DAN
PENGGELEDAHAN
C. URAIAN
1. PENANGKAPAN
1. Menurut Kapolri :
Berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/04/II/1982
tanggal 18 Februari 1982 bahwa bukti permulaan yang cukup itu
adalah bukti yang merupakan keterangan dan data yang terkandung
didalam 2 diantaranya :
a) Laporan Polisi.
b) Berita Acara Pemeriksaan di TKP.
c) Laporan Hasil Penyelidikan.
d) Keterangan Saksi / Saksi Ahli.
e) Barang Bukti.
“Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak, sedangkan setiap orang
yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketentraman dan
keamanan umum “Wajib” menangkap tersangka guna diserahkan beserta
atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik”
Pasal 18 (1)
1) pelaksanaannya dilakukan oleh Polri
2) Memperlihatkan surat perintah tugas.
3) Memberikan surat perintah penangkapan kepada tersangka.
4) Surat perintah mencantumkan Identitas tersangka.
5) Menyebutkan alasan penangkapan.
6) Tembusan surat perintah penangkapandiberikan kepada keluarganya
segera setelah penangkapan.
7) Buat Berita Acara Penangkapan.
TATA CARA
c. dilakukan dengan Surat Perintah Penggeledahan.
d. Dengan Surat Izin Ketua Pengadilan.
e. Disaksikan 2 (dua) orang saksi apabila penggeledahan disetujui pemiliknya.
f. Apabila penghuni menolak penggeledahan disaksikan oleh kepala desa /
Ketua Lingkungan dan 2 (dua) orang saksi lainnya.
g. Buat Berita Acara Penggeledahan.
h. Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana penyidik harus
segera bertindak dan tidak memungkinkan untuk mendapatkan Surat Izin
terlebih dahulu, maka penyidik dapat melakukan penggeledahan tanpa
mengurangi ketentuan Pasal 33 ayat (5).
TATA CARA
a. dilakukan dengan Surat Perintah Penggeledahan.
b. Dengan Surat Izin Ketua Pengadilan.
c. Disaksikan 2 (dua) orang saksi apabila penggeledahan disetujui
pemiliknya.
d. Apabila penghuni menolak penggeledahan disaksikan oleh
kepala desa / Ketua Lingkungan dan 2 (dua) orang saksi lainnya.
e. Buat Berita Acara Penggeledahan.
f. Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana
penyidik harus segera bertindak dan tidak memungkinkan untuk
mendapatkan Surat Izin terlebih dahulu, maka penyidik dapat
melakukan penggeledahan tanpa mengurangi ketentuan Pasal 33
ayat (5).
Pasal 37 (1) dan (2) KUHP
Penjahat :
- Penjahat walaupun kedua tangan diangkat, tetapi pada posisi berdiri
bebas.
Petugas :
- Kurang waspada terhadap serangan lawan.
- Pada posisi ini maka penjahat dapat menyerang petugas dengan
mudah.
- Petugas memborgol dari belakang tetapi penjahat masih dapat
berdiri bebas.
Keterangan :
a. Pejahat : berdiri bebas, walaupun kedua tangan di angkat ke atas.
b. Petugasa : kewaspadaan terhadap serangan lawan kurang.
c. Pada kondisi seperti ini maka penjahat dapat dengan mudah
menyerang petugas.
5. Membawa tahanan / penjahat dengan memboncengkan diatas sepeda /
sepeda motor dapat membahayakan bagi petugas itu sendiri atau penjahat
; terlebih – lebih apabila petugas membawa revolver dipinggang, sebab :