Anda di halaman 1dari 13

SITOKININ

Regia Putri Ellanda


( 13330027)
Sitokinin adalah
Sitokinin (bahasa Inggris: cytokinins, CK) adalah
sekelompok hormon tumbuhan dan zat pengatur
tumbuh yang mendorong terjadinya pembelahan sel
(sitokinesis) di jaringan meristematik.
  Umumnya sitokinin umumnya ditemukan di organ
muda (biji, buah daun) dan diujung akar, sintesis
hampir dapat dipastikan terjadi di ujung akar sebab
jika akar dipotong mendatar, sitokinin mengalir keluar
(karena tekanan akar). Bukti ini menunjukan bahwa
ujun g akr mensisntesis sitokinin dan mengangkutnya
melalui nxilem ke seluruh bagian tumbuhan, hal ini
bisa menjelaskan terjadinya penimbunan pada daun,
buah, dan biji muda melalui pengangkutan xylem,
namun umumnya, floem merupakan system pemasok
yang lebih efektif untuk organ yang transpirasinya
sedikit seperti itu
Latar belakang
Semakin banyak yang kita ketahui tentang pertumbuhan
dan perkembangan, kedua proses tersebut tampak
semakin rumit. Ada bermacam-macam hormon tetapi
didalam makalah ini akan dibahas mengenai peran dan
pengaruh hormon sitokinin bagi pertumbuhan
dan  perkembangan tanaman. Perkembangan dipengaruhi
atau dikontrol oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia
yang disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme,
kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya
bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi
yang sangat rendah, untuk mengatur pertumbuhan,
perkembangan atau metabolisme.
Sejarah sitokinin
Pada sekitar tahun 1913, Gottlieb Haberlandt di Austria
menemukan suatu senyawa tak dikenal yang memacu
pembelahan sel yang menghasilkan kambium gabus dan
memulihkan luka pada umbi kentang yang terpotong. Senyawa
tersebut terdapat dijaringan pembuluh berbagai jenis
tumbuihan. Temuan ini tampaknya merupakan ungkapan
pertama tentang senyawa yang dikandung tumbuhan, yang
sekarang dinamakan senyawa sitokinin, yang memacu
sitokinesis. Pada tahun 1940an, Johannes van Overbeek
menemukan bahwa endosperma cair buah kelapa yang belum
matang juga kaya akan senyawa yang dapat memacu sitokinesis.
Pada awal tahun 1950an, Folke Skoog dan beberapa kawannya,
yang tertarik pada auksin yang ternyata mampu memacu
pertumbuhan biakan jaringan tumbuhan, mendapati bahwa sel
potongan empuluir batang tembakau membelah jauh lebih
cepat bila sepotong jaringan pembuluh diletakkan diatasnya,
hal itu mempertegas hasil yang didap[atkan Haberlandt.
Sitokinin juga didapati pada lumut, ganggang coklat
dan ganggang merah, serta tampaknya juga pada
diatom; kadang, sitokinin tersebut memacu
pertumbuhan ganggang. Kemungkinan besar sitokinin
cukup tersebar luas, bahkan terdapat di dunia
tumbuhan; namun saangat sedikit yang diketahui
tentang fungsinya, kecuali pad angiospermae,
beberapa conifer, dan lumut
Metabolisme sitokinin
Terobosan dalam pengetahuan kita tentang biosistesis
dating dari Chong-Maw dan DK Melitz (1979) yang
mengemukakan bahwa jaringan tumbuhan mengandung
enzim yang dinamakan isopentenil AMP sintase
(sebelumnya ditemukan pada cendawan lendir) yang
membentuk isopentenil adenosine-5-fosfat (isopentenil
AMP) dari AMP dan salah atu isomer isopentenil piroposfat.
(senyawa terakhir ini merupakan hasil lintasan mevalonat
dan prazat penting bago sterol, giberilin, karotenoid, dan
senyawa isoprenoid lain). Isomer tersebut meliputi ^2-
isopentenil piroposfat, yang awalan ^-nya berarti bahwa
molekul tersebut memiliki ikatan rangkap antara karbon 2
dan 3.
Lanjutan
Sitokinin ditingkat sel juga ditentukan oleh perusakannya
dan mungkin oleh perubahannya menjadi berbagai
turunan yang bersifat tidak aktif, selain nukleosida dan
nukleotida. Perusakan sebagian terjadi oleh sitokinin
oksidase, yaitu system enzim yang merenggut cincin
samping 5 karbon dan menghasilkan adenine-bebas
(atau bila zeatin ribosida yang dioksidasi, akan dihasilkan
adenosine-bebas). Pembentukan turunan sitokinin lebih
rumit, sebab dapat terbentuk banyak konjugat (Letham
dan Palni, 1983). Konjugat yang paling lazim ditemui
mengandung glukosa atau alanin; yang mengandung
glukosa disebut sitokinin glukosida.
Sitokinin dan IAA diperlukan untuk mengendalikan
pembentukan serta perkembangan tumor pada batang
banyak tumbuhan dikotil dan gimnospermae, yang
disebut tumor mahkota. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Agrobacterium tumefaciens (berkerabat
dengan anggota bakteri penambat
nitrogen,Rhizobium)
Peran hormon sitokinin pada tumbuhan
1. Sitokinin memacu pembelahan sel dan
pembentukan organ
2. Sitokinin menunda penuaan dan meningkatkan
aktivitas wadah penampung hara
3. Sitokinin memacu perkembangan kuncup
samping tumbuhan dikotil
4. Sitokinin memacu pembesaran sel pada
kotiledon dan daun tumbuhan dikotil
5. Efek sitokinin pada batang dan akar
6. Sitokinin memacu perkembangan kloroplas dan
sintesis klorofil
Mekanisme kerja sitokinin:
Beragamnya efek sitokinin menunjukan bahwa senyawa
tersebut mungkin mempunyai beberapa macam
mekanisme kerja dalam jaringan berbeda.Namun secara
sederhana diduga bahwa satu efek utama yang umum
sering diikuti oleh  sejumlah efek sekunder, yang
bergantung pada keadaan fisiologis sel sasarannya.
Seperti hormone lain, penguatan efek utama harus
terjadi, karena sitokinin terdapat dalam konsentrasi
sangat rendah (0,01 sampai 1 µM). Adanya efek pemacuan
oleh sitokinin pada pembentukan RNA dan enzim sudah
diduga sejak lama,antara lain karena efek sitokinin
biasanya terhambat oleh zat penghambat sintesis RNA
atau protein.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai