Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN MODERN :

PSIKOLOGI
KULIAH KE-11
PENGANTAR PSIKOLOGI
OLEH WINNA ANDINI H., M.PSI
6 PENDEKATAN MODERN
Untuk menjelaskan perilaku seseorang, psikolog memiliki jawaban beragam, tergantung
pendekatan yang digunakan. Terdapat 6 pendekatan saat ini yang digunakan, yaitu :
– Biological approach atau pendekatan biologis
– Cognitive approach atau pendekatan kognitif
– Behavioral approach atau pendekatan perilaku
– Psychoanalitic approach atau pendekatan psikoanalisa
– Humanistic approach atau pendekatan humanistik
– Cross cultural approach atau pendekatan lintas budaya

Pendekatan yang berbeda dalam memahami manusia ini berdampak perbedaan pandangan,
focus, teknik dan metode penelitian yang digunakan
PENDEKATAN BIOLOGIS
• Pendekatan yang sebenarnya paling lama
• Fokus pada bagaimana gen, hormon dan sistem syaraf mempengaruhi kepribadian, proses belajar,
ingatan/memory, emosi, motivasi, teknik coping, kebiasaan dan kemampuan seseorang
• Fokus pada bagaimana mind, brain and body berinteraksi
• Penelitian yang menggunakan pendekatan biologis sering disebut psychobiologists atau biopsikologi
– Misal : psychobiologists menemukan bahwa anak dengan sindrom autistik saat dilihat rontgen otaknya,
ditemukan terdapat salah satu area di otak, khususnya cerebellum, yang berkembang tidak normal.
– 75 % anak autis memiliki ketidaknormalan di cerebellum yang kecil
– 10 % anak autistik memiliki ketidaknormalan di cerebellum yang besar
– Cerebellum berkaitan dengan perilaku, seperti dalam koordinasi gerakan tubuh, memberikan atensi,
perasaan dan perencanaan
– Jadi apabila seorang anak tidak normal cerebellum-nya akan bermasalah dalam hal perasaan, belajar,
bergerak atau atensi yang ciri tersebut ada pula pada anak autistik
PENDEKATAN BEHAVIOR
• Pendekatan behavior fokus pada menganalisa bagaimana individu belajar perilaku baru atau memodifikasi
perilaku, tergantung dari reward atau hukuman dari lingkungan terkait perilaku yang ditampilkan
• Reward dan punishment (hukuman) dapat memodifikasi, mengubah atau mengontrol perilaku seseorang
• Psikolog menggunakan pendekatan behavioral seperti dalam mengajarkan seseorang untuk lebih asertif,
mengajarkan toilet training pada anak, dan mengubah beberapa perilaku
• Pendekatan behavior yang paling digunakan adalah teori nya B.F. Skinner
– Fokus pada TL yang dapat diobservasi
– Reinforcers dari lingkungan penting
• Ada juga yang dikembangkan oleh Albert Bandura, ia mengkritik Skinner yang terlalu strict terkait
konsep yang meniadakan proses mental. Bandura mengajukan teori dimana proses mental atau kognitif
termasuk perilaku yang dapat diobservasi. Teori nya dinamakan social learning theory, perilaku tidak
hanya dipengaruhi oleh reinforcers dari lingkungan, melainkan juga dari hasil observasi, imitasi dan
proses berpikir.
• Behavior mengembangkan teknik latihan relaksasi untuk mengurangi perasaan tidak nyaman
PENDEKATAN KOGNITIF
• Pendekatan Kognitif fokus pada bagaimana seseorang memproses, menyimpan dan menggunakan informasi
serta bagaimana informasi tersebut mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam mempersepsikan sesuatu,
belajar, mengingat, keyakinan dan perasaan
– Fokus pada sikap, ide, harapan dan sebagainya
– Mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan
dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
– Reaksi terhadap rangsang tidak selalu berbentuk TL nyata, melainkan dapat berupa ingatan yang diendapkan, diproses
menjadi gejolak perasaan (gelisah, kekecewaan, kepuasan) atau sikap (suka atau tidak suka)
• Pendekatan kognitif memandang anak yang autistik memiliki permasalahan dasar dalam hal memproses
informasi, khususnya mereka jadi kesulitan meniru orang lain dan tidak mudah untuk belajar perilaku yang baru
• Psikologi kognitif mempelajari aspek dari perilaku manusia, diantaranya adalah belajar dan mengingat, interaksi
sosial, pembentukan stereotipe, dan pembentukan sikap
• Perpaduan antara pendekatan gestalt dan behaviorisme
PERBEDAAN BEHAVIOR DAN KOGNITIF

• Pendekatan Behavior berkaitan dengan kondisioning dan proses belajar, Pendekatan kognitif lebih
banyak mempelajari pembentukan konsep, proses berpikir dan membangun pengetahuan
• Pendekatan Behavior mempelajari perilaku yang nyata sedangkan Pendekatan kognitif
membicarakan konsep-konsep mentalistik, yaitu proses kejiwaan yang tidak selalu nampak nyata
dari luar
• Pendekatan Behavior lebih mementingkan tingkah laku molekular dari pada tingkah laku molar
• Pendekatan Behavior lebih mementingkan faktor kebutuhan dan pemuasan kebutuhan, sedangkan
Pendekatan kognitif berpendapat bahwa tanpa ada kebutuhan-kebutuhan tertentu, proses belajar
dapat tetap terjadi
PENDEKATAN PSIKOANALISA

• Pendekatan psikoanalisa meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak, terutama 5 tahun


pertama, mempengaruhi perkembangan kepribadian dan permasalahan psikologis seseorang di masa
yang akan datang (masa dewasanya). Misal : stres seseorang dipengaruhi oleh ketidaksadaran akan
ketakutan, keinginan dan dorongan pikiran serta perilaku yang ada pada seseorang
• Diperkenalkan pertama kali oleh Sigmund Freud
• Salah satu teknik untuk mengungkap ketidaksadaran seseorang dengan cara analisis mimpi
• Ia juga mengungkapkan bahwa manusia memiliki struktur id, ego, dan superego
• Berbeda dengan pendekatan biologis, kognitif dan behavior, pendekatan psikoanalisa dapat mencari
tahu dan mengungkap sesuatu yang tersembunyi dari seseorang yaitu ketidaksadaran
PENDEKATAN KOGNITIF :
JEAN PIAGET
• Diawali oleh salah satu tokoh yang bernama Jean Piaget, ia mengembangkan teori berdasarkan
aliran fungsionalisme di masa pendekatan sejarah
• J. Piaget membedakan 4 tingkat perkembangan berdasar perkembangan struktur kognitif manusia :
– Inteligensi sensorimotor : usia 0-2 tahun, kemampuan yang masih terbatas pada penginderaan rangsang-
rangsang dan memberikan reaksi motoris yang bersifat mekanistis otomatis
– Representasi pra-operasional : 2-7 tahun, mulai berkembang memahami simbol-simbol yang akan menjadi
modal untuk berpikir. Sifat anak pada usia ini masih berpusat pada diri (ego centris)
– Operasi Konkrit : usia 7-11 tahun, sudah tidak lagi ego centris, mulai berorientasi ke luar, terutama pada
objek-objek yang konkrit. Aktif dan banyak bergerak, tetapi perbuatan tidak terlepas dari objek konkrit
– Operasi formal : usia di atas 11 tahun, tidak terikat lagi pada objek-objek yang konkrit, mulai mampu
menyusun kesimpulan-kesimpulan dan hipotesa atas dasar simbol-simbol, mulai dapat berpikir hypothetical
deductive
PENDEKATAN KOGNITIF :
LOUIS LEON THURSTONE
• Fokusnya pada kajian psikometri
• Dalam metode psikometri, Thurstone terkenal dengan pendekatan analisa faktor. Ia termasuk pendahulu pendekatan
kognitif yang mengacu pada aliran fungsionalisme karena ia menganalisa fungsi-fungsi dasar dari kognisi manusia
• Aspek lain yang menjadi fokusnya adalah bahwa sikap dapat diukur  mengembangkan skala sikap
• Ia berpandangan bahwa dalam intelegensi manusia tidak ada faktor umum (G factor/General Factor), melainkan
hanya ada faktor spesifik (S factor). Ia mengemukakan bahwa ada 7 yang paling dasar dari faktor spesifik tersebut,
yang disebut primary mental abilities, yaitu :
– Pengertian verbal (verbal comprehension)
– Kemampuan angka-angka (numerical ability)
– Penglihatan spasial (spatial visualization)
– Kemampuan penginderaan (perceptual ability)
– Ingatan (memory)
– Penalaran (reasoning)
– Kelancara kata-kata (word influency)
PENDEKATAN KOGNITIF
F. HEIDER
• Ia mengembangkan teori tentang perasaan yang ada pada seseorang terhadap seseorang lain
dan sesuatu hal yang lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan orang kedua.
• Orang pertama disebut Person atau pribadi (P), Others atau orang lain (O), pihak ketiga dapat
berupa orang, benda, situasi (X). Dengan demikian hubungan ketiganya adalah P-O-X
• Sejalan dengan prinsip gestalt, hubungan P-O-X dapat bersifat saling memiliki (tipe-U) dan
saling tidak memiliki (tipe bukan-U). Tipe-tipe ini dipengaruhi oleh prinsip persepsi, seperti
kesamaan, kedekatan, kelangsungan set dan pengalaman masa lalu
• Hubungan P-O-X bisa positif/Like (L—menyukai,memuja, menyetujui dll) atau negatif/Dislike
(DS—mencela, tidak menyetujui, tidak menyukai, dll)
PENDEKATAN KOGNITIF :
F.HEIDER
• Terdapat 3 kombinasi hubungan P-O-X yang akibatnya terhadap kognisi (kesadaran) P, yaitu :
– Keadaan seimbang (balance) yang menimbulkan rasa puas, senang dan mendorong P untuk berbuat sesuatu untuk
mempertahankan hubungan. Misal :
(a) seorang guru (P), menyukai seorang murid (O), dan ia pun menyukai nilai ulangan yang bagus (X). Hubungan P-O dan P-X
sama-sama (L), hubungan O-X adalah tipe-U. maka pada guru (P) mengalami keadaan kognitif yang seimbang.
(b) Seorang guru (P), tidak menyukai seorang murid (O), dan ia pun tidak menyukai nilai ulangan yang jelek (X). Hubungan P-O
dan P-X sama-sama (DL), hubungan O-X adalah tipe-U. maka pada guru (P) mengalami keadaan kognitif yang seimbang
– Keadaan tidak seimbang (imbalance) yang menyebabkan timbulnya perasaan tidak senang, tidak puas, penasaran yang
menyebabkna P terdorong untuk berbuat sesuatu untuk mengubah sifat hubungan P-O-X sehingga mendekati keadaan
yang seimbang.
• Misal : seorang guru (P), menyukai seorang murid (O), dan ia pun tidak menyukai nilai ulangan yang jelek (X). Hubungan P-O
(L) dan P-X (DL), hubungan O-X adalah tipe-U. maka pada guru (P) mengalami perasaan tidak seimbang
– Keadaan tidak relevan (irrelevan) yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap P, sehingga P tidak terdorong untuk berbuat
apa-apa
• seorang guru (P), menyukai seorang murid (O), dan ia pun tidak menyukai nilai ulangan yang jelek (X). Hubungan P-O dan P-X
sama-sama (DL), hubungan O-X adalah tipe bukan U. maka pada guru (P) tidak akan timbul apa-apa (tidak relevan)
PENDEKATAN KOGNITIF :
LEON FESTINGER
• Dalam teori Festinger, sector-sector dalam lapangan kesadaran dinamakan elemen-elemen kognisi.
Elemen-elemen kognisi itu saling berhubungan satu sama lain dan jenis hubungan ada tiga macam, yaitu :
– Hubungan yang tidak relevan
• Misal : jika seorang tahu bahwa setiap musim hujan, kota Jakarta kebanjiran dan ia pun tahu bahwa di Kalimantan Timur
ada sebuah pabrik pupuk. Tidak relevan dua hal tersebut sehingga tidak terjadi reaksi apa-apa
– Hubungan disonan
• Hubungan disonan dapat disebabkan karena nilai budaya dan pendapat umum. Misal : makan dengan tangan di restoran
bertaraf internasional, orang kulit putih berbicara bahasa Jawa
• Misal : kita melihat hujan tetapi orang tersebut tidak basah. Hal ini akan mengherankan dan bertolak belakang sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan kognisi dan menimbulkan perasaan tidak senang, janggal, penasaran, aneh dll
– Hubungan konsonan
• Misal : kita melihat orang berjalan pada saat hujan dan ia basah kuyup. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak bertentangan
PENDEKATAN KOGNITIF :
LEON FESTINGER
• Ada 3 cara untuk mengurangi disonan, yaitu :
– Mengubah elemen tingkah laku. Misal : seorang gadis membeli baju yang mahal, tapi kawannya
mencela baju itu karena dianggap jelek. Gadis tersebut merasa disonan karena baju mahal tapi tidak
bagus. Reaksinya mungkin dijual kembali baju tersebut atau diberikan pada orang lain
– Mengubah elemen kognisi dari lingkungan, misalnya : gadis tersebut meyakinkan teman-temannya
bahwa baju tersebut sedang mode, disukai bintang-bintang film ternama dan sangat cantik
– Mengubah elemen kognisi baru, misalnya mencari pendapat teman-temannya yang lain yang
mendukung pendapat bahwa baju itu cantik sehingga penyangkalan oleh elemen kedua dapat
dinetralkan

Anda mungkin juga menyukai