Anda di halaman 1dari 9

KU2063 Agama dan Etika Katolik

Laporan Hasil Kunjungan Dialog Antar-agama

Disusun oleh:
1. Theresia Evelyn 10421003
2. Michael Marta Gunawan 10421004
3. Nathan Aristiphano 10421006

Link video: http://youtu.be/XkgtmsNqGHo

Rumah Ibadah 1: Masjid Salman ITB (Agama Islam)


Alamat: Jl. Ganesa No. 7
Narasumber:
Farhatan Fajri Soblia selaku takmir, muadzin, dan imam muda di Masjid Salman ITB
Dokumentasi:

1. Salman terlihat sangat aktif dalam membangun komunitas yang hidup.


Komunitas apa saja yang sebenarnya ada di Masjid Salman ITB?
Masjid Salman ITB bervisi untuk membangun peradaban Islami, yang bukan hanya
mengembagkan komunitas berbasiskan ibadah saja, melainkan mengembangkan dari
sisi ekonomi, pendidikan, teknologi, dan kepemudaan juga. Dari sisi ekonomi, Masjid
Salman ITB memiliki toko kelontong dan kantin. Dari sisi kepemudaan, Masjid
Salman ITB memiliki proses kaderisasi sebagai proses yang membantu muda-mudi
Masjid Salman ITB mencapai suatu nilai dan profil yang dibawakan. Dari sisi
teknologi, Masjid Salman ITB memberdayakan para anggotanya termasuk
muda-mudi untuk berinovasi, contohnya adalah pembuatan ventilator “Vent-i” untuk
membantu krisis alat ventilator saat naiknya kasus pandemi Covid-19.
2. Apa alasan atau motivasi Farhatan untuk mau aktif di Masjid Salman ITB?
Motivasi utamanya adalah sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita menaati
salah satu perintah dari Allah yaitu menghidupkan masjid. Dengan menghidupkan
masjid, banyak sekali potensi yang dapat digali.

3. Apakah pernah menemui kendala-kendala ketika berkegiatan di Masjid Salman


ITB?
Tidak dapat dipungkiri, memang banyak kendala-kendala kecil seperti konflik internal
organisasi pada umumnya. Tetapi, untuk kendala yang besar biasanya karena adanya
oknum yang menyimpang dari ajaran dan perintah dalam Islam..

4. Mengapa Farhatan mau menjadi seorang muslim?


Alhamdulillah, karena memang pada awalnya sudah dilahirkan di keluarga Muslim.
Setelah melalui perjalanan pengalaman spiritual, alhamdulillah, saya merasa Islam
memang agama yang benar dan ajarannya sesuai buat saya. Saya terkesan dengan
konsep takdir dalam Islam bahwa semua yang terjadi di dalam kehidupan, semuanya
sudah digariskan dan ditakdirkan oleh Allah. Ketika saya mengalami kegagalan, saat
saya gap year kuliah, saya merasa konsep takdir ini yang menguatkan saya, karena
memang sudah begitu jalan yang digariskan Allah buat saya, tinggal bagaimana saya
mengisi jalan yang ditakdirkan tersebut. Jadi, ketika mendapat sesuatu yang baik
maupun yang buruk, contohnya gagal, saya tidak terlalu berlarut-larut, karena semua
ini adalah jalan yang sudah ditakdirkan oleh Allah.

5. Kami sebagai orang yang awam akan Islam, pernah mendengar bahwa ada
beberapa komunitas yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.
Menurut Farhatan sendiri, bagaimana tanggapan akan hal tersebut?
Saya sendiri belum pernah menemukan (ayat) bahwa semua orang harus memeluk
agama Islam. Islam adalah agama yang bersifat tidak memaksa. Memang, umat Islam
diwajibkan untuk mendakwahi, tetapi kemudiannya apakah ingin memeluk agama
Islam atau tidak, itu adalah pilihan masing-masing orang. Karena sekali lagi, Islam
adalah agama yang tidak memaksa. Jika seorang masuk Islam karena terpaksa pun,
hal itu menjadi tidak sah karena berlawanan dengan prinsip dalam Islam.
6. Mengapa di dalam Islam ada aliran-aliran yang berbeda?
Memang di Islam banyak kelompok yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam dasar
dan prinsipnya. Contoh, ada kelompok yang berdasar pada Al-quran dan sunnah,
tetapi tidak semua sunnah dan ayat Al-quran diimani dan dipercayai. Ada juga
kelompok yang memiliki perbedaan minor saja. Contoh konkretnya adalah gerakan
dalam shalat yang berbeda. Di dalam Islam, dikenal dengan sebutan “mazhab”. Jadi,
kami sebagai umat Islam, dapat memilih ajaran mana yang mau diambil, asalkan tetap
berdasarkan Rasulullah. Di masa hidup Rasulullah, memang gerakan shalat yang
dilakukan tidak melulu sama. Jadi ketika gerakan shalatnya berbeda, dikembalikan
lagi kepada umat Islam mau memilih gerakan shalat yang mana asalkan tetap
mengikuti contoh dari Rasulullah.

7. Bagaimana konsep akhir zaman di dalam Islam? Apakah akan ada nabi yang
datang lagi?
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang turun sebagai penyempurna ajaran dalam
agama Islam. Jadi tidak akan ada lagi nabi yang datang. Tetapi, di dalam ajaran agama
Islam, saat akhir zaman, Nabi Isa akan turun ke dunia lagi, tetapi bukan sebagai
penyempurna agama Islam. Setelah Nabi Isa datang kembali, dialah yang akan
menjadi hakim yang adil.
Rumah Ibadah 2: Vihara Vimala Dharma (Agama Buddha)
Alamat: Jl. Ir. H. Juanda No. 5
Narasumber:
Karuna sebagai ketua pengurus Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD)
Frendy Sanusi sebagai ketua divisi kebaktian dan pendidikan PVVD
Dokumentasi:

1. Bagaimana komunitas di VVD?


VVD adalah vihara tertua kedua di Indonesia yang didirikan sebagai penghormatan
kepada Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, pelopor Buddha di Indonesia usai runtuhnya
Kerajaan Majapahit sebagai dinasti Hindu-Buddha terakhir di Indonesia. Komunitas
di VVD hampir seimbang antara anak muda dan orang dewasa maupun lansia, dan
setiap kelompok usia diberdayakan oleh vihara melalui wadah-wadah organisasi.
Pengurus terdiri dari muda-mudi dari banyak kampus di Bandung seperti ITB, Unpar,
dan Maranatha. Di VVD sebagai vihara Buddhayana, ada berbagai wadah pemenuh
kebutuhan sektoral seperti Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI), Wanita
Buddhayana Indonesia (WBI), Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), dan Sekretariat
Bersama Persaudaraan Muda-Mudi Vihara-Vihara Buddhayana Indonesia (Sekber
PMVBI).

2. Apa saja kegiatan Pemuda Vihara Vimala Dharma (PVVD)?


Selain mengurus vihara dan mempersiapkan kebaktian, PVVD juga sering
mengadakan malam keakraban, kumpul bersama, doa bersama, olahraga bersama, dan
banyak aktivitas pemupuk solidaritas lainnya.
3. Apa kendala yang dialami dalam menjaga komunitas Vihara Vimala Dharma
(VVD)?
Kendala terbesar adalah untuk mempertahankan umat dan pengurus. Sebelum
pandemi, pengurus bisa mencapai 500 orang. Sekarang, cukup sulit untuk menjalin
kembali dan meningkatkan solidaritas antar-umat maupun pengurus agar mereka
kembali aktif di VVD.

4. Kenapa Karuna dan Frendy memutuskan masuk Buddha?


Karuna: Sebenarnya saya sudah sempat explore ke banyak agama. SD di sekolah
Islam lalu SMP di BPK Penabur. Sempat juga ada masa-masa mencari jati diri dan
kebenaran. Saya sangat kagum dengan hukum tabur tuai di Buddhis dan logika yang
lebih mengena di pikiran dan hati.
Frendy: Yang membuat saya terkesan dari Buddhis adalah prinsip dasar Ehipasiko
yang berarti “datang, lihat, buktikan”. Di Buddha, kami tidak harus menerima semua
ajaran yang diberikan oleh Buddha, tetapi boleh membuktikan sendiri, dan kalau
memang tidak masuk ke akal, boleh diabaikan juga.

5. Apa yang dilakukan dalam kebaktian Buddha?


Dalam kebaktian, dilakukan puja materi serta pelaksanaan kebaktian itu sendiri. Puja
materi termasuk persiapan dupa (keharuman), air (ketenangan), lilin (penerangan),
serta buah-buahan. Kebaktian sendiri adalah membacakan Paritta atau doa-doa.

Buku-buku Paritta di Vihara Vimala Dharma

6. Ketika berdoa, apakah umat Buddha “memuja” Sang Buddha?


Dalam Buddhis, tidak ada konsep pemujaan kepada siapa pun, karena dipercaya
bahwa segala sesuatu tidaklah kekal, bahkan dewa sekalipun, selama belum masuk ke
nirwana (dalam siklus reinkarnasi). Yang dilakukan saat kebaktian adalah
penghormatan kepada Sang Buddha sebagai guru, dan berusaha menyempurnakan diri
terus-menerus melalui pembacaan doa, meditasi, dan sejenisnya.

7. Apa itu “Buddha”?


Buddha adalah sosok yang sudah mencapai nirwana–siapapun dapat menjadi Buddha.
Ada beberapa jenis Buddha, baik yang boleh mengajar maupun tidak. Butuh
bermiliaran tahun untuk menyempurnakan diri agar pantas menjadi Buddha.
Rumah Ibadah 3: GII Hok Im Tong Dago (Agama Kristen Protestan)
Alamat: Jl. Cikapayang No. 2 - 4
Narasumber:
Hamba Tuhan di gereja tersebut (narasumber meminta namanya tidak disebutkan)

1. Bagaimanakah asal usul nama GII Hok Im Tong?


GII berarti Gereja Injili Indonesia. Injili karena menekankan salah satu tugas gereja
adalah melakukan penginjilan atau mewartakan firman Tuhan. Kedua, dalam dunia
teologia, salah satu aliran yang besar adalah mempercayai alkitab sebagai firman dari
Tuhan. Hok Im Tong adalah nama bawaan dari jaman dulu yang berasal dari kata
bahasa Mandarin Fu Yin Tang yang berarti tempat injil itu ada dan hidup.

2. Apa Visi GII Hok Im Tong?


Menggerejakan keluarga dan mengeluargakan Gereja.

3. Tantangan apa yang dihadapi GII Hok Im Tong?


Pertama adalah tantangan pascapandemi, khususnya generasi muda yang mulai
menghilang. Generasi muda cenderung lebih suka gereja kontemporer yang
mementingkan flow ibadah, suasana, dan musik. Jika dulu komposisi umat adalah
50% kaum muda (utamanya mahasiswa), sekarang demografi umat bergeser
didominasi pekerja dan lansia. Hal ini menjadi pergumulan bagi GII. Untuk mengatasi
hal itu, GII Hok Im Tong berinovasi mengadakan ibadah sore yang khusus untuk anak
muda. Kedua, karena Gereja GII Hok Im Tong yang memiliki kultur chinese yang
kental. Gereja merasa ada kesulitan dan ketakutan tentang bagaimana peran Gereja di
Indonesia. Ada kesulitan untuk melangkah karena GII Hok Im Tong berperan seperti
double-minority yang langkahnya menjadi kurang bebas.

4. Bagaimana pola penggembalaan di Gereja GII Hok Im Tong?


Penggembalaan ada banyak sekali macamnya. Untuk yang secara langsung ada
melalui mimbar, menyanyikan lagu atau pujian, kotbah, mengingatkan dan
mengajarkan Jemaat tentang Firman dan Gereja juga. Selain itu, juga banyak
komunitas pemuda, anak-anak, wanita. Juga ada komunitas yang lebih kecil atau
kelompok kecil yang disebut sebagai care group yang berisi 5-6 orang. Care Group
berisi tentang sharing pergumulan hidup yang kemudian dibahas bersama, berdoa,
mengunjungi orang sakit. Biasanya care group dibentuk secara sukarela dengan
kesamaan tujuan atau kesamaan akan suatu hal. Contohnya ada kelompok kecil untuk
anak muda, pasutri, kesamaan hobi, dll. Biasanya seorang hamba Tuhan atau
pembinalah yang menjadi pendorong dan penggerak dalam kelompok kecil tersebut.
Hamba Tuhan berarti pekerja penuh yang bertugas melakukan pelayanan.

5. Apa ciri khas GII Hok Im Tong?


Sejarah pembentukan GII menjadi suatu bagian tersendiri berbeda dari yang lain.
Gereja baru seperti IFGF dan JPCC dibentuk lebih intentional. Sedangkan, gereja
lama seperti GII dibentuk dari alasan historis semata, karena dulunya sesama orang
Tionghoa ingin berdoa bersama di Zaman Belanda, dilatarbelakangi kesamaan ras,
dan komunitasnya hidup hingga sekarang. Kekhasan GII Hok Im Tong juga khas
karena lebih memiliki budaya yang berkiblat ke budaya Tionghoa, meskipun bukan
berarti tidak terbuka dengan budaya lain.

6. Mengapa tertarik menjadi gembala dan kenapa memilih GII Hok Im Tong
sebagai tempat penggembalaan?
Beliau dahulu beragama Buddha dan sempat masuk Islam juga. Beliau dulu juga
berkuliah di ITB di jurusan astronomi. Ia menerima panggilan saat pergi ke GII di
Gardu Jati, di mana ia terpanggil menjadi Hamba Tuhan. Dalam prosesnya, ini tidak
terjadi secara langsung. Beliau sempat kerja terlebih dahulu sebelum ia akhirnya
menempuh Sekolah Alkitab. Alasannya memilih GII adalah karena ia merasa lebih
kenal dan memang bertumbuh di gereja tersebut sedari muda. Kedua, adalah karena ia
menekankan penginjilan.

7. Apa sajakah kegiatan penginjilan yang dilakukan di GII Hok Im Tong?


Program penginjilan ada yang dilakukan secara langsung, contohnya wilayah di
Sorong. Para misionaris akan mendoakan dan menginjili dengan tujuan untuk
menahan laju islamisasi di sana. Selain itu, juga pernah diadakan program pelatihan
tentang cara bagaimana orang bisa menginjili. Selain itu, Gereja juga mengadakan
satu bulan misi yang secara fokus mengajak jemaat memerhatikan penginjilan serta
menggalang dana untuk membiayai misionaris ke daerah-daerah. Setiap di minggu
kelima dilaksanakan ibadah yang berfokus pada penginjilan.
8. Tadi sempat disebutkan tentang kegiatan penginjilan ke daerah-daerah.
Bagaimana program penginjilan di Daerah tersebut?
Ada program mengirim misionaris dan mendukung biaya hidup mereka di sana.
Mereka tinggal, hidup, dan mengajar di sana. Mengadakan kelompok kecil belajar
alkitab dan menceritakan tentang Tuhan Yesus. Terus menjaga mereka agar tidak
kehilangan iman dan menjauhkan dari dosa (lingkaran setan) seperti mabuk-mabukan,
seks remaja, dan kekasaran. Juga dilakukan mengedukasi keluarga, dan menjadi
wiraswasta yang baik.

Anda mungkin juga menyukai