HUKUM
ReFeReNsI
1. Hans Kelsen, 1944, General Theory Of Law And State, Russell & Russell,
New York.
2. Ian McLeod, 1999, Legal Theory, Macmilian, London.
3. John Finch, 1979, Introduction To Legal Theory, Sweet & Maxwell, London.
4. H.L.A. Hart, 1994, The Concept of Law, Clarendon Press, Oxford.
5. H.L.A. Hart, 2009, Law, Liberty and Morality, Genta Publishing.
6. W. Friedmaan, 1993, Teori & Filsafat Hukum : Telaah Kritis Atas Teori-Teori
Hukum, PT Radja Grafindo Persada, Jakarta.
7. Sudikno Mertokusumo, 2001, Penemuan Hukum, sebuah pengantar,
Liberty, Yogyakarta.
8. Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty,
Yogyakarta.
9. Muhamad Erwin, 2012, Filsafat Hukum : Refleksi Kritis Terhadap Hukum,
Rajwali Pers, Jakarta.
10. Eddy O.S Hiariej, 2009, Asas Legalitas Dan Penemuan Hukum Dalam
Hukum Pidana, Penerbit Erlangga, Jakarta.
BAHAN AJAR
Teori
Hukum
Hipotesa
Definisi
Klasifikasi
Fakta-Fakta
Isi Teori
TEORI
PERNYATAAN UMUM YANG MEMUAT
HUBUNGAN TERATUR ANTAR FAKTA
Teori Hukum
Dogmatik Hukum
Ciri, Objek dan Tugas Teori Hukum
BUAH PIKIRAN
MANIFESTASI:
ASAS
NORMA/KAEDAH
KRISTALISASI
YURISPRUDENSI
HUKUM DIKONKRITISASI BAHASA 1. TERTULIS
PERATURAN 2. TIDAK TERTULIS
Pedoman/peraturan hidup yang menentukan
tentang bagaimana seyogyanya manusia/orang
bertindak/berbuat dalam masyarakat agar
kepentingannya terlindungi
Kaedah Hukum
Dalam arti khusus merupakan nilai yang
tercantum dalam peraturan-peraturan
hukum yang konkrit
ISI SIFAT
Imperati Fakultati
f f
Perintah Perkenan Larangan
mengikat dan o secara a priori
Tidak setiap peraturan hukum harus tidak mengikat
merupakan kaidah hukum & dilaksanakan o boleh
Represif
Pengendali Sosial
Fungsi Preventif
Kaedah
Hukum Tata Tertib &
Sarana Social Keadilan
Kebahagi
Engineering aan
Kedamai
an
Integratif
Kepastian Oleh
Hukum
Rechtssicherkeit
Kepastian
dalam /dari
Hukum
Tugas Kaedah Zweckmassigkeit
Hukum
Gerechtigkeit
Mencapai kedamaian dan
kesejahteraan hidup bersama
Sarana terciptanya
kesejahteraan masyarakat
Tujuan Kaedah
Hukum
Kepentingan pribadi dan kepentingan
anggota masyarakat diberikan secara
seimbang & adil
Sarana terciptanya
masyarakat:’tata tentrem karta
rahardja’
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (1)
Perumusan kaidah hukum
- Larangan
“Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia/Mandataaris MPR untuk mengemban dan melaksanakan Ketetapan
ini dengan bagian ketetapan yang berupa GBHN sesuai dengan bunyi dan makna sumpah jabatannya” (TAP
MPRRI/VI/MPR/1988).
- Pernyataan hipotesis
”Anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama berhak atas harta warisan dalam arti,
bahwa bagian anak lelaki adalah sama dengan anak perempuan” (Putusan Makamah Agung tanggal 1 Nopember 1961
No.179/Sip/1961).
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (2)
a. Larangan
Pasal 8
2. berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara
seseorang dengan saudara orang tua dan antara seseorang dengan saudara neneknya;
3. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri;
4. berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan bibi/paman
susuan;
5. berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal
seorang suami beristeri lebih dari seorang;
6. yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang
kawin.”
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (3)
b. Perintah
Pasal 16
(2)Mengenai pejabat yang ditunjuk sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur lebih
lanjut dalam peraturan perundang-undangan.
c. Perkenan
(1)Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama
dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan,
setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga tersangkut.
PERUMUSAN KAEDAH HUKUM (4)
d. Pernyataan hipotetis
Pasal 31
(1)Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami
dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
Karakte
Karakte Ciri-Ciri
Ciri-Ciri
rr
Kesukarelaan VS
VS Pengetahuan
objektif
akal VS
VS intuisi
stabilitas VS
VS Perubahan
Antinomi Hukum
kolektivisme VS
VS individualisme
Positivisme VS
VS IDEALISME
Demokrasi VS
VS otokrasi
Internasionalisme VS
VS nasionalisme
• Ad – 1 : Apakah alam semesta merupakan ciptaan
ego intelektual ataukah ego merupakan bagian
dalam letak benda-benda di dalam alam
semesta ?
Aristoteles Individu berfungsi ganda
Descartes & Kant cogito ergo sum
• Ad – 2 : Apakah kehendak yang mengatur
pengetahuan ataukah pengetahuan yang
mengatur kehendak ?
Th. Aquinas Pengetahuan adalah teknik yang
diapakai dalam melayani kehendak untuk
berkuasa
• Ad – 3 : Kepercayaan terhadap kekuasaan akal
telah diikuti oleh ketidakpercayaan yang besar
terhadap akal itu sendiri dan kepercayaan
terhadap naluri.
• Ad – 4 : Hukum harus tetap dan hukum tidak dapat tinggal
diam. Seluruh pemikiran tentang hukum harus berusaha
keras menertibkan tuntutan-tuntutan yang bertentangan
dengan kebutuhan akan stabilitas dan kebutuhan akan
perubahan.
• Roscoe Pound Teori hukum merefleksikan perjuangan
hukum diantara tradisi dan kemajuan, stabilitas dan
perubahan, kepastian dan keleluasaan.
• Ad – 5 : Hukum sebagai yang dibentuk oleh pembuat
undang-undang harus diterima apa adanya, namun di sisi
lain hukum harus berfungsi denga nmelihat kenyataan-
kenyataan sosial.
• Gustav Radbruch Radbruch Formula hukum positif
dianggap sebagai lawan dari keadilan dan tidaklah dapat
diterapkan jika ada ketidakkonsistenan antara undang-
undang dan keadilan, maka yang lebih didahulukan adalah
keadilan. Hukum yang baik tidak hanya mejamin kepastian
hukum (nilai instrumental) semata teapi juga harus
menjamin keadilan (nilai dasar) dan kemanfaatan (nilai
praksis). Padahal, acap kali antara kepastian hukum di satu
sisi dengan keadilan dan kemanfaatan di sisi lain saling
bertolak belakang.
• Ad – 6 : Individu lebih tinggi dari masyarakat
ataukah masyarakat lebih tinggi dari individu.
Plato supremasi masyarakat atas individu.
Kaum Stoa Individu sebagai makhluk yang
berakal terpisah dari masyarakat lebih tinggi
derajatnya.
• Ad – 7 : kebebasan individu akan menuju
pada demokrasi, sedangkan kolektivisme
akan menuju pada otokrasi.
• Ad – 8 : Individualis akan menuju pada
internasionalisme, sedangkan kolektivisme
akan merujuk pada nasionalisme.
PARAMETER PENGESAMPINGAN ASAS LEGALITAS
KEPASTIAN HUKUM OLEH RADBRUCH & HIARIEJ
Keherananan/Kekaguman
Perenungan
Filsafat
Epistimologi
Filsafat
Logika Metodologi
Ilmu
Ontologi Aksiologi
Critical Legal
Studies
KRITIS
Keterangan:
Universal Berlaku secara umum yang berarti dapat ditemui di
mana saja dalam.
Berupaya untuk
Perfect Menyimak keraguan dalam diri manusia
Alam harus dipelihara oleh manusia untuk
mencapai tujuan
Kosmopolitan
Irrasiona
Rasional
l
Nomostatic Nomodinamic
POSITIVISME
HUKUM
ANALITIS MURNI
John Hans
Austin : Kelsen :
Huku Keadilan dan Hukum harus
m Dipisahkan
Huku Norm
Hukum Hukum yang
Tuhan untuk Dibuat Manusia m a
Manusia untuk Manusia Perint Laran Keboleh
ah gan an
Hukum yang Hukum yang
sebenarnya Tidak
sebenarnya
Hukum yang Hukum yang Bukan
Dibuat oleh Dibuat oleh
Penguasa Penguasa, seperti:
Hukum = Undang- Kebiasaan, Hukum
Undang Adat
Syarat Hukum harus
memiliki: Syarat Hukum:
• Command Harus dipisahkan dari anasir-
• Sanction anasir politik, ekonomi, dan lain-
• Duty lain
• souverignity
Concept of Law
HART
Koreksi terhadap pemikiran Austin
(bahwa hukum adalah perintah)
Secondary Rules
Menjamin kebahagiaan
Utilitarisme
Richard B.
Jerem John Rudolf
Brandt
y Stuart von
Benth Mill Jhering
am Prinsip
Kegunaan
Suatu Aturan
JEREMY
BENTHAM
Alam
Kebahagiaan Kesusahan
Manusia
Hukum
Memelihara
Kemanfaatan
Jaminan
Kebahagiaan
JAMINAN KEBAHAGIAAN UNTUK INDIVIDU
DAHULU KEMUDIAN UNTUK UMUM
John Stuart
Mill
Kebahagiaan Kebahagiaan secara
diukur secara kolektif terhadap
kualitatif semua orang
RDOLF VON
JHERING
Memelihara
Kemanfaatan
Jaminan Kebahagiaan
Hukum yang
Hukum yang baik
baik disesuaikan
disesuaikan dengan
dengan hukum
hukum
yang hidup
yang hidup dalam
dalam masyarakat
masyarakat
Dialektika antara
Dialektika antara Positivisme
Positivisme Hukum
Hukum sebagai
sebagai
tesis &
tesis & mazhab
mazhab sejarah
sejarah sebagai
sebagai anti
anti tesis
tesis
Roscoe
Roscoe
pound
pound Hukum sebagai
Hukum sebagai lembaga
lembaga kemasyarakatan
kemasyarakatan
untuk memenuhi
untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan sosial
sosial
Ada 3
Ada 3 golongan
golongan hukum
hukum
Public Interest
Public Interest Kepentingan
Kepentingan Kepentingan
Kepentingan
Umum
Umum Individual
Individual
Eugen Ehrlich
Eugen Ehrlich Kekuasaan tak
Kekuasaan tak terbatas
terbatas sebagai
sebagai sarana
sarana penyimpangan
penyimpangan hukum
hukum
terhadap masyarakat
terhadap masyarakat
Aliran Hukum Mazhab Sejarah
Positif
Sociological Jurispridence:
Menganggap keduanya sama pentingnya
Karl Marx
Hakekat keadilan adalah penilaian terhadap suatu
Teori Keadilan perlakuan atau tindakan dengan mengkajianya
berdasarkan suatu norma yang menurut
pandangan subjektif melebihi normanorma lainnya
Isi Keadilan oleh Aristoteles
Justitia Justitia
Distributiva Commutativa
Teori Keadilan oleh
John Rawls
Unsur Keadilan
Unsur Keadilan Jenis Keadilan
Jenis Keadilan
Pada awalnya unsur hukum/sumber hukum dalam Hal ihwal dalam penemuan hukum adalah penilaian
penemuan hukum adalah undang-undang. Hal ini terhadap fakta-fakta berdasarkan hukum. Sebelum
berkaitan dengan suatu postulat yang dikenal dengan hukum diterapkan pada peristiwa konkrit, terlebih
istilah “De wet is onschendbaar”. Dalam hukum dulu harus ditetapkan apa yang sesungguhnya
Belanda tertuang secara eksplisit dalam Pasal 120 menjadi situasi faktual sebagai penemuan suatu
Grondwet. Akan tetapi dalam perkembangannya tidak kebenaran dan kemudian situasi faktual itu dapat
semua hukum ditemukan dalam undang-undang. Oleh dipandang sebagai relevan secara yuridis, seleksi
karena itu unsur hukum/sumber hukum dalam dan kualifikasi atas fakta-fakta
penemuan hukum tidak hanya meliputi undang-undang
semata tetapi juga meliputi sumber hukum lainnya,
yaitu doktrin, yurisprudensi, perjanjian dan kebiasaan
sistem Penemuan
Hukum
Klasik Materiil Yuridis
Hakim hanyalah menerapkan undang-undang Hakim tidak lagi sebagai corong UU, sebagai
terhadap peristiwa hukum, tidak menjalankan pembentuk hukum yang secara mandiri memberi
perananya secara mandiri bentuk kepada isi UU dan menyesuaikannya
dengan kebutuhan.
Bouche de la loi Corong undang-undang
Pelaksanaan hukum oleh hakim bukanlah
Peradilan hanyalah bentuk silogisme hanyalah masalah logika murni dan penggunaan
Berpikir secara deduktif dari umum ke khusus ratio yang tepat, tetapi lebih merupakan masalah
pemberian bentuk yuridis pada asas-asas hukum
Hakim tidak boleh menempatkan diri sebagai materiil yang menurut sifatnya tidak logis dan
pembentuk UU, hanya boleh memeriksa dan memutus tidak mendasarkan pada pikiran yang abstrak
perkara konkrit dan tidak boleh membuat peraturan tetapi lebih pada pengalaman dan penilaian
yang mengikat umum yuridis
Disebut legisme atau positivisme undang-undang yang Jika terjadi kekosongan atau ketidakjelasan UU,
didasarkan pada pemikiran bahwa apa yang hakim mempunyai tugas memberi pemecahan
mempunyai bentuk lahir sebagai hukum adalah dengan penafsiran UU
legitim sebagai hukum tanpa memperhatikan nilai dari
Pangkal tolak penemuan hukum adalah
substansi undang-undang
systeemdenken semua hukum terdapat dalam
Penemuan hukum di dianggap sebagai kejadian yang UU dan hanya jika ada kekosongan atau
teknis kognitif yang mengutamakan undang-undang ketidakjelasan dalam UU maka hakim boleh
dan tidak memberi tempat pada pengakuan menafsirkan
subjektifitas atau penilaian hakim
Penemuan hukum otonom Hakim tidak
van Eikema Hommes Pandangan peradilan typis terikat absolut kepada UU, tetapi memberi
logicistis yang mengabsolutkan logis analitis bentuk pada isi UU
Wiarda Penemuan hukum heteronom karena Berpikir secara induktif dari khusus ke umum
hakim mendasarkan pada peraturan di luar dirinya
PROTOTIPE PENEMUAN HUKUM
HETERONOM & OTONOM
• C.S.B.D.Montesquieu Le’ Esprit de Lois Bentuk
negara & sistem penemuan hukum : Pertama, etat
despotique otonom mutlak. Kedua, etat republicain
heteronom mutlak. Ketiga, etat monarchique
gabungan heteronom dan otonom.
• Anglo Saxon System Hakim otonom sepanjang
pembentukan dan penerapan hukum berdasarkan hati
nurani, naum hakim heteronom berdasarkan prinsip the
binding force of precedent.
• Eropa Continental System Hakim heteronom
sepanjang hanya terikat pada undang-undang, namun
hakim otonom karena harus menjelaskan dan
melengkapi undang-undang menurut pandangannya
sendiri.
SUMBER HUKUM PENEMUAN HUKUM
Sumber hukum adalah tempat yang mana kita dapat
menemukan atau menggali hukumnya.
Algra sumber hukum dapat dibagi menjadi sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum secara garis besar terdiri dari sumber
hukum normal dan sumber hukum abnormal.
Pasal 38 Paragraf 1 Statuta Mahkamah Internasional : ”(1)
International conventions ; (2) international custom ; (3)
the general principle of law recognized by civilized
nations ; (4) Judicial decicions and the teaching of the
most higly qualified publicist of the various nations as
subsidary means for the determination of rules of law.
UNDANG-UNDANG
Penyempitan
Interpretasi Argumentasi Hukum
Eksposisi
Gramatikal A Contrario
Sistematis Non-
Analogi Verbal
Historis Verbal
Teleologis Gesetze
Restriktif Analogi
Rechts Analogi Metode
Melengka
Ekstensif Principal Representa
pi si
Kompratif Sinonimasi
Futuristik Antitese
Individual Definisi Parafase Terjemahan
Evolutif
dinamikal Restriksi
Otentik Ampliasi
Paraleliu
Kreatif
Deskripsi
Tradisional Enumerasi
Harmoniserend Archetipasi
e Ilustrasi
Doktriner Eksemplifikasi
Defenisi Sistem
Beberapa
Arti Penting Ciri-Ciri
Catatan
1. Terikat pada waktu & tempat 1.Dua faktor penentu dan
1. Memudahkan penguasaan merupakan identitas
terhadap kompleksitas 2. Kontinu, berkesinambungan
sistem adalah ruang
kenyataan atau & otonom lingkup berlakunya dan
permasalahan yang ada. sumber-sumbernya.
3. Terdapat pembagian di
2. Memberi motivasi 2.Unsur-unsur yang
pemecahan hukum dalamnya membentuk sistem
adalah kaedah atau
3. Alat bantu untuk menelusuri 4.Tidak menghendaki adanya
putusan pengadilan
suatu lembaga hukum konflik antara unsur-unsur tentang apa yang
4. Mempermudah mengetahui seharusnya sistem
ikhtisar dalam hukum atau bagian-bagian
normatif.
5. Memungkinkan untuk 5. Sebagai pelengkap 3.Unsur-unsur yang
menemukan dan mengisi membentuk sistem juga
6.Memiliki konsep yang
kekosongan hukum dengan ada yang bersifat
sederhana fundamental immateriil dan sebagai
kesatuan pemikiran
Teori Sistem
Friedman
1.Menyelesaikan sengketa
Struktur Hukum
2.Memberi hukuman bagi perilaku
Substansi yang menyimpang
Hukum
Budaya Hukum 3.Pendorong perubahan sosial
perilaku manusia
4.Pencatatan atau dokumentasi
Rule of Law
Berfungsi untuk
mencegah
penggunaan
sewenang-wenang
Unsur-unsur
Prosedural Substantif
Kontrol Internal dan
Institusi Penjaga
Hukum harus o Semua aturan hukum dan interpretasi Ada/tidaknya prosedur
tertulis hukum harus tunduk pada prinsip pemeriksaan internal
Tindakan negara keadilan dan due process untuk pencegahan
harus tunduk pada o Perlindungan hak-hak individu, baik perbuatan aparat
hukum secara normatif maupun pemerintah yang
pelaksanaannya melawan hukum
Substansi hukum o Keberadaan negara bermanfaat untuk Ada/tidaknya lembaga
harus jelas, pasti, kesejahteraan ekonomi dan sosial peradilan yang mandiri,
berlaku umum, individu bebas dari pengaruh
dalam menafsirkan atau
relatif konstan dan o Perlindungan terhadap hak-hak menerapkan hukum dan
harus kelompok dan generasi yang akan setiap orang memiliki
disosialisasikan datang akses ke pengadilan
Teori Perilaku
Teori Perilaku Hukum
Hukum
(Donald Black)
(Donald Black)
Menjelaskan Faktor-Faktor
Sosial yang mempengaruhi
penegakan hukum &
bagaimana hukum
berperilaku
Stratifikasi Sosial Kontrol Sosial Lain