Identifikasi objek-objek atau lokasi tempat kerja yang diinspeksi.
 Menjelaskan seluruh kegiatan yang mencakup:
 Observasi kondisi yang tidak normal dan atau tindakan yang tidak
selamat;
 Klasifikasi tingkat bahaya atau resiko;
 Upaya perbaikan sementara dan rekomendasi;
 Penugasan kepada orang yang bertanggung jawab untuk mengambil
tindakan korektif;
 Follow-up terhadap upaya perbaikan yang telah dilakukan;
 Penyelesaian dan verifikasi upaya-upaya perbaikan.
 Sediakan baris-baris kosong secukupnya untuk membuat catatan-catatan
penting yang diperlukan pada setiap item.
 Kelola laporan secara baik

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 16
TEKNIK PENULISAN
LAPORAN
 Laporan ditulis secara jelas dan ringkas;
 Gunakan nomor secara urut untuk memisahkan setiap item yang
diinspeksi;
 Klasifikasikan setiap potensi bahaya secara jelas;
 Sediakan baris-baris kosong untuk membuat catatan-catatan penting
yang diperlukan pada setiap item, khususnya untuk menulis
tindakan korektif yang mendesak;
 Gunakan kode-kode tertentu (seperti tanda “ X”) untuk menandai
poin-poin penting dari laporan sebelumnya, yang telah dilakukan
atau upaya perbaikan yang telah diselesaikan;
 Buat laporan dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan organisasi
dan lakukan pengarsipan dokumen laporan secara tepat.

Tarwaka-DIII/DIV-UNS 17

Anda mungkin juga menyukai