Anda di halaman 1dari 115

HUKUM PAJAK

TIM PENGAJAR HUKUM


PAJAK
Oleh
1.F.X. Sumarja
2.Satria Prayoga
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 1
SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Dalam teori asal mula negara, jauh sebelum Romawi &
Yunani kuno maupun Mesir di zaman Firaun telah ada
suatu wadah yang menguasai dan memerintah
penduduk, yang disebut : l’etat, Staat, State, negara,
yang punya unsur: daerah, rakyat, pemerintah dan
kedaulatan

Rousseau mengajukan teori yang bisa menjawab


mengapa penduduk harus patuh pada pemerintah
negaranya, yaitu teori “Le Contract Social”/perjajian
masyarakat.

Dlm teori ini difiksikan bahwa penduduk pada zaman


dahulu hidup dalam gua, di atas pohon, bukit dan
terpisah dlm kelompok kecil, mereka akan lebih kuat
apabila bersatu baik dlm menghadapi musuh,
binatang buas, maupun bencana alam.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 2


1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Oleh sebab itu penduduk kemudian mengadakan
perjajian Le contract social, dimana sebagian dari hak
mereka di serahkan kepada suatu wadah yang
mengurus kepentingan bersama

Fungsi pemerintah suatu negara:


a. Melaksanakan penertiban guna mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan dlm masyarakat.
(negara sbg stabilisator)
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. Pertahanan dalam rangka menjaga kemungkinan
serangan dari luar. Untuk itu negara dilengkapi alat
pertahanan
d. Menegakan keadilan, melalui badan pengadilan

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 3


1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Guna menjalankan fungsi tsb maka suatu negara
membutuhkan adanya dana, daya, sumber alam/SDM
baik yang punya keahlian/tidak, trampil/tidak dari
penduduk negaranya

 Bagi negara yang dikaruniai sda melimpah mungkin


tidak menghadapi masalah dalam memenuhi
pengeluaran negara

 Bagi negara miskin sda akan menghadapi sebaliknya


maka harus dicari sumber penghasilan lain, misal
pajak.

 Ada berbagai sumber penghasilan suatu negara (public


revenues), antara lain: kekayaan alam, laba
perusahaan, royalti, retribusi, kontribusi, bea, cukai,
denda , pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 4


1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Kekayaan Alam,
Royalty,
Retribusi,
Kontribusi,
Bea
Cukai,
Pungutan,
Sumbangan
Denda
Pajak
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 5
1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Dlm negara demokrasi pajak dibayar penduduk
atas persetujuannya sendiri melalui lembaga
perwakilan guna membiayai pengeluaran
pemerintah, demi kesejahteraan rakyat
Dlm kerajaan/negara penganut absolut
monarchi, mis: Perancis – Raja Lodwijk XIV
(1638-1715), pembayar pajak mengalami mandi
keringat darah sementara itu penguasa mandi
kemewahan.
Pajak sbg suatu beban pada mulanya
menimbulkan pro dan kontra.
Yg Pro = penguasa & bangsawan
Yg kontra = rakyat pemikul beban
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 6
1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Pajak sbg spesies dari genus pungutan telah ada
sejak zaman Romawi 509-27 SM, dikenal dg nama
Censor, Questor.
Sesudah abad ke 2 penguasa roma mengandalkan
penghasilan negara lewat pajak tidak langsung, yi
pungutan atas penggunaan pelabuhan.
Di Mesir saat pembangunan piramida, yg semula
pengabdian sukarela menjadi paksaan baik uang,
harta benda dan tenaga
Di Spanyol abat ke XIV dikenal Alcabala, salah satu
bentuk pajak penjualan.
Di Indonesia berbagai pungutan baik dlm bentuk
tenaga kerja/natura, uang, upeti telah ada sejak
lama. Beban berat semakin bertambah dg adanya
VOC 1602, kultur stelsel 1830-1870, Raffles 1813
dg landrent & pajak rumah.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 7


1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Salah satu bukti Indonesia ada pajak sejak
semula ditemukannnya prasasti di desa
bojonegara Jatim 1992 (pembebasan
pajak warga desa adan-adan krn telah
berjasa pada raja Majapahit Pertama
Kertarajasa Jayawardhana th. 1311

Pajak : Tax (Inggris), import contribution,


tax, droit (Prancis), Steuer, abagade,
gebuhr (Jerman), Tributo, Gravamen, tasa
(Spanyol), Belasting (Bld).

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 8


1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Prof. Dr Adriani, Pajak adl iuran kepada negara (yg dpt
dipaksakan) yg terhutang oleh yg wajib membayarnya
menurut peraturan-2 dg tidak mendapat prestasi kembali
yg langsung dpt ditunjuk dan yg gunanya utk membiayai
pengeluaran2 umum berhubung dg tugas negara
menyelengarakan pemerintahan.

Rochmat Soemitro, pajak adl iuran rakyat kepada kas


negara berdasarkan uu dg tiada mendapat jasa timbal
yang langsung dpt ditunjukkan dan digunakan utk
membiayai pengeluaran umum.

Dr Soeparman Soemahamidjaja, pajak adl iuran wajib


berupa uang atau barang, yang menutup biaya produksi
barang2 dan jasa2 kolektif dlm mencapai kesejahteraan
umum.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 9
1.SEJARAH & PENGERTIAN PAJAK
Ciri-ciri pajak
1) Iuran: jk dilihat datangnya arus dana dari wp
2) Pungutan: jika dilihat dari kacamata pemerintah
3) Pajak dipungut berdasar uu
4) Pajak dpt dipaksakan. Kekuasaan ini dapat terlihat dg adanya
ketentuan sanksi administratif maupun pidana
5) Tidak memperoleh kontra prestasi
6) Pajak untk membiayai pengeluaran umum pemerintah dlm
menjalankan pemerintahan

Hak memungut pajak. Ada dua pendekatan yg menjadi dasar bagi


fiscus utk memungut pajak:
1. Benefit principle, bahwa fiskus berwenang memungut pajak
karena penduduk menerima manfaat dari adanya negara
2. Ability to pay principle, bhw fiskus dlm memungut pajak harus
memperhatikan kemampuan penduduk

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 10


2.Fungsi Pajak
Arti fungsi? > Menurut Ilmu Administrasi fungsi adl
aktivitas pokok suatu lembaga/pranata.
Menurut Kamus Indonesia, fungsi adl kegunaan
suatu hal.
ex: mata > untk melihat
kaki > untk berjalan
Fungsi pajak:
Kegunaan/manfaat pokok dari pajak (jawaban dari
suatu pertanyaan, pada hakekatnya untuk apakah
pajak dipungut?)

 Umumnya di kenal 2 fungsi pajak, yi: Budgetair


dan Regulerend
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 11
2.Fungsi Pajak
A. Budgetair (fungsi fiskal/anggaran) >fungsi
utama, pajak digunakan sebagai:
alat untk memasukan dana secara optimal ke
kas negara berdasarkan uu perpajakan yg
berlaku, atau
alat untuk memasukkan uang sebanyak-
banyaknya ke kas negara.

Mengapa utama? Karena secara historis


fungsi inilah yang mula- mula muncul yaitu
guna membiayai berbagai kepentingan, maka
pemerintah memungut pajak dari
penduduknya.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 12
2.Fungsi Pajak
Maksud memasukan dana secara optimal ke
kas negara berdasarkan uu perpajakan yg
berlaku adl:
1. Jangan sampai ada WP yg tidak memenuhi
kewajiban perpajakan.
2. Jangan sampai ada obyek pajak yg terlepas
dari pengamatan fiscus/tidak dilaporkan oleh
WP.
 Maka optimalisasi pemasukan dana ke kas
negara tidak hanya tergantung pada WP/OP
tapi kedua-duanya, bahkan fiscus.
 Optimalisasi juga dipengaruhi oleh sistem
pemungutan pajak suatu negara; self
assessment/ official assessment system/ with
holding tax system.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 13
2.Fungsi Pajak
self> sendiri,
to assess >menilai, menaksir, menghitung
self assessment: menghitung/menilai sendiri
 Self assessment system: suatu sistem perpajakan
yang memberi kepercayaan kepada wp untuk
menghitung, membayar dan melaporkan pajaknya
sendiri kpd fiskus.

 Official assessment system: suatu sistem


perpajakan dlm mana inisiatif untuk memenuhi
kewajiban perpajakan berada dipihak fiscus. Disini
fiskus aktif mencari wp sampai pada penetapan
besarnya pajak terutang melalui SKP.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 14
2.Fungsi Pajak
with holding tax system: suatu sistem perpajakan
yang memberi kepercayaan kepada pihak tertentu
berdasar UU perpajakan untuk menghitung,
membayar dan melaporkan pajaknya sendiri kpd
fiskus ataupun memotong/ memungut pajak dari
suatu pembayaran dan menyetorkannya ke kas
negara dlm jangka waktu ttt.

Ex. PPh Ps. 23 > pajak deviden, bunga


deposito/tabungan yang lain.

Sistem ini dpt memperlancar masuknya uang ke


kas negara tanpa intervensi fiskus dan sangat
menghemat biaya dan adminsitrasi pemungutan.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 15
2.Fungsi Pajak

Faktor lain yang mempengaruhi optimalisasi


pemasukan uang ke kas negara melalui pajak
adl:
1. Falsafah negara: negara yang berorientasi
kesejahteraan rakyat akan didukung rakat
dengan patuh bayar pajak, sebaliknya yang
orientasinya untuk penguasa akan sulit
mendapat dukungan rakyat.
2. Kejelasan UU perpajakan.
3. Tingkat pendidikan WP
4. Kualitas & kuantitas petugas pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 16


2.Fungsi Pajak
B. Fungsi Regulerend (sbg fungsi
tambahan/pelengkap): pajak dipergunakan
oleh pemerinah sebagai alat untuk mencapai
tujuan ttt, misalnya:
1. Bidang ekonomi:
a) Untuk melindungi prodosen dalam negeri, dengan
menaikan tarif yg tinggi barang impor.
b) Menarik investor asing, dengan pembebasan
pajak/tax holiday untuk masa tertentu.
c) Guna mengendalikan harga minyak goreng dalam
negeri, maka pajak ekspor CPO dinaikan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 17


2.Fungsi Pajak
2. Bidang Moneter.
Untuk merangsang para pemilik uang
panas mengeluarkan uangnya guna
pembangunan, diadakan pengampunan
pajak (Keppres 26/1984)
3. Bidang Sosial.
Untuk mengendalikan keinginan hidup
mewah dan mabuk yang bisa
menjadikan gangguan sosial, barang-
barang mewah dan minuman beralkohol
di kenakan pajak tinggi .

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 18


2.Fungsi Pajak

4. Bidang Budaya (cultural)


Untuk meningkatkan dan menumbuhkan
kesadaran masyarakat membayar pajak,
maka diciptakan iklim perpajakan yang
sehat guna menghilangkan hambatan
psikologis yg masih melekat pada wp.

Di Indonesia sebelum tax reform (1983)


yg diutamakan fungsi regulerend,
sekarang fungsi budgetair.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 19
2.Fungsi Pajak
C. Menurut Fritz Neumark:
1. Fiscal/budgetory function, manfaat dan
eksistensi pajak guna menutup pengeluaran
pemerintah yg tidak dibiayai dr pos-pos ttt
(laba perusahaan, cetak uang baru, obligasi)
2. Fungsi ekonomi, untuk menggalakkan tujuan-
tujuan umum pemerintah (mencegah
pengganguran, kestabilan moneter,
pertumbuhan ekonomi)
3. Fungsi social, sebagai alat pemerataan
pendapatan (memperkecil beda pendapatan)

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 20


2.Fungsi Pajak

D. Menurut Earl R. Rolph


Revenw (pendapatan), pajak dipungut sesuai
dg kebutuhan dana & kebijakan pemerintah
Resource reallocation (pemindahan sumber
pendapatan), pajak dipungut guna merubah
perilaku prodosen dan konsumen.
Income redistribution (pembagian
pendapatan), pajak dipungut secara progresif,
maka yang miskin akan terbantu oleh sikaya
secara tak langsung dalam pembayaran pajak.
Di negara maju dikenal dengan pembayaran
“negative tax”.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 21
3.Justifikasi Pemungutan pajak
Atas dasar apa pemerintah punya wewenang
memungut pajak?
Mengapa negara mengenakan pajak pada rakyatnya?
Terdapat beberapa teori yg termasuk dlm asas
pemungutan pajak menurut falsafah hukum, yi:
1. Teori Asuransi, negara menganggap dirinya sebagai
perusahaan asuransi dan wp sbg tertanggung yg wajib
membayar premi (pajak).
Ini ada kelemahan?.
2. Teori Kepentingan, negara berhak memungut pajak,
krn penduduk negara punya kepentingan pada negara.
Makin besar kepentingan penduduk pada negara,
makin besar perlindungan yg diberikan padanya, dan
makin besar pula pajak yg dibayarkan.
Teori ini mengandung kelemahan?
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 22
3.Justifikasi Pemungutan pajak
3. Teori Bakti, penduduk adl bagian dari suatu
negara, terikat pada keberadaan negara,
karenanya harus berbakti pada negara dengan
membayar pajak. Teori ini menganjurkan untuk
tidak bertanya apa dasar negara pungut pajak.
4. Teori daya beli, pembenaran pemungutan
pajak terletak pada efek/akibat pemungutan
pajak. Pemungutan pajak membawa efek
positip hampir di semua negara, yi tersedianya
dana yg cukup guna membiayai pengeluaran
umum negara.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 23


3.Justifikasi Pemungutan pajak
5. Teori Pembangunan, dana yg terkumpul dari
pajak guna pembangunan yg membuat rakyat
menjadi adil, makmur, sejahtera.
6. Teori Kontrak, pajak semata-mata suatu jumlah
ttt yg diberikan penduduk kepada pemerintah
sbg penggganti jasa atas perlindungan pd
penduduk.
7. Teori organisasi, penduduk secara bersama-
sama mempunyai kewajiban secara alamiah
untk menunjang negara dg membayar pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 24


3.Justifikasi Pemungutan pajak
8. Teori daya pikul, dalam pemungutan pajak pemerintah
harus memperhatikan daya pikul/ kemampuan WP.
Maka dalam PPh dikenal PTKP, dlm PBB ada
NJOPTKP.
 Selain asas pemungutan pajak menurut falsafah
hukum tsb, masih ada tiga asas pemungutan pajak,
yaitu:
1) Asas yuridis, pemungutan pajak harus berdasar UU
(Ps. 23A UUD 45, Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dengan undang-undang)
2) Asas Ekonomis, pemungutan pajak jangan sampai
menghalangi produkdi dan perekonomian rakyat.
3) Asas Finansial, biaya pemungutan pajak lebih rendah
dari pajak yg dipungut.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 25


4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
Pada mulanya sistem pemungutan pajak
tergantung selera penguasa. Kewenangan
penguasa meliputi, penetuan WP, OP, dasar
pengenaan, tarif pajak. Ex.:
1. Kewengan Raflles menciptakan landrent pada
sawah, tegalan, kolam ikan, hutan nipah dll.
2. Kewengan raja Lodwijk XIV menarik pajak
untuk menyenangkan isterinya
 Kewenangan itu akibat belum adanya
prinsip/pedoman pemungutan pajak yg dibuat
oleh perwakilan rakyat dan yg harus dipatuhi
oleh penguasa/pemerintah
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 26
4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
A. Menurut Adam Smith (Skotlandia 1723-
1790), seorang filosof & bpk aliran
ekonomi modern, ada 4 kaedah/prinsip
(Four Maxims/four canons):
1. Equality, adanya keseimbangan berdasar
kemampuan masing-masing wajib pajak.
Tiap orang yg punya kondisi yg sama
dikenakan pajak yg sama pula.
2. Certainty, menekankan adanya kepastian
dlm pemungutan pajak, meliputi aturan
hukumnya, subyek pajak, obyek pajak &
tatacara pemungutan.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 27
4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
3. Convenience, pemungutan dilakukan
pada saat & waktu yg tepat.
4. Efficiency, pemungutan pajak harus
dilakukan dengan biaya yang serendah-
rendahnya.

B. E.R.A. Seligman, ada 4 prinsip:


1. Fiscal, meliputi kecukupan & elastisitas,
pajak dipungut guna menjamin
terpenuhinya pengeluaran negara, dan
cukup elastis dlm menghadapi segala
tantangan & perubahan ekonomi.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 28
4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
2. Adiministratif (certainty, convenience,
economy):
a. Certainty, ketentuan dlm uu perpajak harus
jelas.
b. Convenience, berhubungan dg ketentuan bgm
pajak dibayar, kapan, dimana dan dlm kondisi
bgm pajak dibayar.
c. Economy, biaya pemungutan harus lebih
rendah dari pajak yang dipungut.

3. Economic (innocuity & efficiency)


a. Innocuity, pemungutan pajak tidak berdampak
destruktif. Other things being equals
(walaupan pajak dipungut proses kemajuan
perekonomian tidak mundur)
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 29
4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
b. Efficiency, pemungutan pajak secara praktis
dapat dilaksanakan. Banyak pajak dianggap
baik tapi sulit dilaksanakan.

4. Ethical (uniformity & universality)


a. Uniformity, asas kesamaan, keseragaman
dlm perpajakan (equality of taxation)
b. Universality, menghendaki perlakuan yang
sama terhadap semua wajib pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 30


4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
C. Fritz Neumark (Jerman)
1. Reveneu produktivity:
a. Menjamin penerimaan negara utk membiayai
pengeluaran umum.
b. Flesibel menghasilkan penerimaan tambahan bagi
negara, jika terjadi kebutuhan mendadak (bencana
alam, perang, krisis ekonomi)

2. Social Justice, sistem perpajakan harus


memperhatikan keadilan sosial (kesamaan perlakuan,
keseimbangan kemampuan).

3. Economic goals, pajak digunakan utk mencapai tujuan


ekonomi. Dg kebijakan fiskal ekonomi dapat
dipacu/memperlunak akibat resesi, ex merubah
tarif/dasar pengenaan pajak.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 31
4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
4. Ease of administration and compliance,
sistem pajak harus mudah dlm
adminsitrasinya dan mudah
mematuhinya:
a. UU pajak harus mudah dipahami, tidak ragu-
ragu (tegas dan jelas baik subyek,obyek , tarif
& tatacara pemungutan)
b. UU tidak sering berubah
c. Biaya pemungutan pajak rendah
d. Tidak memberatkan wajib pajak

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 32


4.Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak
D. Menurut Sejarah Islam
1. Negara berhak menaikkan dan menurunkan pajak.
2. Besaran pajak ditetapkan sesuai status pembayar pajak
& tidak melebihi kesanggupannya
3. Pajak ditarik sekali setahun
4. Pendapatan yang minim bebas pajak
5. Biaya perusahaan dikuring dulu ketika bayar pajak.
6. Menghindari pajak adl penipuan, sedekah tidak dipaksa
7. Orang asing dikenakan pajak berdasarkan prinsip
berbalasan
8. Tidak dikenakan pajak pada, tanaman yg rusak karena
banjir, dlm kondisi ttt perempuan, anak, orang yg
ditanggung, orang cacat, pendeta/rahib yang bukan
agama islam.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 33


5.Yuridiksi Pemungutan Pajak
Aspek penting dlm hukum pajak adl dasar
kewenangan fickus suatu negara mengenakan
pajak (Taxing Power).
Dasar kewenangan ini disebut asas-asas
pengenaan pajak (yuridiksi pemungutan pajak)
A. Yuridiksi Status, ada dua:
1) Yuridiksi domisli, yi fiskus suatu negara
berwenang mengenakan pajak kepada WP yg
bertempat tinggal di wilayah negara fiskus
2) Yuridiksi kebangsaan (kewarganegaraan), yi
fiskus suatu negara berwenang mengenakan
pajak terhadap warga negaranya di manapun
berada
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 34
5.Yuridiksi Pemungutan Pajak
Indonesia menganut asas domisili, artinya
orang yg bertempat tinggal di Indonesia selama
waktu ttt (lebih dari 183 hari dlm 12 bulan)
dapat dikenakan pajak oleh fiskus Indonesia.
Asas kebangsaan dianut oleh Amirika Serikat,
Meksiko, Philipina.

B. Yuridiksi Sumber, fiskus suatu negara


berwenang untk mengenakan pajak atas
penghasilan yg bersumber dari negara fiskus.
Indonesia menganut asas sumber, setiap
penghasilan yg bersumber dari Indonesia
dikenakan pajak oleh fiskus Indonesia.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 35
5.Yuridiksi Pemungutan Pajak

C. Yuridiksi Teritorial, fiskus suatu negara


berwenang mengenakan pajak hanya di dalam
batas yuridiksi teritorialnya (tidak ada
pengenaan pajak di luar batas negaranya).
Penduduk/WP dalam negeri tidak dikenakan
pajak terhadap penghasilan yang berasal dari
luar negeri.
Asas ini dianut di negara Amirika Latin,
Taiwan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 36


6. Tarif Pajak
Tarif, yi suatu pedoman dasar dlm
menetapkan berapa besarnya utang pajak
orang pribadi/ badan dan sebagai sarana
keadilan dlm penetapan utang pajak.
T = Tb X Tr
T = Tax
Tb = tax base (dasar pengenaan pajak)
Tr = tax rates (tarif pajak)

Macam-macam tarif:
1) Tarif Tetap
2) Tarif Proporsional (sebanding/sepadan)
3) Tarif progresif
4) Tarif degresif
5) Tarif Bentham

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 37


6. Tarif Pajak
A. Tarif Tetap, yi tarif yang berupa suatu jumlah
ttt yg sifatnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh
besarnya jumlah dasar pengenaan pajak,
obyek pajak, dan subyek pajak, ex tarif Bea
meterai (UU 13/1985)

B. Tarif Proporsional (sebanding), suatu


persentase tunggal yg dikenakan terhadap
semua obyek pajak berapapun nilainya.
Jadi besar kecilnya pajak ditentukan oleh nilai
dasar pengenaan pajaknya, ex. PPN 10%
(UU No. 18/2000)
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 38
6. Tarif Pajak
Dasar pemikiran: jika semua orang dikenakan
pajak dlm jumlah yg sama itu tidak adil, krn
kenyataan kemampuan mereka tidaklah sama,
maka harus dikenakan beban yang sebanding
dg kemampuan mereka masing-masing.

C. Tarif Progresif (meningkat), tarif yang berupa


persetase meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah yang dikenai pajak.
Maka tarifnya berupa bebarapa persentase dan
bukan persentase tunggal. Ex. PPh UU
17/2000
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 39
6. Tarif Pajak
Contoh PPh Badan:
PKP Tarif
s/d 50 juta 10%
50 s/d 100 juta 15%
Di atas 100 juta 30%
Contoh PPh orang pribadi:
s/d 25 juta 5%
25 s/d 50 juta 10%
50 s/d 100 juta 15%
100 s/d 200 juta 25%
Di atas 200 juta 35%

Hitunglah PPh terutang untuk WP orang pribadi dan


badan, jika masing-masing punya PKP 250 juta.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 40
6. Tarif Pajak
PPh orang pribadi:
5% x 25 juta = 1.250.000
10% x 25 juta = 2.500.000
15% x 50 juta = 7.500.000
25% x 100 juta = 25.000.000
35% x 50 juta = 17.500.000
250 juta = 53.750.000
PPh Badan:
10% x 50 juta = 5.000.000
15% x 50 juta = 7.500.000
30% x 150 juta = 45.000.000
250 juta = 57.500.000

Penerapan tarif tsb tidak dilakukan secara absolut (flat


rate), tapi secara berlapis (bricket rate)
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 41
6. Tarif Pajak
Vareasi dari tarif progresif:
1) Progresif – progresif, 10%, 15%, 30%
2) Progresif – proporsional, 5%, 10%, 15%
3) Progresif – degresif, 10%, 20%, 25%

D. Tarif Degresif, tarif yg berupa presetase yg


menurun seiring dengan meningkatnya jumlah
yg dikenakan pajak.
Vareasi dari tarif degresif:
1) degresif – progresif, 38%, 35%, 30%,20%, 5%
2) degresif – proporsional,25%,20%,15%, 10%,5%
3) degresif – degresif, 40%, 25%, 15%, 10%, 8%
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 42
6. Tarif Pajak
E. Tarif Bentham, tarif proporsional dg suatu presentase tetap
yg dikenakan terhadap suatu jumlah yg melebihi batas
minimum ttt.
Ex. PBB UU No. 12/1994
BPHTB UU No. 20/2000

Penghitungan PBB>
Rumus pajak= Tb x Tr
Tb = Dasar pengenaan pajak
Tr = tarif pajak (0,5%)
Dasar pengenaan pajak = NJOP – NJOPTKP
NJOPTKP ditetapkan setinggi-tingginya 12 juta untk tiap
kab/kota oleh Kanwil Dirjen pajak a.n. Menkeu dg
mendengarkan pemerintah daerah setempat (Kota Bandar
Lampung 7 juta, LT 3 juta)
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 43
6. Tarif Pajak

NJOP sebagai dasar pengenaan pajak ditentukan:


1. OP perkebunan, 40% dari NJOP
2. OP kehutanan, 40% dari NJOP
3. OP Pertambangan, 20% dari NJOP
4. OP lainnya:
1) 40% dari NJOP, jk NJOP sama/lebih dari satu M
2) 20% dari NJOP, jk NJOP kurang dari satu M

Hitunglah PBB untuk tuan Bowo yang punya tanah di Bandar


Lampung dengan luas 300m2. NJOP di wilayah itu adalah
150.000 ribu rupiah per m2.
NJOP = 300 x 150.000 = 45.000.000
NJOPTKP = 7.000.000
= 39.000.000
PBB = tarif x Tb = 0,5% x (20% x 39.000.000)
= 1%o x 39.000.000
= 39.000

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 44


PTKP/Tahun
 Orang Pribadi : 13.200.000
 Kawin : 1.200.000
 Isteri/suami kerja : 13.200.000
 Anak (mak. 3) @ 1.200.000 : 3.600.000
Jumlah PTKP : 31.200.000

 Orang Pribadi : 13.200.000


 Kawin : 1.200.000
 Anak (mak. 3) @ 1.200.000 : 3.600.000
Jumlah PTKP : 18.000.000
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 45
7. Subyek Pajak
Ps.1 huruf a UU Kutap (9/94), subyek pajak
adl orang pribadi atau badan yg memenuhi
persyaratan subyektif dan menurut ketentuan
per-uu-an perpajakan ditentukan melakukan
kewajiban perpajakan.

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan


yang menurut ketentuan peraturan per-uu-an
perpajakan ditentukan untuk melakukan
kewajiban perpajakan, termasuk pemungut
pajak atau pemotong pajak tertentu. (Ps.1
point 1. UU 16/2000)

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 46


7. Subyek Pajak (SP)
A. SP PPh adl: orang pribadi; warisan yang
belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak; badan; dan
bentuk usaha tetap.
SP PPh terdiri dari SP dalam negeri dan SP
luar negeri.
SP DN, 1) orang pribadi yang bertempat
tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan, atau yang dalam suatu tahun
pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia; 2) badan
yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia; 3) warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 47
7. Subyek Pajak (SP)
SP LN, orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bln, dan badan
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia;

SP LN orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di


Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bln, dan badan
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 48
7. Subyek Pajak (SP)
SP DN dikenakan PPh baik penghsilan
yang diperoleh dari Indonesia maupun dari
luar negeri, sesuai asas domisili.
SP LN dikenakan PPh hanya atas
penghasilan yg berasal dari sumber
penghasilan di Indonesia, sesuai asas
sumber.
Jadi SP PPh adalah semua orang atau
badan yg berpenghasilan di Indonesia
baik selaku WNI/WNA dan juga WNI yg
menerima penghasilan di LN baik secara
perorangan/badan.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 49
7. Subyek Pajak (SP)
Yg termasuk perorangan/orang pribadi sbg SP:
1) Pegawai pada umumnya, yi orang yg
melakukan pekerjaan atas dasar suatu
perjjn/kesepakatan kerja, termasuk PNS,
BUMN/BUMD.
2) Pegawai tetap, orang yg bekerja pd pemberi
kerja yg menerima gaji secara berkala dlm
jumlah ttt, termasuk anggota dewan komisaris,
anggota komisaris, anggota dewan pengawas,
yg secara teratur ikut mengelola perusahaan,
3) Pegawai lepas, penerima pensiun, honorarium
dan upah.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 50
7. Subyek Pajak (SP)
BUT adl bentuk usaha yang dipergunakan oleh
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia,
yang dapat berupa:

1) tempat kedudukan manajemen;


2) cabang perusahaan;
3) kantor perwakilan;
4) gedung kantor;
5) pabrik;
6) bengkel;

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 51


7. Subyek Pajak (SP)
8) pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah
kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi
pertambangan;
9) perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau
kehutanan;
10) proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
11) pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai
atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60
(enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan;
12) orang atau badan yang bertindak selaku agen yang
kedudukannya tidak bebas;
13) agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko
di Indonesia.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 52
7. Subyek Pajak (SP)
Bermula dan berakhirnya SP PPh:
1) Orang pribadi dilahirkan, berada atau
berniat tinggal di Indonesia dan berakhir
pada saat meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia selama-lamanya.
2) Badan didirikan atau berkedudukan di
Indonesia dan berakhir pada saat
dibubarkan atau tidak lagi berkedudukan di
Indonesia.
3) Timbulnya warisan dan berakhir pada saat
warisan tersebut selesai dibagi.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 53


7. Subyek Pajak (SP)
B. SP PPn adl Pengusaha Kena Pajak, yi Pengusaha
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan
atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan
PPn, dan Pengusaha Kecil yang memilih untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

PKP meliputi: pabrikan/produsen, pengusaha real


estate/industrial estate/developer, importir, identor,
pengusaha yg punya hub. Istimewa dg
pabrikan/importir, agen utama dan penyalur utama dari
pabrikan,/importir, pemegang hak paten & merek
dagang, pemborong/kontraktor/subkontraktor
bangunan dan harta tetap lainnya.

Pengusaha kecil yg memilih menjadi PKP, yi eksportir


dan pedagang yg menjual barang kena pajak kepada
PKP.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 54


7. Subyek Pajak (SP)
C. SP PBB, orang/badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi & atau
memperoleh manfaat atas bumi dan atau
memiliki, menguasai, dan atau memperoleh
manfaat atas bangunan, antara lain pemilik,
penghuni, pengontrak, penggarap, pemakai,
dan penyewa.

C. SP BUMN/BUMD, BUMN dlm bentuk apapun


(Perum, Persero, Perjan) merupakan SP PPh
walaupun seluruh/sebagian modal milik
negara. Begitu juga BUMD termasuk Bank
Pembangunan Daerah.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 55
7. Subyek Pajak (SP)
Subyek yayasan, yayasan merupakan subyek
PPh sekaligus sbagai wajib pajak sejak saat
didirikan secara sah dihadapan notaris.
Subyek pajak ≠ wajib pajak
SP adl orang/badan yg memenuhi syarat-
syarat subyektif. SP baru menjadi WP kalau ia
sekaligus memenuhi syarat obyektif, yaitu:
SP berkaitan dg PPh , mis. Ia punya
pnghasilan dari gaji yg besarnya di atas PTKP,
atau
SP berkaitan dg PBB, mis, ia punya tanah dan
bangunan yang nilai jualnya diatas NJOPTKP.
Jadi SP baru merupakan sesuatu yg
potensial , belum punya kewajiban perpajakan.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 56
8. Obyek Pajak (OP)
OP adalah keadaan2, peristiwa2, atau perbuatan2 –
Tatbestand – apa saja yang selayaknya dapat
dikenakan pajak.
1) Keadaan, ex. Kekayaan seseorang pada suatu
saat ttt, memiliki kendaraan bermotor, radio,
telivisi, memiliki tanah atau barang tak bergerak,
menempati rumah ttt.
2) Perbuatan, ex. Melakukan penyerahan barang
karena pjj, mendirikan rumah/ gedung,
mengadakan pertunujukan/ tontonan/hibura,
memperoleh penghasilan, bepergian ke LN.
3) Peristiwa, ex. Kematian, keuntungan tak terduga

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 57


8. Obyek Pajak (OP)
A. OP PPh adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun, termasuk:

1. Penggantian/imbalan berkenaan dengan


pekerjaan/jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam
bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam UU ini;
2. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan;
3. laba usaha;

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 58


8. Obyek Pajak (OP)
4. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya;
5. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang;
6. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
7. royalti;
8. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
9. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
10. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah;
11. keuntungan krn selisih kurs mata uang asing;

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 59


8. Obyek Pajak (OP)

12. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;


13. premi asuransi;
14. iuran yang diterima atau diperoleh
perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;
15. tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak.
16. keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta termasuk:
a) keuntungan karena pengalihan harta kepada
perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal;

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 60


8. Obyek Pajak (OP)
b) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan
dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
c) keuntungan karena likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha;
d) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah,
bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan
atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 61


8. Obyek Pajak (OP)

OP PPh yg lain, yi atas penghasilan


berupa bunga deposito dan tabungan-
tabungan lainnya, penghasilan dari
transaksi saham dan sekuritas lainnya di
bursa efek, penghasilan dari pengalihan
harta berupa tanah dan atau bangunan
serta penghasilan tertentu lainnya,
pengenaan pajaknya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 62


8. Obyek Pajak (OP)

B. OP Pajak Pertambahan Nilai terdir atas:


1. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
2. impor Barang Kena Pajak;
3. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
4. pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
5. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean; atau
6. ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 63


8. Obyek Pajak (OP)
C. OP PBB, adl bumi dan bangunan.
1. Bumi; permukaan bumi meliputi tanah dan
perairan pedalaman serta laut wilayah
Indonesia.
2. Bangunan, konstruksi teknik yg ditanam atau
dilekatkan secara tetap pd tanah dan atau
perairan, termasuk:
a) Jl lingkungan yg terletak dlm satu kompleks
bangunan seperti hotel, pabrik,
b) Jln tol, kolam renang, pagar mewah, taman
mewah, dermaga/galangan kapal, tempat olah
raga, tempat penampungan minyak, air, gas,
pipa gas/minyak
c) Dan fasilitas lain yg beri manfaat.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 64
8. Obyek Pajak (OP)
D. OP BPHTB, adl perolehan hak atas tanah dan
bangunan. Perolehan hak dengan cara:
1. Pemindahan hak
2. Pemberian hak baru

E. OP (Obyek Bea Meterai), adl Dokumen, yi


kertas yang berisikan tulisan yg mengadung
arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan,
atau kenyataan bagi seseorang dan atau
pihak-pihak yg berkepentingan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 65


9. Hukum Pajak (HP)

Hukum pajak, adl keseluruhan dari


peraturan2 yg meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan
seseorang dan menyerahkannya kembali
kepada masyarakat melalui kas negara.
HP merupakan hukum publik, krn
mengatur hub. hk antara negara dan
orang2/badan2 hukum yg wajib bayar
pajak.
HP dibedakan dua: HP material & formal
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 66
9. Hukum Pajak (HP)
A. Hp material, yi hk pajak yg memuat ketentuan
ttg siapa yang dikenakan pajak, siapa yg
dikecualikan, apa saja yg dikenakan pajak &
berapa pajak hrs dibayar. ( Ex. UU 17/2000 ttg
PPh)
Pertama, hk pajak material berkaitan dg
siapa-siapa yg dikenai pajak, artinya berkaitan
dg subyek dan wajib pajak.
Wp adl, subyek pajak yg telah memnuhi
persyaratan obyektif untuk dikenakan pajak.
Ex, Subyek pajak yang punya penghasilan di
atas PTKP.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 67


9. Hukum Pajak (HP)
Kedua, berkaitan dg apa yg dikenakan
pajak atau obyek pajak. Ex, PBB
obyeknya bumi dan bangunan di atas
NJOPTKP.
Ketiga, berkaitan dg berapa jumlah pajak
yang dibayar, berarti berkaitan dg tarif
(tarif tetap, tarif proporsional dll)
B. Hp formal, yi hk pajak yg memuat
ketentuan bgm mewujudkan hukum
pajak material menjadi kenyataan. (Ex.
UU 16/2000 ttg KUP).
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 68
10. Utang Pajak (UP)
Utang pajak (Rochmat Sumitro), yi utang
yg timbulnya secara khusus karena
negara (kreditor) terikat dan tidak dpt
memilih secara bebas siapa yg akan
dijadikan debiturnya, seprti halnya dlm
hukum perdata. Hal ini terjadi sebab
utang pajak lahir krn uu.
Ditinjau dari segi hk, pajak mrpk sebuah
perikatan, namun perikatan pajak beda
dengan periktan perdata.
Perikatan perdata bisa krn pjj & UU, sdg
pada pajak perikatan terjadi krn uu saja.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 69
10. Utang Pajak (UP)
Perikatan perdata krn UU, dibedakan
menjdi dua, yi timbul dari uu saja dan dari
uu sbg akibat perbuatan orang. Demikian
juga dalam utang pajak.
Sifat utang pajak, adl dapat dipaksakan
pelunasannya, misalnya penyitaan yang
dilanjutkan dengan lelang umum dan
paksaan badan (penyadraan/gijzeling).
Timbulnya utang pajak dpt disebabkan
oleh adanya ketetapan UU dan adanya
penetapan oleh fiskus.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 70
10. Utang Pajak (UP)
A. Menurut ajaran material utang pajak timbul pada
saat ditentukan oleh uu yg sekaligus dipenuhi
syarat subyek dan obyek.
Ajaran ini diikuti Indonesia setelah Tax Reform :
Penjelasan KUP,” Tugas adm perpajakan tidak
lagi seperti masa lampau, dimana adm perpajakan
meletakan kegiatan pada tugas menetapkan SP
guna menentukan pajak terutang”
Ps 12 UU 16/2000, “setiap wajib pajak membayar
pajak yg terutang berdasarkan ketentuan
peraturan per-uu-an perpajakan dg tidak
menggantungkan pada adanya SKP”.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 71


10. Utang Pajak (UP)
B. Menurut ajaran formal timbulnya utang pajak
krn adanya perbuatan fiskus, yi diterbitkannya
surat ketetapan pajak.
Urgensi timbulya utang pajak:
1) Pembayaran/penagihan
2) Pemasukan surat keberatan
3) Penentuan bermula/berakhir daluwarsa
4) Penerbitan SKP dan SKPT
Berakhirnya utang pajak.
1) Pembayaran
2) Kompensasi
3) Daluwarsa
4) Pembebasan
5) Penghapusan
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 72
11. Penagihan Utang Pajak
Penagihan pajak, adl serangkaian tindakan
agar penanggung pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan dg menegur,
memperingatkan, melakukan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan surat
paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, penyanderaan,
menjual barang yag telah disita.

A. Penagihan seketika dan sekaligus, adl


penagihan oleh juru sita pajak tanpa menunggu
jatuh tempo pembayaran pajak berdasarkan
surat perintah penagihan seketika & sekaligus.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 73
11. Penagihan Utang Pajak
Penerbitan surat perintah penagihan seketika
dan sekaligus, apabila:
a. Penanggung pajak (Pp) akan meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya / berniat untuk itu;
b. Pp memindahtangankan barang yg dimiliki
ataudikuasai dlm rangka mengecilkan/menghentikan
kegiatan usaha;
c. Terdapat tanda2 bahwa Pp akan membubarkan,
menggabungkan, memekarkan,
memindahtangankan badan usaha
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara
e. Terjadinya penyitaan atas barang Pp oleh pihak
ketiga, atau ada tanda kepailitan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 74


11. Penagihan Utang Pajak
B. Penagihan utang pajak dg surat paksa,
penagihan pajak oleh juru sita pajak
berdasarkan surat paksa yang mempunyai
kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum
yg sama dengan putusan pengadilan yg telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
Surat paksa diterbitkan apabila:
1) Pp tidak melunasi pajak dan kepadanya diterbitkan
surat teguran/peringatan/ sejenisnya;
2) Terhadap Pp telah dilaksanakan penagihan seketika
dan sekaligus;
3) Pp tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan
pesetujuan angsuran/penundaan pembayaran.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 75


11. Penagihan Utang Pajak
C. Penyitaan adl tindakan juru sita pajak untuk
menguasai barang Pp guna dijadikan jaminan
untuk melunasi utang pajak menurut peraturan
per-uu-an.
Penyitaan dpt dilakukan jika telah 2 x 24 jam
setelah surat paksa diberitahukan kepada Pp,
dan belum dilunasi.
Penyitaan disaksikan oleh sekurangnya 2
orang dewasa, penduduk indonesia dan
dipercaya juru sita pajak.
Penyitaan dibuatkan berita acara
ditandatangani juru sita, saksi dan pp.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 76


11. Penagihan Utang Pajak
Barang yang dpt disita:
1. Barang bergerak; mobil, perhiasan,
uang tunai, deposito, tabungan, saldo
rekening koran, giro, obligasi, saham,
atau surat berharga lainnya, piutang,
dan penyertaan modal pada
perusahaan;
2. Barang tak bergerak, tanah, bangunan,
kapal dengan bobot ttt.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 77


11. Penagihan Utang Pajak
D. Lelang, adl setiap penjualan barang di muka umum dg
cara penawaran harga baik lisan/tertulis melalui usaha
pengumpulan peminat/calon pembeli.
Lelang dibedakan dua, lelang eksekusi dan lelang
sukarela.
Lelang eksekusi, meliputi lelang putusan Pengadilan,
Hak Tanggungan, sita pajak, sita Kejaksaan/Penyidik
dan sita Panitia Urusan Piutang Negara, dilaksanakan
oleh Kantor Lelang Negara
Lelang sukarela adl lelang atas prakarsa sendiri dari
pihak yang berhak atas obyek yang akan dilelang,
dapat dilaksanakan oleh Kantor Lelang Negara atau
Balai Lelang Swasta menurut Kepmenkeu tgl 25 Jan
1996 No. 47/KMK.01/1996 tentang Balai Lelang.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 78


11. Penagihan Utang Pajak
Lelang dapat dilakukan paling singkat 14 hari
setelah pengumuman lelang melalui media
massa.
Pengumuman paling singkat 14 hari setelah
penyitaan.
Pengumuman untk barang bergerak satu kali,
barang tak bergerak 2 kali.
Harga barang mak. 20 juta tidak harus lewat
media massa.
Hasil lelang untk bayar biaya penagihan dan
biaya lelang sisanya untuk bayar pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 79


11. Penagihan Utang Pajak
Biaya penagihan; 50 ribu rp tiap pemberitahuan
surat paksa, & 100 ribu rp tiap pelaksnaan
surat perintah penyitaan, ditambah 1% dari
nilai lelang.

E. Pencegahan, adl larangan yg bersifat


sementara terhadap penanggung pajak ttt
untuk keluar dari wilayah RI berdasar alasan ttt
sesuai ketentuan, punya utang pajak
sekurangnya 100 juta dan diragukan itikad baik
dlm pelunasan, jangka waktu 6 bln dan dpt
diperpanjang selamanya 6 bln. Berdasar
keputusan Menkeu.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 80


11. Penagihan Utang Pajak
F. Penyanderaan/gijzeling, adl
pengekangan sementara waktu
kebebasan penangng pajak dg
menempatkannya di tempat ttt, yg utang
pajanya sekurannya 100 juta &
diragukan itikad baiknya pelunasan
pajak, atas surat perintah penyanderaan
dr pejabat, selama 6 bln & diperpanjang
selamanya 6 bln.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 81


12. Keberatan & Banding
A. Keberatan, adl suatu surat yang bersisi
pernyataan wajib pajak ttg ketidaksetujuan nya
terhadap jumlah yg menjadi dasar pengenaan
pajak.
Keberatan dpt diajukan hanya kepada Dirjen
Pajak atas suatu:
1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
3) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
4) Surat Ketetapan Pajak Nihil;
5) Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan per-uu-an
perpajakan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 82


12. Keberatan & Banding
Keberatan diajukan tertulis dg bhs Indonesia dg
mengemukakan jumlah pajak terutang atau
jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau
jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak
dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
Keberatan hrs diajukan dlm jangka waktu 3 bln
sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau
pemungutan, kecuali di luar kekuasaannya.
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan itu
tidak dianggap sebagai surat keberatan,
sehingga tidak dipertimbangkan.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 83


12. Keberatan & Banding
Tanda penerimaan surat keberatan dari Dirjen
Pajak atau tanda pengiriman surat keberatan
melalui pos tercatat menjadi tanda bukti penerimaan
surat keberatan.
Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan
pengajuan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib
memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang
menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi,
pemotongan atau pemungutan pajak.
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
Sebelum ada keputusan, wp masih dapat
menyampaikan alasan tambahan / penjelasan
tertulis
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 84
12. Keberatan & Banding
Dirjen pajak dalam waktu paling lama 12 bln
sejak surat keberatan diterima harus memberi
keputusan.
Keputusan atas keberatan, dpt berupa:
menerima seluruh/sebagian, menolak atau
menambah jumlah utang pajak.
Apabila jangka waktu 12 bln lewat dan belum
ada putusan, maka keberatan dianggap
diterima.
Apabila keberatan diterima
sebagian/seluruhnya, maka kelebihan
pembayaran pajak dikembalikan dg ditambah
imbalan bunga 2% sebulan (mak 24 bln).
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 85
12. Keberatan & Banding
Banding, adl WP dapat mengajukan
permohonan banding hanya kepada badan
peradilan pajak terhadap keputusan mengenai
keberatannya yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Putusan badan peradilan pajak bukan
merupakan keputusan tata usaha negara.
Banding diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam
waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima,
dilampiri salinan dari surat keputusan tersebut.
Pengajuan banding tidak menunda kewajiban
membayar pajak dan pelaksanaan penagihan
pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 86


13. Penerapan sanksi pajak
Sanksi perpajakan, adl jaminan bhw ketentuan
per-uu-an perpajakan akan ditaati/dipatuhi atau
suatu alat mencegah agar WP tidak melanggar
norma perpajakan
Ada dua macam sanksi perpajakan, yi sanksi
administratif dan sanksi pidana.
Ancaman thp pelanggaran perpajakan, dpt
dikenakan sanksi adm saja, atau pidana saja,
atau kedua-duanya.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 87


13. Penerapan Sanksi Perpajakan
Sanksi adm, mrpk pembayaran kerugian pada
negara, khususnya yg berupa bunga dan
kenaikan.
Sanksi pidana, mrpk siksaan atau penderitaan,
suatu alat terakhir atau benteng hukum yg
digunakan fiskus agar norma perpajakan
dipatuhi.
Sanksi adm, ada tiga macam; denda, bunga dan
kenaikan.
Sanksi pidana, ada tiga macam; denda pidana,
kurunga, dan penjara.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 88


13. Penerpan Sanksi Perpajakan
Denda adm, dikenakan dlm hal WP:
1) Tidak/terlambat masukkan SPPT (50/100 jt)
2) Pembetulan sendiri, SPT thn/SPT masa tapi belum
disidik (SSP + 200%)
3) Khusus PPN, tidak melporkan usaha, tidak
mengisi/buat faktur, melanggar buat faktur ( 2%)
4) Khusus PBB, SPT/SKPKB tdk/kurang/ terlambat
bayar, dilakukan pemeriksaan pjk kurang bayar (2%
mak 24 bln)

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 89


13. Penerapan Sanksi Perpjakan
Sanksi adm brp bunga dibagi 3, bunga
pembayaran, bunga penagihan, dan bunga
ketetapan.
1) Bunga pebayaran adl bunga krn bayar pajak tidak
waktunya.
2) Bunga penaghan adl, bunga krn pembayaan pajak
yg ditagih dengan STP, KKPKB, SKPKBT, tidak pd
watunya.
3) Bunga ketetapan, adl bunga yg dimasukkan dlm
surat ketetpan pajak tambahan pokok pajak (mak 14
bln).
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 90
13. Penerapan Sanksi Perpjakan
Sanksi adm, berupa kenaikan pajak;
1) Dikeluarkan SKPKB + kenaikan 50% krn tidak
masukan SPT thn (PPh 29) /membuat
pembukuan/memperlihatkan pemukuan, SKPKB +
kenaikan 100% krn tidak masukan SPT hn (PPh
21,23, 26 dan PPN)/ membuat
pmbukuan/memperlihat kan pembukuan.
2) Dikeluarkan SKPKBT, maka SKPKBT + 100%
3) Khusus PPN dikeluarkan SKPKB krn pemeriksan,
dimana PKP tidak seharusnya mengompensasi
selisih lebih, menghitung tarif 0% diberi restitusi
pajak, maka SKKB + 100%

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 91


13. Penerapan Sanksi Perpjakan
Sanksi pidana berupa denda pidana dikenakan
terhadap tindak pidana yg bersifat pelanggaran
maupun bersifat kejahatan, kepada WP, pejabat
& pihak ketiga.
Pidana kurungan, hanya dikenakan pada tindak
pidana yg bersifat pelanggaran, kepada WP &
pihak ketiga.
Pidana penjara, dikenakan pada tindak
kejahatan kepada WP dan pejabat.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 92


13. Penerapan Sanksi Perpjakan
Pidana penjara dan atau denda pidana (krn
melakukan tindak kejahatan terhadap
perpajakan dpt dilipatduakan, apabila
melakukan tindak pidana perpajakan sebelum
lewat 1 th sejak selesainya menjalankan pidana
penjara.
Penuntutan tidak pidana thp pejabat hanya
dilakukan pabila ada pengaduan dari org yg
kerahasiaannya dilanggar. Tindak pidana
terhadap pejabat merupakan delik aduan.
Tindak pidana perpajakan tidak dapat ditunut
setelah lewat 10 th.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 93


14. Perlawanan Terhadap Pajak
Pengertian Perlawanan Terhadap Pajak
Suatu tindakan dari wajib pajak untuk tidak
memenuhi kewajibannya membayar pajak
Perlawanan terhadap pajak dibedakan :
Perlawanan Pasif :
Terdiri dari hambatan – hambatan yang
mempersukar pemungutan pajak yang erat
hubungannya dengan struktur ekonomi suatu
negara,dengan perkembangan intelektual dan
moril penduduk,dan dengan teknik pemungutan
pajak itu sendiri.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 94
14. Perlawanan Terhadap Pajak
Perlawanan aktif
Meliputi semua dan perbuatan,yang
secara langsung ditujukan terhadap fiskus
dan bertujuan untuk menghindari pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 95


14. Perlawanan Terhadap Pajak

Adapun cara-caranya sbb :


A. Penghindaran diri dari pajak
Biasanya dilakukan dengan penahanan diri.
Contoh : Pajak atas bahan bakar,dihindari orang
dengan membiarkan mobilnya
digarasi,penghindaran diri dari pajak dapat
dilakukan secara yuridis : berbentuk perbuatan
dengan cara sedemikian rupa,sehingga
perbuatan – perbuatan yang dilakukan tidak
terkena penerapan UU pajak,biasanya
perbuatan tersebut merupakan penggunaan dari
kekosongan dan / atau ketidakjelasan dari UU.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 96
B Mengelakkan Pajak
Apabila penghindaran diri dari pajak tidak
dapat dilaksanakan,maka wajib pajak
menggunakan cara lain,misalnya dengan
cara penyelundupan
Pengelakan semacam itu benar – benar
merupakan pelanggaran UU

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 97


Akibat Pengelakan Pajak :
Dalam Bidang Keuangan :
Dapat menyebabkan ketidakseimbangan anggaran
Dalam Bidang Ekonomi :
Sangat mempengaruhi persaingan diantara pengusaha,
sebab suatu perusahaan yang dengan mengelakkan
pajak menekan biayanya secara tidak legal mempunyai
kedudukan yang lebih menguntungkan dari pada
saingan – saingannya yang tidak berbuat demikian.
Merupakan penyebab stagnasi berputarnya roda
ekonomi.
Menyebabkan langkanya modal,karena para wajib pajak
menyembunyikan keuntungannya.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 98


Dalam bidang Psikologi
Penggelapan pajak membiasakan
wajib pajakuntuk melanggar
UU,apabila ia melakukan penipuan
dalam bidang fiskal,lambat laun ia
akan berbuat sama dibidang lain.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 99


Melalaikan Pajak
Yaitu menolak membayar pajak yang telah
ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas –
formalitas yang harus dipenuhi olehnya.
Contoh : Usaha menggagalkan pemungutan
pajak dengan menghalang – halangi
penyitaan ,dengan cara melenyapkan barang –
barang yang dapat disita oleh fiscus.( dengan
jalan mengganti perusahaan pribadi menjadi
suatu perseroan,atau menjual barang – barang
yang akan disita,atau memindahtangankan atas
nama isteri atau nama orang lain bukan karena
keharusan ).

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 100


15. Penyelesaian Pajak berganda
A. Pengertian pajak berganda, yi apabila
pajak-pajak dari dua negara/lebih saling
menindih, sehingga orang dikenakan
pajak di negara-negara lebih dari satu,
memikul beban pajak lebih besar jika
hanya dipungut satu negara.
Atau dua negara atau lebih secara
bersamaan memungut pajak atas obyek
yg sama dan subyek yg sama.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 101


15. Penyelesaian Pajak berganda
Unsur Pajak ganda, yi
a. Ada pajak dari dua negara/lebih saling tindih
b. Subyek pajak memikul beban pajak lebih
besar.
c. Beban tambahan bukan karena penerapan
tarif.
d. Pengenaan pajak atas obyek dan subyek yg
sama

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 102


15. Penyelesaian Pajak berganda
B. Penyebab Pajak berganda, adl adanya
kedaulatan masing-masing negara untuk
menentukan sendiri yuridiksi pajaknya.
Biasanya pengenaan pajak berganda
disebabkan oleh tiga jenis konflik juridiksi.

1. Konflik antra asas domisili dg asas sumber.


Negara domisili mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan yg diperoleh
penduduknya, negara sumber mengenakan
pajak atas penghasilan yg berasal dari negara
tersebut.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 103


15. Penyelesaian Pajak berganda

2.Konflik karena beda difinisi “penduduk”.

Seorang pribadi/badan pada saat yg


bersamaan dpt dianggap sebagai
penduduk dari dua negara. Karena negara
satu menganut asas kewarganegaraan/
kebangsaan yg lain asas domisili.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 104


15. Penyelesaian Pajak berganda
3. Perbedaan difinisi “sumber penghasilan”.
Apabila dua negara/lebih memperlakukan
satu jenis pajak penghasilan sebagai
penghasilan yg bersumber dari
wilayahnya. Akibatnya penghasilan
tersebut dikenakan pajak oleh dua negara/
lebih.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 105


15. Penyelesaian Pajak berganda
C. Penghindaran pajak Berganda
1. Unilateral
2. Bilateral (umumnya negara domisili
melepaskan haknya, dan diberikan kepada
negara sumber)
3. Multirateral (disinipun negara domisili dan
negara kebangsaan mengalah)
4. Kebiasaan Internasional (negara sumber
diberikan hak untuk memungut pajaknya)

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 106


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Pemeriksaaan pajak merupakan upaya guna
mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan
tindak pidana. Bukti permulaan adalah keadaan/ bukti-
bukti yang dapat membenarkan petunjuk yang lebih kuat
bahwa suatu tindak pidana dibidang perpajakan
sedang/telah terjadi.
Pemeriksaan bukti permulaan pada dasarnya serupa
dengan pemeriksaan pajak lengkap perbedaannya
adalah :
a) Pemeriksaan bukti permulaan lebih menekankan upaya
mendapatkan bukti adanya tindak pidana perpajakan dan
besarnya kerugian yang ditimbulkan
b) sedangkan dalam pemeriksaan pajak lengkap menekankan
pada perhitungan besarnya kewajiban perpajakan yang masih
terutang, oleh sebab itu pemeriksaan bukti permulaan tidak
perlu dibahas dengan wajib pajak dan tidak dikeluarkan surat
ketetapan pajak.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 107


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Hasil pemeriksaan bukti permulaan ada dua
kemungkinan:
1. Terdapat cukup bukti permulaaan dan dugaaan
bahwa wajib pajak sedang dan telah melakukan
tindak pidana maka dapat diteruskan penyidikan.
Unsur-unsur pidana harus memenuhi isi pasal 38
dan 39 KUP.
2. Tidak terdapat cukup bukti permulaan dan dugaan
yang kuat bahwa wajib pajak sedang/telah
melakukan pidana perpajakan/salah satu unsur
tindak pidana perpajakan pasal 38 dan 39 KUP
tidak terpenuhi sehingga tidak dilanjutkan
penyidikan, konsekuensinya berupa tindak lanjut
penetapan pajak yang mungkin masih terutang dan
sanksi administrasinya.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 108


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Penyidikan baru dapat dilakukan setelah dirjen
pajak mempunyai dugaan yang kuat bahwa
telah terjadi tindak pidana perpajakan yang
merugikan negara. Dugaan yang kuat ini harus
didukung dengan alat bukti oleh sebab itu
dirjen pajak harus mendapatkan bukti-bukti
yang cukup yang biasanya dilakukan/
dikumpulkan sebelum melakukan penyidikan
yang dikenal:
1. Pengamatan
2. Pemeriksaan bukti permulaan
3. Penyidikan

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 109


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Penyidik yang melakukan penyidikan
kejahatan umum adalah polisi RI
sedangkan penyidik yang akan melakukan
penyidikan/kejahatan khusus/tertentu
adalah pegawai negri sipil tertentu yang
diberi kewenangan khusus oleh UU.

Pasal 44 ayat 1 KUP berisi tentang : Pejabat


PNS (penyidik PNS) tertentu di lingkungan
direktorat jenderal pajak yang diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan sebagaimana dimaksud
UU No. 8 / 81 tentang KUHAP.
10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 110
16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Penyidik tindak pidana dibidang perpajakan
adalah pasti pejabat direktorat jenderal pajak
yang memenuhi syarat untuk diangkat sebagai
penyidik PNS, pengangkatan penyidik PNS
harus tunduk pada PP No. 27 th. 1983 tentang
pelaksanaan KUHAP. PNS yang akan menjadi
penyidik minimal berpangkat II b (harus ikut
pendidikan tentang penyidikan di sekolah
reserse POLRI Bogor).
Yang mengangkat penyidik PNS adalah menteri
kehakiman yang diusulkan oleh departemen
yang membawahi PNS dan harus mendapatkan
pertimbangan dari Jaksa Agung dan Kepala
Kepolisian RI.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 111


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Pasal 44 ayat (2) KUP memberi kewenangan
kepada penyidik untuk:
1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan/laporan berkenaan dengan tindak
pidana dibidang perpajakan agar keterangan/
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas
2. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi/ badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan
tindakan pidana di bidang perpajakan
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi/badan sehubungan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan
4. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan
dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 112


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
5. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan barang
bukti pembukuan pencatatan dan dokumen-dokumen lain
serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan
7. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan/ tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas seseorang
dan atau yang dibawanya.
8. Memotret seseoranng yang berkaitan dengan tindak
pidana perpajakan
9. Memanggil seseorang untuk dimintai
keterangannya/diperiksa sebagai tersangka
10.Menghentikan penyidikan
11.Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 113


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Batasan bagi Penyidik PNS:
1. Penyidik PNS tidak berwenang melakukan
penangkapan dan penahanan
2. penyidik PNS jika memasuki
tempat/ruangan dengan paksa maka harus
mendapat bantuan dari polisi
3. dalam melakukan penyidikan, penyidik PNS
tidak mandiri
4. penyidik PNS harus memberitahukan
dimulainya penyidikan kepada penuntut
umum

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 114


16. Pemeriksaan & Penyidikan Pajak
Tatacara Penyidikan
1. Pemanggilan
2. Penggeledahan
3. Penyitaan
4. Pemeriksaan
5. Resume hasil penyidikan
6. Pemberkasan perkara
7. Penyerahan Berkas Perkara, Barang Bukti, dan
Tersangka.

10/14/20 FX. Sumarja, Pengantar Perpajakan 115

Anda mungkin juga menyukai