Anda di halaman 1dari 18

Nama Kelompok

 LUTFIANA MAULIDATUS SA’DIYAH (11)


 YUANES ILMAYASARI (32)
 DWI ARTA MELVIA (05)
 NOVIA ERINDA KUSUMASTUTI (21)
 RIRIN AISYAH RAHMAWATI (26)
 MIFTAKHUL HUDA (16)
 MUHAMMAD HAIKAL A.H. (20)
 
Kerajaan Singosari

Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah


Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul Ametung,
pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul
Ametung karena jatuh cinta pada istrinya, Ken Dedes.
Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat
dikawini Ken Arok, Ken Dedes telah mempunyai anak
bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja Singasari
(1227-1248). Raja terakhir Kerajaan Singasari adalah
Kertanegara
Ken Arok

Ketika di pusat Kerajaan Kediri terjadi pertentangan antara raja dan


kaum Brahmana, semua pendeta melarikan diri ke Tumapel dan
dilindungi oleh Ken Arok. Pada 1222, para pendeta Hindu kemudian
menobatkan Ken Arok sebagai raja di Tumapel dengan gelar Sri
Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Adapun nama
kerajaannya ialah Kerajaan Singasari. Berita pembentukan Kerajaan
Singasari dan penobatan Ken Arok menimbulkan kemarahan raja
Kediri, Kertajaya. la kemudian memimpin sendiri pasukan besar untuk
menyerang Kerajaan Singasari. Kedua pasukan bertempur di Desa
Ganter pada 1222. Ken Arok berhasil memenangkan pertempuran dan
sejak itu wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri dikuasai oleh Singasari.
Kertanegara

 Ken Arok memerintah Kerajaan Singasari hanya lima tahun. Pada 1227 ia
dibunuh oleh Anusapati, anak tirinya (hasil perkawinan Tunggul Ametung
dan Ken Dedes). Sepuluh tahun kemudian Anusapati dibunuh oleh
saudara tirinya, Tohjaya (putra Ken Arok dengan Ken Umang).
 Kematian Anusapati menimbulkan kemarahan Ranggawuni, putra
Anusapati. Ranggawuni langsung menyerang Tohjaya. Pasukan Tohjaya
kalah dalam pertempuran dan meninggal dunia dalam pelarian. Pada 1248
Ranggawuni menjadi raja Singasari bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana.
Ranggawuni memerintah Kerajaan Singasari selama 20 tahun (1248-
1268) dan dibantu oleh Mahisa Cempaka (Narasingamurti). Ranggawuni
wafat pada 1268 dan digantikan oleh putranya, Kertanegara. la
memerintah Kerajaan Singasari selama 24 tahun (1268-1292).
Ekspedisi Pamalayu

Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan


Kerajaan Singasari. Pada 1275 ia mengirim pasukan untuk
menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin
persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja).
Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal dengan nama
Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya
di Campa melalui perkawinan antara raja Campa dan adik
perempuannya. Kerajaan Singasari sempat menguasai
Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa
Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
Serangan Pasukan Mongol

Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi


serangan kaisar Mongol, Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina.
Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke Singasari untuk
meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila
menolak maka Singasari akan diserang. Permintaan ini
menimbulkan kemarahan Kertanegara dengan melukai utusan
khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari
tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. la kemudian
memperkuat pasukannya di Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol
menyerang Kerajaan Singasari. Namun Kertanegara telah dibunuh
oleh raja Kediri, Jayakatwang, setahun sebelumnya. Singasari
kemudian dikuasai oleh Jayakatwang.
Peninggalan Kerajaan Singasari

Candi Singhasari

Candi Kidal

Candi Jago
Kerajaan Majapahit

Setelah Raja Kertanegara gugur dalam peristiwa penyerangan


Raja Jayakatwang (Raja Kediri), berakhirlah riwayat Kerajaan
Singasari. Raja Kertanegara beserta petinggi kerajaan lainnya
tewas dalam penyerangan tersebut. Raden Wijaya (menantu Raja
Kertanegara) segera melarikan diri ke Sumenep, Madura, dan
mendapat perlindungan dari Arya Wiraraja, penguasa Sumenep.
Raja Jayakatwang sangat menghormati Arya Wiraraja sehingga
Raden Wijaya diampuni. Setelah mendapat pengampunan dari
Raja Jayakatwang, Raden Wijaya beserta pengikutnya diizinkan
untuk membabat hutan Tarik (sekarang menjadi Desa Trowulan,
Jawa Timur) untuk dijadikan desa. Disinilah kemudian berdiri
pusat Kerajaan Majapahit
Kertarajasa Jayawardhana

 Pada 1293 pasukan Kubilai Khan dari Cina datang


dengan tujuan untuk menghancurkan Kerajaan
Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa
Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh
Raden Wijava untuk membalas dendam kepada
Raja Jayakatwang.
 Pasukan Raden Wijaya bekerjasama dengan Kubilai
Khan yang berjumlah sekitar 20.000 orang. Dalam
waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja
Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan
kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan
pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan
Singasari dari Sumatera menyerang pasukan
tersebut. Pasukan Kubilai Khan segera pergi dari
tanah Jawa dan Raden Wijaya menjadi raja dengan
gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Para Penguasa Majapahit

Raden Wijaya : (1309)


Jayanegara : (1309-1328)
Tribhuwanatunggaldewi : (1328-1350)
Hayam Wuruk : (1350-1389)
Wikramawardhana : (1389-1429)
Suhita : (1429-1447)
Kertawijaya : (1447-1451)
Rajasawardhana : (1451-1453)
Bhre Wengker : (1456-1466)
Singhawikramawardhana : (1466-1468)
Kertabhumi : (1468-1478)
Ranawijaya/Girindrawardhana : (1478-?)
Wilayah Kekuasaan

 Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi seluruh


Jawa (kecuali tanah Sunda), sebagian besar P.
Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan
Indonesia bagian timur hingga Irian Jaya. Perluasan
wilayah ini dicapai berkat politik ekspansi yang
dilakukan oleh Patih Mangkubumi Gadjah Mada.
Pada masa inilah Kerajaan Majapahit mencapai
puncak kejayaannya
Keruntuhan Majapahit

Sepeninggal Raden Wijaya, Kerajaan Majapahit dilanda beberapa


pemberontakan. Pemberontakan tersebut antara lain ialah
pemberontakan Ranggalawe, Sora, dan Kuti selama masa
pemerintahan Jayanegara (1309-1328), serta pemberontakan Sadeng
dan Keta pada masa Tribhuwanatunggadewi (1328-1350).
Pemberontakan baru dapat berakhir pada masa kekuasaan Raja
Hayam Wuruk (1350-1389). Setelah masa kekuasaan Raja Hayam
Wuruk, pamor Kerajaan Majapahit semakin menurun. Pada 1522,
Kerajaan Majapahit hancur akibat terjadinya perang saudara. Selain
itu, faktor yang juga mempengaruhi runtuhnya Kerajaan Majapahit
ialah munculnya Kerajaan Malaka dan berkembangnya kebudayaan
Islam.
Peninggalan Kerajaan Majapahit

Candi Tikus Candi Brahu


Patung Budha Raksasa

Gapura Bajangratu

Gapura Wringin Lawang


Sekian
dan...
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai