Anda di halaman 1dari 12

PENYIMPANGAN AJARAN AGAMA ISLAM

MELALUI BUDAYA PADEPOKAN

DISUSUN OLEH:
Alyana Jourdani - 1606924796
Diandra Al Dilla - 1606873763
Meutia Safira 1606873826
Pasha Anggana Pratama 1606873782
Rafli Listianto 1606878556
Widiyastuti N - 1606822062
Zhafira Marsha Adara - 1606925565

Fakultas Ilmu Administrasi


Universitas Indonesia
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Di era globalisasi seperti ini, pertukaran seni, budaya dan iptek semakin mudah dan
berkembang pesat. Tetapi di antara banyaknya manfaat yang dapat diperoleh, terdapat pula
segunung dampak negatif yang menyertainya. Salah satunya adalah dampak yang dapat
mengakibatkan penyimpangan agama Islam. Selain seni dan budaya asing, ternyata banyak
pula budaya dan seni masyarakat di negeri ini yang bisa mengakibatkan penyimpangan
agama islam, contohnya adalah penyimpangan ajaran Islam dalam budaya yang ada di
padepokan.
Ajaran-ajaran islam penuh dengan kemaslahatan bagi manusia mencakup segala
aspek kehidupan. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah
telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran islam ini. Padepokan adalah salah satu
budaya dari kehidupan masyarakat Indonesia yang religius dan mayoritas beragama muslim,
dan islam pun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya.

I.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
kebudayaan terhadap ajaran agama islam melalui padepokan.

I.3 Rumusan Masalah


Apakah budaya dan seni berpengaruh pada penyimpangan ajaran agama Islam
melalui padepokan?
BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Padepokan


Padepokan berasal dari bahasa Jawa yang artinya Asrama dan Sekolah yang menjadi
satu untuk kegiatan belajar dan mengajar berbagai macam ilmu. Pada awalnya kata
padepokan adalah tempat tinggal para pujangga dalam masyarakat Jawa. Makna sebenarnya
Padepokan adalah tempat tinggal orang yang punya kelebihan dalam olah batin maupun Ilmu
Kanuragan dan juga keahlian lain yang berhubungan dengan masyarakat banyak

2.2 Tujuan dan Dasar Didirikannya Padepokan GB dan DKTP


Tujuan dan dasar didirikannya padepokan Gatot Brajamusti:
Wahyuhono Adi Paripurno, salah satu pendiri sekaligus anggota Padepokan Gatot
Brajamusti bertemu dengan Aa Gatot di Surabaya dan mendirikan padepokan tersebut
bersama para jawara-jawara Surabaya dengan tujuan demi menempuh jalan yang lebih benar
dan untuk berlatih kanuragan.

Tujuan dan dasar didirikannya padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi:


Padepokan Dimas Kanjeng berdiri atas tujuan mulia Mas Kanjeng yaitu untuk bisa
membantu dan menyantuni anak yatim. Selain itu, fakir miskin dan bertekad untuk
meningkatkan kesejahteraan umat pada umumnya

2.3 Pendiri Padepokan GB dan DKTP


Pendiri padepokan Gatot Brajamusti adalah Gatot sendiri bersama dengan
Wahyuhono Adi Paripurno yang juga merupakan anggota padepokan tersebut. Wahyu
mengakui bahwa dirinya bersama Gatot Brajamusti atau yang akrab disapa Aa Gatot lah yang
mendirikan padepokan itu. Sedangkan Dimas Kanjeng mendirikan sendiri padepokannya atas
dasar cita - cita Mas Kanjeng, sapaan lain Dimas Kanjeng Taat Pribadi, untuk bisa membantu
dan menyantuni anak yatim.

2.4 Letak dan Cabang Padepokan GB dan DKTP serta Anggota Padepokan
A. Letak Padepokan Utama Dimas Kanjeng :
Di perbatasan Desa Wangkal dan Desa Gadingwetan, Kecamatan Gading, Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur.
Cabang :
1. di Jalan Ir Sutami Gang Pusaka, RT 22, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda.
2. di Pering, Gianyar, Bali.
3. di Jalan Bontobila, Makassar, Sulawesi Selatan
4. di Kampung Karangtengah, Desa Nagrak, Kecamatan/Kabupaten Cianjur.

Anggota Padepokan :
Salah satu sumber menyatakan bahwa anggota atau pengikut padepokan dimas kanjeng
adalah 3.700 orang

B. Letak Padepokan Utama Gatot Brajamusti :

di Jalan Cikiray RT 04 RW 07 Kampung Rambay, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat,


Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Cabang :
Belum menemukan sumber yang menyatakan Gatot Brajamusti memiliki cabang padepokan
di daerah lain selain Sukabumi.
Anggota Padepokan :
Belum menemukan sumber yang menyatakan jumlah pasti anggota padepokan Gatot
Brajamusti, namun ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa jumlah anggotanya juga
banyak seperti Padepokan Dimas Kanjeng.

2.5 Sejak Kapan Padepokan GB dan DKTP didirikan


Padepokan Gatot:
Wahyuhono Adi Paripurno, salah seorang pendiri sekaligus anggota Padepokan
Brajamusti, mengungkap awal terbentuknya padepokan tersebut. Wahyu mengatakan,
padepokan itu awalnya terbentuk di awal tahun 2000-an. Kala itu, pihaknya bertemu dengan
Aa Gatot di Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan informasi dari warga sekitar, rumah yang
dijadikan padepokan oleh Gatot Brajamusti itu dibeli sudah dalam bentuk rumah sekitar
tahun 2007. Saat ini, diketahui sudah tidak ada aktivitas di dalam padepokan tersebut lantaran
sudah dijual oleh Gatot Brajamusti kepada sebuah yayasan pendidikan pada 2015 lalu.
Menurut wahyu awalnya padepokan itu sendiri berisi jawara-jawara yang ingin menimba
ilmu.
Padepokan Dimas kanjeng:
Padepokan ini berdiri atas dasar cita - cita mulia Mas Kanjeng, sapaan lain Dimas
Kanjeng Taat Pribadi, untuk bisa membantu dan menyantuni anak yatim. Selain itu, fakir
miskin dan bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan umat pada umumnya.
Dalam tulisan itu disebutkan juga bahwa Mas Kanjeng ini hanya bermodal yakin akan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dia pernah berguru dan menuntut ilmu ke sejumlah ulama
sejak tahun 2000.

2.6 Kegiatan yang Dilakukan di Padepokan GB dan DKTP


Kegiatan yang dilakukan di padepokan gatot brajamusti adalah kegiatan-kegiatan
penyimpang yaitu :
Mengonsumsi Narkoba seperti sabu-sabu dan ekstasi
Kegiatan hiburan seperti karaoke, organ tunggal, dan bermain billiar
Melakukan ritual seks, yaitu pesta seks dengan anggota padepokan.

Kegiatan yang dilakukan di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi :


Mewajibkan para santri membayar mahar dan memperoleh dapur ATM berupa kotak
dan kantong. Kotak itu sudah berisi jimat yang bisa menyedot banyak uang. Nah,
sebagai ritual agar dapur ATM itu terus berisi uang, santri harus membayar mahar untuk
membeli gelang, sabuk, dan kartu ATM, yang nilainya hingga jutaan rupiah.
Melakukan Aktivitas keagamaan pada Senin dan Kamis yang terkesan tertutup bagi
warga sekitar. ajaran tertutup itu berupa wirid, bacaan-bacaan, mandi, dan ritual lainnya
yang mengarah ke pencairan uang atau penggandaan uang
Melakukan ritual penggandaan uang.

2.7 Padepokan GB dan DKTP Tidak Dapat Dikategorikan Sebagai Pranata Sosial
Islam
Padepokan Gatot Brajamusti dan Dimas Kanjeng Taat pribadi tidak dapat dikatakan
sebagai pranata sosial karena pranata sosial dalam ajaran Islam adalah nilai-nilai yang
mengaturan kehidupan sosial Masyarakat Muslim berdasarkan syari'at Islam. Sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada masa dahulu untuk diimplementasikan untuk
masa sekarang, dalam kegiatan padepokan Gatot Brajamusti dan Dimas Kanjeng Taat pribadi
itu sendiri terdapat banyak sekali kegiatan-kegiatan penyimpangan yang dilakukan dimana
kegiatan tersebut tidak sesuai dengan syariat islam artinya kegiatan-kegiatan tersebut adalah
kegiatan yang dilarang oleh Allah SWT. pranata sosial islam itu sendiri pada dasarnya akan
mengarahkan pada kehidupan manusia yang lebih baik dan menjauhi segala bentuk
penyimpangan.

2.8 Bentuk Bentuk Penyalahgunaan Agama yang Dilakukan di Padepokan GB dan


DKTP
I. Dimas Kanjeng Taat Pribadi:
1. Ajaran Wihdatul Wujud
Satu diantara temuan ajaran Dimas Kanjeng Patuh Pribadi yaitu berbentuk wirid serta
bacaan. Bacaan itu ditulis dalam lembar-lembar kertas serta diberikan pada pengikutnya.
Di antara bacaan dalam lembar kertas hasil temuan MUI Jawa timur yaitu sirrullah,
dzatullah, sifatullah, wujudullah, ya ingsun sejatining Allah, bentuk ingsun dzat Allah
huakbar huakbar huakbar huallahuakbar Allahu Allah. Kalimat ini begitu salah. Ya ingsun
sejatining Allah, bentuk ingsun dzat Allah ajaran itu didalam Islam tak benar, kata Ketua
MUI Jawa timur KH Abdusshomad Bukhari.
Dia menerangkan kalau ajaran itu sama juga dengan ajaran yang diyakini oleh Syeh
Siti Jenar. Lantaran ajaran itu juga pada akhirnya dia dihukum mati oleh Wali Songo waktu
itu. Ini ajaran wihdatul bentuk, tambah KH Abdusshomad Bukhari.

2. Bacaan Shalawat Fulus


Ada bacaan yang di ajarkan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi bernama shalawat fulus.
Bacaan itu juga ada dalam lembaran yang pernah di terima oleh MUI Jawa Timur serta
diketemukan di padepokan Patuh Pribadi.
Bacaannya yaitu Allahumma shalli ala sayyidina muhammadinil mabutsi sholatan
tadzribu bihal amwalu wal fulusu wal malbusu wal madumu biadadi wanafasin bainahum
faizun faizun yarjiun. Kalimat itu dapat disimpulkan Ya Allah, kami mendoakan sholawat
pada nabi muhamad utusan, sholawat yang dapat melipatgandakan harta, duit, baju serta
makanaan di tiap-tiap kedipan mata serta hembusan nafas, mudah-mudahan mujur, mudah-
mudahan mujur mudah-mudahan uangnya kembali. Saya itu mulai kecil hingga saat ini
belum pernah dengar ada shalawat seperti ini, kata KH Abdusshomad Bukhari. Ini aneh,
menyangkut duit. Kalimatnya aneh-aneh, paparnya.

3. Penipuan Berkedok Istighosah


Ritual yang umum dikerjakan di padepokan Dimas Kanjeng Patuh Pribadi yaitu
sejenis istighosah. KH Abdusshomad Bukhari mengungkap kalau bila acara istighosah
biasanya dikerjakan dalam rencana memohon pertolongan, apa yang dikerjakan Patuh Pribadi
tidak sama.

Ketidaksamaan pertama dari segi bacaan, salah satunya yaitu bacaan kalimat yang
bermuatan ajaran wihdatul bentuk serta shalawat fulus itu. Diluar itu, kemunculan Patuh
Pribadi dalam istigosah itu di buat seakan-akan dia datang mendadak.
Waktu istighosah, bila dia ingin datang lampu dimatikan lantas mendadak ada,
dikisahkan seperti turun dari langit, ungkap KH Abdusshomad. Istighosah itu murni ikhlas
pada Allah kan, namun orang di situ sebagai bungkus, katanya.

II. Gatot Brajamusti:


1. Tempat prostitusi anak di bawah umur
2. Pelecehan wanita
3. Tempat maksiat
4. Narkoba
5. Pennyimpangan agama islam dengan percaya pada hal-hal mistis dan mitos-mitos

2.9 Arti Penyalahgunaan Agama yang Dilakukan Padepokan GB dan DKTP Terhadap
Budaya dan Seni
Kegiatan di padepokan Dimas Kanjeng dan Gatot Brajamusti sudah pasti merupakan
pelanggaran agama yang memberikan akibat atau dampak kepada beberapa bidang di
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah bidang budaya. Akibat itu, yaitu :
Pandangan masyarakat luas mengenai budaya-budaya Indonesia yang dikenal sebagai
budaya yang luhur dan sangat baik dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat menjadi
tercoreng akibat dari kegiatan tersebut. Salah satunya yang membuat tercoreng adalah
kegiatan tersebut mengakibatkan munculnya budaya menggandakan uang di Indonesia hal
ini membuat nama masyarakat Indonesia menjadi tidak baik dimata masyarakat lain bahkan
masyarakat Indonesia itu sendiri.
Merusak pandangan budaya kehidupan padepokan itu sendiri. Seharusnya padepokan
menjadi asrama dan sekolah yang menjadi satu untuk kegiatan belajar dan mengajar berbagai
macam ilmu yang baik namun sekarang menjadi tidak baik karena padepokan itu disalah
gunakan oleh beberapa oknum.
2.10 Alasan Masyarakat Banyak yang Tertarik pada Kegiatan di Padepokan GB dan
DKTP
Masyarakat tertarik dengan padepokan DKTP yautu karena Rata-rata masyarakat
masih percaya dengan hal-hal berbau mistis dan mental instan alias ingin cepat kaya, ada
peran dari anak buah Taat Pribadi yang mampu menggambarkan sosok Taat secara ideal.
Ditambah pula dengan tayangan video di media sosial tentang kesaktian Taat Pribadi yang
mampu menggandakan uang. Hal ini membuat masyarakat penasaran dan tak heran banyak
yang mencari tahu tentang DKTP sehingga rasa ketertarikan untuk bergabung di padepokan
pun tinggi.
Sedangkan untuk padepokan GB rata-rata diminati oleh kalangan artis, pada kalangan
artis tersebut padepokan GB dianggap dapat menenangkan pikiran serta melepaskan semua
masalah-masalah yang ada, mulai dari situlah satu persatu artis mengajak rekannya untuk
bergabung dalam padepokan GB.

2.11 Alasan Mengapa Masyarakat Banyak yang Tertipu oleh Penyimpangan Agama di
Padepokan
Rendahnya pendidikan agama dan formal
Rendahnya kemampuan membaca karakter
Ego yang tinggi
Logika tidak jalan
Mudah percaya

2.12 Peran Ulama dalam Langkah Mencegah Penyimpangan Agama Islam Melalui
Padepokan
Peran ulama bukan hanya penting untuk dirinya sendiri pada masa sekarang tetapi
juga sangat penting untuk membangun masa depan umat agar lebih berkualitas dalam segala
bidang. Dalam Islam, ulama memiliki posisi penting dalam mengawal spiritualisme umatnya.
Mereka berperan sebagai pewaris Nabi yang harus mampu menghadirkan Nabi lewat
berbagai kebijakannya, Sebagaimana Nabi SAW memutuskan berbagai permasalahan
kehidupan umatnya. keberhasilan Nabi dalam membentuk umat merupakan buah kesuksesan
menggabungkan dua fondasi utama yang kuat yakni pemerintahan dan agama. Upaya ulama
tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain :
1. Membuka pintu ijtihad seluas-luasnya sehingga penemuan- penemuan ilmiah yang
baru, yang belum ada dasarnya atau belum dibahas oleh orang terdahulu, dibahas oleh
ulama kita. Artinya tidak lagi ditemui seorang ulama yang berfikirnya partial (tidak
kaffah).
2. Ulama harus mampu membuktikan bahwa ia adalah pewaris nabi. Pewaris nabi ini
tidak terbatas pada mengikuti rasul seperti zaman rasul, tetapi mengikuti rasul dan
menyesuaikan dengan kondisi zaman modern.
3. Memberi penjelasan kepada masyarakat pelajar atau penuntut ilmu, untuk tidak
terpaku pada mazhab-mazhab yang ada. Tetapi harus menunjukkan bahwa mazhab
yang dibawa oleh ulama terdahulu benar pada zamannya dan bisa kurang benar lagi
pada zaman sekarang.
4. Ulama harus menjadi panutan. Misalnya dalam melakukan tindakan-tindakan dalam
kehidupan masyarakat; tidak melakukan kekerasan, tidak membuat fitnah.

