Anda di halaman 1dari 20

Journal Reading

In Vitro Baktericidal dan Virucidal Efficacy of Povidone-Iodine Gargle/Mouthwash Against


Respiratory and Oral Tract Pathogens

Sita Nuraini, S.Ked


NIM. 1930912320107

Pembimbing :
dr. Khairiyadi, M.Kes, Sp.A(K)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM
RSUD ULIN BANJARMASIN
JULI, 2020
PENDAHULUAN
 Peningkatan resistensi antibiotik

 Infeksi mulut dan saluran pernapasan Streptococcus pneumoniae dan Klebsiella


pneumoniae

 Virus influenza menjadi penyebab terbanyak dari infeksi pernapasan didunia yang
mencapai 3-5 juta kasus dan sekitar 250.000-500.000 mengalami kematian

 Patogen influenza ditularkan melalui dispersi udara aerosol partikel kecil (≤5 µm),
batuk atau bersin

 SARS-CoV dan MERS-CoV menyebar melalui udara dan diinokulasi ke mata,


hidung dan mulut dari jarak dekat

2
PENDAHULUAN
 Berkumur memiliki manfaat melalui pembersihan protease orofaring

 PVP-I sebagai antimikroba menunjukkan efikasi in vitro terhadap gram positif, gram
negatif, beberapa bakteri pembentuk spora (Clostridia, Bacillus spp.) dan virus enveloped
dan non-enveloped
 Penelitian ini meneliti bakterisdal in vitro dan efikasi virusidal dari obat kumur PVP-I 7%
terhadap patogen mulut dan saluran pernapasan berdasarkan uji standar Eropa
EN13727 dan EN14476

3
Metode

Quantitative suspension test

 Baktericidal : Uji EN13727:2012+A2:2015

 Virucidal : EN14476:2013 / FprA1:2015

4
Uji Produk

2 ml PVP-I 7% ditambahkan
Konsentrasi 0,23%
air hingga 60 ml

5
1. Uji Bakterisidal

Pengenceran 1 : 10 Pengenceran 1 : 100 Pengenceran 1 : 1000


Diperoleh konsentrasi 0,7% Diperoleh konsentrasi 0,07% Diperoleh konsentrasi 0,007%

2. Uji Virusidal

Pengenceran 1 : 300 Pengenceran 1 : 3000


Diperoleh konsentrasi 0,023% Diperoleh konsentrasi 0,0023%

6
Uji Bakterisidal

Streptococcus pneumoniae &


Klebsiella pneumoniae

Suspensi bakteri ditambahkan ke


dalam larutan PVP-I 7% di bawah
Uji inaktivasi EN13727:2012
kondisi kotor [3,0 g/l bovine
+ A2:2015, T : 20,0 ± 1,0 °C
serum albumin (BSA) + 3,0 ml/l
eritrosit]

Dinetralkan dengan 3%
Tween 80 + 0,1% histidin +
Setelah 15 s dan 30 s 0,3% Lesitin +  0,5% natrium
tiosulfat
Bakteri ≥5 log10 (≥99,999%)
dianggap mewakili khasiat
antibakteri efektif
Hitung jumlah organisme uji
yang masih hidup dalam
campuran 7
Uji Virusidal

 SARS (strain Frankfurt) → sel Vero E6


 MERS (HCoV-EMC/2012) → sel Vero E6
Uji inaktivasi
 Virus influenza A (H1N1) pdm09 → sel Madin-
EN14476:2013/FprA1:2015,
Darby Canine Kidney (MDCK)
T : 20.0 ± 1.0 °C
 Human rotavirus non-enveloped strain Wa →
sel MA104

8
Uji Virusidal
Uji inaktivasi
EN14476:2013/FprA1:2015,
T : 20.0 ± 1.0 °C

Suspensi virus kemudian Kecuali untuk suspensi


ditambahkan ke larutan PVP-I 7% rotavirus, yang diuji tanpa
dalam kondisi bersih (0,3 g/l BSA) protein load (menggunakan
dan kondisi kotor (3,0 g/l BSA + air suling sebagai zat
3,0 ml/l eritrosit) pengganggu)

9
Uji Virusidal

 100 µl suspensi virus


 100 µl zat pengganggu Waktu kontak :
 800 µl PVP-I  SARS-CoV dan MERS-CoV → 15 s
 Campuran kontrol virus  Influenza → 15 dan 30 s
diuji menggunakan air  Rotavirus → 15, 30, 60, dan 120 s
suling

Aktivitas virusidal dari larutan segera


dihambat melalui pengenceran dengan
media dingin (MEM + 2,0% FCS) dan  5 tabung untuk SARS-CoV dan 1
diencerkan sebanyak sepuluh kali lipat untuk MERS-CoV dari pelat
mikrotiter yang mengandung lapisan
tunggal sel host yang diinokulasi
dengan 100 µl uji suspensi
 Kemudian sel diinkubasi pada suhu
37,0°C dalam tekanan atmosfer yang
lembab di bawah 5,0% CO2

10
Uji Virusidal
Untuk pewarnaan infektivitas  Dihambat dengan 1% BSA dalam
virus influenza atau rotavirus, larutan fosfat-buffered saline
sel-sel difiksasi selama 10 (PBS) selama 30 menit
menit dengan larutan  Diwarnai menggunakan metode
aseton/metanol dingin (40:60) immunoperoxidase

Pengujian influenza A → Pengujian rotavirus → antibodi goat


antibodimonoklonal (25 µl/tabung) poliklonal berlabel peroxidase (BT81-
(Chemicon, Temecula, CA) diujikan 2998-04, Biotren, Köln, Jerman) diujikan
terhadap virus influenza A (MAB8251) terhadap human rotavirus

Setelah diinkubasi selama 30 menit Setelah diinkubasi selama 30 menit pada


pada suhu 37°C, pelat kemudian dicuci suhu 37°C, pelat kemudian dicuci

Diinkubasi dengan horseradish berlabel Diinkubasi dengan horseradish berlabel


peroxidase antibodi anti-mouse sekunder peroxidase antibodi anti-goat sekunder
dan terakhir menggunakan substrat 3- pada pengenceran 1:500 dan terakhir
amino-9-etilkarbazole (AEC) menggunakan substrat AEC 11
 Titer virus ditentukan menggunakan
Metode Spearman-Kärber dan
dinyatakan dalam tissue culture
infectious dose 50% (TCID50/ml)

Substrat 3-
amino-9-  Aktivitas virucidal ditentukan oleh
etilkarbazol perbedaan titer logaritmik dari kontrol
e (AEC) virus dikurangi titer logaritmik dari virus
yang uji ( Δ log10 TCID50/ml)

 Penurunan titer virus ≥4 log 10 (sesuai


dengan inaktivasi sebesar ≥99,99%)
dianggap sebagai bukti yang cukup
untuk menunjukkan aktivitas virusidal
Sel-sel yang terwarnai diperiksa
dengan mikroskop cahaya

12
HASIL PENELITIAN

13
HASIL PENELITIAN

14
DISKUSI
● Dari studi in vitro penelitian ini menunjukkan waktu kontak minimum selama 15 detik terbukti
cukup untuk obat kumur PVP-I 7% agar bekerja efektif pada pengenceran yang
direkomendasikan di Jepang sebesar 1:30 (setara dengan bahan aktif berkonsentrasi 0,23%)

Shimizu et al Eggers et al
Menunjukkan efikasi lengkap larutan PVP-I Menunjukkan aktivitas virusidal larutan
0,2% terhadap isolat klinis bakteri Klebsiella pembersih kulit PVP-I 4%, scrub bedah 7,5%,
pneumoniae, Serratia marcescens, larutan 10% dan larutan 3,2% PVP-I/alkohol
Pseudomonas aeruginosa, Alcaligenes faecalis terhadap virus Ebola dan MVA dan scrub bedah
dan Alcaligenes xylosoxydans selama 30 PVP-I 7,5%, pembersih kulit 4% dan 1% obat
detik menggunakan metodologi sederhana kumur yang efektif terhadap MERS-CoV dan
(the broth turbidity method) MVA dalam waktu pemakaian selama 15 detik

15
DISKUSI
 Dalam penelitian lain, obat kumur PVP-I dalam konsentrasi rendah (0,23-0,47%) mampu
membunuh methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Pseudomonas aeruginosa,
termasuk strain yang resisten terhadap banyak obat selama 15-60 detik

 Studi yang membandingkan antara aktivitas bakterisidal dari tiga obat kumur terhadap
isolat (MRSA) dan bakteri gram negatif (Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae),
larutan PVP-I (diencerkan sebanyak 15, 30, 60 kali lipat) mampu membunuh ketiga strain
bakteri secara cepat setelah 30 detik dan CHG sama sekali tidak efektif

 Uji virusidal pada larutan PVP-I ditemukan mampu menonaktifkan beberapa virus termasuk
adenovirus, virus mumps, rotavirus, poliovirus (tipe 1 dan 3), virus coxsackie, rhinovirus,
virus herpes simpleks, rubella, campak, influenza, dan HIV, sementara larutan obat kumur
CHG, benzalkonium klorida (BAC), BEC dan alkyldiaminoethyl-glycine hidroklorida (AEG)
tidak efektif terhadap adenovirus, poliovirus dan rhinovirus

16
DISKUSI
Kariwa et al
Penggunaan produk PVP-I dengan Dalam penelitian ini, larutan oral PVP-I
konsentrasi 0,23-1% selama 1-2 menit pada konsentrasi 0,23% juga efektif
mampu mengurangi infektivitas virus SARS- terhadap non-enveloped rotavirus setelah
CoV dari 1,17x106 TCID50/ml 15 detik waktu paparan

Ito et al Steinmann et al
Pengurangan titer infeksi virus dari virus flu Larutan PVP-I konsentrasi 7,5% tidak aktif
burung A (H5N1, H5N3, H7N7 dan H9N2) terhadap virus non-enveloped yang diuji
turun hingga di bawah batas yang dapat
dideteksi melalui waktu inkubasi hanya
selama 10 detik menggunakan enam Sauerbrei dan Wutzler
produk PVP-I yang berbeda termasuk obat PVP-I memerlukan waktu selama 5 menit
kumur 0,23% dan spray tenggorokan 0,23% untuk menonaktifkan polyomavirus SV40
dan adenovirus

17
DISKUSI

 Hasil penelitian ini menunjukkan  Profil keamanan penggunaan PVP-I


bahwa penggunaan obat kumur dinilai sudah cukup aman. Berbeda
PVP-I dapat menjadi langkah
dengan agen antiseptik lainnya,
perlindungan yang berguna
terhadap infeksi oral dan saluran produk perawatan mulut larutan PVP-I
pernapasan. tidak menyebabkan iritasi atau
kerusakan mukosa mulut, bahkan pada
penggunaan jangka panjang.

18
KESIMPULAN

1. Rekomendasi untuk berkumur dengan obat kumur antiseptik sebagai


bentuk pengendalian infeksi saluran pernapasan dan mulut

2. Efikasi bakterisidal dan virusidal yang cepat dari povidone iodine,


termasuk obat kumur PVP-I, terhadap patogen penyebab infeksi oral
dan saluran pernapasan yang diamati dalam penelitian in vitro dan in
vivo lainnya

3. Profil keselamatan penggunaan larutan PVP-I yang telah ditetapkan


pada penggunaan lebih dari 60 tahun, memberikan dasar pemikiran
yang kuat untuk penggunaan oral larutan PVP-I untuk pengelolaan
kebersihan orofaring bagi individu berisiko tinggi terhadap infeksi
patogen oral dan saluran pernapasan
19
Terimakasih

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai