Anda di halaman 1dari 14

TEHNIK PENANGKAPAN

DAN
PENGGELEDAHAN
C. URAIAN
1. PENANGKAPAN

a. Dasar Hukum dan Pengertian


Penangkapan adalah suatu tindakan Penyidik berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka / terdakwa pabila terdapat
cukup bukti guna kepentingan penyidikan (Pasal 1 butir 20 KUHP).

Perintah penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga


melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup
(Pasal 17 KUHAP).

Penjelasan pasal 17 KUHAP :


Bukti permulaan yang cukup adalah bukti permulaan untuk
menduga adanya tindak pidana sesuai dengan bunyi pasal 1 butir
14 KUHAP
Yang dimaksud cukup bukti (bukti permulaan) :

1. Menurut Kapolri :
Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/04/II/1982
tanggal 18 Februari 1982 bahwa bukti permulaan yang cukup itu
adalah bukti yang merupakan keterangan dan data yang terkandung
didalam 2 diantaranya :
a) Laporan Polisi.
b) Berita Acara Pemeriksaan di TKP.
c) Laporan Hasil Penyelidikan.
d) Keterangan Saksi / Saksi Ahli.
e) Barang Bukti.

2. Pasal184 KUHP “alat bukti yang sah” adalah :


f) Keterangan Saksi.
g) Keterangan Ahli.
h) Surat.
i) Petunjuk.
j) Keterangan terdakwa.
b. Yang Berwenang Melakukan Penangkapan.

1. Penyidik (Pasal 1 ayat (1) huruf d KUHP)


2. Penyidik Pembantu (Pasal 7 ayat (1) huruf d kecuali
penahanan KUHP).
3. Penyelidik atas perintah penyidik (Pasal 7 ayt (1) huruf b
perintah penyidik butir 1 KUHP).
4. Setiap orang (pasal 111 ayat (1) KUHP).

Pasal 1 butir 19 KUHP.


Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu
sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah
beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian
diserukan oleh khayalak ramai sebagai orang yang melakukannya,
atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga
keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu
menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan tindak
pidana itu.
Pasal 111 ayat (1) KUHP.

“Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang
yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketentraman dan
keamanan umum “Wajib” menangkap tersangka guna diserahkan beserta
atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik”

c. Tata Cara penangkapan

Pasal 18 (1)
1) pelaksanaannya dilakukan oleh Polri
2) Memperlihatkan surat perintah tugas.
3) Memberikan surat perintah penangkapan kepada tersangka.
4) Surat perintah mencantumkan Identitas tersangka.
5) Menyebutkan alasan penangkapan.
6) Tembusan surat perintah penangkapandiberikan kepada keluarganya
segera setelah penangkapan.
7) Buat Berita Acara Penangkapan.

Pasal 19 (1) KUHP


“Penangkapan dapat dilakukan paling lama 1 (satu) hari”
2. PENGGELEDAHAN

a. Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah


tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan
pemeriksaan san atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan
menurut carayang diatur dalam undang-undang.

b. Penggeledahan badan adalh tindkan penyidik untuk mengadakaan


pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang
diduga keras ada pada badannya atau dibawahnya serta, untuk disita.

TATA CARA
c. dilakukan dengan Surat Perintah Penggeledahan.
d. Dengan Surat Izin Ketua Pengadilan.
e. Disaksikan 2 (dua) orang saksi apabila penggeledahan disetujui pemiliknya.
f. Apabila penghuni menolak penggeledahan disaksikan oleh kepala desa /
Ketua Lingkungan dan 2 (dua) orang saksi lainnya.
g. Buat Berita Acara Penggeledahan.
h. Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik harus
segera bertindak dan tidak memungkinkan untuk mendapatkan Surat Izin
terlebih dahulu, maka penyidik dapat melakukan penggeledahan tanpa
mengurangi ketentuan Pasal 33 ayat (5).
TATA CARA
a. dilakukan dengan Surat Perintah Penggeledahan.
b. Dengan Surat Izin Ketua Pengadilan.
c. Disaksikan 2 (dua) orang saksi apabila penggeledahan disetujui
pemiliknya.
d. Apabila penghuni menolak penggeledahan disaksikan oleh
kepala desa / Ketua Lingkungan dan 2 (dua) orang saksi lainnya.
e. Buat Berita Acara Penggeledahan.
f. Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana
penyidik harus segera bertindak dan tidak memungkinkan untuk
mendapatkan Surat Izin terlebih dahulu, maka penyidik dapat
melakukan penggeledahan tanpa mengurangi ketentuan Pasal 33
ayat (5).
Pasal 37 (1) dan (2) KUHP

“ Pada waktu menangkap tersangka, penyidik hanya berwenang


menggeledah pakaian termasuk benda yang dibawa, apabila terdapat
dugaan keras dengan alasan yang cukup bahwa tersangka tersebut
terdapat benda yang dapat disita “.
Penggeledahan badan / pakaian meliputi pemeriksaan rongga badan,
yang wanita dilakukan oleh pejabat wanita. Dalam hal penyidik
berpendapat perlu dilakukan pemeriksaan rongga badan, maka
penyidik dapat minta bantuan kepada pejabat kesehatan.
3. TEHNIK & TAKTIK PENANGKAPAN DAN PENGGELEDAHAN

a. Penjahat diperintahkan membuka kedua kai lebar-lebar (kalau perlu


dipaksa sambil menyepak kaki penjahat)

Angkat kedua tangan tinggi-tinggi.

Pada posisi penjahat sulit untuk melakukan perlawanan, petugas

Segera menggeledah badan / pakaian dari atas kebawah dengan


teliti.

Setelah penggeledahan selesai baru dilanjutkan pemborgolan.


b. Penjahat di perintahkan untuk menghadap tembok / pohon dan lain-
lain dengan agak condong dengan :
membuka kaki lebar-lebar .
tangan ke atas.
lakukan penggeledahan .
lanjutkan dengan pemborgolan .

c. Penjabat perintahkan untuk tiarap.


Kedua kaki buka lebar lebar.
Kedua tangan terentang.
Lakukan pemborgolan.

d. Penjahat diperintahkan untuk duduk.


Kedua tangan diangkat ke atas.
Petugas memborgol dari arah belakang dengan tetap waspada.
4. TEHNIK PENAGKAPAN DAN PENGGELEDAHAN YANG SALAH

a. Penjahat berdiri bebas sehingga mampu menyerang petugas secara


tiba-tiba.

b. Walau kedua tangan diangkat tetapi masih berdiri bebas.

c. Menghawatirkan keselamatan petugas.

d. Banyak peluang untuk melarikan diri.


Petugas kurang waspada dan penjahat dapat berdiri bebas.
Keterangan :

Penjahat :
- Penjahat walaupun kedua tangan diangkat, tetapi pada posisi berdiri
bebas.

Petugas :
- Kurang waspada terhadap serangan lawan.
- Pada posisi ini maka penjahat dapat menyerang petugas dengan
mudah.
- Petugas memborgol dari belakang tetapi penjahat masih dapat
berdiri bebas.

Keterangan :
a. Pejahat : berdiri bebas, walaupun kedua tangan di angkat ke atas.
b. Petugasa : kewaspadaan terhadap serangan lawan kurang.
c. Pada kondisi seperti ini maka penjahat dapat dengan mudah
menyerang petugas.
5. Membawa tahanan / penjahat dengan memboncengkan diatas sepeda /
sepeda motor dapat membahayakan bagi petugas itu sendiri atau penjahat
; terlebih – lebih apabila petugas membawa revolver dipinggang, sebab :

a. Kemungkinan penjahat tadi akan mengambil jalan untuk bunuh diri


misalnya saja dengan cara mencelakakan dirinya sendiri dengan
petugas.

b. Pada saat situasi dan kondisi mengijinkan, penjahat akan mudah


melarikan diri, misalnya sewaktu tiba dijalan : licin, lereng, jalan
sempit, tempat gelap dan sebagai nya

c. Penjahat berusaha merebut senjata Petugas, kemudian


membunuhnya.

Anda mungkin juga menyukai