Flora normal kebanyakan dari jenis bakteri yang berperan menguntungkan dan tidak
mengganggu. Flora normaal pada manusia ada 2, yaitu komensal dan transier. Faktor yang
dapat menghilangkan flora transier adalah:
1. pH rendah
2. asam-asam lemak
3. kelenjar sebasea
4. lisozim
Faktor predisposisi tertentu dapat menyebabkan flora normal invasif (oportunistik) dan
menimbulkan kelainan, contohnya yaitu:
1. Streptococcus viridans (Saluran napas atas) dapat menimulkan endokarditis subakut.
2. Flora normal usus dapat menimbulkan supurasi
3. Fusobacteria yang berkolonisasi dengan flora mulut lainnya menimbulkan “Plant
Vincent’s”
4. Flora normal mulut Bacteroides dapat menimbulkan bakteriemi.
Peran flora normal dalam mengurangi resiko kolonisasi oleh patogen, dilakukan melalui:
1. memodifikasi pH
2. menghambat tempat pengikatan
3. menghasilkan senyawa bakteriosin
4. menghasilkan toksin
Flora normal memiliki virulensi rendah yang dapat mengkolonisasi permukaan eksternal dan
internal tubuh manusia, untuk mengurangi risiko kolonisasi oleh mikroba patogen, Cara yang
dilakukan oleh flora normal, adalah :
1. Memodifikasi pH
2. Menghambat tempat pengikatan
3. Menghasilkan bakteriosin
4. Melakukan invasi
Keberdaan flora normal ditahan seimbang oleh mekanisme pertahanan permukaan tubuh
manusia. Faktor penyebab perubahan flora normal menjadi patogen oportunistik adalah :
1. Invasi flora normal.
2. Kolonisai flora normal melebihi batas populasi normal.
3. Flora normal mengkasilkan komponen permukaan virulensi
4. Terdapat faktor predisposisi pada host/inang.
Area traktus respiratorius yang selalu dihuni oleh flora normal mulut, tenggorokan, orofaring,
nasofaring dan tonsil, sedangkan area yang steril adalah:
1. laring
2. bronki/bronkioli
3. alveoli
4. sinus nasalis
Umumnya flora genitalia eksterna sama dengan flora kulit. Flora vagina dipengaruhi oleh :
1. umur
2. faktor hormonal
3. kebiasaan seksual
4. kebiasaan menggunkan sabun/antiseptik genitalia eksterna
Area di traktus gastointestinalis yang paling banyak mengandung mikrobiota adalah usus besar
dan ileum bawah, sedangakan area yang relatif steril adalah:
1. Oseofagus
2. usus halus (kecuali bagian distal)
3. hati,
4. kantong empedu
Komplikasi pada luka traumatik biasanya disebabkan oleh bakteri aerob endogen
(P.aeruginosa, S. aureus, E.coli, Proteus sp, Acinetobacter sp, Eenterokokus, Streptococcus
grup A, Flavobakteria). Sedangkan organisme anaerob yang sering terlibat adalah Clostridia
neurotoksik dan histotoksik, yang menyebabkan timbulnya gangren yaitu:
1. Clostridium perfringens tipe A
2. Clostridium septikum
3. Clostridium novyii
4. Clostridium tetani