Anda di halaman 1dari 6

CONTRACTOR SAFETY

MANAGEMENT SYSTEM
(CSMS)
Mode Kontrak
Mode kontrak yang dipilih akan menentukan tahapan CSMS selanjutnya. Kontrak Mitra Kerja/Kontraktor dapat
dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :

MODE 1 MODE 2 MODE 3


SDM, Proses & Peralatan Kontraktor Kontraktor Kontraktor

Lokasi Kerja Elnusa Elnusa Kontraktor


KARAKTERISTIK
KONTRAK Sistem Manejemen Elnusa Elnusa/Kontraktor Kontraktor

Pengawasan Elnusa Kontraktor Kontraktor

Penilaian Risiko ✔️ ✔️ ✔️

Penilaian Kualifikasi ✔️ ✔️ ✖️

Seleksi ✔️* ✔️ ✖️
TAHAPAN
KONTRAK Penilaian Sebelum Bekerja (PJA) ✔️* ✔️ ✖️

Penilaian Berjalan (WIP) ✔️* ✔️ ✖️

Penilaian Akhir (FE) ✔️* ✔️ ✖️

*Jika semua tugas dan tanggung jawab K3LL, termasuk penyediaan APD akan diambil alih oleh Elnusa (Pengguna Akhir), maka tahap ini dapat dilewatkan

Referensi : HSE Management - Guideline for working together in a Contract Environment, IOGP 2017
Pertanyaan
• Apakah mode kontrak ini untuk menentukan kontraktor yang akan melakukan pekerjaan berdasarkan risiko penilaian pekerjaan (proyek)?
-> Tidak, Mode kontrak 1&2 kontraktor bekerja di area owner, mode 3 dilakukan di area kerja kontraktor (kantor, workshop,) atau di luar premisis pemberi
kerja.
-> Jika ada pekerjaan medium risk namun hanya ada satu kontraktor yang bisa melakukan kerja tapi kontraktor tersebut untuk level risk perusahaan berada
di low risk (pemegang license tunggal, pemilik tunggal teknologi, kontraktor pesaing low semua, perusahaan level medium melihat OEnya terlalu kecil).
-> Perlu adanya pengecualian (conditional acceptance – hal 67 ptk-05) semacam MoM yang berisi action untuk memenuhi gap kontraktor yang tadinya low
untuk pekerjaan medium risk.
• Hubungan risiko penilaian dengan mode kontrak?
-> Secara pencatatan (recordable) resiko mode 3 lebih kecil dibanding mode 1 dan mode 2. Tapi terlepas mode 1,2,3, pasti ada kerugian tidak langsung
semacam reputasi, asset rusak, project delay.
-> Dengan mengetahui scope lokasi kerja yang ada mode kontrak maka itu berpengaruh saat mengisi form penilaian risiko (kolom lokasi)
• Kapan kita menggunakan mode 1 mode 2 atau mode 3 terlepas dari penjelasan matrix diatas, diawal kontrak dengan kontraktor atau setelah ada
kejadian?
-> Diawal kontrak, karena penentuan mode kontrak itu bagian dari penilaian resiko (hal 15 ptk-05)
• Mode 3 itu jika kecelakaan terjadi dimana?
-> Kejadian dimana area kekuasaan kontraktor (sebagai contoh workshop di dalam wilayah premisis owner) atau diluar wilayah premisis owner
• Penjelasan contoh kasus kecelakaan petrofin itu masuk ke mode berapa?
-> Mode 1 atau Mode 2. Kembali ke kontrak awal, karena pasti kemungkinan scope di kontrak akan menjelaskan mengenai scope pekerjaan petrofin yaitu
sebagai pendistribusi BBM yang mana pendistribusian BBM ini mostly masuk kedalam pekerjaan high risk, perlu adanya aturan mengenai ruang lingkup
recordable dan non recordable incident yang tertuang dalam HSE Plan
• Contoh kasus kecelakaan forwarder barang yang terjadi di warehouse owner apakah masuk ke mode 3? Atau tergantung dari scope kontrak?
-> Tergantung scopenya jika satu paket dalam kontrak owner, PO barang tidak termasuk (IOGP Safety data reporting user guide hal-68 Q7), jika Kontrak Jasa
khusus forwarder maka itu termasuk mode 1 atau mode 2
-> jika forwarder penjual barang akan mengirim barangnya ke premisis owner maka harus mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku yg terstate di dalam
PO (refer : aturan pemakaian APD, aturan kendaraan)
• Penjelasan mode kontrak dengan contoh pekerjaan gondola yang mana tidak ada lagi kontraktor lain dan sistem kontraktor gondola tersebut yang belum
memadai?
-> Gondola termasuk pekerjaan high risk, maka mode kontrak yang digunakan adalah mode 1 atau mode 2. Jika kualifikasi resiko kontraktor tidak sesuai dengan
risiko pekerjaan maka kontraktor masih dapat dipilih dengan conditional acceptance refer to PTK-05 hal-67
• Penjelasan mode kontrak dengan contoh pekerjaan construction, demolition atau operation maintenance?
-> Construction, demolition atau operation maintenance masuk ke dalam kategori pekerjaan high risk, maka mode kontrak yang digunakan adalah mode 1 dan
mode 2. Jika kualifikasi resiko kontraktor tidak sesuai dengan risiko pekerjaan maka kontraktor masih dapat dipilih dengan conditional acceptance refer to PTK-05
hal-67
• Untuk kontraktor yang melakukan konsorsium ini masuk ke dalam kategori mode berapa jika kondisinya kontraktor 1 sistem manajemennya bagus sedangkan
yang 1 sistem manajemennya buruk?
-> Tetap dilihat satu-satu kontraktor yang terlibat dalam konsorsium untuk pekerjaan kategori high risk, jika medium risk hanya dilihat satu kontraktor saja yang
memenuhi kuslifikasi K3LL (refer PTK-05 hal 37)
• Mode 3 ini hanya termasuk ke dalam PO produk jasa atau produk barang atau bahkan keduanya?
-> PO Barang & PO Jasa masuk dalam PQ CSMS (refer ke PTK 05 definisi hal-8), kenyataannya sangat jarang PO barang menggunakan penerapan kecuali kontrak
payung dan tentunya secara resiko pekerjaan low risk
• Kenapa di mode 1 dari tahapan seleksi s/d penilaian akhir dilewatkan jika semua diambil alih oleh owner?
-> Karena gap penilaian risiko sudah diambil alih oleh Owner, sehingga tidak perlu melakukan tahapan tersebut jika yang digunakan adalah sistem dari owner
• Kenapa di mode 3 tahapan kontrak tidak perlu dilakukan?
-> Karena di mode 3 tidak ada di recordable di owner, tapi diperlukan juga untuk dilakukan inspek/audit untuk mengetahui sejauh mana kinerja kontraktor mode 3
• Bridging dokumen apa hanya berlaku untuk mode 2 saja?
-> iya, tapi untuk project hse plan harus tetap ada di mode 1 mode 2 mode 3
• Apa yang dilakukan oleh HSE ke bagian legal & compliance terkait mode kontrak ini pada saat pembuatan kontrak project untuk kontraktor?
-> Setiap ada kontrak terkait pengadaan barang dan jasa mesti dimasukan terkait aspek safety ke dalam kontrak (exhibit)
Siklus CSMS
Contracted
Work

Risk Assessment Pre Qualification

C
Selection
S
Contract
Award
M
S
Pre Job Activity Work In Progress

Final Evaluation
Contractor Data
Bank
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai