C014192001 Evitamelia
TIFOID
D IS KUSI SE NTR A L R AB U ( 29 JULI 20 20)
C014192183 Andi Adriana Noviyanti Andi Rumpang
Supervisor Pembimbing
dr. Ninny Meutia Pelupessy, M. Kes, Sp.A
IDENTITAS PASIEN
● Nama :N
● Jenis kelamin : Perempuan
● Tanggal Lahir : 05-11-2003
● Usia : 16 Tahun
● Alamat : Lakkang
● No. RM : 094850
● Masuk RS : 23-02-2018
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama:
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Dialami sejak 14 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak kejang.
Ada batuk sejak 1 minggu yang lalu. Tidak sesak. Tidak muntah.
Riwayat muntah sejak 1 hari, tidak menyemprot. Frekuensi 3 kali,
berisi cairan dan sisa makanan. Anak malas makan dan minum.
Buang air kecil lancar dan kuning. Buang air besar belum 1 hari.
No. Jenis Kelamin Tanggal Lahir Sehat/Sakit
1. Riwayat imunisasi
lengkap sesuai usia
2. Belum booster
PEMERIKSAAN FISIS
○ LLA : 19,5 cm
1. Keadaan Umum: lemah
2. Kesadaran: delirium ○ LK : 51 cm ( cm)
3. Tanda Vital:
a. TD : 130/70 mmHg ○ LD : 75 cm
b. Nadi : 117 kali/ menit
c. Napas : 24 kali/ menit ○ LP : 63 cm
d. Suhu : 39,9C
4. Skala nyeri : 0 NRS ○ BB/TB : 87% (gizi kurang)
5. Status Gizi: gizi kurang
○ TB/U : 91,46% (mild stunting)
a. BB : 36 kg
b. PB : 150 cm ○ BB/U : 66,67% (kurus)
PEMERIKSAAN FISIS
● Pucat : tidak ada ● Ubun-ubun besar : sudah menutup
● Sianosis : tidak ada ● Hidung : rhinore tidak ada
● Ikterus : tidak ada ● Bibir : kering
● Turgor : Baik ● Lidah : kotor
● Kulit : kering ● Mulut : stomatitis (-)
● Edema : tidak ada ● Caries : tidak ada
● Kepala : normocephal ● Gigi : intact, normal
● Muka : simetris ● Tenggorok : Hiperemis (+)
● Rambut : kering ● Tonsil : T1-T1 hiperemis (+)
● Telinga : otore tidak ada● Leher : kaku kuduk tidak
● Mata : cekung tidak ada ada
PEMERIKSAAN FISIS
1. Thoraks : ● Paru
a. Bentuk : simetris kiri-kanan ○ PP : simetris kiri-kanan
b. Payudara : tidak ada kelainan
2. Jantung ○ PR : sela iga kiri sama dengan
a. PP : ictus cordis tidak tampak kanan
b. PR : thrill tidak teraba
c. PK : batas atas intercostal III kiri, ○ PK : batas paru hepar intercostal
batas kanan linea parasternalis IV kanan, batas paru belakang
kanan, batas kiri linea kanan vertebra thoracal X, batas
midclavicularis kiri paru belakang kiri vertebra
d. PD : Bunyi jantung I/II murni thoracal XI
reguler, bising tidak terdengar ○ PD : Bunyi pernapasan vesikuler,
bunyi tambahan wheezing dan
ronkhi tidak ada
PEMERIKSAAN FISIS
1. Abdomen ● Kelenjar limfa : tidak teraba
a. PP : datar, ikut gerak napas ● Alat kelamin : tidak ada kelainan
b. PD : peristaltik kesan normal ● Status pubertas : A4M4P4
c. PR : tidak teraba massa, lien ● Kol. Vertebralis : scoliosis tidak
dan hati tidak teraba, tidak ada ada, gibbus tidak ada
nyeri tekan epigastrium ● Refleks fisiologis : KPR ada/ada,
d. PK : timpani BPR ada/ada, APR ada/ada,
TPR ada/ada. Kesan normal
● Refleks patologis : babinski,
gordon, chaddock, oppenheim
tidak ada
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
3 (borderline)
4 (positif lemah)
6-10 (positif)
● Demam tifoid
● Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA)
● Anemia penyakit kronik
ANJURAN DAN TERAPI
ANJURAN TERAPI
Demam Tifoid dengan Komplikasi Sepsis : Pengertian, Epidemiologi, Patogenesis, dan Sebuah Laporan Kasus. Jurnal Medical Profession
(MedPro). 2019. Vol. 3. No. 3. 220
EPIDEMIOLOGI ● Prevalensi kasus demam tifoid di
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
2007 adalah 1,6%.
ETIOLOGI
● Penyebab demam tifoid adalah organisme bernama Salmonella
typhi atau Salmonella paratyphi yang memberikan efek lebih
minimal.
Jabeen A, Yasin N, Khan H, Hussain M.A Review : Thypoid fever.J Bacteriol Infec Dis. 2018.
What is Causes of THYPOID FEVER?
ETIOLOGI
● Demam tifoid juga adalah suatu penyakit yang berkait rapat
tentang faktor kebersihan.
Jabeen A, Yasin N, Khan H, Hussain M.A Review : Thypoid fever.J Bacteriol Infec Dis. 2018.
Hilda Nuruzzaman, Fariani Syahrul. A Review : Analisis Risiko Kejadian Demam Tifoid. 2016.
GEJAL
A
● Demam > 7 hari, intermitten, tinggi
sore/malam dari pada pagi/siang,
mencapai suhu tertinggi akhir minggu
pertama, minggu kedua demam terus
menerus tinggi.
Anamnesis
KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN LINGKUNGAN
Pemeriksaan Penunjang
Makroskopis EKG
Mikroskopis
Jabeen A, Yasin N, Khan H, Hussain M. A review: Typhoid fever. J Bacteriol Infec Dis. 2018;2(2 ): 1-7
PATOGENESIS
• Bakteri masuk ke saluran pencernaan melalui mulut.
• Proses Multiplikasi
Sudoyo, A.W. 2015. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
PATOGENESIS
• Diorgan retikuloendotelial, sel fagosit
ditinggalkan, dan berkembang di sinusoid.
Sudoyo, A.W. 2015. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
DIAGNOSIS BANDING
● Demam dengue
● Malaria
● Tuberkulosis
● Pneumonia
● Leptospirosis
● Gastroenteritis
● Hepatitis akut
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/V/2006
Tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid
TATALAKSANA
Terapi Suportif
1. Tirah Baring (Bed Rest)
2. Nutrisi
● Cairan : Menjaga kecukupan asupan cairan oral maupun
parenteral
● Diet : cukup kalori dan protein, rendah serat
3. Kontrol dan monitor tanda vital
4. Menjaga Kebersihan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 Tentang Pedoman
Pengendalian Demam Tifoid
Rahmasari, V. 2018. Review:Manajemen Terapi Demam Tifoid : Kajian Terapi Farmakologis dan
Non Farmakologis. Jurnal Farmaka 16(1) :184-195
Terapi Simptomatik
Demam : Antipiretik
Muntah : Antiemetik
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 Tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid
Terapi Kausal
Kloramfenikol (drug of choice) : 50-100 mg/kgBB/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari
Seftriakson : 80 mg/kgBB/hari, IV atau IM, sekali sehari selama 5 hari
Amoksisilin : 100 mg/kgBB/hari, oral atau IV, selama 10 hari
Kotrimoksasol : 6 mg/kgBB/hari, oral, selama 10 hari
Sefiksim : 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10 hari
Dexamethason :1-3 mg/kgBB/hari, IV, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik (diberikan pada kasus berat
dengan gangguan kesadaran)
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2009.Pedoman Pelayanan Medis Jilid 1.IDAI. Jakarta
Rahmasari, V. 2018. Review:Manajemen Terapi Demam Tifoid : Kajian Terapi Farmakologis dan Non Farmakologis. Jurnal Farmaka 16(1) :184-195
Pemantauan
Tifoid Ensefalopati
Meningitis
Pneumonia, Pleuritis
Miokarditis, Endokarditis
Hepatitis,
Pankreatitis
● RELAPS :
Laboratorium : biakan empedu (+) kembali
Klinis : gejala-gejala muncul kembali setelah minimal 3 hari sampai 3 minggu bebas demam
● RESISTENSI
Laboratorium : uji kepekaan
Klinis : tanpa penyulit/penyakit yang lain penderita masih demam setelah 14 hari terapi kloramfenikol
● RENJATAN SEPTIK
Tanda gangguan perfusi organ (lesu, gelisah, kulit dingin dan lembab, akral dingin, dan kebiruan-biruan, oligouri)
Rampengan, Novie Homenta. “Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi Pada Anak.” Sari Pediatri, vol. 14, no. 5, 2016, p.
271
PROGNOSIS
Kliegman, R.M., Behrman, R.E., Jenson, H.B. and Stanton, B.M., 2007. Nelson textbook of pediatrics e-book. Elsevier Health Sciences.
PENCEGAHAN