Anda di halaman 1dari 18

Riset Sosial Keagamaan

di Kecamatan Harjamukti
Kota Cirebon
28 April-15 Mei 2020

Winarno dan Neneng Alfiah


Jumlah Informan di Kecamatan Harjamukti Kota
Cirebon

Laki-laki = 8 orang
Perempuan = 7 orang
Total = 15 orang
Daftar Nama Informan beserta unsurnya dan
Hipotesa Pemetaan Wilayah per Kelurahan
Harjamukti Kecapi Larangan Kalijaga Argasunya
Ust. Abdul Mimin Siti Muth’iah Shufi Pelangi Tuti Alawiyah
Wasi (Tokoh Minarsih (Tokoh Jiwa (Tokoh
masyarakat) (Pemimpin Masyarakat) (Pemimpin Agama)
Formal) Formal)
Murdiansyah KH. Abdul Andri Yeni Yusuf Al-
(Tokoh Mujieb Fanthosa Setianingsih Ghozali
Pemuda) (Tokoh (Tokoh (Warga (Tokoh
Agama) Pemuda) Perempuan) Pemuda)
Siti Fatimah Noer Panji KH. Musthofa Diana
(Warga Prayitno Rajid (Tokoh (Pemudi)
Perempuan) (Warga Laki- Agama)
laki)
M. Nashuha
(Warga Laki-
laki
Langkah-langkah Mencari Informan
1) Mendapatkan masukkan dari Korlap Riset Kota Cirebon, Ust. Abdul Wasi
berupa sejumlah nama-nama tokoh kunci yang tersebar di Kecamatan
Harjamukti.
2) Mendapatkan masukan dari FGD yang digelar di Pesantren
Madinatunnajah, baik berupa Lembaga Pendidikan Formal, Pesantren,
Masjid dan juga nama-nama tokoh kunci.
3) Mencari sebanyak-banyaknya informan dari rekan/jaringan. Seperti NU,
Fatayat, IPNU, IPPNU, Ansor, Aisyiyah, PKK Pekalipan dan Jurnalis.
4) Identifikasi dan menempatkan beberapa tokoh kunci, lembaga pendidikan
formal, pesantren, dan masjid yang ada sesuai kelurahan masing-masing.
5) Membuat janji dan mendatangi langsung (tanpa no HP) lokasi observasi
dan wawancara.
6) Dari 15 informan, 60 persen sudah memiliki no kontak, sehingga peneliti
langsung membuat janji untuk bertemu (wawancara) dan 40 persen
lainnya, peneliti melakukan observasi langsung dan mendatangi pihak-
pihak terkait untuk wawancara.
Pengalaman Bertemu Informan

 Silaturahmi
 Menambah Kenalan atau Rekan Baru
 Mengetahui Beberapa Tokoh Kunci di Setiap Kelurahan
Berkaitan dengan Isu Sosial Keagamaan
 Mendapatkan Pengetahuan Baru Terkait Pemahaman
Agama dan Aktifitasnya (Lembaga Pendidikan Formal,
Masjid, Pesantren, dll)
Hambatan
1) Karena wabah covid-19, salah satu informan enggan ditemui dan
memilih wawancara by phone. Wawancara by phone terputus-
putus.
2) Tiga informan enggan untuk diwawancara inisial J (Kel.
Harjamukti), AS (Kecamatan Harjamukti) dan DM (Kel. Kalijaga).
Parahnya, DM menjudge bahwa riset sosial keagamaan ini dapat
membenturkan antar ormas Islam.
3) Beberapa informan terburu-buru untuk melakukan aktifitas lain
ditengah proses wawancara, sehingga penggalian data kurang
maksimal.
Gambaran Umum Demografi Penduduk Harjamukti

(http://kecharjamuk
ti.cirebonkota.go.id)
Laki-laki
60,186 61,199

Total Penduduk = 121.385 Jiwa


Kelurahan terpadat, yakni Kalijaga

Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kel. Drajat Kec. Kesambi
Sebelah Selatan : Ds. Pamengkang Kab. Cirebon
Sebelah Barat : Ds. Kecomberan Kab. Cirebon
Sebelah Timur : Kel. Pegambiran Kec. Lemangwungkuk
Kelurahan Harjamukti

 Kelurahan Harjamukti memiliki pesantren yang cukup banyak


dibandingkan kelurahan lainnya.
 Meski Pesantren As-Sunah (Karyamulya-Kesambi) tidak berada di
kelurahan ini. Namun pengaruhnya cukup kuat ke wilayah ini. Ada 3
strategi yang digunakan As-Sunah untuk mengajak warga Harjamukti
untuk mengikuti pemahaman mereka.
1) Para jamaah As-Sunah menyewa kontrakan, mendatangi dan ikut salat
di masjid/mushola
2) Menawarkan pekerjaan/ekonomi
3) Perempuan-perempuan As-Sunah mau dipoligami
 Jamaah dan santri As-Sunah mayoritas pendatang.
 Meski hanya beberapa meter dari As-Sunah, tapi Masjid Asy-Syuhada
masih tetap mempertahankan kultur Aswaja.
 Awalnya, banyak orang yang menyangka Pesantren As-Sunah itu aliran
Aswaja. Nyata tidak membolehkan tradisi tahlil, manaqiban, ziarah kubur
dll.
 Amran Jaenudin (MMI Kota Cirebon) tidak berpengaruh terhadap warga
sekitar, masjid depan rumahnya dan tidak menyelenggarakan pengajian di
tempat manapun.
 Awal pendirian SDIT Al-Falah, Pelandakan tidak ada upacara bendera.
Diketahui Disdik dan meminta sekolah adakan upacara bendera. Akhirnya,
sekolah gelar upacara bendera, tapi meniadakan proses pengibaran
bendera, tidak ada pembacaan UUD 1945, menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
 Ketika masih hidup, alm. Salim Bajri (Pendiri SDIT Al-Falah) suka adakan
pengajian kepada warga sekitar di masjid sekolah (Setiap hari Minggu).
 Sumber pengetahuan keagamaan mayoritas ke Kiai NU, sehingga tradisi
tahlilan, ziarah kubur, marhabanan, dll masih tetap digelar.
 Untuk pendidikan agama, warga Harjamukti memilih lembaga pendidikan
As-Salafi, Kanggraksan, Pesantren Al-Bahjah (Buya Yahya).
 Terkadang masyarakat mencari sumber pengetahuan lewat TV dan online,
seperti mendengarkan ceramah Mamah Dedeh dan Ust Abdul Somad
(UAS).
Kelurahan Kecapi

 Masyarakat Dukuh Semar, Kecapi sekitar terimnal dikenal dengan


kerawanan kriminal. Misalnya perampokan, pencurian, pembegalan,
dll.
 Pesantren Madinatunnajah memberikan pengaruh yang cukup besar
kepada masyarakat sekitar, khususnya di bidang keagamaan.
 Pesantren yang dibangun KH. Abdul Mujieb ini memberikan
dampak, dengan berkurangnya tindak kriminal.
 Berbeda dengan Pesantren Diyaussunah (Salafi/Wahabi) dan Masjid
Al-Ansor (Jamaah Tabligh) yang tidak memberikan pengaruh pada
warga sekitar.
 Tempat kedua ormas itu tertutup sehingga warga sekitar pun
kurang begitu memahami seluk beluk ormas tersebut. Yang
diketahui hanya memakai jubah panjang hitam dan putih serta
berjenggot.
 Jamaah Pesantren Diyaussunah dan Masjid Al-Ansor kebanyakan
pendatang.
 Pesantren Diyaussunah sempat didatangi Kapores Cirebon Kota,
AKBP Ronald Ronaldy. Dalam pertemuan yang ditemui Ust. M.
Umar Sewed itu mereka mengklaim menolak segala bentuk
tindakan terorisme.
 Apabila Gereja Bunda Maria melakukan khutbah keagamaan. Maka
Masjid Al-Ansor pun melakukan hal yang sama, yakni pengajian.
 Trend Hijrah masih memberikan efek yang cukup besar bagi
masyarakat awam. Salah satunya, Lurah Kecapi yang mengaku
tercerahkan atas fenomena ini.
 Sudah 15 tahun dia berhijrah. Awalnya tak memakai kerudung,
sekarang memakainya. Baginya hijrah itu lebih baik, karena
memperbaiki iman.
 Mayoritas masyarakat Kecapi mencari sumber pengetahuan ke kiai-
kiai NU.
Kelurahan Larangan

 SDIT Al-Hikmah merupakan salah satu lembaga yang dibangun Persis.


 Lokasi sekolah jauh dari pemukiman, tepatnya di ruko-ruko. Mayoritas
anak didiknya justru berasal dari Kalijaga. Salah satunya, anak dari
Sekretaris Lurah Kalijaga, Shufi.
 Ketika jadi pengurus, Persis dilarang mengikuti politik praktis.
 KB PAUD Nusa Indah dikelola Muhammadiyah.
 Pemimpin PAUD Nusa Indah akui ikut trend hijrah. Salah satunya
dengan mengganti Bank Konvensional ke Bank Syariah (Riba).
 Ketika diberikan bantuan dari Kemendikbud berupa tempat ibadah
beserta simbol dari semua agama guna mengenalkan soal keberagaman
kepada anak didiknya. Namun pemimpin sekolah tersebut menyimpan
simbol agama lain, terutama salib.
 Jalan Merbabu Asih adalah potret keberagaman. Karena ada Pura
Agung Jati Pramana dan Vihara Bodhi Sejati ditengah penduduk
mayoritas Islam.
 Beberapa warga ada yang menyekolahkan anaknya di SDIT Al-
Hikmah (Persis) di Larangan
 KH. Musthofa Rajid membuat Pesantren Darul Ilmi menerima
santri yang terkena dampak KDRT, kekerasan, penelantaran anak,
dan anak jalanan secara gratis.
 Pesantren Darul Ilmi tidak hanya mengajarkan pengetahuan
agama, tetapi mengarajarkan keterampilan. Seperti budidaya
jamur, menjahir, produksi telor asin, dll.
 Pesantren ini tidak hanya membekali santrinya berbuat baik juga
mencetak santri agar bisa hidup mandiri.
 Terdapat Gereja Kristen Protestan di Jl. Kecapi Mas Raya No. 3
Kalijaga.
Kelurahan Kalijaga

 Memiliki jumlah penduduk paling padat dibandingkan kelurahan


lain.
 Problem sosial masih tinggi (kekerasan, KDRT) dan bencana
(banjir) dibandingkan kelurahan lain.
 Menurut penuturan warga, Kelurahan Kalijaga mayoritas dengan
kultur NU. Sedangkan Muhammadiyah masih jarang.
 Sekretaris Lurah, Shufi merupakan anggota Persis yang memiliki
gen Muhammadiyah. Suka mendengarkan ceramah Khalid
Basalamah di Youtube.
 Mendapatkan stigma dari lingkungan pemerintahan dengan
sebutan “ibu garis keras”, “ibu bid’ah”.
Kelurahan Argasunya

 Terdapat pesantren tertua (Th. 1826) di Kota Cirebon yang berlokasi


di ujung Kelurahan Argasunya. Namanya Pesantren Benda Kerep.
Pesantren berpaham Aswaja .
 Kendaraan bermotor, televisi, pengeras suara dilarang masuk ke
Kampung Benda Kerep.
 Desember 2019, Pemkot Cirebon meresmikan Pesantren Benda
Kerep sebagai kampung wisata religi. Diwajibkan mengenakan
sarung kopyah (Lk) dan kerudung (Pr).
 Pesantren Benda Kerep dijadikan rujukan sumber pengetahuan
agama, terutama bagi warga sekitar.
 Beberapa warga Benda Kerep sempat menolak imunisasi, lantaran
bahannya diduga dari minyak babi.
 Untuk pemilu, Benda Kerep mengganti cap tinta dengan cairan
kunyit.
 Terdapat Pesantren Aqshol Madinah yang dimiliki Ormas Islam,
Hidayatullah
 Jenjang pendidikan dari TK hingga MA dibawah naungan Aqshol
Madinah. Lembaga pendidikan formal itu tidak menyelenggarakan
upacara bendera.
 Menurut pengurus, selain memberikan hafalan Quran dan
pengajaran akidah akhlak, preneur, tauhid. Pesantren ini juga
melarang jamaahnya untuk berbuat musyrik (tahlil, ziarah kubur).
 Jumlah santri terbilang masih sedikit.
KESIMPULAN

1) Secara umum Kecamatan Harjamukti memiliki kultur tradisional


berafiliasi ke NU dan masyarakat urban (pendatang).
2) Namun sekarang ini kultur NU mulai berkurang, karena banyak
masyarakat urban (Modernitas dan Paham Salafi-Wahabi).
3) Masyarakat mulai belajar agama secara praktis. (televisi, youtube,
FB, terjemahan).
4) Kepedulian terhadap lingkungan berkungan. Cenderung
individualistik.
5) Peraturan wajib lapor 1x24 jam tidak diberlakukan secara masif
kepada pendatang.
6) Dari 5 kelurahan di Kecamatan Harjamukti, hanya Kelurahan
Argasunya yang tidak ada penangkapan kasus terorisme. Namun
di Argasunya terdapat lembaga pendidikan (Aqshol Madinah) yang
tidak mau mengadakan upacara bendera.
7) SDIT Al-Falah mengadakan upacara bendera, tetapi tidak ada
penghormatan bendera, pembacaan UUD 45 dan menyanyikan
lagu nasional.
8) Pemimpin formal yang berpaham cenderung puritan tentu akan
berpengaruh terhadap keputusan/kebijakan, terutama
menyangkut sosial keagamaan.
9) Perubahan strategi dakwah As-Sunah guna meluaskan
pemahamannya kepada masyarakat tradisional khususnya.

Anda mungkin juga menyukai