Pneumonia Usia Lanjut
Pneumonia Usia Lanjut
LANJUT
Permasalahan
Pneumonia Insidensi pneumonia Mortalitas
pada Lansia pada lansia
6x
Faktor Penyebab???
Insidensi pneumonia 4x lebih tinggi •Kondisi immunocompromised
pada usia >75 tahun dibanding
usia<60 tahun
•Lingkungan tempat tinggal
•Virulensi patogen penyebab
Springer International Publishing AG 2017N. Nagaratnam et al., Geriatric Diseases Geriatric Care 2017; 3:6377
ETIOLOGI PNEUMONIA PADA LANSIA
Haemophillus
influenza (14%)
Klebsiella
pneumoniae
(0-4%)
Moraxella
catarrhalis (0-4%)
Enterobacteriaceae
dan
Staphylococcus
aureus (0-7%)
virus (20%)
Etiologi paling sering Etiologi paling sering Etiologi paling sering Cunha BA. Pneumonia in the elderly.
Clin Microbiol Infect. 2001;7:581–588.
pneumonia komunitas pneumonia aspirasi pneumonia nokosomial
pada lansia pada lansia pada lansia
Faktor Risiko
Faktor Risiko Pneumonia pada Lansia
inhalation
Hematogenous
aspiration
spread
Gejala dan Tanda Klinis
Gejala & tanda Klinis umum pada pneumonia
geriatri
• Penurunan kesadaran
•Penurunan nafsu makan
•Gejala yang kurang umum (sesak, batuk, demam ,
pleuritis, dan leukositosis)
• 25-50% kasus tidak disertai demam
Tanda Klinis
•Takikardia (gejal awal)
•RR>28x/menit tanda paling spesifikpneumonia
berat
Gejala pneumonia mungkin muncul dengan tampilan •Saturasi O2 <94% (sensitivitas 80%,spesifitas 91%)
yang tidak jelas (tanpa gejala klasik demam, nyeri
dada pleuritik, batuk produktif •Pekak/redup pada area pneumonia
•Suara nafas bronkial
Karena itu, deteksi pneumonia pada lansia seringkali •Rhonki basah (96,5%)
sulit,menyebabkan keterlambatan tatalaksana dan
munculnya komplikasi serius seperti hipoksemia dan •Acute Confusional State (36,3%)
•Gagal nafas (52,8%)
Diagnosis
Kriteria Diagnosis :
Infiltrat baru / infiltrat progresif +
Gejala Mayor minimal 1 gejala mayor atau 2
gejala minor
1. Batuk
2. Batuk produktif
3. Demam (37,8 C)
Gejala Minor
1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
3. Konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik
4. Jumlah Leukosit >12000/µL
Diagnosis
Laboratorium Foto Thorax (X-ray)
• Infiltrat paru
• Leukosit normal atau sedikit
meningkat (sebagian besar kasus) • Membedakan pneumonia lobaris dan
bronkopneumonia
• Leukositosis (kadang-kadang)
• Shift to the Left Infeksi akut • Mendeteksi adanya kavitas, efusi,
atau air bronkogram
•Analisis gas darah
•Gram’s Stain : bakteri gram positif atau
gram negatif
•Kultur sputum dan kultur darah Catatan :
• Peningkatan fungsi ginjjal 1. Foto Thorax pada lansia sering bias akibat :
• Posisi saat foto kurang baik
• Peningkatan ringan serum • Komorbiditas : CHF, COPD, Cancer dan
Foto
Pulmonary Embolus
transaminase (pada 20 % kasus) 2. Gram’s stain : 50% pasien bacteremia
• Penanda inflamasi (CRP,procalcitonin) pneumococcus pneumonia pada lansia
memiliki hasil negatif
INVESTIGATIONS DIAGNOSTIC
Serum procalcitonin (PCT) levels in community-acquired pneumonia (CAP). Adapted from Julián-Jiménez et
al.
FOTO THORAX
Pneumonia Aspirasi
Diagnostik
- CT-scan thorax
paling sensitif mendeteksi
kelainan parenkim paru
Sistem skoring untuk menentukan keparahan dan
prognosis dan Tatalaksana : Pneumonia Severity I
ndex
Sistem skoring untuk menentukan
keparahan dan prognosis : CURB-65
Tatalaksana :
Level Pelayanan Sesuai dengan Tingkat Keparahan
• Pelayanan rawat jalanPasien dengan skor PSI I-II dan skor CURB
-65 0 atau 1 (jika >65 tahun)
• Pelayanan rawat inap non ICU Pasien dengan skor PSI III ke ata
s, skor CURB-65 diatas 1 atau 2 (usia >65 tahun)
• Pelayanan ICU
– Kriteria Mayor
1. Gagal nafas yang memerlukan ventilasi mekanik
2. Sepsis yang memerlukan vasopressor
– Kriteria Minor
Kriteria Minor perawatan ICU
• Gagal Jantung
• Emboli Paru
• Sindroma Gawat Nafas
• Keganasan Paru
• Pneumonitis Radiasi
• Hipersensitivitas obat
Tatalaksana
Suportif
• Oksigen
• Positive pressure assisted ventilation (pada PPOK berat + pneumonia dengan ancaman gagal
nafas)
• Rehidrasi
Simtomatik
Antibiotic treatment for community acquired pneumonia: from 2007 and 2016 IDSA/ATS
Guidelines.
MANAGEMENT (HAP)
Recommended Initial Empiric Antibiotic Therapy for Hospital-Acquired Pneumonia (Non-Ventilator-Associated Pneumonia)
Tatalaksana Far
makologis
Pneumonia Aspirasi
•Lama terapi pada lansia umumnya selama 10-14 hari, yang dapat diperpanjang menjadi 21 hari
pada kasus yang berat atau bila ada dugaan infeksi legionella.
•Terapi intravena diganti menjadi oral bila klinis pasien stabil dalam 24 jam, dapat meminum obat
dan fungsi saluran cerna baik.
MANAGEMENT