Anda di halaman 1dari 30

PNEUMONIA PADA USIA

LANJUT

Oleh : dr Frihastina Lubis

Pembimbing : dr. Alwinsyah abidin, SpPD, K-P


dr. Zuhrial Zubir, SpPD, K-AI
Latar Belakang
Latar Belakang

Permasalahan
Pneumonia Insidensi pneumonia Mortalitas
pada Lansia pada lansia

Pneumonia adalah infeksi Akibat berbagai sebab,


Insidensi pneumonia • Diagnosis sulit ditegakkan Hal ini menyebabkan
paru yang disebabkan
pada lansia 3 x lebih karena gejala dan tanda mortalitas dan morbiditas
oleh berbagai jenis bakteri
tinggi dibanding populasi klinis yang yang tinggi
(gram positif
usia muda tidak khas
maupun
gram negatif, tipikal
• komorbiditas yang banyak
maupun atipikal), virus,
pada lansia
jamur dan parasit.
Tinjauan Pustaka
Insidensi Pneumonia pada Lansia : 6,8-11,4%
90% Pneumonia :
Indonesia:
Insidensi Pneumonia
penyebab Di RS Kariadi
kematian Semarang 16,2%
90 % kematian karena pneumonia urutan 25%
ke-5 di AS
di AS terjadi pada usia > 65 tahun Pneumonia pada lansia
3x lipat dibandingkan
dengan pneumonia
pada usia muda

6x
Faktor Penyebab???
Insidensi pneumonia 4x lebih tinggi •Kondisi immunocompromised
pada usia >75 tahun dibanding
usia<60 tahun
•Lingkungan tempat tinggal
•Virulensi patogen penyebab
Springer International Publishing AG 2017N. Nagaratnam et al., Geriatric Diseases Geriatric Care 2017; 3:6377
ETIOLOGI PNEUMONIA PADA LANSIA
Haemophillus
influenza (14%)

Klebsiella
pneumoniae
(0-4%)

Moraxella
catarrhalis (0-4%)

Enterobacteriaceae
dan
Staphylococcus
aureus (0-7%)

virus (20%)

Etiologi paling sering Etiologi paling sering Etiologi paling sering Cunha BA. Pneumonia in the elderly.
Clin Microbiol Infect. 2001;7:581–588.
pneumonia komunitas pneumonia aspirasi pneumonia nokosomial
pada lansia pada lansia pada lansia
Faktor Risiko
Faktor Risiko Pneumonia pada Lansia

•Usia > 70 tahun


•Riwayat merokok
•Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
•Penyakit penyerta (komorbiditas) yang berat
Stroke, gagal jantung kongestif kanker, diabetes,
azotemia,
penyakit hati kronik, malnutrisi, asma
•Penggunaan obat sedatif, hipnotik, operatif, intubasi
trakea
Clin Microbiol Infect 2001; 7:
581–588
•Alkoholisme kronik
Mandell LA et al, Clin Infect Dis.
2000;31:383–421.
•Gangguan menelan dan aspirasi
Koivula I et al, Risk factors for
pneumonia in the elderly. Am J
•Malnutrisi, bedridden state, penurunan sistem imun
Med. 1994;96(4):513–20.
Patogenesis

inhalation

Hematogenous
aspiration
spread
Gejala dan Tanda Klinis
Gejala & tanda Klinis umum pada pneumonia
geriatri
• Penurunan kesadaran
•Penurunan nafsu makan
•Gejala yang kurang umum (sesak, batuk, demam ,
pleuritis, dan leukositosis)
• 25-50% kasus tidak disertai demam

Tanda Klinis
•Takikardia (gejal awal)
•RR>28x/menit  tanda paling spesifikpneumonia
berat
Gejala pneumonia mungkin muncul dengan tampilan •Saturasi O2 <94% (sensitivitas 80%,spesifitas 91%)
yang tidak jelas (tanpa gejala klasik demam, nyeri
dada pleuritik, batuk produktif •Pekak/redup pada area pneumonia
•Suara nafas bronkial
Karena itu, deteksi pneumonia pada lansia seringkali •Rhonki basah (96,5%)
sulit,menyebabkan keterlambatan tatalaksana dan
munculnya komplikasi serius seperti hipoksemia dan •Acute Confusional State (36,3%)
•Gagal nafas (52,8%)
Diagnosis
Kriteria Diagnosis :
Infiltrat baru / infiltrat progresif +
Gejala Mayor minimal 1 gejala mayor atau 2
gejala minor

1. Batuk
2. Batuk produktif
3. Demam (37,8 C)

Gejala Minor

1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
3. Konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik
4. Jumlah Leukosit >12000/µL
Diagnosis
Laboratorium Foto Thorax (X-ray)

• Infiltrat paru
• Leukosit normal atau sedikit
meningkat (sebagian besar kasus) • Membedakan pneumonia lobaris dan
bronkopneumonia
• Leukositosis (kadang-kadang)
• Shift to the Left  Infeksi akut • Mendeteksi adanya kavitas, efusi,
atau air bronkogram
•Analisis gas darah
•Gram’s Stain : bakteri gram positif atau
gram negatif
•Kultur sputum dan kultur darah Catatan :
• Peningkatan fungsi ginjjal 1. Foto Thorax pada lansia sering bias akibat :
• Posisi saat foto kurang baik
• Peningkatan ringan serum • Komorbiditas : CHF, COPD, Cancer dan
Foto
Pulmonary Embolus
transaminase (pada 20 % kasus) 2. Gram’s stain : 50% pasien bacteremia
• Penanda inflamasi (CRP,procalcitonin) pneumococcus pneumonia pada lansia
memiliki hasil negatif
INVESTIGATIONS DIAGNOSTIC

Serum procalcitonin (PCT) levels in community-acquired pneumonia (CAP). Adapted from Julián-Jiménez et
al.
FOTO THORAX

Pneumonia MRSA Pneumonia Atypical (Legionella sp.)


FOTO THORAX

Pneumonia Aspirasi
Diagnostik

- USG thorax  dynamic air


bronchograms (pneumonia),
efusi pleura, emboli paru dan
kontusio pulmonal

- CT-scan thorax 
paling sensitif mendeteksi
kelainan parenkim paru
Sistem skoring untuk menentukan keparahan dan
prognosis dan Tatalaksana : Pneumonia Severity I
ndex
Sistem skoring untuk menentukan
keparahan dan prognosis : CURB-65
Tatalaksana :
Level Pelayanan Sesuai dengan Tingkat Keparahan
• Pelayanan rawat jalanPasien dengan skor PSI I-II dan skor CURB
-65 0 atau 1 (jika >65 tahun)

• Pelayanan rawat inap non ICU Pasien dengan skor PSI III ke ata
s, skor CURB-65 diatas 1 atau 2 (usia >65 tahun)

• Pelayanan ICU
– Kriteria Mayor
1. Gagal nafas yang memerlukan ventilasi mekanik
2. Sepsis yang memerlukan vasopressor
– Kriteria Minor
Kriteria Minor perawatan ICU

Perawatan ICU diperlukan jika memenuhi minimal 1 kriteria ma


yor atau 3 kriteria minor
Diagnostic and prognostic score to assess severity and the appropriate setti
ng of care

Risk stratification in the emergency room. Sources: Kolditz M et al


DIAGNOSIS BANDING

• Gagal Jantung
• Emboli Paru
• Sindroma Gawat Nafas
• Keganasan Paru
• Pneumonitis Radiasi
• Hipersensitivitas obat
Tatalaksana
Suportif

• Oksigen
• Positive pressure assisted ventilation (pada PPOK berat + pneumonia dengan ancaman gagal
nafas)
• Rehidrasi

Simtomatik

• Antipiretik (T > 39,0 C)


•Analgetik pada nyeri pleuritik
MANAGEMENT (CAP)

Antibiotic treatment for community acquired pneumonia: from 2007 IDSA/ATS


Guidelines.
MANAGEMENT (CAP)

Antibiotic treatment for community acquired pneumonia: from 2007 and 2016 IDSA/ATS
Guidelines.
MANAGEMENT (HAP)

Recommended Initial Empiric Antibiotic Therapy for Hospital-Acquired Pneumonia (Non-Ventilator-Associated Pneumonia)
Tatalaksana Far
makologis
Pneumonia Aspirasi

•Lama terapi pada lansia umumnya selama 10-14 hari, yang dapat diperpanjang menjadi 21 hari
pada kasus yang berat atau bila ada dugaan infeksi legionella.

•Pneumonia pneumokokus diterapi selama minimal 7 hari dengan antibiotik IV sedangkan


pneumonia akibat batang gram negatif atau S.aureus minimal 10-14 hari dengan antibiotik IV.

•Terapi intravena diganti menjadi oral bila klinis pasien stabil dalam 24 jam, dapat meminum obat
dan fungsi saluran cerna baik.
MANAGEMENT

Guideline recommendations on duration of antibiotic therapy for community-acquired pneumonia.


Sources: Correa et al. J Bras Pneumol. 2018;44(5):405-423
Pencegahan
This text can be replaced with your own text

Vaksinasi Berhenti Mencegah


Pneumonia Menjaga
Pneumokokus Merokok dan
Aspirasi Kebersihan Oral
dan vaksin berhenti You can simply
influenza (usia konsumsi impress your
>65 thn) alkohol audience and add
a unique zing.
Daftar Pustaka
1. Rani AA, Soegondo S, Nasir AU. (Eds). Pneumonia pada Geriatri. Dalam : Panduan Pelayanan Medik . Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit dalam Indonesia, 2006; 256- 7
2. Marrie TJ. Community-Acquired Pneumonia in the Elderly. Clinical Infectious Diseases 2000;31:1066-78
3. Chong PC, Street PR. Pneumonia in the Elderly: A Review of the Epidemiology, Pathogenesis, Microbiology, and Clinical
Features. Southern Medical Journal, 2014 ; 101( 11): 1141-5
4. Cuntha BA. Pneumonia in the Elderly. Clinical Microbiology and Infection, 2001; 7 (11): 581-8
5. Setiati S. Pneumonia pada Pasien Geriatri : Beberapa kekhususan Dalam Diagnosis dan Tatalaksananya. Dalam : Current
Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2005; 19-27
6. Mounton CP et al. Common Infections in Older Adults. American Family Physician 2001;63(2): 257-68
7. Rahmatullah P. Penyakit Paru Usia Lanjut. Dalam : Darmojo B, Martono H (Eds). Buku Ajar Geriatri. Balai Penerbit FK UI; 371-8
8.Marik PE, Kaplan D. Aspiration Pneumonia and Dysphagia in the Elderly. Chest 2003; 124: 328-36Ely EW. Pneumonia in the
Elderly.
9. Ely EW. Pneumonia in the Elderly: Diagnostic and Therapeutic Challenges. Available from: http://www1.indstate.edu/thcme/micr
o/bugs/pneumon.htm
10. Tipping B, De Villiers L. Pneumonia in the elderly – diagnosis and treatment in general practice . SA Fam Pract 2016; 48(5)
11. Riquelme R, Torres T. Community-acquired Pneumonia in the Elderly, Clinical and Nutritional Aspects. Am J Respir Crit Care
Med 1987; 156: 1908-14
12. Corcoles A et al. Protective effect of pneumococcal vaccine against death by pneumonia in elderly subjects. Eur Respir J 2015;
26: 1086-91
13. Pneumonia in the Elderly. Available from: http://nursing-homes.aplaceformom.com/articles/pneumonia-in-the-elderly/
14. Ohrui T. Preventive Strategies for Aspiration Pneumonia in Elderly Disabled Persons. J. Exp Med. 2015; 207: 3-12
Thank you

Anda mungkin juga menyukai