2.13 Peran Pemerintah dalam Menyikapi Kasus Penyimpangan Agama Islam Melalui
Padepokan
Menurut pendapat kami, pemerintah harus tegas dalam menindak para pelaku
penyimpangan dalam kasus ini. Agar kasus serupa tidak terulang, kami berpendapat bahwa
pemerintah harus mengawasi setiap padepokan yang dibangun dan memberikan persyaratan
dan perizinan untuk membangun sebuah padepokan, sehingga tidak akan ada lagi
penyimpangan ajaran agama islam yang terjadi di dalam padepokan.

2.14 Peran Keluarga Untuk Mencegah Penyimpangan Agama Melalui Padepokan


Peran keluarga sangat penting untuk memcegah anggota nya agar tidak ikut menjadi
anggota padepokan yang melanggar ajaran agama, tentu saja padepokan merupakan tempat
untuk memperdalam ajaran agama, tentu saja jika sesuai dengan ajaran agama tidak ada
salahnya untuk memperdalam agama di padepokan namun jika sudah melenceng maka
anggota keluarga berhak untuk mencegah anggotanya agar tidak menjadi anggota padepokan.
Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu keluarga merangkul anggota nya untuk saling bertukar
pikiran, saling mengajarkan ajaran agama dan juga saling membantu dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi agar anggota keluarga tidak pergi ketempat yang salah untuk
menenangkan diri dan menyelesaikan masalahnya.
BAB III
PENUTUP

Padepokan adalah tempat untuk menuntut ilmu. Dalam padepokan terjadi interaksi
belajar mengajar antara Guru dan Murid. Murid dituntut untuk mampu menguasai apa yang
telah diajarkan oleh Guru. Guru memiliki kekuasaan untuk menilai kemampuan muridnya.
Tujuan didirikan padepokan juga untuk memperdalam ilmu agama maupun menambah
wawasan. Begitulah istilah dan tujuan padepokan yang kita kenal, merupakan tempat belajar
dan juga memperdalam ilmu. Dalam kasus GB dan DKTP tentu saja terjadi penyelewangan
dari tujuan padepokan yaitu untuk hal-hal negatif dan juga digunakan untuk mencari
keuntungan pribadi dengan cara hal-hal mistis,penipuan dan juga bahkan penggunaan obat-
obatan terlarang yang konon katanya dapat membuat anggota padepokannya tersebut tenang.
Tentu saja hal-hal tersebut melanggar aturan-aturan dan juga pelaku nya dapat dipenjarakan.
Budaya dalam Islam memang membenarkan adanya Padepokan untuk memperdalam ilmu
agama ataupun menambah wawasan dan juga memperdalam ajaran islam, tetapi apa yang
dilakukan GB dan DKTP betul-betul menyelewengkan budaya Islam dan juga memanfaatkan
kebudayaan islam yang berkembang dalam masyarakat karena islam tidak mengajarkan
untuk percaya pada hal-hal mistis, adanya penipuan, maupun pemakaian pada obat-obatan
terlarang. Apa yang dilakukan GB dan DKTP membuat masyarakat lain merasa resah
karena mereka memanfaatkan kebiasaan dan juga kebudayaan ajaran Islam untuk hal-hal
negatif dan juga untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.tempo.co
http://m.galamedianews.com
http://padepokan-dewandaru.blogspot.co.id
http://alkadri-stit.blogspot.co.id/2009/11/pranata-sosial-dalam-islam.html
http://www.bintang.com/
http://regional.kompas.com/
https://khenva.wordpress.com/2010/07/23/padepokan/
http://style.tribunnews.com/2016/09/13/padepokan-gatot-brajamusti-sejarah-
terbentuknya-berawal-dari-para-jawara-hingga-ada-ritual-aspat
suryamalang.tribunnews.com/2013/09/23/ini-sejarah-dan-visi-misi-padepokan-dimas-
kanjeng-taat-pribadi

Anda mungkin juga menyukai