Anda di halaman 1dari 75

TEORI &

FILSAFAT eddy o.s hiariej

HUKUM
ReFeReNsI
1. Hans Kelsen, 1944, General Theory Of Law And State, Russell & Russell,
New York.
2. Ian McLeod, 1999, Legal Theory, Macmilian, London.
3. John Finch, 1979, Introduction To Legal Theory, Sweet & Maxwell, London.
4. H.L.A. Hart, 1994, The Concept of Law, Clarendon Press, Oxford.
5. H.L.A. Hart, 2009, Law, Liberty and Morality, Genta Publishing.
6. W. Friedmaan, 1993, Teori & Filsafat Hukum : Telaah Kritis Atas Teori-Teori
Hukum, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta.
7. Sudikno Mertokusumo, 2001, Penemuan Hukum, sebuah pengantar,
Liberty, Yogyakarta.
8. Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty,
Yogyakarta.
9. Muhamad Erwin, 2012, Filsafat Hukum : Refleksi Kritis Terhadap Hukum,
Rajwali Pers, Jakarta.
10. Eddy O.S Hiariej, 2009, Asas Legalitas Dan Penemuan Hukum Dalam
Hukum Pidana, Penerbit Erlangga, Jakarta.
BAHAN AJAR

1. DEFENISI,  CIRI,  OBJEK  &  TUGAS  TEORI  HUKUM  (1  X 


PERTEMUAN)
2. KAEDAH & PERATURAN HUKUM KONKRIT (1 X PERTEMUAN)
3. ASAS­ASAS HUKUM (1 X PERTEMUAN)
4. ANTINOMI TEORI HUKUM (1 X PERTEMUAN) 
5. ALIRAN/MAZHAB FILSAFAT HUKUM & TEORI KEADILAN ( 3 X 
PERTEMUAN)
6. DEFINISI,  ELEMEN,  SISTEM,  SUMBER  &  METODE 
PENEMUAN HUKUM (2 X PERTEMUAN)
7. SISTEM HUKUM (2 X PERTEMUAN)
8. DISKUSI (1 – 2 X PERTEMUAN)
SISTEM PENILAIAN
• Sistem Penilaian
A. Kehadiran 10 %
1. Tidak pernah hadir = 0
2. Setiap kehadiran dihitung nilai 1
3. Jumlah kehadiran 11 kali ke atas dihitung nilai 10.
B. Tugas & Diskusi Kelompok 30 %
C. Ujian Akhir 60 % : Pilihan Ganda 30 soal dan essay 6 soal
D. Nilai Akhir = Kehadiran + Tugas + Ujian Akhir :
a. Skor 81 – 100 = A
b. Skor 61 – 80 = B
c. Skor 41 – 60 = C
d. Skor 21 – 40 = D
e. Skor 0 – 20 =E
Struktur Ilmu

Teori

Hukum

Hipotesa

Definisi

Klasifikasi

Fakta-Fakta
Isi Teori

MEMAHKOTAI SISTEM HUKUM

TERDIRI ATAS HUKUM-HUKUM


ILMIAH

TEORI
PERNYATAAN UMUM YANG MEMUAT
HUBUNGAN TERATUR ANTAR FAKTA

BERFUNGSI UNTUK MEMBERI


EKPLANASI, PREDIKSI, &
PEMAHAMAN ATAS FAKTA
Defenisi Teori & Hukum

 Imre Lakatos  hasil pemikiran yang tidak akan musnah


dan hilang begitu saja ketika teori lain muncul. Kemunculan
satu teori disusul teori lainnya pada dasarnya merupakan
keanekaragaman dalam sebuah penelitian
 Imanuel Kant  “Noch suchen die Juristen eine definitin zu
ihrem begriffe von recht”
Defenisi Teori Hukum

 Hans Kelsen  Ilmu pengetahuan mengenai


hukum yang berlaku dan bukan mengenai
hukum yang seharusnya.
 Friedmaan  Ilmu pengetahuan yang
mempelajari esensi hukum yang berkaitan
antara filsafat hukum di satu sisi dan teori
politik di sisi lain.
 Ian McLeod  Suatu yang mengarah
kepada analisis teoretik secara sistematis
terhadap sifat-sifat dasar hukum, aturan-
aturan hukum atau institusi hukum secara
umum.
 John Finch  Studi yang meliputi karakteristik
esensial pada hukum dan kebiasaan yang
sifatnya umum pada suatu sistem hukum yang
bertujuan menganalisis unsur-unsur dasar yang
membuatnya menjadi hukum dan
membedakannya dari peraturan-peraturan lain.
 Jan Gijssels  Ilmu yang bersifat
menerangkan atau menjelaskan tentang
hukum.
 Bruggink  Seluruh pernyataan yang saling
berkaitan dengan sistem konseptual aturan-
aturan hukum dan putusan-putusan hukum dan
sistem tersebut untuk sebagian yang penting
dipositifkan.
LETAK TEORI HUKUM
Filsafat Hukum

Teori Hukum

Dogmatik Hukum
Ciri, Objek dan Tugas Teori Hukum

Ciri­Ciri Objek Tugas

1. Berfikir tentang hukum; 1.Analisis hukum;


2. Mencari segala sesuatu yang 1. Menganalisis dan menerangkan
bersifat umum; 2.Metodologi hukum;
pengertian hukum;
3. Menanyakan yang mana yang 3.Metodologi pelaksanaan
merupakan hukum; 2. Mempelajari hubungan hukum
4. Menanyakan apa isi sistem hukum;
dan logika;
hukum; 4.Ajaran ilmu dan metode
5. Tidak membentuk hukum 3. Mempelajari metodologi,
yang ajeg; dogmatik hukum;
meneliti objek dan metode
6. Memperoleh materiilnya ilmu 5.Kritik ideologi hukum.
hukum; pembentukan undang-undang
7. Merupakan meta teori hukum dan penemuan hukum;
;
8. Merupakan refleksi dari 4. Mencari penjelasan untuk
teknik hukum; hukum itu sendiri dari faktor-
9. Cara ahli hukum berbicara
tentang hukum; faktor nonyuridis yang berlaku
10.Berbicara hukum dari dalam kehidupan masyarakat.
prespektif yang tidak teknis
yuridis dengan bahasa yang 5. Sintesa interdisipliner.
tidak teknis yuridis pula;
11.Menanyakan tentang dapat /
tidaknya digunakan teknis
interpretasi yang logis;
Lahir & Realisasi Kaedah Hukum

BUAH PIKIRAN
MANIFESTASI:

BAIK – BURUK ABSTRAK


BENAR – SALAH
DILINDUNGI - DITOLAK NILAI

ASAS

NORMA/KAEDAH
KRISTALISASI

PERATURAN HUKUM KONKRIT

YURISPRUDENSI
HUKUM  DIKONKRITISASI  BAHASA  1. TERTULIS
PERATURAN 2. TIDAK TERTULIS
Pedoman/peraturan hidup yang menentukan
tentang bagaimana seyogyanya manusia/orang
bertindak/berbuat dalam masyarakat agar
kepentingannya terlindungi

Sifatnya lebih konkrit daripada asas hukum

Kaedah Hukum
Dalam arti khusus merupakan nilai yang
tercantum dalam peraturan-peraturan
hukum yang konkrit

Bertujuan agar tercipta kehidupan


masyarakat yang damai
Sanksi kaedah sosial yang lain
dianggap kurang tegas dan kurang
dirasakan secara langsung

Mengapa Perlu Kaedah


Hukum ?

Masih banyak kepentingan manusia


belum terlindungi oleh ketiga kaedah
tersebut
ISI & SIFAT KAEDAH HUKUM

ISI SIFAT

Imperati Fakultati
f f
Perintah Perkenan Larangan
 mengikat dan o secara a priori
Tidak setiap peraturan hukum harus tidak mengikat
merupakan kaidah hukum & dilaksanakan o boleh

Mengandung norma:  tidak digunakan dan

Peraturan-peraturan yang memberikan boleh tidak


wewenang lain digunakan
termasuk ke dalam hukum
selain apa yang o bersifat mengisi
acara;
telah diatur kekosongan
Peraturan-peraturan yang berisi
dalam undang- hukum
rumusan-rumusan pengertian undang
Peraturan-peraturan yang hanya  berisi perintah
Melindungi
Kepentingan Manusia

Represif
Pengendali Sosial
Fungsi Preventif
Kaedah
Hukum Tata Tertib &
Sarana Social Keadilan
Kebahagi
Engineering aan
Kedamai
an

Integratif
Kepastian Oleh
Hukum
Rechtssicherkeit
Kepastian
dalam /dari
Hukum
Tugas Kaedah Zweckmassigkeit
Hukum

Gerechtigkeit
Mencapai kedamaian dan
kesejahteraan hidup bersama

Sarana terciptanya
kesejahteraan masyarakat
Tujuan Kaedah
Hukum
Kepentingan pribadi dan kepentingan
anggota masyarakat diberikan secara
seimbang & adil

Sarana terciptanya
masyarakat:’tata tentrem karta
rahardja’
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (1)
 Perumusan kaidah hukum

- Larangan

“Dilarang menjual minuman keras tanpa izin Pemerintah setempat”

- Instruksi atau perintah

“Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia/Mandataaris MPR untuk mengemban dan melaksanakan Ketetapan
ini dengan bagian ketetapan yang berupa GBHN sesuai dengan bunyi dan makna sumpah jabatannya” (TAP
MPRRI/VI/MPR/1988).

- Pernyataan hipotesis

”Anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama berhak atas harta warisan dalam arti,
bahwa bagian anak lelaki adalah sama dengan anak perempuan” (Putusan Makamah Agung tanggal 1 Nopember 1961
No.179/Sip/1961).
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (2)

UU RI NO. 1 TH. 1974 TENTANG PERKAWINAN

a. Larangan

Pasal 8

”Perkawinan dilarang antara dua orang yang :

1. berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas;

2. berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara
seseorang dengan saudara orang tua dan antara seseorang dengan saudara neneknya;

3. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri;

4. berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan bibi/paman
susuan;

5. berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal
seorang suami beristeri lebih dari seorang;

6. yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang
kawin.”
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (3)

UU RI NO. 1 TH. 1974 TENTANG PERKAWINAN

b. Perintah

 Pasal 16

(1)Pejabat yang ditunjuk berkewajiban mencegah berlangsungnya perkawinan apabila


ketentuan-ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 12 Undang-
undang ini tidak dipenuhi.

(2)Mengenai pejabat yang ditunjuk sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur lebih
lanjut dalam peraturan perundang-undangan.

c. Perkenan

 Pasal 29 ayat (1)

(1)Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama
dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan,
setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga tersangkut.
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (4)

UU RI NO. 1 TH. 1974 TENTANG PERKAWINAN

d. Pernyataan hipotetis

Pasal 31

(1)Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

(2)Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(3)Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.


Defenisi Asas Hukum

 Bellefroid  Pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat


 van Eikema Hommes  tidak boleh dianggap sebagai norma
hukum konkrit akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar
umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku
 Paul Scholten  kecenderungan yang disyaratkan oleh
pandangan kesusilaan pada hukum dan bersifat umum.
 Sudikno Mertokusumo  bukanlah peraturan hukum konkrit tetapi
pikiran dasar yang umum sifatnya atau latar belakang dari
peraturan konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap
sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-
undangan dan putusan hakim sebagai hukum positif dan dapat
ditemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan
konkrit tersebut
Asas
Hukum

Karakte
Karakte Ciri-Ciri
Ciri-Ciri
rr

Berlandaskan pada kenyataan


Abstrak
masyarakat dan nilai-nilai yang dipilih
sebagai pedoman oleh kehidupan
Berfungsi
bersama mengesahkan dan Bersifat Umum
mempunyai pengaruh yang normatif
yang mengikat para pihak & Cita-Cita & Suatu
Ada yang dituangkan
melengkapi & adaagar
sistem hukum yang tidak
luwes Anggapan
dituangkan dalam bentuk peraturan
hukum konkrit Dinamis
Ada yang bersifat umum dan ada yang
bersifat khusus Tidak Mengenai
“.....dat rechtsbeginselen geen Hirearkhi
permanent geficeerde inhoud hebben;
zij kunnen ook niet worden beoordeeld
los van de historische dimensie en van
de maatschappelijke context waarin zij
zijn ingebed....”
1. Lex superior derogat legi inferior
2. Lex posterior derogat legi priori
3. Lex specialis derogat legi generali
4. Lex specialis sistematis
5. Lex consumen derogat legi consumte
6. Cogitationis peonam nemo patitut
Beberapa 7. Lex dura, sed tamen scripta

Asas 8. Nemo ius ignorare consetur / iedereen wordt geacht de


wet te kennen = fictie hukum

Hukum 9. Ignorantia leges excusat neminem


10. Tabellionis officium fideliter exercebo
11. Argumentum ad populum
12. Propter veritatem et justitiam
13. Ubi societas ibi ius
14. Fiat justitia et pereat mundus
15. Solus populi suprema ets lex
16. Lex imperfecta
17. Ubi jus incertum, ibi jus nullum
18. Summum ius summa inuria, summa lex summa crux
19. Ius curia novit
20. Stare dicisis et quieta non movere
21. Nit agit exemplum litem quo lite resolvit
22. Similia similibus curantor
23. Pacta convent quae neque contra leges neque dalo
malo inita sunt omnimodo observanda sunt)
24. Good faith / te goede trouw
25. Res judicata proveritate habetur
26. Nemo judex idoneus in propria causa
27. Actor sequitur forum rei
28. Exeptio plurium litis consortium
29. Secundum allegat iudicare
30. Judex Ne Procedat Ex Officio
16. Actus dei nemini facit injuriam
17. Equitas sequitur legem
33. Actori in cumbit probatio/Actori incumbit onus
probandi/Actore non probante, reus absolvitur
34. Negativa non sunt probanda
35. Fides etiam hosti servanda
36. Res inter alibs acta
37. Pacta tertiis nec no cent nec prosunt
38. Exceptio adimpleti contarctus
39. Par in parem non hebet imperium
40. Nullum delictum, noela poena sine lege praevia
41. Presumption of innocent
42. Nova constitutio futuris formam imponere debet, non
praeteritis
43. Ex aequo et bono
44. In dubio pro reo
45. Lex favor reo
46. Reformatio in melius
47. Jus istud non humanis generis propium est, sed omnium
animalium, quae in caelo, quae in terra, quae in mari nascuntur
48. Lex ratio summa insita in natura, quae juber ea, quae facienda
sunt, prohibitque contraria
49. Lex non hominum ingeniis excogitata
50. Mihi lex esse von videtur, quae justa non fuerit
51. Quod fieri per leges lecebat, quia id nec divina prohibit et
nondum prohibuerat lex humana
52. Quaedam, rationalis ordinatio ad bonum commune, ab eo qui
cura communitatis habet promulgata
53. Principem legibus civilibus derogare posse, dum tamen id fiat
sine farude cujusdam
54. Vigilantibus jus seriptum est
55. Ne bis in idem / double jeopardy
56. Moneat lex prius quam feriat
57. Exeptio format regulam / exeptio frimat vim legis in casibus non
exceptis
58. Titulus est lex & rubrica est lex
59. Actio libera in causa
60. Persona standi in judicio
61. In criminalibus, probationes bedent esse luce clariores
62. Juris ignerantia nocet, facti non nocet
63. Quod licet jovi non licet bovi
64. Minima non curat praetor
65. Nulta sed non multum
66. Manifesta non egent probatione
67. Lex meminen cogit ad impossibilia
68. Errare humanum est, turpe in errope perseverare
69. Reo negate actori incumbit probatio
70. Ultra posse neno obligator
71. Melius est accipere quamfacere injuriam
72. Ut sementem feceris, ita meted
Individu VS
VS Alam semesta

Kesukarelaan VS
VS Pengetahuan
objektif

akal VS
VS intuisi

stabilitas VS
VS Perubahan
Antinomi Hukum

kolektivisme VS
VS individualisme

Positivisme VS
VS IDEALISME

Demokrasi VS
VS otokrasi

Internasionalisme VS
VS nasionalisme
• Ad – 1 : Apakah alam semesta merupakan ciptaan
ego intelektual ataukah ego merupakan bagian
dalam letak benda-benda di dalam alam
semesta ?
Aristoteles  Individu berfungsi ganda
Descartes & Kant  cogito ergo sum
• Ad – 2 : Apakah kehendak yang mengatur
pengetahuan ataukah pengetahuan yang
mengatur kehendak ?
Th. Aquinas  Pengetahuan adalah teknik yang
diapakai dalam melayani kehendak untuk
berkuasa
• Ad – 3 : Kepercayaan terhadap kekuasaan akal
telah diikuti oleh ketidakpercayaan yang besar
terhadap akal itu sendiri dan kepercayaan
terhadap naluri.
• Ad – 4 : Hukum harus tetap dan hukum tidak dapat tinggal
diam. Seluruh pemikiran tentang hukum harus berusaha
keras menertibkan tuntutan-tuntutan yang bertentangan
dengan kebutuhan akan stabilitas dan kebutuhan akan
perubahan.
• Roscoe Pound  Teori hukum merefleksikan perjuangan
hukum diantara tradisi dan kemajuan, stabilitas dan
perubahan, kepastian dan keleluasaan.
• Ad – 5 : Hukum sebagai yang dibentuk oleh pembuat
undang-undang harus diterima apa adanya, namun di sisi
lain hukum harus berfungsi denga nmelihat kenyataan-
kenyataan sosial.
• Gustav Radbruch  Radbruch Formula  hukum positif
dianggap sebagai lawan dari keadilan dan tidaklah dapat
diterapkan jika ada ketidakkonsistenan antara undang-
undang dan keadilan, maka yang lebih didahulukan adalah
keadilan. Hukum yang baik tidak hanya mejamin kepastian
hukum (nilai instrumental) semata teapi juga harus
menjamin keadilan (nilai dasar) dan kemanfaatan (nilai
praksis). Padahal, acap kali antara kepastian hukum di satu
sisi dengan keadilan dan kemanfaatan di sisi lain saling
bertolak belakang.
• Ad – 6 : Individu lebih tinggi dari masyarakat
ataukah masyarakat lebih tinggi dari individu.
Plato  supremasi masyarakat atas individu.
Kaum Stoa  Individu sebagai makhluk yang
berakal terpisah dari masyarakat lebih tinggi
derajatnya.
• Ad – 7 : kebebasan individu akan menuju
pada demokrasi, sedangkan kolektivisme
akan menuju pada otokrasi.
• Ad – 8 : Individualis akan menuju pada
internasionalisme, sedangkan kolektivisme
akan merujuk pada nasionalisme.
PARAMETER PENGESAMPINGAN ASAS LEGALITAS 
KEPASTIAN HUKUM OLEH RADBRUCH & HIARIEJ

1. PERBUATAN TERSEBUT ADALAH LEGAL, NAMUN PERBUATAN TERSEBUT SEDEMIKIAN TERCELANYA


SEHINGGA KEADILAN MEMBENARKAN UNTUK MENGHUKUM PERBUATAN TERSEBUT SAAT INI (GUSTAV
RADBRUCH 1946)
2. PENGETAHUAN AKAN KESALAHAN DAN/ATAU PENGETAHUAN BAHWA PERBUATAN TERSEBUT DAPAT
DIKENAKAN HUKUMAN YANG DIJATUHKAN KEMUDIAN. (GUSTAV RADBRUCH 1946)
3. PRINSIP -PRINSIP UMUM KEADILAN MENGENYAMPINGKAN HUKUM NASIONAL YANG ADA/BERLAKU.
(GUSTAV RADBRUCH)
4. KETIDAKBERLAKUSURUT MELALUI REINTERPRETASI TERHADAP HUKUM TERDAHULU. (GUSTAV RADBRUCH
1946)
5. PERBUATAN MERUPAKAN PELANGGARAN YANG NYATA TERHADAP HUKUM SEBELUMNYA. (GUSTAV
RADBRUCH 1946)
6. PERBUATAN TERSEBUT ADALAH PERBUATAN TERCELA YANG DILAKUKAN SECARA SISTEMIK, MASIF DAN
MENIMBULKAN BANYAK KORBAN. (EDDY O.S HIARIEJ, 2009)
7. PERBUATAN TERSEBUT ADALAH PERBUATAN TERCELA SEHINGGA DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI DELICTA
JURE GENTIUM ATAU KEJAHATAN TERHADAP MASYARAKAT INTERNASIONAL. (EDDY O.S HIARIEJ, 2009)
8. PERBUATAN TERSEBUT ADALAH PERBUATAN TERCELA SEBAGAI PENGINGKARAN TERHADAP JUS COGENS
KHUSUSNYA YANG BERKAITAN DENGAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA YANG PALING
HAKIKI YAITU HAK UNTUK HIDUP DAN HAK UNTUK MENDAPATKAN KEHIDUPAN YANG LAYAK. (EDDY O.S
HIARIEJ, 2009)
Manusia

Keherananan/Kekaguman

Perenungan

Filsafat

Epistimologi

Filsafat
Logika Metodologi
Ilmu
Ontologi Aksiologi

Etika (Filsafat Tingkah Estetika (Filsafat


Metafisika Umum Metafisika Khusus Laku) Keindahan)

Filsafat Filsafat Filsafat


Kosmologi Antropologi Filsafat Hukum
Teologi

Penggolongan Sifat Keberadaan


Apa sesuatu itu
Keberadaan Sesuatu Sesuatu
Aliran dan Mahzab dalam Filsafat Hukum
Hukum Alam
(Universal)
Rasional/Irrasio
nal

Positivisme Mazhab Realisme Sociological


Utilitarian
Hukum Sejarah Hukum Jurisprudence
Tata Laku Guna Pilihan Masa - Budaya Fakta Pola Hidup

Critical Legal
Studies
KRITIS
Keterangan:
Universal  Berlaku secara umum yang berarti dapat ditemui di
mana saja dalam.

Potivis  Tata baku yang diberlakukan dalam kehidupan


berorganisasi, dibuat dengan
tujuan praktis menyeluruh per-periodik.

Sejarah  Jiwa Kedaerahan yang cenderung konsevatif namun lambat


laun dapat terkikis
karena perubahan dan peralihan zaman.

Sosiologi Pola hidup yang mempengaruhi tingkat penerimaan yang


SIFAT DAN MANFAAT DARI FILSAFAT HUKUM
SIFAT DAN MANFAAT DARI FILSAFAT HUKUM
Diharapkan tidak bersifat arogan/apriori
Holistik / dalam pembentukan hukum, penemuan
Menyeluruh hukum, dan dalam pengambilan
keputusan hukum

Mendasar Kita diajak untuk memahami hukum


tidak dalam arti hukum positif semata

Spekulatif Mengajak kita untuk berpikir inovatif


tentang hukum

Membimbing kita untuk menganalisis


Reflektif Kritis masalah-masalah hukum secara rasional
dan kemudian mempertanyakan
jawaban itu secara terus-menerus
Mampu menegaskan permasalahan
Disiplin yang ada sesuai dengan adanya yang
telah ditentukan untuk itu

Berupaya untuk
Perfect Menyimak keraguan dalam diri manusia
Alam harus dipelihara oleh manusia untuk
mencapai tujuan

Norma Dasar bersifat kekal, abadi, dan


universal
Titik tolak sesuai dengan kepentingan alam
untuk kebaikan
Mazhab Hukum
Alam Tolak ukur kebaikan terletak pada moral

Tujuan Hukum: Ius Quia Iustum

Kosmopolitan

Berfungsi regulatif, komplementer, korektif,


& pemberi sanksi
Aliran Mazhab
Hukum Alam

Irrasiona
Rasional
l

Berlaku universal dan Bersumber pada rasio


abadi manusia
Bersumber dari rasio Rasio manusia terlepas dari
tertib Ketuhanan
Tuhan
Membagi hukum dalam 4 Membagi hukum dalam 2
golongan golongan

Hukum Kodrat Hukum Kodrat


Lex Aeterna Lex Divina Lex Naturalis Lex Positivis
Primer Sekunder

Hugo de Groot, Samuel


Pufendorf, & Immanuel Kant
Thomas Aquinas, John Salisbury,
Dante Aligheri, Piere Dubois &
William Olcam
Mazhab Positivisme Hukum

Memisahkan hukum dengan keadilan


Keadilan dimaknai sebagai legalitas
Jalan tengah antara mazhab hukum alam &
positivisme empiris
Positivisme
Positivisme Teori hukum positif, tetapi bukan hukum positif,
hukum
hukum melainkan teori hukum umum

Tata aturan sebagai suatu sistem tentang


perilaku manusia
Hukum tidak hanya merujuk pada suatu aturan
tunggal, tetapi seperangkat aturan yang memiliki
satu kesatuan sebagai sistem
Teori Hukum Umum

Nomostatic Nomodinamic
POSITIVISME
HUKUM

ANALITIS MURNI

John Hans
Austin : Kelsen :
Huku Keadilan dan Hukum harus
m Dipisahkan
Huku Norm
Hukum Hukum yang
Tuhan untuk Dibuat Manusia m a
Manusia untuk Manusia Perint Laran Keboleh
ah gan an
Hukum yang Hukum yang
sebenarnya Tidak
sebenarnya
Hukum yang Hukum yang Bukan
Dibuat oleh Dibuat oleh
Penguasa Penguasa, seperti:
Hukum = Undang- Kebiasaan, Hukum
Undang Adat
Syarat Hukum harus
memiliki: Syarat Hukum:
• Command Harus dipisahkan dari anasir-
• Sanction anasir politik, ekonomi, dan lain-
• Duty lain
• souverignity
Concept of Law
HART
Koreksi terhadap pemikiran Austin
(bahwa hukum adalah perintah)

Concept of law Primary Rules

Secondary Rules

Rules of ChargeRules of Rule of


Ajudication Recognation
Mazhab Utilitarian

Menjamin kebahagiaan

Mazhab Tujuan hukum adalah kemanfaatan


Utilitarian

Utilitarisme

Utilitarisme Perbuatan Utilitarisme Aturan

Richard B.
Jerem John Rudolf
Brandt
y Stuart von
Benth Mill Jhering
am Prinsip
Kegunaan
Suatu Aturan
JEREMY
BENTHAM
Alam

Kebahagiaan Kesusahan

Manusia

Memperbanyak Mengurangi Kesusahan


Kebahagiaan

Hukum

Memelihara Mencegah Kejahatan


Kebaikan

Memelihara
Kemanfaatan
Jaminan
Kebahagiaan
JAMINAN KEBAHAGIAAN UNTUK INDIVIDU
DAHULU KEMUDIAN UNTUK UMUM
John Stuart
Mill
Kebahagiaan Kebahagiaan secara
diukur secara kolektif terhadap
kualitatif semua orang
RDOLF VON
JHERING

HUKUM Untuk KEPENTINGAN


KEPENTINGAN
Melindungi
Mengejar Menghindari
Kesenangan Penderitaan

Memelihara
Kemanfaatan
Jaminan Kebahagiaan

KEBAHAGIAAN BAGI KEPENTINGAN SOSIAL DAHULU,


KEMUDIAN UNTUK KEPENTINGAN INDIVIDU
MAZHAB SEJARAH
(Friedrich Carl Von Savigny dan
Puchta)

Hukum itu adalah semangat suatu bangsa


(Volkgeist)
Hukum itu asal mulanya dari hukum
adat
Hukum itu produk bangsa yang
jenius
Hukum itu tidak bisa berlaku umum
SEHINGGA
(hanya bisa diterapkan bagi bangsa
tempat ia dibuat)
Hukum itu berasal dari naluri suatu
bangsa
Hukum itu merupakan ekspresi dari jiwa
suatu bangsa
HUKUM TIDAK STATIS

HUKUM BERGERAK TERUS-MENERUS


SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN
DAN DINAMIKA MASYARAKAT

REALISME HUKUM HUKUM ADALAH ALAT UNTUK


MENCAPAI TUJUAN SOSIAL
Frank & Holmes

HARUS ADA PEMISAHAN ANTARA


DAS SOLLEN DAN DAS SEIN

HUKUM ADALAH APA YANG DILAKUKAN


SEBENARNYA OLEH PENGADILAN DENGAN
ORANG-ORANGNYA
Sociological Jurisprudence

Hukum yang
Hukum yang baik
baik disesuaikan
disesuaikan dengan
dengan hukum
hukum
yang hidup
yang hidup dalam
dalam masyarakat
masyarakat

Dialektika antara
Dialektika antara Positivisme
Positivisme Hukum
Hukum sebagai
sebagai
tesis &
tesis & mazhab
mazhab sejarah
sejarah sebagai
sebagai anti
anti tesis
tesis
Roscoe
Roscoe
pound
pound Hukum sebagai
Hukum sebagai lembaga
lembaga kemasyarakatan
kemasyarakatan
untuk memenuhi
untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan sosial
sosial

Ada 3
Ada 3 golongan
golongan hukum
hukum

Public Interest
Public Interest Kepentingan
Kepentingan Kepentingan
Kepentingan
Umum
Umum Individual
Individual

Eugen Ehrlich
Eugen Ehrlich  Kekuasaan tak
 Kekuasaan tak terbatas
terbatas sebagai
sebagai sarana
sarana penyimpangan
penyimpangan hukum
hukum
terhadap masyarakat
terhadap masyarakat
Aliran Hukum Mazhab Sejarah
Positif

Hukum: Perintah Hukum: Timbul dan


Penguasa Berkembang bersama
Masyarakat

Lebih Mementingkan Lebih Mementingkan


Akal Pengalaman

Sociological Jurispridence:
Menganggap keduanya sama pentingnya

Hukum : Menjaga keseimbangan antara


kepentingan penguasa dengan kepentingan
masyarakat

Keseimbangan antara Hukum Formal dengan


Hukum yang hidup dalam Masyarakat
Kritik terhadap teori-teori hukum terutama
positivisme
Interpretasi hakim menentukan

Ada kontradiksi dalam doktrin hukum

Hukum adalah politik yang


mempertahankan liberalisme

Liberalisme menyuburkan dominasi dan


Critical legal studies
hirarkhi masyarakat/negara

Liberalisme merusak moral individu dan


kehidupan politik masyarakat

Komitmen terhadap kebebasan individu


dengan batasan untuk emansipasi
kemanusiaan
Menolak liberalisme

Kontradiksi antara individu dengan individu


maupun dengan masyarakat
Aliran Hukum
Kritis
Menentang
bahwa :

Hukum itu sudahHukum itu sudahHukum itu Netral Hukum itu


tertentu pasti Otonom

ALIRAN HUKUM KRITIS


Hukum itu Kepentingan

Hukum itu Berpihak pada Kekuasaan dan


Kekayaan
HUKUM Hukum Bukan Cara Penyelesaian yang Baik
Hukum itu Memihak pada Kelas yang Berkuasa

Hukum itu Identik dengan Politik


Teori Hukum Sosialis &
Komunis

Karl Marx

Keseluruhan hubungan dari produksi Seluruh cita hukum berkaitan dengan


yang membangun struktur ekonomi negara yang merupakan sarana untuk
masyarakat sebagai dasar timbulnya mengawasi alat-alat produksi termasuk
supra struktur hukum dan politik mereka yang dicabut hak miliknya.
Negara dan hukum digunakan untuk
memindahkan alat-alat produksi ke
tangan masyarakat
Teori Etis  Geny

Hakekat keadilan adalah penilaian terhadap suatu 
Teori Keadilan perlakuan  atau  tindakan  dengan  mengkajianya 
berdasarkan  suatu  norma  yang  menurut 
pandangan subjektif melebihi norma­norma lainnya

Isi Keadilan oleh Aristoteles

Justitia Justitia
Distributiva Commutativa
Teori Keadilan oleh
John Rawls

setiap orang mempunyai hak


yang sama atas kebebasan dasar
yang paling luas, seluas
kebebasan yang sama bagi semua
orang

Maximum of liberty Equality for all Kesetaraan dalam kesempatan


& penghapusan
Teori Keadilan
John Finch

Unsur Keadilan
Unsur Keadilan Jenis Keadilan
Jenis Keadilan

Keterkaitan dengan pihak lain General Justice

Adanya kewajiban pada seseorang untuk Distributive


memenuhi hak orang lain Justice
Commutative
Kesetaraan
Justice
 Eikema Holmes  Proses
konkretisasi atau indivudialisasi
peraturan hukum yang bersifat
umum dengan mengingat akan
peristiwa konkrit tertentu
Definisi  J.A. Pontier  Sebuah reaksi
Penemuan terhadap situasi-situasi
Hukum problematikal yang dipaparkan
orang dalam peristilahan hukum
yang diarahkan pada pemberian
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang hukum yang ditimbulkan
oleh kejadian-kejadian konkret
 Sudikno Mertokusumo  Proses pembentukan hukum oleh hakim atau
aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk penerapan peraturan hukum
umum pada peristiwa konkrit.
 Loudoe  Bukan suatu proses yang logis belaka melalui sub-sumpsi dari fakta
pada ketentuan undang-undang, akan tetapi adalah juga penilaian dari fakta
untuk kemudian menemukan hukumnya.
Elemen Penemuan
Hukum
Hukum Fakta

Pada awalnya unsur hukum/sumber hukum dalam Hal ihwal dalam penemuan hukum adalah penilaian
penemuan hukum adalah undang-undang. Hal ini terhadap fakta-fakta berdasarkan hukum. Sebelum
berkaitan dengan suatu postulat yang dikenal dengan hukum diterapkan pada peristiwa konkrit, terlebih
istilah “De wet is onschendbaar”. Dalam hukum dulu harus ditetapkan apa yang sesungguhnya
Belanda tertuang secara eksplisit dalam Pasal 120 menjadi situasi faktual sebagai penemuan suatu
Grondwet. Akan tetapi dalam perkembangannya tidak kebenaran dan kemudian situasi faktual itu dapat
semua hukum ditemukan dalam undang-undang. Oleh dipandang sebagai relevan secara yuridis, seleksi
karena itu unsur hukum/sumber hukum dalam dan kualifikasi atas fakta-fakta
penemuan hukum tidak hanya meliputi undang-undang
semata tetapi juga meliputi sumber hukum lainnya,
yaitu doktrin, yurisprudensi, perjanjian dan kebiasaan
sistem Penemuan
Hukum
Klasik Materiil Yuridis

Hakim hanyalah menerapkan undang-undang Hakim tidak lagi sebagai corong UU, sebagai
terhadap peristiwa hukum, tidak menjalankan pembentuk hukum yang secara mandiri memberi
perananya secara mandiri bentuk kepada isi UU dan menyesuaikannya
dengan kebutuhan.
Bouche de la loi  Corong undang-undang
Pelaksanaan hukum oleh hakim bukanlah
Peradilan hanyalah bentuk silogisme hanyalah masalah logika murni dan penggunaan
Berpikir secara deduktif  dari umum ke khusus ratio yang tepat, tetapi lebih merupakan masalah
pemberian bentuk yuridis pada asas-asas hukum
Hakim tidak boleh menempatkan diri sebagai materiil yang menurut sifatnya tidak logis dan
pembentuk UU, hanya boleh memeriksa dan memutus tidak mendasarkan pada pikiran yang abstrak
perkara konkrit dan tidak boleh membuat peraturan tetapi lebih pada pengalaman dan penilaian
yang mengikat umum yuridis
Disebut legisme atau positivisme undang-undang yang Jika terjadi kekosongan atau ketidakjelasan UU,
didasarkan pada pemikiran bahwa apa yang hakim mempunyai tugas memberi pemecahan
mempunyai bentuk lahir sebagai hukum adalah dengan penafsiran UU
legitim sebagai hukum tanpa memperhatikan nilai dari
Pangkal tolak penemuan hukum adalah
substansi undang-undang
systeemdenken  semua hukum terdapat dalam
Penemuan hukum di dianggap sebagai kejadian yang UU dan hanya jika ada kekosongan atau
teknis kognitif yang mengutamakan undang-undang ketidakjelasan dalam UU maka hakim boleh
dan tidak memberi tempat pada pengakuan menafsirkan
subjektifitas atau penilaian hakim
Penemuan hukum otonom  Hakim tidak
van Eikema Hommes  Pandangan peradilan typis terikat absolut kepada UU, tetapi memberi
logicistis yang mengabsolutkan logis analitis bentuk pada isi UU

Wiarda  Penemuan hukum heteronom karena Berpikir secara induktif  dari khusus ke umum
hakim mendasarkan pada peraturan di luar dirinya
PROTOTIPE PENEMUAN HUKUM
HETERONOM & OTONOM
• C.S.B.D.Montesquieu  Le’ Esprit de Lois  Bentuk
negara & sistem penemuan hukum : Pertama, etat
despotique  otonom mutlak. Kedua, etat republicain
 heteronom mutlak. Ketiga, etat monarchique 
gabungan heteronom dan otonom.
• Anglo Saxon System  Hakim otonom sepanjang
pembentukan dan penerapan hukum berdasarkan hati
nurani, naum hakim heteronom berdasarkan prinsip the
binding force of precedent.
• Eropa Continental System  Hakim heteronom
sepanjang hanya terikat pada undang-undang, namun
hakim otonom karena harus menjelaskan dan
melengkapi undang-undang menurut pandangannya
sendiri.
SUMBER HUKUM PENEMUAN HUKUM
 Sumber hukum adalah tempat yang mana kita dapat
menemukan atau menggali hukumnya.
 Algra  sumber hukum dapat dibagi menjadi sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil.
 Sumber hukum secara garis besar terdiri dari sumber
hukum normal dan sumber hukum abnormal.
 Pasal 38 Paragraf 1 Statuta Mahkamah Internasional : ”(1)
International conventions ; (2) international custom ; (3)
the general principle of law recognized by civilized
nations ; (4) Judicial decicions and the teaching of the
most higly qualified publicist of the various nations as
subsidary means for the determination of rules of law.
UNDANG-UNDANG

• Undang-undang di sini dalam pengertian materiil dan


formil
• Tidaklah mudah membaca undang-undang, karena
tidak hanya sekedar membaca bunyi kata-katanya
saja (naar de letter van de wet) tetapi harus mencari
arti, makna dan tujuannya.
• Undang-undang tidak boleh ditafsirkan bertentangan
dengan undang-undang itu sendiri  contra legem
HUKUM KEBIASAAN

• Hukum kebiasaan adalah hukum yang tidak tertulis


namun dianggap mengikat.
• Longa et invetarata consuetudo  opinio necessitatis
• Hukum kebiasaan merupakan sumber hukum yang
mandiri dalam penemuan hukum meskipun dalam
hukum kontemporer hanya memainkan peran
marjinal sebagai sumber hukum
• Dalam konteks hukum internasional  kebiasaan
internasional merupakan bukti praktek umum yang
diterima sebagai hukum. Kebiasaan internasional itu
sendiri terdiri dari dua elemen yaitu elemen yang
objektif dan elemen yang subjektif.
PERJANJIAN

• Pacta sunt servanda


• Pasal 1342 KUH Perdata  Sense clair
• Dalam hukum internasional, konvensi internasional
menempati tingkatan yang paling atas dalam
hierarchi sumber hukum internasional. Konvensi
internasional biasanya diformulasikan untuk
mengganti kebiasaan internasional yang eksis.
YURISPRUDENSI

 Beberapa pengertian yurisprudensi :


1. Setiap putusan hakim
2. Kumpulan putusan hakim yang disusun secara sistematis dari pengadilan
tingkat pertama sampai kasasi dan pada umumnya diberi annotatie.
3. Pandangan atau pendapat para ahli yang dianut oleh hakim dan dituangkan
dalam putusannya.
4. Berbagai macam penelaahan intelektual yang bersifat umum mengenai
hukum yang tidak dibatasi semata-mata oleh teknis penafsiran.
 Yurisprudensi tetap  Kaedah dalam suatu putusan kemudian diikuti secara
konstan oleh para hakim dalam putusannya dan dapat dianggap menjadi
bagian dari keyakinan hukum umum.
 Dalam hukum internasional yurisprudensi mempunyai fungsi yang bersifat
subordinat dalam hirarki sumber hukum karena hanya sebagai sarana
pelengkap untuk menetapkan ketentuan-ketentuan hukum. Selain itu
putusan pengadilan hanya mengikat sebatas para pihak yang bersengketa.
DOKTRIN
• Ajaran para ahli hukum
• Dalam hukum internasional, doktrin
mempunyai fungsi yang bersifat subordinat
dalam hirarki sumber hukum karena hanya
dapat menjadi ketentuan hukum melalui
sumber hukum primer (konvensi
internasional, kebiasaan internasional dan
prinsip-prinsip umum hukum).
Metode
Penemuan
Hukum

Penyempitan
Interpretasi Argumentasi Hukum
Eksposisi
Gramatikal A Contrario
Sistematis Non-
Analogi Verbal
Historis Verbal
Teleologis Gesetze
Restriktif Analogi
Rechts Analogi Metode
Melengka
Ekstensif Principal Representa
pi si
Kompratif Sinonimasi
Futuristik Antitese
Individual Definisi Parafase Terjemahan
Evolutif
dinamikal Restriksi
Otentik Ampliasi
Paraleliu
Kreatif
Deskripsi
Tradisional Enumerasi
Harmoniserend Archetipasi
e Ilustrasi
Doktriner Eksemplifikasi
Defenisi Sistem

 Berasal dari bahasa Yunani “systema”  suatu keseluruhan yang


tersusun dari sekian banyak bagian (whole compound of several parts).
 Sistem juga diartikan sebagai hubungan yang berlangsung di antara
satuan-satuan atau komponen secara teratur (an organized, functioning
relationship among units or components).
 Sistem merupakan tatanan atau kesatuan yang utuh yang terkait dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama
lain. Tegasnya, sistem hukum adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang
ada dalam interaksi satu sama lain yang merupakan satu kesatuan
yang terorganisasi dan kerjasama ke arah kesatuan. Masing-masing
bagian atau unsur harus dilihat dalam kaitannya dengan bagian-bagian
atau unsur-unsur lain dan dengan keseluruhannya seperti mozaik atau
legpuzzle. Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri lepas satu ama
lain tetapi kait – mengait. Arti pentingnya tiap bagian terletak justru
dalam ikatan sistem sebagai satu kesatuan dengan hubungan yang
sistematis antara peraturan yang satu dengan peraturan lainnya. Di luar
sistem atau kesatuan masing-masing bagian, tidak mempunyai arti.
Defenisi Sistem Hukum

 Sudikno Mertokusumo  Tatanan atau kesatuan


yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian atau
unsur-unsur yang saling berkaitan erat satu sama
lainyaitu kaedah atau pernyataan tentang apa yang
seharusnya, sehingga sisten hukum merupakan
sistem normatif. Tegasnya, suatu kumpulan unsur-
unsur yang ada dalam interaksi satu sama lain
yang merupakan satu kesatuan yang terorganisasi
dan kerjasama ke arah tujuan kesatuan.
 Struktur adalah bagian-bagian atau unsur-unsur
dalam sistem yang memiliki hubungan khusus dan
merupakan tatanan yang khusus pula.
Sistem

Beberapa
Arti Penting Ciri-Ciri
Catatan
1. Terikat pada waktu & tempat 1.Dua faktor penentu dan
1. Memudahkan penguasaan merupakan identitas
terhadap kompleksitas 2. Kontinu, berkesinambungan
sistem adalah ruang
kenyataan atau & otonom lingkup berlakunya dan
permasalahan yang ada. sumber-sumbernya.
3. Terdapat pembagian di
2. Memberi motivasi 2.Unsur-unsur yang
pemecahan hukum dalamnya membentuk sistem
adalah kaedah atau
3. Alat bantu untuk menelusuri 4.Tidak menghendaki adanya
putusan pengadilan
suatu lembaga hukum konflik antara unsur-unsur tentang apa yang
4. Mempermudah mengetahui seharusnya  sistem
ikhtisar dalam hukum atau bagian-bagian
normatif.
5. Memungkinkan untuk 5. Sebagai pelengkap 3.Unsur-unsur yang
menemukan dan mengisi membentuk sistem juga
6.Memiliki konsep yang
kekosongan hukum dengan ada yang bersifat
sederhana fundamental immateriil dan sebagai
kesatuan pemikiran 
Teori Sistem

Ada lingkungan dan ada


Fungsi Sistem Politik &
sistem politik dan hukum
Hukum
Sistem terdiri atas lembaga-
lembaga dan fungsi-fungsi
1.Mengelola konflik agar tidak
Lingkungan memberikan
tekanan, pengaruh , menimbulkan kekerasan.
masukan, aspirasi, tuntutan
2.Menjadikan kompromi
yang kemudian diproses
melalui sistem sebagai kebijakan publik
dan diberi legitimasi melalui
Proses-proses dalam sistem
politik dan hukum produk hukum.
menghasilkan kebijakan
3.Menjalankan / menegakkan
publik sebagai out put
kebijakan publik yang telah
Teori sistem juga dapat
dilegitimasi oleh hukum
menjelaskan sistem
Sistem Hukum

Friedman

Unsur sistem hukum Fungsi

1.Menyelesaikan sengketa
Struktur Hukum
2.Memberi hukuman bagi perilaku
Substansi yang menyimpang
Hukum
Budaya Hukum 3.Pendorong perubahan sosial
perilaku manusia
4.Pencatatan atau dokumentasi
Rule of Law

Berfungsi untuk
mencegah
penggunaan
sewenang-wenang

Unsur-unsur

Prosedural Substantif
Kontrol Internal dan
Institusi Penjaga
 Hukum harus o Semua aturan hukum dan interpretasi  Ada/tidaknya prosedur
tertulis hukum harus tunduk pada prinsip pemeriksaan internal
 Tindakan negara keadilan dan due process untuk pencegahan
harus tunduk pada o Perlindungan hak-hak individu, baik perbuatan aparat
hukum secara normatif maupun pemerintah yang
pelaksanaannya melawan hukum
 Substansi hukum o Keberadaan negara bermanfaat untuk  Ada/tidaknya lembaga
harus jelas, pasti, kesejahteraan ekonomi dan sosial peradilan yang mandiri,
berlaku umum, individu bebas dari pengaruh
dalam menafsirkan atau
relatif konstan dan o Perlindungan terhadap hak-hak menerapkan hukum dan
harus kelompok dan generasi yang akan setiap orang memiliki
disosialisasikan datang akses ke pengadilan
Teori Perilaku
Teori Perilaku Hukum
Hukum
(Donald Black)
(Donald Black)

Menjelaskan Faktor-Faktor
Sosial yang mempengaruhi
penegakan hukum &
bagaimana hukum
berperilaku
Stratifikasi Sosial Kontrol Sosial Lain

1. Law varies directly Morfologi Sosial Budaya Organisasi 1. Law varies


with stratification 1. The relationship 1. Law varies directly 1.Law varies inversely with
with culture other social
between law and directly with control
diffrentiation is organization
2. Law varies directly curvelinear
2. Law is greater in a 2. Law varies
with rank direction toward less directly with
conventionality than 2.Law greater in respectability
2. The relationship more conventionality direction
3. Downward law is between law and toward less 3. Law is greater in a
relational distance 3. Law is greater toward oragnisation direction toward
greater than upward curvilinear less culture than less than less respectability
law toward more culture than toward
toward more more
3. Law varies directly 4. Centrifugal law is organization respectability
with integration greater than
centripetal law

Anda mungkin juga menyukai